Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB IV

DASAR-DASAR ETIKA

Fristian Hadinata dan L.G. Saraswati Putri

1.PerbedaanEtikadanMoralitas
Adaduakatayangseringkalirancupenggunaanya,yaituetikadanmoralitas.Etika
danmoralitasmemangduakataberhubunganeratdanseringkaliorangmengunakan
duakatatersebutsecarabergantian,tetapitidaktepat(Graham,2010,1).Kitadapat
memahamiperbedaanantaraduakatatersebutdengancarayanglebihbaik,jikakita
mencobauntukmemahamiapamaknaduakatatersebutdariinterpretasiyangpaling
dasar.

Gambar 1 Perbedaan Etika dan Moralitas

Secaraetimologis,istilahetikaberasaldarikataYunani"thikos"yangbearti"adat",
"kebiasaan", atau "watak" (Pritchard, 2012, 1). Dalam perkembangannya, etika
mengacukepadaseperangkataturanaturan,prinsipprinsipataucaraberpikiryang
menuntun tindakan dari suatu kelompok tertentu. Akan tetapi, kata etika spesifik
mengacu kepada studi sistematis dan filosofis tentang bagaimana kita seharusnya
bertindak (Borchert, 2006, 279). Dalam pengertian yang terakhir ini, etika adalah
133

cabangilmufilsafatyangmenyelidikisuatusistemprinsipmoraldanberusahauntuk
menjawabpertanyaanpertanyaanradikalseperti:

Apaartinyabaik?
Apaitukeputusanmoral?
Apakahmoralitusubjektifatauobjektif?
Bagaimanamenjalanikehidupanyangbaik?

Tidakheran jikaetikadisebutjugafilsafatatasmoral.Etikapunyafokustentang
bagaimana kita mendefinisikan sesuatu itu baik atau tidak. Dalam rangka untuk
melihatperilakuyangdapatditerimaatautidakdalamsituasitertentu,makaperilaku
etisdidefinisikan.
Lainhalnyadenganmoralitas berasaldarikataLatin"moralis"yangberarti "tata
cara","karakter",atau"perilakuyangtepat"(Pritchard,2012,1).Secaraterminologis
moralitasseringkalidirujuksebagaidiferensiasidarikeputusandantindakanantara
yangbaikatauyangtidakbaik.Moralitasmengacupadanilaibaikatautidakbaik
yangdisepakatidandiadopsidalamsuatulingkungantertentu(Borchert,2006,280).
Moralitas biasanya didefinisikan melalui otoritas tertentu. Artinya, moralitas lebih
dipahamisebagaisuatukeyakinanuntukmenjalanihidupyangbaik.Karenaitusistem
moralitas seringkalisangatbergantungdengankomutitasnya,misalnyaagama atau
budayatertentu.Lebihlanjut,konseptentangmoralbisaberubahdariwaktukewaktu
danmengambilmaknabaru.
Moralitas sangatberhubungandenganetikakarenahalituadalahobjekkajiannya.
Etika adalah suatu abstraksi dalam memahami atau mendefinisikan moral dengan
melakukan refleksiatasnya.Etika membahas persoalanmoralpadasituasitertentu
denganpendekatantertentupula.Sedangmoralitastergantungpadapilihanindividu,
keyakinanatauagamadalammenentukanhalyangbenaratausalah,baikatauburuk.

134

Adaasumsipentingterkaitmasalahpenjelasanmoraltentangtanggungjawabetis.
Asumsi tersebut di dalam etika, yaitu pentingnya kehendak bebas di dalam
pertanggungjawabanetis(Sidgwick,2004,10),sedangdalamsoalmoralitashalini
biasanyatidakterlaludipentingkan.Jikapengandaiantentangkehendakbebastidak
adamakapertanggungjawabanetistidakbisadiajukan.Halinikarenakanapayang
dilakukan seseorang tidak lebih dari sesuatu yang dikontrol. Dengan kata lain,
seseorangtidakbisadimintapertanggungjawabanetisketikaseseorangitutidkpunya
kehendakbebassepertiyangbonekayangdikontrolseorangdalang.Asumsiseperti
iniyangmenjadikajiankajianetika.
2.KlasifikasiEtika
Etikabisadibagimenjadiberberapabidangsebagaiberikut:

Gambar 2 Pembagian Bidang Etika

135

Jikakitasederhanakanmakaakanmenjadisebagaiberikut:

Gambar 3 Empat Bidang Etika Utama

2.1.EtikaNormatif
Etika normatif merupakan cabang etika yang penyelidikannya terkait dengan
pertimbanganpertimbangan tentang bagaimana seharusnya seseorang bertindak
secara etis. Dengan kata lain, etika normatif adalah sebuah studi tindakan atau
keputusanetis.Disampingitu,etikanormatifberhubungandenganpertimbangan
pertimbangan tentang apa saja kriteriakriteria yang harus dijalankan agar sautu
tindakanataukepusanitumenjadibaik(Kagan,1997,2).
Dalametikanormatifinimunculteoriteorietika,misalnyaetikautilitarianisme,etika
deontologis, etika kebajikan dan lainlain. Suatu teori etika dipahami bahwa hal
tersebut mengajukan suatu kriteria tertentu tentang bagaimana sesorang harus
bertindakdalamsituasisituasietis(Williams,2006,72).Dalampengajukankriteria
norma tersebut, teori etika akan memberikan semacam pernyataan yang secara
normatifmengandungmaknaseperti"FulanseharusnyamelakukanX"atau"Fulan
seharusnyatidakmelakukanX".
Harus dipahami bahwa setiap teori etika didasarkan pada sebuah kriteria tertentu
tentangapayangetisuntukdilakukan.Kriteriainidisusunberdasarkanprioritas,di
mana dari kriteria umum bisa diturunkan menjadi prinsipprinsip etis yang lebih
136

