Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1
Maksud
Mengetahui komposisi penyusun batuan sedimen secara mikroskopis.
Menggambarkan diagenesa batuan sedimen.
Memberikan nama batuan sedimen berdasarkan klasifikasi After Dott
(1964).
1.2
Tujuan
Dapat
mengetahui
komposisi
penyusun
batuan
sedimen
secara
mikroskopis.
Dapat menggambarkan diagenesa batuan sedimen.
Dapat memberikan nama batuan sedimen berdasarkan klasifikasi After
Dott (1964).
1.3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Batuan Sedimen
Istilah sedimen berasal dari kata sedimentum, yang mempunyai pengertian
yaitu material endapan yang terbentuk dari proses pelapukan dan erosi dari
suatu material batuan yang ada lebih dulu, kemudian diangkut secara gravitasi
oleh media air, angin atau es serta diendapkan di tempat lain dibagian
permukaan bumi.
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau dari hasil aktivitas
kimia ataupun organisme, yang diendapakan lapis demi lapis pada permukaan
bumi yang kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn et al, 1904).
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat
dibedakan menjadi 2 macam :
1.
2.
sbelumnya.
Rekristalisai
sangat
umum
terjadi
pada
Nama Butir
Butir (mm)
> 256
64-256
4-64
Nama Batuan
Bongkah (Boulder)
Berangkal (Couble)
Kerakal (Pebble)
2-4
Kerikil (Gravel)
membulat
fragmen
1-2
berbentuk
membulat
1/2-1
1/4-1/2
1/8-1/4
1/16-1/8
1/256-1/16
<1/256
Batupasir
Batulanau
Batulempung
: terpilah baik
Medium sorted
: terpilah sedang
Poor sorted
: terpilah buruk
2.3.3 Kebundaran
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran
dimana sifat ini hanya bisa diamati pada batuan sedimen klastik kasar.
Kebundaran dapat dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dalam
batuan tersebut. Tentunya terdapat banyak sekali variasi dari bentuk
: equent/equiaxial
Golongan ketiga
: bladed/triaxial
SeluruhPermukaanPori
x100%
VolumeBatu an
2.3.6 Fragmen
Merupakan butiran penyusun suatu batuan sedimen yang
berukuran lebih besar daripada pasir.
2.3.7 Matrik
Matrik adalah semacam butir (klastik), tetapi sangat halus sehingga
aspek geometri tak begitu penting, tedapat diantara butiran sebagai
massa dasar.
2.3.8 Semen
Semen bukan merupakan butir, tetapi material pengisi rongga antar
butir, biasanya dalam bentuk amorf atau kristalin. Bahan-bahan semen
yang lazim adalah: klasit, solomit, sulfat, karbonatan, silika, oksida,
firit, lempung, silit, dan siderite
2.3.9 Kemas (fabric)
Terbagi menjadi dua:
- kemas terbuka yaitu butiran tidak saling bersentuhan (mengambang
dalam matriks)
- kemas tertutup yaitu butiran saling bersentuhan satu dengan yang
lainnya
10
LABORATORIUM
PETROGRAFI
Nama batuan : Wackestone
Klasifikasi : Embry & Klovan (1971)
Jenis batuan : Carbonate
No. Peraga
STA BC-9
Perbesaran : 4 X
MP 1
Tekstur :
- Grain size means : 0,004 mm
- Grain size range : 0,004 20 mm
- Sorting : poor
- Roundness : rounded
- Grain contact : grain floating, connect
- Structure : -
Komposisi :
- Matriks : Lempung karbonat (40 %)
: Semen dolomite (10%)
: replacement calcite (5%)
- Butiran : Alga hijau (skeletal grain, 30 %)
: Foraminifera kecil (15%)
Porositas : -
MP 2
11
LABORATORIUM
PETROGRAFI
Nama batuan : Bafflestone
Klasifikasi : Embry&Klovan (1971)
Jenis batuan : Carbonate
Perbesaran : 4 X
MP 1
koral (5E; 6G; 5I)
Acara
Paraf asisten
No. Peraga
GP-6
Deskripsi Sayatan Tipis
Tekstur :
- Grain size means : 7 mm
- Grain size range : 0,5 15 mm
- Sorting : poor
- Roundness : well-rounded
- Grain contact : connect
- Structure : Komposisi :
- Matriks : Lempung karbonat (15 %)
: Semen micrite (20%)
: stylolyte porosity (7%)
- Butiran : koral (skeletal grain, 50 %)
: Foraminifera kecil (3%)
MP 2
Koral (3D) lumpur karbonat (4B), Stylolyte
(3E)
12
LABORATORIUM
PETROGRAFI
Nama batuan : Framestone
Klasifikasi : Embry&Klovan (1971)
Jenis batuan : Carbonate
Perbesaran : 4x
MP 1
Koral (B4)
Acara
Paraf asisten
No. Peraga
MST-1
Deskripsi Sayatan Tipis
Tekstur :
- Grain size means : 10 mm
- Grain size range : 2 20 mm
- Sorting : poor
- Roundness : well-rounded
- Grain contact : connect
- Structure : Komposisi :
