Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2016
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah Yang maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan dokumen tugas mata kuliah Perencanaan Kawasan Pesisir III yang
berjudul Laporan Pendahuluan Zonasi Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) Kabupaten Tulungagung dengan lancar. Selama proses penulisan
penulis banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak lain sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan optimal. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan ini yaitu:
1. Bapak Putu Gede Ariastita ST.MT. dan Ibu Dian Rahmawati, ST.MT., sebagai
dosen mata kuliah Praktek Perencanaan Pesisir yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan laporan ini serta memberikan ilmu yang sangat bermanfaat,
2. Instansi pemerintah dan masyarakat Tulungagung yang telah membantu
memberikan segala informasi terkait data pengerjaan penyelesaian laporan ini,
3. Orang tua yang selalu memberikan motivasi,
4. Teman-teman PWK 2013 yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan
laporan ini,
5. Serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian laporan
ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu
Sekian, semoga laporan ini dapat bermanfaat secara luas bagi perkembangan
wilayah perencanaan serta rekomendasi ke depannya. Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
Page i
2016
DAFTAR ISI
Latar Belakang............................................................................................................................. 1
1.2.
1.3.
Ruang Lingkup............................................................................................................................. 4
1.3.1
1.3.2
1.4.
BAB II ................................................................................................................................................................ 8
KAJIAN KEBIJAKAN DAN KAJIAN LITERATUR................................................................................... 8
2.1.
2.1.1. Issu Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi
Jawa Timur............................................................................................................................................. 8
2.1.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi
Jawa Timur........................................................................................................................................... 16
2.2. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penetapan Ruang Wilayah Kabupaten
Tulungagung Tahun 2012 2032 ................................................................................................... 18
2.3.
2.4.
Konsep Teoritis.......................................................................................................................... 24
2.4.1.
3.2.
3.2.1.
Topografi ............................................................................................................................ 35
Page ii
2016
3.2.2.
Klimatologi ......................................................................................................................... 35
3.2.3.
Geologi ................................................................................................................................ 35
3.2.4.
Hidrologi.............................................................................................................................. 35
3.2.5.
Kebencanaan..................................................................................................................... 35
3.3.
3.4.
3.3.1.
3.3.2.
3.5.
3.6.
Ekosistem .................................................................................................................................... 42
3.7.
3.6.1
3.6.2
3.8.
Kependudukan ........................................................................................................................... 47
3.6.1
3.8.2
3.8.3
3.9.
3.9.1
PDRB .................................................................................................................................... 49
3.9.2
3.9.3
3.10
3.10.1
3.10.2
Transportasi....................................................................................................................... 53
3.10.3
Komunikasi......................................................................................................................... 54
Page iii
2016
4.1.1.
4.1.2
4.2
4.2.1
4.2.2
4.2.3
4.2.4
4.2.5
4.2.6
4.2.7
4.2.8
4.3
BAB V ............................................................................................................................................................... 70
MANAJEMEN KEGIATAN........................................................................................................................... 70
5.1.
5.2.
5.3.
5.3.1
Persiapan Pekerjaan....................................................................................................... 74
5.5.
BAB VI ............................................................................................................................................................. 80
LAMPIRAN...................................................................................................................................................... 80
Page iv
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan
dan
penanganan
khusus
dari
pemerintah
dengan
memperhatikan
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Page 1
2016
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZBWP-3-K), dan dapat menyusun Rencana Zonasi Rinci
pada zona tertentu.
Dalam rangka memberikan acuan bagi semua pihak terkait dalam penyusunan
rencana zonasi WP-3-K Provinsi, baik untuk kalangan pemerintah, swasta, maupun
masyarakat pada umumnya, maka perlu disusun pedoman penyusunan Rencana
Zonasi WP-3-K Provinsi.
dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya laut belum berperan sebagai komoditi dan
aset
ekonomi
yang
berfungsi
dan
kemampuannya
perlu
dilestarikan
untuk
1.2.
Page 2
2016
6. Sebagai acuan dalam rujukan konflik di perairan laut wilayah pesisir, dan
pulau-pulau kecil
Page 3
2016
Ruang Lingkup
Page 4
2016
pada garis lintang 113,92 114,08 LS dan garis bujur 7,04 7,12 BT dengan
batas-batas fisik seperti diperlihatkan pada peta terlampir. Sedangkan batas batas
wilayah kawasan studi adalah sebagai berikut:
Utara
Barat
: Kabupaten Trenggalek
Selatan
: Samudera Hindia
Timur
: Kabupaten Blitar
6. Analisis, meliputi:
Page 5
2016
1.4.
