Вы находитесь на странице: 1из 2

1.

Kasus tentang masalah pemasangan alat kontrasepsi


Ny. F telah melahirkan dirumah sakit dengan operasi Caesar. Ny. F ingin mengatur
jarak kelahiran anaknya. Maka Ny. F dan Tn. I memutuskan untuk menggunakan KB
suntik. Namun ternyata Ny. F tidak cocok dengan KB tersebut sehingga ia beralih
dengan menggunakan KB Pil. Setelah beberapa tahun kemudian Ny. F dean Tn. I
ingin memiliki anak lagi. Pada saat itu Ny. F telah berhenti menggunakan KB Pil
sejak setahun lalu. Mereka heran karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda
kehamilan yang muncul. Sampai pada akhirnya Ny. F dan Tn. I pergi kerumah sakit
untuk melakukan pemeriksaan USG. Setelah hasil USG keluar mereka kaget dengan
hasil pemeriksaan tersebut karena Dokter mengatakan bahwa dirahim Ny. F terdapat
IUD. Dan mereka menjelaskan kepada Dokter bahwa mereka tidak pernah meminta
untuk dipasangkan alata kontrasepsi IUD tersebut.
Ny. F dan Tn. I menduga bahwa tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit
tidak diketahui dan tanpa izin dari mereka pada saat Ny. F dioperasi dan pihak RS
sendiri tidak menginformasikan apa-apa tentang hal itu.
Analisis dari masalah ini yaitu:
1. Termasuk jenis pelanggaran apa dalam kasus ini ?
Tindakan yang dilakukan oleh tenaga medis tesebut termasuk melanggar kode
etik dalam kebidanan karena tindakannya semena-mena tanpa melalui
prosedur yang berlaku.
2. Siapa yang melakukan pelanggaran ?
Dokter, bidan dan pihak yang membantu dalam rumah sakit.
3. Apa akibat yang ditimbulkan ?
Rasa kecewa dari pihak keluarga karena merasa tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang semestinya tidak dilakukan oleh pihak rumah sakit apalagi
tanpa sepengetahuan dari pihak yang bersangkutan (klien).
4. Tindakan apa yang seharusnya dilakukan pemerintah dengan kasus
tersebut?
- Pemerintah sebaiknya lebi memantau perkembangan dan kinerja rumah
sakit
- Pemerintah sebaiknya lebih mengingatkan kepada pihak rumah sakit
bahwa pasien memiliki hak atas tindakan yang akan dilakukan kepadanya
5. Sebutkan UU tentang keluarga berencana !
PELAKSANAAN TINDAKAN SESUAI STANDAR OPERSIONAL
PROSEDUR.
Berdasarkan KEPMENKES RI No.369/MENKEN/SK/III/2007 TENTANG
STANDAR PROFESI BIDAN pada standar V TINDAKAN pada devinisi
Operasional disebutkan bahwa tindakan kebidanan dilaksanankan sesuia
dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau hasil kolaborasi.

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KB


Dalam tahun 2001 pencatatan dan pelaporan program KB Nasional
dilaksanakan sesuai dengan system, pencatatn dan pelaporan yang
disempurnakan melalui intruksi mentri pemberdayaan perempuan/kepala
BKKBN No 191/HK-011/D2/2000 tgl 29 september 2000.
Sistem pencatatan dan pelaporan program KB saat ini telah disesuaikan
dengan tuntutan informasi , desentralisasi dan perbaikan kualitas.
Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi meliputi:
1. Kegiatan pelayanan kontrasepsi
2. Hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi baik diklinik maupun di BPS
3. Pencatatan keadaan alata-alat di klinik KB.

Saran :
Sebaiknya sebelum tenaga medis akan melakukan tindakan perlu
lebih
memerhatikan untuk meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukan dan tidak melupakan hak yang dimiliki oleh pasien.
Sumber:Http//Armand Jd.wordpress.com2006/03/17/sulit-mendapatkan-anak-keduamungkin-korban-malpraktik diakses tgl 13 april 2009.

Вам также может понравиться