Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1
ANDI NITA ATIRA
3201307041
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
Gambar A.1: Pasificus Bos, Pendiri Gereja St. Yoseph Pontianak
(Sumber: http://www.rs-antonius.com/sejarah.php; diakses pada 22 Maret 2016)
Arsitek pembangunan gereja Katedral ini adalah seorang militer Belanda, Tuan Van
Noort, yang baru ditempatkan di Pontianak. Tenaga pertukamagan berasal dari Belanda
dan Kalimantan. Dana bersumber dari himpunan warga Pontianak dan luar daerah. Gereja
ini digunakan oleh semua golongan masyarakat tanpa batas pemisah seperti warna kulit,
budaya maupun latar belakang. Bangunan gereja berukuran 20 x 11 meter dengan tinggi
menara 22 meter. Dasar bangunan gereja harus kuat sebab tanah di Kalimantan Barat
(Borneo Barat) memang merupakan tanah delta yang lembut. Dinding gereja terbuat dari
anyaman besi yang diplester semen. Pada tanggal 9 Desember 1909 gereja ini diberkati
oleh Prefek Pacificus Bos. Upacara ini dihadiri oleh seluruh umat Katolik, Katekumen,
instansi instansi sipil dan militer. Paroki Katedral Pontianak dibuka pada tahun 1909
oleh Pastor Remigius.
2
ANDI NITA ATIRA
3201307041
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
Sejak tanggal 17 November 1918, ketika Pastor Pasificus Bos ditahbiskan menjadi
Uskup oleh Vikaris Apostolik Jakarta di Pontianak, gereja Pontianak menjadi Gereja
Katedral atau Paroki Katedral.
Pada awalnya sebelum berdirinya paroki-paroki lain, maka Paroki Katedral menjadi
pusat dari pastor-pastor untuk mengunjungi daerah-daerah lain, mulai dari Pontianak ke
Retok, Ambawang, Mempawah, dan sepanjang jalan sampai ke sungai Raya. Daerahdaerah lain yang juga dikunjungi adalah : Siantan, Anjungan, Toho, Raba dan Tiang
Tanjung serta Teluk Pakedai dan daerah Olak-olak Kubu.
Gereja yang berdiri pada 1909 ini telah menjadi ikon lebih dari satu abad perjalanan
umat Katolik di Kalimantan Barat. Seiring dengan perkembangan umat dan keadaan
bangunan fisik angunan gereja awal yang sudah tidak layak, maka bangunan tersebut di
rubuhkan pada tahun 2011 untuk dibangun gereja baru yang berkapasitas 3000 orang.
Arsitek yang merancang kembali gereja ini adalah Yohanes Reginaldus Adipurnomo,
yang biasa dikenal dengan nama Ricky. Gereja ini terinspirasi dari Basilika St. Petrus
Vatikan, Katedral inipun didesain dengan kubah yang mirip Basiluka St, Petrus. Gereja
St. Yoseph yang baru dibangun dengan perpaduan arsitektur Romawi dan Timur Tengah.
Eksterior bangunan didominasi dengan ornament bernuansa Dayak dan interiornya
didominasi nuansa khas Tionghoa berpadu dengan gaya klasik Eropa.
Gereja Katedral St. Yoseph ini diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat Drs.
Cornelis MH pada tanggal 19 Desember 2014. Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus
Agus turut hadir dalam acara peresmian tersebut. Gubernur Cornelis mengklaim bahwa
Gereja Katedral Pontianak yang sekarang ini adalah pembangunan gereja Katolik terbesar
di Asia Tenggara.
3
ANDI NITA ATIRA
3201307041
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
Pemilik
Luas Lahan
: 3512 m2
Luas Bangunan
: 8934 m2
: Keuskupan
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
Universitas Pancasila Jakarta. Sebelum selesai kuliah, ia sudah mulai mendesain
bangunan. Lalu, Ricky bergabung dengan sebuah biro konsultan arsitektur. Selama 10
tahun, ia bekerja di biro ini. Pada 2002, ia mengikuti ujian untuk menjadi seorang arsitek
profesional. Ia pun lulus. Dengan tekad bulat ia memutuskan keluar dari tempat kerjanya.
Ia memulai karir arsitek professional secara nasional sejak tahun sejak tahun 2003. Aktif
dalam organisasi IAI Kalbar sejak tahun 2002 hingga sekarang, saat ini ia menjabat
sebagai ketua II IAI Kalbar periode 2013 2016.
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
6)
7)
8)
9)
B. LATAR BELAKANG
Secara umum, etika dikenal sebagai tata atur hubungan antara manusia yang menyangkut
hubungan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban di dalam berbagai kehidupan. Dalam
menjalankan tugas profesinya, arsitek dibatasi dengan etika profesi. Namun hanya arsitek
yang menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) saja yang terkait demham aturan kode
etik yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek dan Kidah Tata Laku Profesi Arsitek Indonesia.
6
ANDI NITA ATIRA
3201307041
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
Kode Etik Profesi mengatur prilaku arsitek dalam menjalankan profesinya. Kode etik juga
mengatur hubungan secara professional antara arsitek dan pemberi tugas.