Sistematika Pelaporan
Page 6
2016
Page 7
2016
BAB II
KAJIAN KEBIJAKAN DAN KAJIAN LITERATUR
2.1.
berkesinambungan
terhadap
dampak
dari
tindakan
manusia
dalam
Page 8
2016
pengembangan
potensi-potensi
infrastruktur
strategis
seperti
pengembangan
sumber-sumber
energi
alternatif
dan
pengolahannya.
B. Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Isu strategis wilayah, meliputi :
Integrasi Penataan Ruang
Adapun isu isu yang terkait dengan penataan ruang antara lain :
1. Banyak terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang walaupun
ada peraturan perundangannya;
2. Belum ada rencana tata ruang khusus wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di
Jawa Timiur termasuk kabupaten/kota
3. Pendirian
bangunan
dan/atau
kegiatan
lain
di
sempadan
pantai
Page 9
2016
Letak pulau kecil terpencil menjadi sarang bagi kegiatan illegal yang dapat
merusak lingkungan dan ekosistem
Page 10
2016
Page 11
2016
rehabilitasi
hutan
mangrove
di
kabupaten/kota
yang
rusak
Page 12
2016
ada
penelitian
luasan
terumbu
karang,
termasuk
tingkat
kerusakannya;
Pengembangan
Ekonomi,
Wisata
Bahari
dan
Peningkatan
Kesejahteraan
Isu-isu terkait dengan pembangunan ekonomi, wisata bahari dan kesejahteraan
masyarakat wilayah pesisir adalah:
1. Masih ada peluang pengembangan perikanan, meliputi perikanan budidaya,
perikanan tangkap, usaha produktif pengolahan hasil perikanan dan kelautan;
2. Kurangnya
masyarakat pesisir.
3. Tersedianya
sarana
dan
prasarana
lain
yang
mendukung
kegiatan
perekonomian masyarakat;
4. Terdapatnya
kawasan
pelabuhan
perikanan,
pelabuhan
umum,
dan
pelabuhan khusus.
5. Potensi sektor pariwisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;
6. Peluang pasar hasil sumber daya laut secara nasional dan internasional cukup
besar
7. Sumber daya wilayah pesisir dan lepas pantai belum termanfaatkan secara
optimal
8. Potensi sumberdaya alam yang melimpah dan peluang investasi
9. Kawasan pesisir dan pantai belum seluruhnya dikelola oleh Pemerintah
maupun Masyarakat
Isu-isu terkait dengan potensi obyek wisata bahari adalah:
1. Usaha pariwisata bahari belum memberikan nilai ekonomi yang memadai
2. Pengembangan paket wisata bahari belum terpadu
3. Kurang tersedianya fasilitas wisata bahari yang terjangkau masyarakat dan
penyebaran panduan potensi wisata bahari sangat terbatas
4. Sepanjang pantai, pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki keindahan dan daya
tarik wisata;
5. Terumbu karang dan hamparan pasir putih di beberapa lokasi merupakan
pesona alam yang perlu dilestarikan
6. Beberapa lokasi pantainya potensial untuk dikembangkan sebagai wisata
surving, dan pemancingan .
Page 13
2016
Page 14
2016
maupun
teknologi
tepat
guna.
Teknologi
tradisional
dengan
Page 15
2016
Page 16
2016
skala pelayanannya,
yang masing-masing
mempunyai keterkaitan
pengembangannya
adalah
Sapeken.
Sektor
yang
ke
setiap
pulau
dengan
skala
pelayanan
sekunder,
yang
Page 17
2016
Pengembangan
Lokal
atau
Pusat
Pelayanan
Lingkungan
TULUNGAGUNG
YANG
SEJAHTERA,
MANDIRI
DAN
BERDAYA SAING
Sedangkan Misi Pembangunan Kabupaten Tulungagung adalah :
1) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia masyarakat Kabupaten
Tulungagung sehingga berdaya untuk aktif berpartisipasi dalam proses
pembangunan daerah
2) Memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tulungagung secara
merata dan berkeadilan, melalui pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis
agribisnis dan agroindustri.
3) Mewujudkan
kemandirian
Kabupaten
Tulungagung
dalam
membangun
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
di
Kabupaten
Page 18
2016
dan
kawasan
pegunungan.