konkret.Denganbegitu,suatutindakandapatdisebutetisjikaadakondisikondisi
tertentu yang memenuhi prinsipprinsip etis yang diturunkan dari kriteria umum
dalamsebuhteorietikanormatiftersebut.
Misalnyapadateorietikautilitarian,kriteriaumumituadalahsuatutindakandianggap
benar atau baik jika menghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang
terpengaruholehtindakanataukeputusantersebut,termasukorangyangmelakukan
tindakan.LainhalnyadenganteorietikadeontologisKantyangpunyakriteriaumum
sebagaiberikut:"BertindaklahseolaholahmaksimtindakanAndamelaluikeinginan
AndasendiridapatmenjadisebuahHukumAlamyangUniversal"(Tnnsj,2008,
5658).
2.2.EtikaTerapan
Etika terapan merupakan sebuah penerapan teoriteori etika secara lebih spesifik
kepadatopiktopikkontroversialbaikpadadomainprivatataupubliksepertiperang,
hakhakbinatang,hukumanmatidanlainlain.Etikaterapaninibisadibagimenjadi
etika profesi, etika bisnis dan etika lingkungan. Secara umum ada dua fitur yang
diperlukan supaya sebuah permasalahan dapat dianggap sebagai masalah etika
terapan.
Pertama,permasalahantersebutharuskontroversialdalamartibahwaadakelompok
kelompok yang saling berhadapan terkait dengan permasalahan moral. Masalah
pembunuhan, misalnya tidak menjadi masalah etika terapan karena semua orang
setujubahwapraktiktersebutmemangdinilaitidakbermoral.Sebaliknya,isukontrol
senjataakanmenjadimasalahetikaterapankarenaadakelompokyangmendukung
dankelompokyangmenolakterhadapisukontrolsenjata.
Kedua,sebuahpermasalahanmenjadipermasalahanetikaterapanketikahalitupunya
dimensidilemaetis.Meskipunadamasalahyangkontroversialdanmemilikidampak
pentingterhadapmasyarakat,halitubelumtentumenjadipermasalahanetikaterapan.
Kebanyakan masalah yang kontroversial di masyarakat adalah masalah kebijakan
sosial.Tujuandarikebijakansosialadalahuntukmembantusuatumasyarakattertentu
berjalan secara efisien yang dilegitimasinya disandarkan pada konvensi tertentu,
sepertiundangundang,peraturanperaturandanlainlain(Debashis,2007,2830).
137

Berbedadenganpermasalahanetis yanglebihbersifatuniversal,sepertikewajiban
untuk tidak berbohong, dan tidak terbatas pada suatu masyarakat tertentu saja.
Seringkalimemangisuisukebijakansosialtumpangtindihdenganisuisumoralitas.
Namun, dua kelompok isu tersebut bisa dibedakan dengan mengunakan kedua
pendekatanyangdilakukandiatas.
Dengan begitu bisa dimengerti bahwa istilah etika terapan digunakan untuk
menggambarkan upaya untuk menggunakan metode filosofis mengidentifikasi apa
saja yang benar secara moral terkait dengan tindakan dalam berbagai bidang
kehidupanmanusia.Misalnya,bioetikayangberhubungandenganmengidentifikasi
pendekatan yang benar untuk persoalanpersoalan seperti euthanasia, penggunaan
embriomanusiadalampenelitiandanlainlain.
2.3.EtikaDeskriptif
Etikadeskriptifmerupakansebuahstuditentangapayangdianggap'etis'olehindividu
ataumasyarakat.Denganbegitu,etikadeskriptifbukansebuahetikayangmempunyai
hubungan langsung dengan filsafat tetapi merupakan sebuah bentuk studi empiris
terkait dengan perilakuperilaku individual atau kelompok. Tidak heran jika etika
deskriptifjugadikenalsebagaisebuahetikakomparatifyangmembandingkanantara
apa yang dianggap etis oleh satu individu atau masyarakat dengan individu atau
masyarakat yang lain serta perbandingan antara etika di masa lalu dengan masa
sekarang.Tujuandarietikadeskriptifadalahuntukmenggambarkantentangapayang
dianggapolehseseorangataumasyarakatsebagaibernilaietissertaapakriteriaetis
yangdigunakanuntukmenyebutseseorangituetisatautidak(Kitchener,2000,3).
Penyelidikan etka deskriptif juga melibatkan tentang apa yang dianggap oleh
seseorangataumasyarakatsebagaisesuatuyangideal.Artinya,kajianinimelihatapa
yangbernilaietisdalamdiriseseorangataumasyarakatmerupakanbagiandarisuatu
kulturyangdiwariskandarisatugenerasikegenerasiyanglain.Akantetapi,etika
deskriptif juga memberikan gambaran tentang mengapa satu prinsip etika bisa
ditinggalkanolehgenarasiberikutnya.
138

Oleh karena itu, etika deskriptif melibatkan studstudi empris seperti psikologi,
sosiologidanantropologiuntukmemberikansuatugambaranutuh.Disiniantropologi
dan sosiologi mampu memberikan segala macam informasi mengenai bagaimana
masyarakat di masa lalu dan sekarang menciptakan standar moral dan bagaimana
masyarakatituinginorangbertindak.Sedang,psikologibisamelakukansebuahstudi
tentangbagaimanaseseorangpunyakesadarantentangapaitubaikdanburukserta
bagaimana seseorang membuat keputusan moral dalam situas nyata dan situasi
hipotetis(Kitchener,2000,3).
Akan tetapi, etika deskriptif bisa digunakan dalam argumentasi filosofis terkait
denganmasalahetistertentu.Observasiyangdilakukanolehilmuilmuempirisdalam
etika deskripsi seringkali menjadi argumen untuk relativisme etis. Beragamnya
fenomenadanperilakuetisdiantarbudayamemberikanpemahamanbahwaapayang
baikdanburuktidaklahabsolut,tetapirelatif.Dalamkonteksini,moralitasdianggap
relatif pada tingkat antarbudaya. Hal ini juga memberikan pemahaman bahwa
moralitas merupakan sebuah konstruksi sosial sehingga sangat tergantung kepada
subjeketisdalanlingkungannya.
Ringkasnya,etikadeskriptifmempertanyakanduahalberikut:
1. Apayangseseorangataumasyarakatklaimsebagai"baik"?
2. Bagaimanaorangbertindaksecaranyataketikaberhadapandenganmasalah
masalahetis?

2.4.Metaetika
Metaetikaberhubungandengansifatpenilaianmoral.Fokusdarimetaetikaadalaarti
ataumaknadaripernyataanpernyataanyangadadidalametika.Dengankatalain,
metaetika merupakan kajian tingkat kedua dari etika. Artinya, pertanyaan yang
diajukandalammetaetikaadalahapamaknajikakitaberkatabahwasesuatuitubaik?

139

Metaetika juga bisa dimengerti sebagai sebuah cara untuk melihat fungsifungsi
pernyataanpernyataanetika,dalamartibagaimana kitamengertiapayangdirujuk
daripernyataanpernyataantersebutdanbagaimanapernyataanitudidemonstrasikan
sebagaisesuatuyangbermakna.