- Matriks : Semen Sparite (5 %)
: Semen micrite (30%)
: replacement calcite (15%)
- Butiran : koral (skeletal grain, 50 %)
MP 2
MICRITE (4B), KALSIT (5A)
13
Nama Batuan
Klasifikasi
Range ukuran butir
Perbesaran
Butiran terrigenous
Monocrystalline quartz
Straight extinction
Undulose extinction
Quartz arkose
after Dott, 1964
1 mm
4X
%
80 %
Feldspars
Potash feldspar
Plagioclase feldspar
Microline
Lithic fragments
Igneous
Acid
Basic
Metamorphic
Polycristalline
quartz
Low grade
Mod. Grade
High grade
Sedimentary
Chert
Claystone
Siltstone
Sandstone
Accessory minerals
Micas
Glauconite
Heavy minerals
Carbonacous mat
Opaque minerals
Pyrite
Matriks
Lempung detrital
10 %
Pseudomatrix
Vulcanic glass
Indeterminate
%
10 %
%
Butiran karbonat
Buitiran skeletal
Foraminiferals
Arenaceous forams
Planktonic forams
Small benth. forams
Large forams
Mollucas
Pellecypoda
Gastropoda
Ostracoda
Algals
Red algae
Indeterminate clays
Calcite spar
Dolomite
Siderite
calcite
Ferroan dolomite
REPLACEMENT
Calcite spar
Dolomite
Siderite
Kaolinite
Chlorite
Pyrite
Indeterminate clays
Carbonate mud
CEMENTS
Silica (qz overgrowth)
Pyrite
Chlorite
Kaolinite
Illite
pyrite
Poorl y sorted
Angular
Concavo-convex
Green algae
Blue green algae
Echinoderms
Brachiopod
Bryozoan
Pylloid algae
Corals
Indeterminate bioclast
Non skeletal grains
Intraclast
Oolites
Pisolites
Oncolites
POROSITAS
Conec/isolated/inter
14
Acara
LABORATORIUM
PETROGRAFI
Nama batuan : Wackestone
Klasifikasi : Embry &Klovan, 1971
Jenis
batuan
:
Carbonate
Sedimentary
Perbesaran : 4x
alga (2H; 3G), Foraminifera (3A), Dolomite (4B)
Paraf asisten
No. Peraga
Kali Muncar
Nama Batuan
Klasifikasi
Range ukuran butir
Perbesaran
Butiran terrigenous
Mudstone
After Dott, 1964
1/256 mm
4x
%
Matriks
Well sorted
Well rounded
Tertutup
-
%
Butiran karbonat
15
Monocrystalline quartz
Straight extinction
Undulose extinction
10
Feldspars
Potash feldspar
Plagioclase feldspar
Microline
Lithic fragments
Igneous
Acid
Basic
Metamorphic
Polycristalline
quartz
Low grade
Mod. Grade
High grade
Sedimentary
Chert
Claystone
Siltstone
Sandstone
Lempung detrital
90
Carbonate mud
Pseudomatrix
Vulcanic glass
Indeterminate
CEMENTS
Silica (qz overgrowth)
Pyrite
Chlorite
Kaolinite
Illite
pyrite
Accessory minerals
Micas
Glauconite
Heavy minerals
Carbonacous mat
Opaque minerals
Pyrite
Mollucas
Pellecypoda
Gastropoda
Ostracoda
Algals
Red algae
Indeterminate clays
Calcite spar
Dolomite
Siderite
calcite
Ferroan dolomite
REPLACEMENT
Calcite spar
Dolomite
Siderite
Kaolinite
Chlorite
Pyrite
Indeterminate clays
Buitiran skeletal
Foraminiferals
Arenaceous forams
Planktonic forams
Small benth. forams
Large forams
Green algae
Blue green algae
Echinoderms
Brachiopod
Bryozoan
Pylloid algae
Corals
Indeterminate bioclast
Non skeletal grains
Intraclast
Oolites
Pisolites
Oncolites
POROSITAS
Conec/isolated/inter
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Sayatan STA 15
Berdasarkan pengamatan secara mikroskopis pada sayatan batuan
STA 15 dengan perbesaran 4x dapat terlihat bahwa batuan ini memiliki warna
coklat yang mengindikasikan bahwa batuan ini memiliki komposisi matriks
dalam sayatan tersebut. Ukuran butir pada batuan ini berkisar antara 1/256
mm yang menunjukkan ukuran lempung. Berdasarkan deskripsi teksturnya
dapat diketahui batuan ini memiliki sortasi baik karena ukuran butir pada
batuan ini cenderung seragam, tingkat kebundaran (roundness) dari batuan ini
adalah well rounded karena ukuran butir yang kecil mencerminkan bahwa
butiran pada batuan ini sudah mengalami proses transportasi yang cukup jauh
jaraknya dan otomatis proses erosi pada butiran tersebut sudah sangat
signifikan, dari yang awal bentuk butirnya angular menjadi well-rounded dan
16
karbonatan/kalsit,
diduga
pada
saat
material
sedimen
ini
butiran pada
yang
terendapkan
ukurannya
beragam,
tingkat
kebundaran
(roundness) dari batuan ini adalah angular yang mengidikasikan proses erosi
pada butiran sedimen ini belum cukup signifikan dan grain contactnya
berjenis concavo-convex, karena butiran pada batuan ini cenderung sangat
berdekatan antara butiran yang lainnya.