Berdasarkan
kondisi
tersebut,
maka
Page 19
untuk
kegiatan
pertanian,
erosi
akan
menurunkan
2016
kesuburan
tanah,
mengurangi daya serap dan daya simpan air tanah yang berakibat lahan
menjadi kering dan tandus.
ruang
wilayah
Kabupaten
Tulungagung
yang
menjadi
bahan
pertimbangan adalah:
Mewujudkan Daerah berbasis agropolitan ditunjang industri, pariwisata,
dan berbasis pada potensi lokal berkelanjutan
B. Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang
harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang Wilayah Kabupaten
Tulungagung.
berfungsi sebagai :
Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten;
Sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten;
Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW
kabupaten; dan
Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten;
Karakteristik wilayah kabupaten;
Page 20
2016
b.
c.
d.
b.
c.
(3) Pengembangan
pariwisata
secara
meliputi:
a.
b.
c.
Page 21
2016
a.
b.
meningkatkan
fungsi
kawasan
perdesaan
sebagai
pendukung
meningkatkan
interaksi
desa-kota
dalam
meningkatkan
efisiensi
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
f.
mengembangkan
kawasan
hutan
produksi
dengan
memperhatikan
keseimbangan lingkungan;
b.
c.
d.
e.
Page 22
f.
2016
g.
b.
meningkatkan
meningkatkan
dan
memantapkan
fungsi
kawasan
strategis
b.
c.
2.3.
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Pesisir dan Kepulauan adalah sebagai
berikut :
1. Kebijakan dari tujuan Terciptanya keseimbangan dan pemerataan pembangunan di
seluruh wilayah perkotaan dan perdesaan baik di wilayah daratan dan kepulauan
guna menciptakan kesejahteraan di bidang ekonomi, social dan budaya melalui
pembangunan fisik dan nonfisik dan Terciptanya suatu kawasan yang berjatidiri dan
beridentitas yang berlandaskan pada nilai-nilai agama, budaya dan kearifan lokal
guna mencapai kemajuan yang mandiri, adalah :
a. Optimalisasi pengembangan Kawasan Kepulauan di Kabupaten Tulungagung;
b. Mempertahankan dan memperbaiki ekosistem wilayah kepulauan.
Page 23
2016
kawasan;
Melindungi ekosistem pesisir yang rentan terhadap perubahan fungsi kawasan;
serta
Peningkatan kegiatan kepariwisataan dan penelitian di Kawasan Kepulauan.
3. Kebijakan terciptanya suatu kawasan yang berjatidiri dan beridentitas yang
berlandaskan pada nilai-nilai agama, budaya dan
Konsep Teoritis
a. Comprehensive Planning
Perencanaan komprehensif adalah perencanaan terpadu (integrated) dalam
pengertian bahwa perencanaan itu mencakup seluruh aspek penting (esensial)
dalam paradigma perencanaan pembangunanan nasional. Model komprehensif
digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem secara
Page 24
2016
pendekatan
ilmiah
dalam
analisisnya
sehingga
permasalahan-
hearing yang sifatnya serimonial. Dalam hal ini, perencana menganggap paling
tahu
atas
segala
permasalahan.
Di
samping
itu,
perencanaan
bersifat
b. Structure Planning
Perencanaan
struktur
adalah
perencanaan
yang
bertujuan
untuk
menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup kuat, mampu-layan, awet, dan
memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan.
Suatu struktur disebut stabil bila struktur tersebut tidak mudah terguling, miring
atau tergeser selama umur penataan ruang direncanakan. Suatu struktur disebut
cukup kuat dan mampu layan bila kemungkinan terjadinya kegagalan struktur dan
kehilangan kemampuan layan selama masa hidup yang direncanakan adalah kecil
dan dalam batas yang dapat diterima. Suatu struktur disebut awet bila struktur
tersebut dapat menerima keausan dan kerusakan yang diharapkan terjadi selama
umur penataan yang direncanakan tanpa pemeliharaan yang berlebihan. Untuk
Page 25
2016
c. Strategic Planning
Perencanaan strategis adalah perencanan dimana masyarakat sebagai
pembuat keputusan, pihak-pihak terkait dibantu para ahli yang bertindak sebagai
fasilitator. Bersifat komprehensif karena semua aspek dikaji tetapi hanya berkaitan
dengan isu strategis, hasil kajiannya bersifat menyeluruh bukan hanya aspek fisik
serta memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Kelemahan perencanaan
strategis terletak pada keterbatasan pengetahuan sumber daya manusia
organisasi yang tidak merata sehingga tidak semua memahami visi dan misi
organisasi. Dalam pencermatan lingkungan internal dan eksternal organisasi harus
dilakukan oleh anggota organisasi yang berpengalaman dan mengenal betul
karakter organisasi sehingga mampu mengetahui isu-isu organisasi yang strategis.