PerkembanganmetaetikaawalnyamerupakanjawabanatastantangandariPositivisme
Logis yang berkembang pada abad 20an (Lee, 1986, 8). Kalangan pendukung
Positivisme Logis berpendapat bahwa jika tidak bisa memberikan bukti yang
menunjukkan sebuah pernyataan itu benar, maka pernyataan itu tidak bermakna.
Ketika prinsip dari Positivisme Logis juga diujikan kepada pernyataanpernyataan
etis,makapernyataanpernyataanituharusberdasarkanbukti.Ringkasnya,jikatidak
adabukti,makatidakadamakna.
Disinikatakuncinyaadalahapayangdikenaldengan"naturalisticfallacy",yaitu
dianggapakanmelakukankesalahanjikakitamenariksuatupernyataantentangapa
yangseharusnyadaripernyataantentangapayangada. Kesulitandaribahasaetika
adalahpenyataanpernyataannyatidakselaluberupafakta.Disinilahperansentraldari
metaetikayangmengembangkanberbagaicarauntukmenjelaskanapayangdimaksud
denganbahasaetikadenganintensibahwapernyataanpernyataanetispunyamakna.
Dalampembahasaninimetaetikabiasanyaterbagimenjadidua,yaiturealismeetis
dannonrealismeetis.
3.RealismeEtisdanNonRealismeEtis
Adasatupersoalanpentingdidalametika,yaitupernyataanetikaituobjektifatauhal
itubergantungkepadasubjeketikaitusendiri.Persoalaninimenghasilkanduaaliran
besarterkaitdengancaramelihatpernyataanetikaataukualitasetistersebut,yaitu
realismeetisdannonrealismeetis(Callcut,2009,46).
3.1.RealismeEtis
Gagasan realisme etis berpusat pada manusia menemukan kebenaran etis yang
memiliki eksistensi independen di luar dirinya. Konsekuensinya, realisme etis ini
mengajarkanbahwakualitasetisatautidakadasecaraindependendarimanusiadan
140

pernyataanetismemberikanpengetahuantentangduniaobjektif.Dengankatalain,
properti etis terlepas dari apa yang orang pikirkan atau rasakan. Hal ini disebut
denganfaktaetistentangfaktasebuahtindakan.Artinya,jikaseseorangmengatakan
bahwatindakantertentusalah,makahalituadalahkualitasnyayangsalahdanitu
harusadadisanadanbersifatindependen.

Apayangdiungkapkandiatasbiasanyadikenaljugadenganistilahabsolutismeetis.
Gagasannyabersandarpadaadanyaaturanaturanuniversalyangtidakberubahdan
berlakusetiapbagisemuaorang.Absolutismeetisberpendapatbahwaadabeberapa
aturan moral yang selalu benar dan aturanaturan tersebut dapat ditemukan serta
berlakuuntuksemuaorang.Dengankatalain,tindakantidaketisatautindakanyang
melanggaraturanaturanyangditemukanituberkualitassalahdidalamnyasendiri,
terlepas dari keadaan atau konsekuensi dari tindakantindakan itu sendiri.
Absolutisme etis mengambil pandangan kemanusiaan universal dan berkeyakinan
bahwaadasatuperangkataturanuntuksemuaorang,misalnyasepertiDeklarasiHak
AsasiManusia.
Masalahbagietika realis adalah manusiamengikuti keyakinan etis yangberbeda
beda. Jika memang ada kebenaran etis yang nyata di luar sana, maka manusia
seharusnya bisa menemukannya dan punya keyakinan etis yang sama. Artinya,
realismeetisdalambentukabsolutismeetistidaksesuaidengankeragamanbudaya
dantradisi.Disampingkeberatanitu,absolutismemoralyangtidakmemperhitungkan
konsekuensi dari suatu tindakan atau keadaan etis untuk menghasilkan fakta etis.
Padahal konsekuensidankeadaanetisitusangatrelevandengandengankategori
tindakanitubaikatauburuk.
3.2.NonrealismeEtis
Keberatan terhadap realisme etis di atas menimbulkan cara melihat persoalan etis
yangdisebutdengannonrealismeetis.Gagasanutamadarinonrealismeetisadalah
manusiayangmenciptakankebenaranetis(Callcut,2009,46).Nonrealismeetisini
sangatterkaitdenganrelativismeetis.Relativismeetisyangmengatakanbahwajika
Andamelihatbudayayangberbedaataumelihatperiodeyangberbedadalamsejarah,
141

Andaakanmenemukanbahwahalitumemilikiaturanetisyangberbedapula.Oleh
karena itu, masuk akal untuk mengatakan bahwa apa yang "baik" mengacu pada
kelompoktertentudimanaorangorangmenyetujuinyamenjadisesuatuyang"baik"
(Williams,2006,157).Dengankatalain,relativismemenghormatikeragamanbudaya
dantindakanmanusiayangberbedapuladalamcarameresponsituasiyangberbeda.

Akantetapi,adapersoalanjugadidalamrelativismeetis.Diantaranyaadalahkita
merasabahwaaturanetismemilikinilaikualitasyanglebihtinggidaripadasekedar
kesepekatanumumdarisekelompokorang.Terkadangkitaberpikirbahwakitabisa
menjadi"baiktanpasesuaidengansemuaaturanmasyarakat.Misalnya,keputusan
untukmenjadiseorangvegetarianterkaitdenganhakhakhewandinilai"baik",walau
masyarakatamelihathalitubukanlahsuatuperkarayangterkaitdenganmasalahetis,
bahkanmemakandagingdianjurkan.
Lebihjauh,relativismememilikimasalahdenganpersoalantiranimayoritas.Dalam
relativismeetis,jikakebanyakanorangdalamsuatumasyarakatsetujudenganaturan
tertentu,itulahakhirdarimasalahetis.Apayangdiabaikandarirelativismeetisadalah
banyaknyaperbaikjanyangterjadididuniadikarenakanorangmenentangpandangan
etikayangberlakurelativismeetispunyakecenderunganuntukmenganggaporang
orang seperti itu berperilaku "buruk". Persoalan yang paling mendasar dari
relativisme etis adalah setiap pilihan "etis atau tidak" menjadi sewenangwenang
dikarenakanterkaitdengankeelompoksosialataubudayaitusendirisebagailandasan
etika.Artinya,relativismemoraltidakmenyediakancarauntukmengatasiperbedaan
moralantarasatumasyarakatdenganmasyarakatyanglain.
4.EmpatJenisPenyataanEtika
Pengkajian terhadap permasalahan etis pada dasarnya bisa dilakukan dengan
mengajukanpertanyaansebagaiberikut:Ketikaseseorangmengatakan"pembunuhan
itu tidak baik" apa yang dimaksudkannya sesungguhnya? Pertanyaan ini adalah
pertanyaan sederhana, tetapi hal ini adalah cara yang sangat berguna untuk
mendapatkan gagasan yang jelas tentang apa yang terjadi ketika orang berbicara
tentangisuisuetis.
142

