Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Praktikum
Hasil Pembakuan NaOH 0,05 dengan Asam Oksalat
Volume Asam Oksalat
10 ml
10 ml
10 ml
Rata-rata
Perhitungan :

Volume NaOH
21 ml
21,5 ml
21,2 ml
21,23

V as.oksalat x N as.oksalat = V NaOH x N NaOH


10 x 0,1 = 21,23 ml x N NaOH N NaOH
N NaOH = 0,0471 N
Hasil Perhitungan Sampel Pertama (Kelompok 1 dan 2 B)
N NaOH
: 0,0471 N
BM Na Benzoat
: 144
Berat sampel awal
: 50 ml
Volume larutan pada persiapan sampel : 250 ml
Volume larutan sampel yang diambil
: 12,5 ml
Volume hasil titrasi pertama
: 0,1 ml
Volume hasil titrasi kedua
: 0,15 ml
Volume rata-rata
: 0,125 ml
6
0,125 x 0,0471 x 144 x 250 x 10
Ppm Na benzoat =
12,5 x 50 x 1000

211950
625

= 339,12 ppm

Hasil Perhitungan Sampel Kedua (Kelompok 3 dan 4 B)


N NaOH
: 0,0471 N
BM Na Benzoat
: 144
Berat sampel awal
: 50 ml
Volume larutan pada persiapan sampel : 250 ml
Volume larutan sampel yang diambil
: 12,5 ml
Volume hasil titrasi pertama
: 0,25 ml
6

Ppm Na benzoat =

0,25 x 0,0471 x 144 x 250 x 10


12,5 x 50 x 1000

423000
625

= 676,8 ppm

Hasil Perhitungan Sampel Ketiga (Kelompok 1 dan 2 D)


N NaOH
: 0,0471 N
BM Na Benzoat
: 144
Berat sampel awal
: 50 ml
Volume larutan pada persiapan sampel : 250 ml
Volume larutan sampel yang diambil
: 12,5 ml
Volume hasil titrasi pertama
: 0,3 ml
Volume hasil titrasi kedua
: 0,2 ml
Volume rata-rata
: 0,25 ml
0,25 x 0,0471 x 144 x 250 x 106
Ppm Na benzoat =
12,5 x 50 x 1000
=

423000
625

= 676,8 ppm

Hasil Perhitungan Sampel Keempat (Kelompok 3 dan 4 D)


N NaOH
: 0,0471 N
BM Na Benzoat
: 144
Berat sampel awal
: 50 ml
Volume larutan pada persiapan sampel : 250 ml
Volume larutan sampel yang diambil
: 12,5 ml
Volume hasil titrasi pertama
: 0,3 ml
0,3 x 0,0471 x 144 x 250 x 10 6
Ppm Na benzoat =
12,5 x 50 x 1000
507600
=
625

= 812,16 ppm

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kelompok kami menguji adanya kandungan bahan
pengawet dan menghitung kadar zat bahan pengawet, khususnya Natrium Benzoat pada
beberapa produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran. Sampel yang
digunakan diantaranya adalah minuman teh gelas (kelompok 1B dan 2B), panther
(kelompok 3B dan 4B), vitcool rasa anggur (kelompok 1D dan 2D), ale ale rasa jeruk
(kelompok 3D dan 4D).
Zat Pengawet adalah bahan yang ditambahkan dalam makan dengan tujuan
menghambat kerusakan oleh mikroorganisme (bakteri, khamir, dan kapang) sehingga
proses pembusukan, pengasaman atau penguraian dapat dicegah. Salah satu bahan
pengawet yang diijinkan untuk digunakan pada makanan dan minuman adalah

Natrium Benzoat. Di Indonesia, penggunaan Natrium Benzoat dalam makanan dan


minuman diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/IX/1988
tentang bahan tambahan makanan.
Untuk menjamin keamanan dari produk yang beredar penggunaan
natrium

benzoat

pada

makanan

dan

minuman

perlu

dibatasi.

Penggunaannya ke dalam minuman dibatasi oleh ketentuan dalam


Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor:

722/Menkes/Per/IX/88, tentang Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang


mencatumkan batas maksimum

penggunaan natrium benzoat 600

mg/kg.

Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C 6H5COOH)
yang secara komersial dibuat dengan sintesis kimia. Rumus kimia natrium benzoat
yaitu C7H5NaO2.

Gambar 1. Struktur Molekul Natrium Benzoat

Langkah pertama yang dilakukan adalah preparasi sampel. Sampel


sebanyak 50 ml diencerkan dengan aquades, kemudian ditambahkan dengan NaOH
10 % dan NaCl 30 % . Penambahan NaCl disini berfungsi untuk menjenuhkan larutan
sampel. Sedangkan penambahan NaOH berfungsi untuk mengubah asam benzoat
menjadi natrium benzoat yang larut air. Ditambahkan dengan aquades sampai 250
mL. Lalu disaring untuk memisahkan endapan yang terbentuk dari filtratnya. Filtrat
yang dihasilkan diambil sebanyak 50 mL dan dinetralkan dengan ditambahkan HCl.
Kemudian Na Benzoat diekstrak dengan kloroform untuk memisahkan fase nonpolar
dengan fase polarnya. Dikocok perlahan untuk menghindari terbentuknya emulsi.