Selan itu perencanaan ini termasuk perencanaan jangka panjang, dimana strategi
yang dimaksud sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai pada
masa depan.
d. Continuous Planning
Perencanaan ini adalah perencanaan yang dilakukan secara terus menerus,
berdasarkan pada pemantauan dan evaluasi dari hasil mengamati dan memeriksa
kesesuaian pemanfaatan ruang. Perencanaan yang dilakukan secara menerus ini,
akan membawa pada arah pengembangan untuk aspek yang direncanakan. Setiap
ada kerusakan atau penurunan kualitas dan kuantitas segera terdapat perbaikan,
sehingga sifatnya mencapai dan mempertahankan kualitas dan kuantitas, namun
tetap disesuaikan dengan kebutuhan ruang.
e. Consensus Planning
Perencanaan konsensus adalah perencanaan yang mengutamakan adanya
partisipasi masyarakat dengan komunikasi yang intersubjektif atau memiliki aspek
kesamaan dan kebersamaan (common and shared). Pada perencanaan ini
perencana berperan sebagai negosiator dan fasilitator, dimana kekuasaan sifatnya
tidak terpusat. Untuk pengendalian atau kontrolnya bersifat eksplisit dengan
mengutamakan penekanan pada komunikasi yang logis. Perencanaan ini tidak
menfokuskan pada isu yang utama dimana keefektifannya diambil berdasarkan
pada kesepakatan yang diturunkan dari komitmen yang ada. Keterbukaan atau
transparansi perencanaan ini diperuntukkan bagi partisipannya.
Page 26
2016
perlu
dikelola
secara
berkelanjutan
dan
berwawasaan
global,
dengan
memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakat, dan tata nilai bangsa yang
berdasarkan norma hukum nasional. Hal ini dijelaskan dalam UU. No 26 Tahun 2007.
Garis batas nyata dari wilayah pesisir tidak ada, batas wilayah pesisir hanyalah
berupa garis khayalan yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi setempat.
Menurut UU. No. 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir, dijelaskan
bahwa batasan wilayah pesisir kearah daratan mencakup wilayah administrasi
daratan dan kearah perairan laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis
pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk
perairan dangkal, rawa payau dan laguna.
Perencanaan Kawasan Pesisir
Lahirnya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, maka dipandang perlu adanya upaya mendorong
Page 27
2016
pesisir
harus
diterapkan
untuk
menjamin
keberlanjutan
pengembangan pesisir.
Page 28
2016
c. Tata Kelola yang Baik: tata kelola yang baik dari kawasan pesisir
membutuhkan koordinasi lintas sektoral dari berbagai pelayanan administrasi
kawasan pesisir, baik secara horizontal maupun vertikal.
d. Solidaritas Inter dan Intragenerasi: ICZM harus diterapkan untuk
menjamin distribusi sumberdaya pesisir yang lebih baik antara generasi saat
ini dan masa depan.
e. Menjaga Kekhasan: Aktivitas yang terjadi di dalam kawasan pesisir
sangatlah kompleks harus diperhatikan dengan baik, dan diprioritaskan untuk
menjaga kekhasan identitas masyarakat setempat.
f.
Konsep Minapolitan
Konsep minapolitan pada dasarnya adalah konsep pengembangan wilayah
dimana konsep ini menitik beratkan pada pengembangan komoditas-komoditas
unggulan pada sektor perikanan di suatu wilayah pesisir. Dengan kecenderungan
kegagalan
model
pembangunan
di
suatu
daerah
yang
secara
umum
wilayah
dengan
pendekatan
dan
sistem
manajemen
kawasan
Page 29
2016
yang berdaya saing tinggi. Hal ini harus di tunjang dengan perencanaan yang
berbasis
kerakyatan,
berkelanjutan
(tidak
merusak
lingkungan)
dan
sehingga
menghasilkan
produk-produk
yang
secara
ekonomi
kompetitif.
Page 30
2016
unit-unit
produksi
di
masa
depan
dapat
diarahkan
dengan
Page 31
2016
di
bidang
perikanan
budidaya
adalah
sentra
produksi
dan
akan
menjadi
relevan
dengan
wilayah
pengembangan
perdesaan
untuk
menjangkau
kota;
(2)
Cukup
luas
untuk
spillovers) akan mudah diinkorporasikan dalam proses perencanaan jika proses itu
dekat dengan rumah tangga dan produsen perdesaan.
Page 32
2016
Page 33
2016
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PESISIR KABUPATEN TULUNGAGUNG
3.1.