Kitabisamelihatketikaorangmengucapkanpernyataan"pembunuhanitutidakbaik",
orangmerujukpadahalyangberbeda.Perbedaaninimemberikanpendekatanyang
berbedapulauntukmelihatpersoalanetis(JohnsondanReath,2011,472).Kitadapat
menunjukkan beberapa hal yang berbeda ketika Anda mengatakan 'pembunuhan
adalahtidakbaik'denganmenulisulangpernyataantersebutuntukmenunjukkanapa
yangbenarbenardimaksudolehAndasebagaiberikut:

1. Saya mungkin bermaksud membuat pernyataan tentang fakta etis, seperti


"pembunuhanituadalahsalah".Haliniadalahrealismemoral.Realismemoral
didasarkan pada gagasan bahwa ada faktafakta nyata dan objektif terkait
masalahetisdialamsemesta.Pernyataanetisdinilaimemberikaninformasi
faktualtentangkebenaran.
2. Sayamungkinbermaksudhendakmenyatakantentangperasaansayasendiri
seperti,"sayatidakmenyetujuipembunuhan".Haliniadalahsubjektivisme.
Subjektivismemengajarkanbahwapenilaianetistidaklebihdaripernyataan
perasaan atau sikap seseorang. Di sini, pernyataan etis tidak mengandung
kebenaranfaktualtentangkebaikanataukeburukan.Artinya,Jikaseseorang
mengatakansesuatuitubaikatauburuk,apayangdiamaksudkantidaklebih
dariperasaanpositifataunegatifyangdiamilikiterkaitsesuatuitu.Jadi,jika
seseorangmengatakan'pembunuhanadalahtidakbaik,apayangdiaapayang
dia maksud adalah dia tidak menyetujui pembunuhan. Dalam konteks ini,
pernyataandinilaibenarjikaorangtersebutmemegangsikapyangtepatatau
memilikiperasaanyangtepatsepertiyangdiungkapkannya.Dengankatalain,
pernyataan akan salah, jika ternyata orang tesebut tidak memiliki perasaan
tersebut.
3. Saya mungkin bermaksud untuk mengekspresikan perasaan saya saja
"tidak ada kompromi dengan pembunuhan". Hal ini adalah emotivisme.
Emotivisme adalah pandangan bahwa klaim moral adalah tidak lebih dari
ekspresipersetujuanatauketidaksetujuan.Halinisepertisubjektivisme,tetapi
dalam emotivisme pernyataan moral tidak memberikan informasi tentang
perasaanpembicaratentangtopiktetapiungkapanperasaanitusendiri.Ketika
sebuahemotivismengatakan"pembunuhanadalahsalah"apayangdimaksud
143

seperti mengatakan "tidak ada kompromi pembunuhan" atau hanya


mengekspresikanwajahngeriketikamendengarkata"pembunuhan"danlain
lain.Dengankatalain,jikadilihatdariemotivismeketikaseseorangmembuat
penilaianmoralapayangditunjukkanadalahperasaantentangsesuatu.
4. Sayamungkinbermaksudinginmemberikaninstruksiataularangan,seperti
"jangan melakukan pembunuhan". Hal ini adalah preskriptivisme. Gagasan
preskriptivisme berfokus pada pernyataan etis adalah petunjuk atau
rekomendasi. Jadi jika saya mengatakan sesuatu itu baik, artinya saya
merekomendasikan kepada Anda untuk melakukannya. Sedang, jika saya
mengatakansesuatuituburuk,apayangsayakatakansebenarnyaadalahAnda
jangan melakukannya. Hampir selalu ada unsur preskriptif dalam suatu
pernyataanetis.Misalnya,"menghinaitutindakanyangburuk"dapatditulis
sebagai"orangtidakbolehmenghina".

5.KegunaanEtika
Etikasebenarnyatidaksecaralangsungmengharuskanorangmengikutihasil
analisisnya.Halinidikarenakanetikasebagaibagiandarifilsafatmenekankanjika
seseorangmenyadaribahwasecaraetislebihbaikuntukmelakukansesuatu,maka
akan menjadi tidak rasional untuk orang tidak melakukannya. Artinya tidak ada
intensi dari etika untuk menekan orang untuk melakukan suatu tindakan atau
keputusanetissesuaidenganpedomanpedomantertentu.Akantetapi,adakegunaan
darietikadapatdirumuskan.
Etika menyediakan alatalat analisis untuk berpikir tentang isuisu moral.
Dalam konteks ini etika dapat menyediakan sebuah gambaran utuh dan lebih
mengedepankan rasionalitas ketika berhadapan dengan isuisu tersebut. Memnag
sebagianbesarmasalahmoralyangseringterjadimelibatkanpersoalanemosional.
Dalamsituasisepertiitu,kitaseringmembiarkanperasaanperasaanyangmenentukan
keputasan moral kita, sedang nalar kita hanya mengikuti arus perasanperasaan
tersebut. Di sinilah peran etika, yaitu menawarkan suatu prinsipprinsip yang
memungkinkankitauntukmengambilpandanganyanglebihjernihdalammelihatisu
isu moral. Dengan kata lain, etika memberikan sebuah peta moral atau kerangka
144

berpikiryangbisadigunakanuntukmenemukanjalankeluardarimasalahmasalah
moralyangsulit.
Di satu sisi, melalui menggunakan kerangka etika, dua orang yang saling
berdebatmengenaimasalahmoraldapatmenemukanapayangmerekatidaksepakat
tentangsesuatu,bisamenyadaribahwamerekahanyalahtidaksepakatpadasalahsatu
bagian tertentu dari masalah tersebut. Artinya kedua orang tersebut secara umum
setujupadasesuatuyanglainyanglebihluasmengenaimasalahmoraltersebut.Di
sisi lain, ada ekspektasi tersedianya jawaban yang benar dan tunggal untuk satu
pertanyaanetis.Bahkanketikakitatidakbisamengetahuiapayangbenar,kitatetap
menyukaigagasanbahwauntuksatumasalahetis,adasatujawabanyangtepat.Akan
tetapi,seringtidakadasatujawabanyangbenar.Apayangditawarkanetikabiasanya
adalahbeberapajawabanyangtepat,atauhanyabeberapajawabansedikitlebihbaik
daripadajawabanyanglain. Setidaknya,seseorangdapatmemilihantarajawaban
jawabantersebut.
Memangharusdimengertibahwaetikatidakselalumemberijawabanyang
tepatuntukmasalahmoral.Halinikarenakanmasalahmasalahmoral,seringkalitidak
ada jawaban yang tunggal. Dalam hal ini, seperangkat prinsip etika hanya dapat
diterapkanuntukkasuskasustertentusaja.Akantetapipadadasarnyasemuajenis
prinsipprinsip etika dapat menghilangkan kebingungan dan memperjelas masalah.
Halinidikarenkanpersoalanmoralsangatsulitdankomplek(Hinman,2012,16).
Persoalan etis sangat sulit dikarenakan hal itu memaksa kita untuk mengambil
tanggungjawabataspilihandantindakankitasendiridaripadalangsungkembalipada
aturanaturandanadatistiadat.
Satu masalah etika adalah hal itu sering digunakan sebagai senjata. Jika
sebuahkelompokpercayabahwaaktivitastertentuadalah"salah",kemudiandengan
prinsipprinsipetikadigunakansebagaipembenaranuntukmenyerangmerekayang
melakukan aktivitas tersebut.Akan tetapi, etika bukan soal sekedar mencari
pembenaran atas apa yang kita yakin tentang soal benar atau salah dalam suatu
tindakan atau keputusan. Etika memberikan pertimbangan untuk yang melampaui
kepentingan diri sendiri. Dengan kata lain etika sangat memperhitungkan bukan
145