Pada dasarnya, penyimpangan daru apa yang tertera dalam Kode Etik dan Kaidah Tata
Laku Profesi tidak ada sanksi hukumnya, yang ada hanya sanksi organisasi yaitu berupa
teguran lisan, teguran tertulis, penonaktifan sebagai anggota dan yang paling berat adalah
dikeluarkan sebagai anggota IAI. Sanksi yang diberikan oleh organisasi (IAI) ini akan
berdampak pada profesi dan psikologis bagi anggota yang terkena sanksi, bahkan
kemungkinan tidak mendapatkan pekerjaan sebagai profesi arsitek. Namun apabila
pelanggaran ini menyangkut hokum terkait dengan pelanggaran undang undang, peraturan
pemerintah, dan lain sebagainya maka dilakukan penyelesaian lewat pengadilan.
KAIDAH DASAR SATU
KEWAJIBAN UMUM
Para arsitek menguasai pengetahuan dan teori mengenai seni budaya, ilmu, cakupan
kegiatan, dan keterampilan arsitektur, yang diperoleh dan dikembangkan baik melalui
pendidikan formal, informal maupun nonformal.
Proses pendidikan, pengalaman, dan peningkatan ketrampilan yang membentung kecakapan
dan kepakaran itu dinilai melalui pengujian keprofesian di bidang arsitektur. Hal itu dapat
memberikan penegasan kepada masyarakat, bahwa seseorang bersertifikat keprofesian arsitek
dianggap telah memenuhi standar kemampuan memberikan pelayanan penugasan
profesionalnya dibidang arsitektur dengan sebaik baiknya.
Secara umum, para arsitek memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk selalu
menjunjung tinggi dan meningkatkan nilai nilai budaya dan arsitektur, serta menghargai
7
ANDI NITA ATIRA
3201307041
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
dan ikut berperan serta dalam mempertimbangkan segala aspek sosial dan lingkungan untuk
setiap kegiatan profesionalnya dan menolak hal hal yang tidak profesional.
Standar Etika:
a. Pengabdian Diri: Arsitek melakukan tugas profesinya sebagai bagian dari
pengabdiannya kepada Tuhan yang Maha Esa, dengan mengutamakan
kepentingan Negara dan bangsa.
b. Pengetahuan dan Keahlian: Arsitek senantiasa berupaya meningkatkan
pengetahuan dan keahlian serta sikap profesionalnya sesuai dengan nilai
nilai moral maupun spiritual.
c. Standar Keunggulan: Arsitek selalu berupaya secara terus menerus untuk
meningkatkan mutu karyanya, antara lain melalui pendidikan, penelitian,
pengembangan dan penerapan arsitektur.
d. Warisan alam, budaya dan lingkungan: Arsitek sebagi budayawan selalu
berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidupnya yang tidak semata
mata menggunakan pendekatan teknis ekonomis, tetapi juga menyertakan
asas pembangunan berkelanjutan.
e. Nilai hak asasi manusia: Arsitek wajib menjunjung tinggi hak hak asasi
manusia dalam setiap upaya menegakkan profesinya.
f. Arsitektur, seni dan industry konstruksi: Arsitek bersikap terbuka dan sadar
untuk memadukan arsitektur dengan seni seni terkait dan selalu berusaha
menumbuh kembangkan ilmu dan pengetahuan dalam memajukan proses
dan produk industrui konstruksi
Kaidah Tata Laku:
8
ANDI NITA ATIRA
3201307041
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
menyebutkan beberapa poin tentang keistimewaan yang dimiliki bangunan tua warisan dari
jaman kolonial. Pertama, bangunan kuno berdaya tahan lama karena dibangun sangat kokoh.
Kedua, bersifat fleksibel, mudah beradaptasi dengan fungsi baru dan ketika hemat energi
karena di desain denagn system pencahayaan jendela yang optimal. Dengan demikian,
bangunan tua memiliki potensi yang masih bisa digali dengan penyesuaian konteks masa
kini.
Perobohan Katedral St. Yoseph merupakan kerugian bagi Kota Pontianak, karena gereja
katedral ini merupakan saksi sejarah yang mencerminkan wajah kota dari masa lampau dan
cerita sebagian umat Kristiani yang pernah menjalani pernikahan, pembaptisan, dsb.
Perobohan gereja ini seperti memenggal memori sebagian warga. Hilangnya bangunan lama
seperti menghilangkan potensi wisata kota. Dari hasil analisa terhadap Gereja Katedral Santo
Yoseph Pontianak diatas, maka pelangaran etika dan tata laku yang dilangar sebagai berikut:
1) Arsitek tidak mengangkat nilai nilai budaya dan tidak membantu pelestarian bangunan
arsitektur atau kawasan sejarah yang bernilai tinggi.
2) Arsitek tidak meneliti secara cermat sebelum melakukan,renovasi terhadap bangunan
yang dimungkin mempunyai nilai sejarah/budaya yang tinggi untuk dilestarikan.
Seharusnya bangunan lama dalam perencanaan pembangunan gereja tersebut
dipertahankan agar tidak menghilangkan nilai sejarah yang dimiliki. Jika harus
melakukan renovasi total pada bangunan, seharusnya bangunan gereja tersebut
mencerminkan tampilan bangunan sebelumnya dan tidak merubah tampilan secara
keseluruhan dengan bentuk dan konsep luar negeri.
10
ANDI NITA ATIRA
3201307041
LAPORAN ETIKA
Tentang Pelangaran Etika Dan Tata Laku
Arsitek
11
ANDI NITA ATIRA
3201307041