Вы находитесь на странице: 1из 27

Laporan

kasus

Keracunan
Jengkol Pada
Anak
Oleh
Shabrina, S. Ked
110610043
Pembimbing : dr. Mauliza, M.Ked
(Ped), Sp.A

Pendahulua
n

Keracunan jengkol atau


jengkolisme sering terjadi
di
Indonesia
karena
jengkol adalah makanan
yang sering di konsumsi
penduduk
Indonesia.
Insidensi dan
prevalensi dunia
jarang dilaporkan.

Etiologi : Asam
Jengkolat
Asam
jengkolat
membentuk kristal yang
akan
menyebabkan

Laporan
Kasus
Identitas Penderita
Nama
: An. Z
Umur
: 12 tahun
JK
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Suku : Aceh
Anak ke : 6
Alamat
: Desa Buket
Makarti Kecamatan
Tanah Luas
No. MR
: 06.99.96

Identitas Orang Tua


Nama Ayah
: Tn. S
Umur
: 37
tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan
: SD
Nama Ibu : Ny. H
Umur
: 40
tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidkan : SD
Tanggal masuk RS:
13 September 2015

Alloanamnes
is
Keluhan Utama : Buang air kecil berdarah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk dari IGD Rumah Sakit
Umum Cut Meutia dengan keluhan BAK
berdarah. BAK berdarah dialami pasien 3 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pada saat BAK
pasien mengeluarkan darah terlebih dahulu
dan kemudian disusul dengan keluarnya air
kencing. Air kencing keluar bersamaan
dengan batu berwarna putih kecil. Nyeri di
bawah pusat juga dirasakan pada saat BAK.

Pasien memiliki riwayat mengkonsumsi jengkol


6 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengkonsumsi jengkol yang tua dan dimasak
dengan cara direbus. Pasien mengkonsumsi jengkol
pada saat rebusan jengkol yang pertama sebelum
diolah lebih lanjut. Pasien mengkonsumsi jengkol
sebanyak satu piring kecil. Jengkol merupakan
makanan yang sudah biasa dikonsumsi pasien
sehari-hari dan jengkol merupakan makanan
kegemaran pasien. Keluhan yang timbul setelah
mengkonsumsi jengkol ini baru pertama sekali
dialami pasien. Pasien biasanya tidak pernah
mengeluhkan
apapun
setelah
mengkonsumsi
jengkol. Pasien juga mengeluhkan muntah 3 jam
sebelum masuk rumah sakit setelah mengkonsumsi
durian.
Pasien
langsung
muntah
setelah
mengkonsumsi durian.

Pada saat dalam perjalanan menuju rumah


sakit, pasien dan kedua orang tuanya mengalami
kecelakaan lalu lintas. Kedua orang tua pasien dan
pasien datang dengan menggunakan sepeda
motor. Kecelakaan lalu lintas yang dialami berupa
jatuh dari sepeda motor, sehingga pasien
mengalami luka robek di bagian dagu. Pasien
tetap dalam keadaan sadar setelah jatuh dan tidak
ada benturan pada kepala saat kecelakaan. Orang
tua pasien mengatakan bahwa kecelakaan ini
terjadi karena berkendara dengan sepedamotor ke
rumah sakit dengan terburu-buru.

Riwayat Penyakit dahulu :


Riwayat penyakit dahulu hanya berupa
demam dan batuk pilek.
Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengaku dikeluarga tidak
ada yang mengalami hal serupa dengan
pasien.
Riwayat penggunaan obat:
Tidak ada

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Riwayat Kehamilan
Pasien adalah anak ke-enam dari ibu yang
berusia 40 tahun dan tidak ada riwayat keguguran
sebelumnya. Ibu pasien tidak pernah melakukan
pemeriksaan kehamilan ke puskesmas selama masa
kehamilanya.
Ibu
pasien
juga
tidak
ada
mengkonsumsi jamu, muntah berlebihan, kejang,
asma, diabetes mellitus, infeksi, perdarahan, trauma
saat kehamilan, mengalami tekanan darah tinggi
serta tidak merokok pada saat kehamilan.
Riwayat Kelahiran
Cara persalinan : Spontan pervaginam
Tempat kelahiran: Rumah
Penolong persalinan : Bidan
Masa gestasi
: 38-40 minggu
BBL/PBL
: 3100 gr/ 50 cm

Riwayat ASI dan imunisasi


Pasien diberi ASI dari sejak lahir hingga usia 23
bulan, namun ibu tidak memberikan ASI saja
sampai usia 6 bulan, sejak usia 7 hari bayi
sudah diberikan nasi lumat sebagai tambahan
ASI. Ibu pasien mengaku riwayat imunisasi
pada anak Z tidak ada.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Usia 2 bulan sudah mulai tengkurap
Usia 5 bulan sudah bisa duduk
Usia 6 bulan sudah mulai merangkak
Usia 10 bulan sudah mulai berjalan dan
mengucapkan beberapa kata