hanyadirisendiri,tetapijugaoranglain.Dalamkonteksini,etikaberkaitandengan
kepentinganoranglainsecaralebihluas.
6.ImmanualKantdanEtikaKewajiban
Dalam karyanya Critique of Practical Reason, Immanuel Kant membahas secara
filosofistentangapayangdimaksuddenganmoral.Prinsipmoraldapatmunculdari
berbagaisumber,diserapdarinilainilaiagama,kaidahnormamasyarakat,maupun
darihukumyangdibuatolehnegara.Halhalinidapatmenjadireferensibagaimana
seseorangbertingkahlakudanmembedakanmanakahbaikdanburuk.Tetapibagi
Immanuel Kant, sikap etis tidak datang dari luar individu tersebut. Mengapa
demikian?IniberkaitaneratdenganeradimanaKantmempopulerkanfilsafatnya,ia
selalu berkataSapereAude!Biladiterjemaahkan, berarti beranilah berpikirsecara
mandiri,semangatinitercerminjugadidalamfilsafatnya.
Sapere Aude dalam pengertian Kant mendorong individu bahkan dalam urusan
bersikap etis, individu harus dapat memikirkan dan bertindak atas kehendaknya
sendiri. Berbicara tentang tindakan etis,tentunya kita membicarakan tentang agen
moralitusendiri.Telahdijelaskansekilas,bahwauntukKant,individuharusmemiliki
kehendaksendiriuntukberkarakterbaiksertabertindaksesuaimoral.Namunagen
moralyangdibicarakanolehKant,darimanakahiatahuprinsipmanayangharusia
jalankan atau tidak? Tentunya ini tidak semudah bila seseorang mematuhi ajaran
agama atau aturan yang sudah ditetapkan masyarakat. Prinsip moral dari Kant
mengharuskanadanyakesadaranuntukbersikapetis.
Meskipun prinsip moral datang dari rasio praktis individu tersebut sebagai agen
moral, Immanuel Kant menekankan bahwa sifat dari prinsip moral itu bukanlah
sesuatu yang partikular, karena untuknya ada hukum universal dimana hukum
tersebutmerupakanmuaradarisegalatujuanetis.Kantmenekankanbahwaprinsipini
bekerja bila setiap orang memperlakukan orang lain dengan prinsip bahwa yang
diperbuat secara individual berdampak serta perlu diperhitungkan dalam tataran
universal,akuharusmelakukantindakanmoralyangdapatditerimasebagaiprinsip
moral yanguniversal. UniknyadariprinsipKantini,walaupuntujuan besardari

146

sikapmoraladalahuntukmencapaikebaikanbersamatetapitujuanitudicapaisecara
kesadaranindividualyangmemilikiotonomi.
Dalam prinsipmoral Kant,iamenekankan betapamendasarnya konsepkewajiban
sebagai dasar dari segala perbuatan etis. Konsepkewajiban inilah yangkemudian
dikenalsebagaiprinsipdeontologis,yakniyangmenyatakanbahwasuatutindakan
memilikinilaimoralyangbaikbilatindakanituterlepasdarikepentinganindividu,
dan hanya bertujuan terhadap prinsip kewajiban tersebut, kehendak baik tidak
menjadi baik karena apa yang diakibatkan ataupun yang dicapainya,ataupun
kesesuaiannyauntukmencapaisuatutujuanakhir:kehendakbaikitudinyatakanbaik
karenaiamenginginkankebaikanitusendiri.1
Pertanyaanyangtimbuladalah;darimanakahkitamengetahuiperbuatanmanayang
memilikinilaikebaikanyangintrinsiksecarauniversal?BagiKant,pengetahuanakan
kebaikanitudatangdarirasiopraktiskita.Apayangdimaksuddenganrasiopraktis?
Rasiopraktisadalahkecerdasanyangdatangdariindividusebagaiagenmoral,yakni
ketika pemahaman tentang kebaikan dan mampu menyesuaikan pilihanpilihannya
denganapayangdipertimbangkanbaiksecarauniversal.Tetapiakaltidakcukupbagi
suatuperbuatanyangsesuaimoral,untukKant,akalharusdijalanidengankehendak,
tetapi kehendak ini hanya memusatkan pada kewajiban, tidak pada motif untuk
menguntungkandirinyaatautujuanakhirtertentu.
PrinsipmoralolehKant,tidaklagimenjadiargumenetis,tetapimenjadikeharusan,
karenaitulahdinyatakansebagaiImperatifKategoris.Adaunsurmengikatnya,dan
mengharuskan kita untuk bertindak sesuai dengan prinsipprinsip moral tersebut.
Contoh yang bisa disimak adalah tentang berbohong. Dalam perspektif Kant
berbohong adalah suatu tindakan yang melanggar kebaikan, mengapa? Karena
berbohong secara umum dapat menyebabkan ketidaknyamanan, berbohong kita
ketahui sebagai sesuatu hal yang tidak baik, ini bisa disepakati secara universal
menurut Kant. Tetapi problem filosofis yang muncul adalah bagaimana bila
berbohonguntuksuatutujuanyangbaik,benarkahtindakantersebut?Dalamprinsip
kewajiban,tentunyameskipunberbohongituuntuksuatuhasilakhiryangbaiktetap
tidakbisadikatakansebagaitindakanyangmemilikinilaimoral.
1