Pada corong pisah terbentuk dua fase, dan diambil fase polarnya yang
berada pada bagian bawah corong, yang mengandung natrium benzoat. Kloroform
diuapkan dan residu dilarutkan dalam alkohol, dititrasi dengan NaOH 0,05 N sampai
berubah warna menjadi merah muda. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
COONa

COOH
+ HCl

Natrium benzoat

+ NaCl
Asam Benzoat

Gambar 2. Reaksi Na-benzoat dengan HCl


COOH

COONa
+ NaOH

Asam benzoat

+ H2O
Natrium benzoat

Gambar 2. Reaksi Asam benzoat dengan NaOH


Pada pembahasan kali ini kami membatasi hanya pembahasan
sampel kelompok kami saja, yakni VITACOOL rasa anggur . Menurut
prosedur kami menimbang 50 gr sampel, namun karena sampel kami
berupa cairan dan dianggap memiliki masa jenis yang sama kami
menakar sampel sebanyak 50 ml (b/v=1), lalu kami mengencerkannya
sampai 150ml. Selanjutnya kami menambahkan 5ml NaOH 10% dan 5 ml
NaCl 30% dengan tujuan menjenuhkan menggunakan NaCl , larutan
sampel dari asam benzoat menjadi natrium benzoat yang larut air dengan
penambahan NaOH, kemudian dilakukan penambahan air sampai volume
200ml dan disaring memisahkan endapan yang terbentuk dari filtratnya,
kemudian di kocok selama 30 menit menggunakan bantuan magnetic

strirer. Setelah itu kami menambahkan air suling ke labu takar sampai
volumenya 250ml.

Lalu filtrat hasil penyaringan diambil 50 ml lalu ditambahkan dengan


HCl (1:3) dan si tes dengan kertas pH sampai didapatkan pH netral,
perubahan yang terjadi saat kami melakukan proses penetralan adalah
pada saat perpindahan pH dari basa ke netral warna larutan kami sedikit
mengalami perubahan dari merah menjadi merah muda. Penambahan HCl
ini akan mengubah natrium benzoat menjadi asam benzoat yang akan
larut

dalam

air,

yang

dapat

di

ekstrak

dengan

kloroform

untuk

memisahkan fase nonpolar dengan fase polarnya. Selanjutnya kami


memindahkan filtrat yang telah netral ke corong pisah, lalu ditambahkan
25ml kloroform dan dikocok perlahan (agar tidak terbentuk emulsi) tujuan
penambahan kloroform adalah untuk mengekstraksi natrium benzoat agar
tertarik seluruhnya ke fraksi kloroform. Pada praktikum yang kami lakukan
kami hanya melakukan satu kali proses ekstraksi, seharusnya

proses

ekstraksi dengan tujuan penarikan natrium benzoat dilakukan berulang


agar dapat semua natrium benzoat yang terdapat pada filtrat tsb tertarik
seluruhnya.
Setelah itu kami mengambil cairan bagian bawah (fraksi kloroform)
sebanyak 12,5ml lalu diuapkan kloroformnya sehingga didapatkan residu
natrium benzoat. Setelah itu residu dilarutkan dengan 5ml alkohol (4:1),
kemudian ditambah 5 ml air suling dan dititrasi dengan NaOH 0,052 N
sampai warna berubah merah muda, sebelumnya ditambahkan PP
sebagai indikator.
Hasil praktikum kami didapat bahwa kadar Natrium benzoat yang
berada pada minuman vitacool tersebut adalah

676,8

mg/kg.

Kadar

tersebut tidak memenuhi peraturan pemerintah mengenai pembatasan


jumlah Natrium benzoat yang digunakan. Dibandingkan dengan teh gelas
yang masih memiliki kadar natrium benzoate 339,12 mg/kg dan panther
676,8

mg/kg serta ale ale 812,16 mg/kg.Namun pada praktikum yang

kami lakukan ada beberapa kelemahan sehingga kadar Natrium benzoat

pada minuman tersebut tidak mutlak seperti hasil praktikum kami.


Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya:
1. Tidak digunakannya standar Natrium benzoat sehingga tidak ada yang
dapat dijadikan sebagai kontrol pembanding.
2. Pada proses ekstraksi tidak dilakukan berulang, sehingga kami tidak
dapat memastikan apakah Natrium benzoat yang ada telah tertarik
seutuhnya atau belum.
Kesalahan-kesalahan dalam proses preparasi sampel tentu saja akan
mempengaruhi

kadar

yang

didapat.

Namun

kami

tidak

dapat

membdaningkan hasil praktikum dengan label pada minuman ringan


tersebut, karena pada minuman tersebut hanya di cantumkan komposisi
tanpa mencantumkan kadar natrium benzoat.

KESIMPULAN

Hasil analisa kadar natrium benzoat dari sampel kami memenuhi


persayaratan peraturan penggunaan bahan tambahan yaitu kadarnya
676,8 mg/kg dari kadar maksimal yang diperboleh kan adalah 600

mg/kg.
Hasil analisa kadar natrium benzoat kami tidak bisa dibandingkan
dengan label di kemasan karena pada kemasan minuman ringan tidak

dicantumkan kadarnya.
Hasil analisa kadar natrium benzoat yang didapat pada sampel
termasuk dalam kategori tidak aman digunakan

Вам также может понравиться