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 14 September 2015
Kesan Umum :
Kesadaran kompos mentis
Tanda Vital
Kesadaran: kompos mentis
Nadi : 84 x/menit, regular
Laju nafas
: 19x/menit, reguler
Tekanan darah : Suhu
: 36,8 0 C
Data Antropometri
Berat badan
: 32 Kg
Tinggi Badan : 144 cm

Status
generalisata

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1.Keracunan Jengkol + Vulnus
Laceratum a/r mentus
2.Urolitiasis + Vulnus Laceratum a/r
mentus
3.Infeksi Saluran Kemih + Vulnus
Laceratum a/r mentus

PENATALAKSANAAN
Terapi suportif :
Tirah baring
Diet : MB
Medikamentosa
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/i
Na Bicarbonat (Meylon) 25 mEq dalam
IVFD Dex 5%
Inj. Cefotaxime 750mg/12 jam
Inj. Ondancetron 1A/12 jam
Inj. Kalnex A/12 jam
Inj. Ranitidin 1A / 12 jam

Kesan :
Distensi sistema usus
halus
dan
colon
ascendens
dengan
fecal
prominent
suspect
gangguan
pasase
Tak tampak radioopaq
di
proyeksi
traktus
urinarius
Sistema tulang tak
tampak kelainan

PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Qou ad Fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam
: Dubia ad bonam

Follow up

Keracunan jengkol adalah


suatu keadaan klinis akibat
keracunan asam jengkolat
yang terdapat pada biji
jengkol.

Epidemiologi :
Keracunan jengkol hanya
terjadi pada daerah
tertentu yang banyak
mengkonsumsi jengkol.
Pohon jengkol biasanya
hanya tumbuh pada
daerah tropis, yaitu Asia,
termasuk Indonesia.
Insiden pada anak Lk : Pr
adalah 9:1. Kejadian
tertinggi pada usia 4-7

Patogenesis
Faktor Biji jengkol
a.Maturitas
b.Cara pengolahan
Faktor Inang
a. Kerentanan tubuh seseorang

Gejala dan Tanda


Gejala keracunan biasanya muncul 2-12
jam setelah mengkonsumsi jengkol.
a.Nyeri suprapubik
b.Disuria
c.Muntah
d.Hematuria
e.BAK kristal putih
f.BAK menjadi sedikit
g.Nyeri pinggang
h.Kolik abdomen

Diagnosi
s
Diagnosis
keracunan
jengkol
mudah
ditegakkan dari anamnesis riwayat konsumsi
jengkol sebelumnya dan bau jengkol yang khas
pada napas dan urin penderita. Pemeriksaan fisik
menemukan
tanda-tanda
obstruksi
saluran
kencing.
Riwayat makan jengkol
Sakit perut, muntah, nyeri supra pubik, dan
dysuria
Serangan kolik saat berkemih
Napas/urin bau jengkol
Oliguria atau anuria
Hematuria (mikroskopik atau makroskopik)
Ditemukannya kristal asam jengkolat dalam urin.

Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan Urin
2. Pemeriksaan Darah
Rutin
3. AGDA
4. USG

Klasifikasi
1. Keracunan jengkol
ringan
2. Keracunan jengkol berat

Penatalaksanaa
n
Kasus ringan
a. Minum banyak (hidrasi agresif)
b. Tablet Na bikarbonat 1mg/kgBB/hari atau 1-2 g/hari
Kasus berat
a. Dirawat/ditangani sebagai kasus GGA
b. Bila terjadi retensi urin segera kateterisasi dan buli-buli dibilas
dengan bikarbonat 1,5%
c. Pada oliguria diberikan infus cairan dextrose 5% + NaCl 0,9%
(3:1)
d. Pada anuria diberikan dekstrosa 5-10% (kebutuhan cairan
seperti GGA)
e. Na bikarbonat 2-5 mEq/kgBB dalam dextrose 5% per infus
selama 4-8 jam.
f. Diuretik dapat diberikan (misalnya furosemide 1-2
mg/kgBB/hari)
g. Bila dengan cara diatas tidak berhasil atau terjadi gagal ginjal,
maka harus dilakukan dialysis peritoneal/hemodialysis.
Pembedahan

Komplikasi
GGA
Hidronefrosis
Asidosis metabolic

Prognosis
Umumnya baik,
mortalitas 6%

Terimakasih

Вам также может понравиться