.lih (ed) John Cottingham, bagian Immanuel Kant, hlm. 382


147

HallainyangdisampaikanolehKantadalahbagaimanaketikamelakukantindakan
etismeskiterlepasdarimotifindividual,halinitetaplahdianggapsebagaitindakan
yang bernilai moral. Kant memberikan contoh misalnya seseorang yang tidak
menyukai kehidupannya, karena kehidupannya sangat menyengsarakan, bila
mengikutikeinginannyaiainginsegeramengakhirikehidupannya,tetapiiamenolak
melakukanhalitukarenamembunuhdiridianggapsebagaisesuatuyangtidakbaik
secara universal. Meski seseorang yang tidak menyukai prinsipprinsip kewajiban
tetapitetapmenjalankannya,bagiKanttindakanitumemilikinilaimoral.Iniuntuk
menunjukanbahwatindakanyangdilakukanindividuharuslahdatangdarikesadaran
akankewajibanuntukberbuatbaik,karenahalinibukanlahpilihanyangberdasarkan
motif atau kesenangan, tetapi atas dasar kewajiban, maka ada penekanan pada
keharusanitu.
Contohlainnyaadalahperbuatanmenolongoranglain, meskipunmenolongorang
lainadalahtindakanyangbaik,bagiKant,tindakaninitidakterlalurelevanapakah
datangdarirasabelaskasih,maupunempati.Suatutindakanmenolongoranglain
haruslah datang dari rasa kewajiban, terlepas dari motif pribadi individu tersebut.
BagiKant,contohinimenekankanbahwaprinsipmoraldilaksanakanbukankarena
prinsip tersebut sesuai dijalankan untuk suatu tujuan akhir semata, tetapi demi
kewajibanataskebaikanitusendiri.Kewajibanitusifatnyamengingkatdanterlepas
darikepentingandariindividualtersebut.
Etika kewajiban dari Kant mengingatkan kita betapa pentingnya perbuatan moral
yangpatuhpadasuatuprinsipmoralbahwakebaikantersebutintrinsikadanya.Bahwa
suatu tindakan dinyatakan benar atau baik dapat diperiksa oleh rasio praktis kita.
Sebagaiagenmoralyangbebasdanmemilikikecerdasan,Kantmenjelaskanbahwa
melaluikecerdasaannyamanusiadapatmencapaipadapemahamantentangkonsep
kebaikanuniversal.Dimanapemahamannyainimewajibkannyauntukbersikapetis,
dan melakukan tindakan etis tanpa melibatkan perasaan atau memikirkan tentang
hasilnyasaja,tetapitegasuntukmematuhisuatuprinsipmoral,Kewajibanadalah
tindakanyangdilaksanakanatasdasarkeharusanyangdilakukandikarenakanadarasa
hormatterhadaphukum.2
2

Ibid. hlm. 384


148

7.JohnStuartMilldanKonsepEtikaUtilitarian
Teorimoraldalamfilsafatdapatdipahamimenjadiduaaliranbesar,yangpertama
adalah deontologis, seperti yang telah dibahas pada bagian Immanuel Kant, yang
kedua adalah kaum konsekuensialis. Apa yang dimaksud dengan etika
konsekuensialis? Pandangan konsekuensialis menyatakan bahwa segala tindakan
dianggap bernilai secara moral bila mempertimbangkan hasil akhir dari tindakan
tersebut. Tentunya pendekatan konsekuensialis kaum utilitarian sangat bertolak
belakang dengan konsep imperatif dari Immanuel Kant. Konsekuensialis justru
menegaskan bahwa suatu tindakan itu dapat dinilai baik bila menyebabkan
kebahagiaanbagiindividusertaorangorangdisekitarnya.Motifterhadapapayang
dianggap menyebabkan kebahagiaan dianggap oleh kaum konsekuensialis menjadi
dasardarisuatuperbuatanmoral.
AdapulatokohyangmengembangkanpahametisutilitarianadalahJohnStuartMill.
Utilitarianisme, dari akar kata utility, yang berarti kegunaan, menganggap bahwa
dorongan utama bagi seseorang untuk bersikap etis adalah untuk mencapai
kebahagiaan,Kredoyangmenerimaprinsipmoralutility,ataukebahagiaansebagai
fondasi moral meyakini bahwa tindakan dianggap sebagai suatu kebenaran sejauh
tindakan itu memproduksi serta mempromosikan kebahagiaan, akan menjadi
kesalahanbilaberlakuterbalikdarikebahagiaanitu. 3Cukupjelasdalampernyataan
ini,bahwaapayangdianggapsecaramoralbaikadalahkeadaanyangmenimbulkan
kebahagiaan. Tetapi seringkali pernyataan kaum utilitarian disalahartikan menjadi
pandanganyangsecarageneralmemperbolehkanapapununtukmencapaikebahagian,
inilahkritikterutamabagikaumutilitarian.
Millmembantahargumeninidenganmengatakanbahwaseolaholahpandanganetis
kaumutilitarianterlampaumeninggikankesenanganragawisemata.Millmenyatakan
bahwa pandangan utilitarian tidak sesederhana itu dalam menggunakan kata
kebahagiaan. Konsep kebahagiaan sebagai suatu tujuan seseorang sesungguhnya
bukanlahmurnimilikMill,seorangpemikirYunanikunoyangbernamaEpikurus
yang pertama kali mengutarakan gagasan tersebut. Untuk Mill ada perbedaan
mendasar antara paham Utility yang ia gagas, dan miliki pendahulunya Epikurus,
3

Ibid. bagian John Stuart Mill, hlm. 388


149

kelalaian utama dari Epikurus adalah tidak membahas konsep kebahagiaan secara
mendetil. Dikemudiannya Mill mengkoreksi pandangan dari Epikurus, dengan
menyebutkanbahwajeniskenikmatanataukebahagiaanadayangtinggidanrendah.
Hirarkiinimenjadipentingdalamkonsepetiskaumutilitarian,karenaMillberupaya
menyampaikan bahwa ada tingkatan dalam kebahagiaan, dimana pengejaran etis
berurusandengankebahagiaanyangbertingkattinggi,karenaitulahkebahagiaanitu
memilikinilaimoral.Klarifikasiinimenunjukanbahwakebahagiaanyangmemiliki
nilaimoralatauyangbertujuanetisbagiMilladalahjeniskebahagiaanyangutama
atau tertinggi, misalnya, kebahagiaan disaat melakukan aktivitas hobi, dengan
kebahagiaanyangdidapatkanketikamelakukankebaikanuntukoranglainbertempat
ditingkatanyangamatberbeda.Itulahkontekskatakebahagiaansebagaisuatutujuan
etis. Permasalahan yang timbul adalah bila kebahagiaan yang kita tuju sebagai
tindakan yang bermoral, harus dilalui dengan sesuatu yang menyengsarakan kita?
Bukankahprinsiputilitymenjadiberkontradiksi?
Tentunyaproblemfilosofisinimemberatkanlogikadariargumenetisparautilitarian,
tetapiMillmenjawab,bahwaselainadanyatingkatantingkatandarikebahagiaan,atau
klasifikasi kebahagiaan, tentunya tingkatan ini mengimplikasikan suatu anggapan
bahwatidaksemuakebahagiaanitumemuaskankitasecarasempurna.Millsecara
gamblangmenyatakanbahwakitaharusmenyadaribahwatidakadakepuasanyang
sempurna itu, meskipun demikian kita harus berupaya untuk memaksimalisasikan
kebahagiaan. Misalnyadalam satucontoh,ketika seseorangharus mengalami rasa
sakitmendonorkandarahdemi membantu seorangtemannya yangsedangsekarat,
tindakaninipadadasarnyamemangmenyengsarakannya,tetapikebahagiaanuntuk
melihattemannyasembuh,atauuntukmenolongtemannyamemberikankebahagiaan
yangmelampauirasasakitnya.
Contohinijugadapatdigunakanuntukmemahamipandanganetiskaumutilitarian
yangsangat berbedadengandeontologi Kantian. Mill mengkritik bagaimana Kant
dengan mudahnya meniadakan peran individu yang memiliki kesadaran untuk
bermotifmoral.PadafilsafatmoralKant,iamenekankanbahwaindividutidakboleh
memiliki kepentingan disaat ia berbuat kebaikan, tujuannya adalah kewajiban
terhadapkebaikanitusendiri.Millmenganggapprinsipdeontologiinisangatlahtidak
150