Berdasarkan pengamatan dari komposisi penyusun batuan dapat
diketahui batuan ini sebagian besar terdiri dari grain atau butiran berupa
mineral kuarsa dengan sifat optiknya memiliki gelapan yang bergelombang,
tidak memiliki warna/colorless, kelimpahannya pada batuan ini sebesar 80 %.
Komposisi batuan STA 15 ini juga terdiri dari semen berupa silika (quartz
overgrowth) yang memiliki ciri-ciri colorless, semen silika ini memiliki
kelimpahan sebesar 10 %. Selanjutnya terdapat komposisi lempung detrital
yang
dicirikan
dari
kenampakan
optiknya
berwarna
coklat
keruh,
tahap
diagenesis, yaitu pada awalnya berupa proses sementasi, semen yang ada pada
batuan ini berjenis silika (quartz overgrowth), diduga pada saat material
sedimen ini tersedimentasikan ada fluida berjenis silikaan yang masuk ke
dalam material sedimen ini sehingga setelah material sedimen ini
tersemenkan, batuan ini mengalami proses kompaksi yaitu pemadatan massa
endapan akibat pengisian semen, kemudian setelah massa endapan sedimen
20
memadat air dari rongga-rongga butiran sedimen tersebut keluar lalu endapan
tersebut terlithifikasikan menjadi sebuah batuan.
Dari seluruh pendeksripsian di atas batuan ini tergolong batuan yang
immature/belum dewasa karena ukuran butirnya yang berukuran 1 mm, lalu
sortasi batuan yang buruk menandakan bahwa batuan tersebut belum
mengalami proses transportasi yang sangat signifikan jadi dapat dikatakan
batuan ini derajat kedewasaannya immature. Berdasarkan
berbagai
kebundaran (roundness) dari batuan ini adalah well rounded karena ukuran
butir yang kecil mencerminkan bahwa butiran pada batuan ini sudah
mengalami proses transportasi yang cukup jauh jaraknya dan otomatis proses
erosi pada butiran tersebut sudah sangat signifikan, dari yang awal bentuk
butirnya angular menjadi well-rounded dan grain contactnya berjenis connect
karena butiran pada batuan ini cenderung menempel namun antar butiran tidak
saling berdesakan.
Berdasarkan pengamatan dari komposisi penyusun batuan dapat
diketahui batuan
batuan ini kemudian celah tersebut terisi oleh fluida yang bersifat
22
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan, sebagai berikut :
a. Berdasar komposisi dari batuan STA 15 yang dominan lempung detrital,
batuan dapat diklasifikasikan kedalam mudstone (after Dott, 1964).
b. Berdasar komposisi dari batuan STA 76, yang sebagian besar merupakan
grain/butiran berupa mineral kuarsa, batuan dapat diklasifikasikan
kedalam Quartz Arenite (after Dott, 1964).
c. Berdasar komposisi dari batuan STA 205 yang sebagian besar merupakan
grain/butiran berupa mineral kuarsa, batuan dapat diklasifikasikan
kedalam Quartz Arenite (after Dott, 1964).
d. Berdasar komposisi dari batuan STA Kali Muncar yang sebagian besar
komposisinya berupa lempung detriltal, batuan dapat diklasifikasikan
kedalam mudstone (after Dott, 1964).
5.2 Saran
a. Pada saat melakukan pengamatan agar melakukan pengamatan dengan
teliti sehingga semua komposisi batuan dapat diketahui.
b. Dalam melakukan pemberian persentase komposisi batuan beku agar
menggunakan komparator sehingga pemberian persentase komposisi lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Staff
asisten
petrografi
2012.
2012.
Buku
Panduan
Praktikum
24