realistis, karena mengabaikan aspek kepekaan individu untuk berkendak serta


menginginkan kebaikan. Menginginkan kebaikan dalam arti utilitarian adalah
keinginankebaikantidaksajauntukindividuitusendiri,tetapimencakuporangorang
yang mungkin mendapatkan dampak dari perbuatan itu. Atas alasan inilah Mill
menekankan niat baik serta pertimbangan kebahagiaan untuk sebanyak mungkin
orangorang.

Prinsipetisutilitarianiniuntukmengenyahkananggapanbahwabilaprinsipterutama
manusia adalah kebahagiaan maka ia hanya akan melakukan sesuatu hal yang
menguntungkan bagi dirinya sendiri, sebaliknya karena ia menyadari bahwa
kebahagiaanituuntukkebahagiaansemuanya,makaiaterdoronguntukbersikapetis.
Mengapamotifmenjadisedemikianpentinguntukkaumutilitarian?Millmenjelaskan
bahwa hanya ketika seseorang berkeinginan untuk bertindak etis maka ia dapat
mempertanggungjawabkanpilihanyangtelahialakukan.Iatidakdapatmengelak
dengan mengatakan bahwa, ia hanya menjalankan suatu perintah, atau ia hanya
mengikutihukumtanpamemikirkanakibatnya.Motifdankonsekuensimenjadidua
halyangsangatpentingdalamprinsipetisutilitarian,karenaseseorangbermotifuntuk
berbuatbaik,makaiadiharuskanuntukmempertimbangkanhasilakhirdaripilihan
yangakaniaambil.
PenjelasandariJohnStuartMillmemberikankitaperspektifyangberbedatentang
suatu tindakan moral. Bila pandangan yang mendominasi adalah pandangan yang
mengatakanbahwaprinsipmoralitudidasariataskewajiban,Millmengkritikdengan
mengatakanbahwakebahagiaanadalahtujuandarikitabertindakyangbernilaimoral.
Sebagai konsekuensialis, Mill menjelaskan bahwa dalam melakukan apapun kita
terpautdenganhasilakhirdarisuatupilihan,danbagikaumutilitarian,konsekuensi
yangdipikirkanadalahbagaimanamultiplikasisuatukebahagiaan,danmenghindari
kesengsaraan. Seperti yang telah ditekankan oleh Mill, kebijaksanaan yang utama
serta memiliki nilai moral adalah mengejar kebahagiaan, Dengan demikian,
meningkatkan kebahagiaan, menurut etika utilitarian, merupakan objek dari
kebijaksanaan4
4

Ibid. hlm. 390


151

8.W.DRoss;IntuisidanKewajiban
Telah dibahas dua aliran besar dalam filsafat moral, yakni pandangan deontologi
dengan pandangan konsekuensialis. Dalam bagian ini akan dibahas tentang
bagaimana pandangan moral intuitif dari seorang etikus bernama W.D Ross. Bila
Kant menegaskan bahwa rasio praktis memungkinkan kita memisahkan mana
kebaikandanmanakeburukan,ataumaximkewajibanyangharuskitalakukan,dalam
pandangan Ross, ia menggunakan penjelasan intuisi. Apa yang dimaksud dengan
intuisi?
Ross berargumen bahwa seseorang mengetahui secara intuitif perbuatan apa yang
bernilai baik maupun buruk. Ia mengkritik pandangan utilitarian yang terlalu
menekankanpadakonsepkebahagiaan,bahkanmensejajarkankebahagiaansebagai
kebaikan. Bagi Ross, kebahagiaan tidak dapat secara mudah disamakan dengan
kebaikan,justrukebaikanadalahbentuknilai moralyanglebihtinggi.Jaditujuan
moraladalahmencapaikebaikanbukankebahagiaan.Rossmengkritikpandanganetis
dari kaum utilitarian sebagai pandangan hedonistik, yakni bertujuan hanya pada
kebahagiaan tanpamembedahlebihtajam perbedaanmendasarantarakebahagiaan
dan kebaikan. Meskipun ketika seseorang berbuat kebaikan, dan kebaikan itu
menyebabkanrasasenang,kesenanganitutidakrelevandengansuatuprinsipmoral,
justru untuk Ross, yang dipertimbangkan sebagai sesuatu yang signifikan adalah
benarnyatindakanindividutersebut.
SenadadenganKant,Rossadalahseorangfilosofmoral yangmenekankanbahwa
tindakan etis haruslah terlepas dari kepentingan individual. Bila dalam argumen
utilitarianditekankanbahwamotifmerupakanhalyangmendasar,bagiRoss,motif
menunjukanbahwaseseorangbertindaketisbukankarenatindakanitubenarsecara
prinsipil,tapitindakanitumenguntungkanbaginya.Rossberargumenbahwadiluar
darikebahagiaanterdapatberbagaihalyangmenurutnyalebihtepatuntukdijadikan
prinsiptindakanmoralyaknikebaikanmelaluikarakteryangmulia,atauberdasarkan
intelegensia.SehinggauntukRosspremisyangmengatakanbahwakebenaranmoral
adalah memperbanyak kebahagiaan bagi semakin banyak orang dikoreksi menjadi
kebenaran moral adalah memperbanyak kebaikan bagi semakin banyak orang.
152

Pembedaan antara kebahagiaan dankebaikan bagiRoss menjadi distingsipenting,


bahwadarikeduahaltersebutkebaikanadalahyangtertinggi.
MeskipunterdapatkeserupaandalamfilsafatmoralRossdenganKant,adaperbedaan
pentingantaraRossdanKant,RossmengkritikkewajibansempurnadariKant.Ia
mendebat bahwakewajibansempurnamengandaikanbahwatidakadaperselisihan
menyangkuttindakanmoralmanayangharusdiprioritaskan.SementaraitubagiRoss,
kitakerapdibenturkandengandilemamoralyangtidakdapatdengansederhananya
diselesaikandenganprinsipmengikatimperatifKant.DisatusisiRossmenyetujui
adanya kewajiban, tetapi kewajiban yang ia maksudkan bukanlah kewajiban
sempurnayangdijelaskanolehKant,kewajibanyangiamaksudkanadalahkewajiban
dengansyaratataukondisional.
UntukmempermudahpembedaanantarakewajibanimperatifKantdengankewajiban
kondisionaldariRossadalahmelaluicontohberikut;prinsipmoraldariKantakan
melarangkitadaritindakanberbohong,karenamenurutKantberbohongmelanggar
prinsip kewajiban imperatif yang universal. Tetapi bagaimana bila keadaannya,
seseorangharusmemilihantaraberbohongataumengatakankejujuran,tetapihasil
darikejujurannyaakanmenyebabkankematianoranglain?Daricontohsemacamini
Ross memaparkan bahwa secara intuitif kita memahami bahwa manakah prioritas
dalamdilemamoralsemacamini.BiladariperspektifKantsecaraimperatifindividu
ituharusmenyampaikankejujuran,meskikejujuranitumenyebabkankematianorang
lain,karenaprinsipmoraldariKantmengandalkankewajibanyangmengikatbukan
suatuhasilakhir.Rossmengkritikkonsepkewajibanini,justrudaripilihanantara
kejujurandankematian,kitamemilikipemahamanbahwanyawaseseorangjauhlebih
mendesakuntukdidahulukan.
Ide moral semacam ini disebut oleh Ross sebagai Prima Facie, Prima facie
menunjukanbahwasesungguhnyapadapandanganawalyangmunculadalahsituasi
moralyanghanyakemunculansemata,tetapiapayangdimaksuddenganPrimaFacie
adalahsituasimoralyangdapatditelaahsecaraobjektif.5Penelaahansecaraobjektif
yang dimaksud oleh Ross adalah, faktanya manusia memiliki kecerdasan untuk
membandingkanpilihanmoralmanakahyangpalingmenyebakankebaikanutama.
5

Ibid. bagian W.D Ross, hlm. 407


153

Melalui cara ini menurut Ross maka kita dapat menghindarkan generalisasi yang
dapatmengakibatkanpadakeburukan,sepertidalamcontohmenyampaikankejujuran
yang mengakibatkan kematian bagi orang lain. Prima Facie menekankan tentang
bagaimanaseseorangmerefleksikanpilihanpilihanmoralnya,sebelumiabertindak.
Ross menyebutkan tentang berbagai macam kewajiban yang membutuhkan
pertimbangan individu dalam kejadiankejadian aktual, ia menyusunya sebagai
berikut;1)Fidelitasatauyangmenyangkutperihalbagaimanaseseorangmemegang
janjiataukomitmennya,2)Kewajibanatasrasaterimakasih,ketikakitaberkewajiban
atasjasayangsudahditunjukanolehoranglain,3)Kewajibanberdasarkankeadilan,
hal ini menyangkut perihal pembagian yang merata yang berhubungan dengan
kebaikan orang banyak, 4) Kewajiban beneficence, atau bersikap dermawan, dan
menolongoranglainsebagaitanggungjawabsosial,5)Kewajibanuntukmerawatdan
menjagadirisendiri,6)Kewajibanuntuktidakmenyakitioranglain.
Enam tipe dari Prima Facie yangdijelaskan oleh Ross menunjukan bahwa dalam
kondisikondisi tertentu kita kerap terbentur untuk memutuskan diantara pilihan
pilihan moral. Dalam suatu situasi yang amat mendesak, Ross menekankan pada
kemampuan intuitif manusia untuk mengambil keputusan, dimana keputusan ini
ditujukan untuk mencari tahu pilihan manakah yang dimungkinkan menyebabkan
kebaikan yang tertinggi. Pertimbangan intuitif ini bagi Ross sangat vital, karena
intuisi bukanlah pertimbangan yang serampangan, tetapi pertimbangan yang
menggunakan segala aspek kecerdasan dan sensibilitas individu tersebut. Dengan
demikian maka ia dapat menghindarkan dirinya dari pilihan yang menyebabkan
keburukanuntukdirinyamaupunterhadaporangdisekitarnya.

154

DaftarPustaka
Borchert,DonaldM(Ed.).2006.EncyclopediaofPhilosophyVol.III.
FarmingtonHills:ThomsonGale
Callcut,Daniel.2009.ReadingBernardWilliams.LondondanNewYork:
Routledge
Debashis,Guha.2007.PracticalandProfessionalEthicsVol.1:The
PrimerofAppliedEthics.NewDelhi:ConceptPublishingCo
Graham,Gordon.2010.TheoriesofEthics:AnIntroductiontoMoral
PhilosophywithaSelectionofClassicReadings.LondondanNewYork:Routledge
Hinman,LawrenceM.2012.Ethics:APluralisticApproachtoMoralTheory.
California:WadsworthPublishing
Johnson,OliverA.danReath,Andrews.2011.Ethics:Selectionsfrom
ClassicandContemporaryWriters.California:WadsworthPublishing
Kagan,Shelly.1997.NormativeEthics.NewYork:DimensionsofPhilosophy
Kitchener,KarenStrohm.1999.FoundationsofEthicalPractice,
Research,andTeachinginPsychologyandCounseling.London:Lawrence
ErlbaumAssociates
Lee,Keekok.1985.ANewBasisforMoralPhilosophy(InternationalLibrary
ofPhilosophy).London:RoutledgeKegan&Paul
MacIntyre,Alasdair.1997.AShortHistoryofEthics:AHistoryofMoral
PhilosophyfromtheHomericAgetotheTwentiethCentury.LondondanNewYork:
Routledge
155

Pritchard,MichaelS.2012.WhatisEthics?.Michigan:Departmentof
Philosophy,WesternMichiganUniversity&TheodoreGoldfarb
Sidgwick,Henry.2004. OutlinesoftheHistoryofEthics.Montana:Kessinger
Publishing
Tnnsj,Torbjrn.2008UnderstandingEthics:IntroductiontoMoral
Theory.Edinburgh:EdinburghUniversityPress
Williams,Bernard.2006.EthicsandtheLimitsofPhilosophy.Londondan
NewYork:Routledge
Cottingham,John.1996.AnAnthology:WesternPhilosophy.UK:Blackwell
Publisher
Singer,Peter.1993.PracticalEthics.NewYork:CambridgeUniversityPress.

156

Вам также может понравиться