Luas Km2
80,54
Kecamatan Kalidawir
118,82
90,59
: Kabupaten Trenggalek
Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia
Sebelah Timur
: Kabupaten Blitas
Page 34
3.2.
2016
3.2.1. Topografi
Secara umum wilayah pesisir Kabupaten Tulungagung merupakan daerah
pegunungan yang relatif tandus, namun kaya akan potensi hutan dan bahan
tambang, yang merupakan bagian dari pegunungan kapur selatan Jawa Timur,
mencakup areal seluas 40%. (Kabupaten Tulungagung, 2013)
Untuk ketinggian tempat dari atas permukaan laut (dpl), secara keseluruhan
Kabupaten Tulungagung dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat): 0-100 mdpl, 100500 mdpl, 500-1000 mdpl, dan lebih dari 1000 mdpl. Sementara itu untuk kelerengan
tanah, secara keseluruhan Kabupaten Tulungagung dibagi menjadi 6 (enam) yaitu 02%, 2-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40%, >40%.
3.2.2. Klimatologi
Tipe iklim Kabupaten Tulungagung secara umum termasuk tipe AW, yang
merupakan iklim hujan tropis bermusim. Tipe hujan dicirikan oleh turunnya hujan
bermusim (bulan Nipember sampai April), dan adanya musim kemarau pada bulan
Mei sampai Oktober. Suhu rata-rata mencapai 27C dengan suhu terendah 24 C
dan suhu tertinggi 30C. kelembaban udara berkisar antara 74-77% dan curah hujan
tahunan rata-rata berkisar 2.155-3.292 mm.
3.2.3. Geologi
Wilayah pesisir Kabupaten Tulungagung secara keseluruhan memiliki jenis
tanah formasi geologi yang tersusun aras endapat liat dan pasir, tuf vulkan
intermediat, serta batu kapur dan napal.
3.2.4. Hidrologi
Kondisi hidrologi wilayah pesisir Kabupaten Tulungagung memiliki aliran sungai
sepanjang tahun. Terdapat DAS di Kabupaten Tulungagung antara lain DAS Brantas
dan DAS Dlodo-Gedangan.
3.2.5. Kebencanaan
Wilayah rawan bencana dan wilayah kritis di Kabupaten Tulungagung
khususnya untuk wilayah rawan banjit terjadi karena adanya wilayah yang
memppunya ketinggian diatas kurang dari 25 meter di atas pemukaan air laut
dengan kelerengan 2-15%. Selain itu karena terdapatnya faktor pembatas alam
berupa bentuk-bentik batuan dalam tanah yang relatif sulit menyerap air (tanah clay).
Berdasarkan keadaan tersebut dapat diindikasikan beberapa kawasan yang juga
mempunyai kecenderungan terjadinya erosi akibat dari penggerusan oleh air
Page 35
2016
terutama air hujan dengan curah hujan yang lebat kecuali pada wilayah yang tidak
terkena erosi.
Gempa bumi berlaku setiap hari di bumi, tetapi umumnya berskala kecil,
sehingga
tidak
menyebabkan
kerusakan.
Gempa
bumi
yang
kuat
mampu
menyebabkan kerusakan dan kehilangan nyawa yang besar melalui beberapa cara
termasuk retakan pecah (fault rupture). Getaran bumi (gegaran) banjir disebabkan
oleh tsunami, lempengan pecah, berbagai jenis kerusakan muka bumi kekal seperti
tanah runtuh, tanah lembik, dan kebakaran atau pelepasan bahan beracun. Kriteria
kawasan rawan gempa menurut PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional adalah kawasan yang berpotensi dan/atau pernah
mengalami gempa bumi dengan skala VII sampai XII Modified Mercally Intensity
(MMI). Kabupaten Tulungagung memiliki potensi gempa MMI V hungga VII.
3.3.
3.4.
Page 36
2016
Page 37
2016
Penggunaan Lahan
Berdasarkan Kabupaten Tulungagung dalam angka 2008, secara umum
Page 38
2016
Perairan; 1%
Permukiman; 21%
Hutan; 28%
Persawahan
; 24%
Perkebunan; 2%
Pertanian Tanah
Kering; 24%
Perairan
Hutan
Perkebunan
Persawahan
Permukiman
Sumber: http://www.tulungagung.go.id
Lahan Persawahan
Secara umum lahan persawahan terdapat dibagian tengah Kabupaten Tulungagung
dengan luas kurang lebih 26.503,33 hektar atau setara 23,0%. Lahan persawahan
ini merupakan lahan yang tergolong baik atau subur dengan permukaan rata rata
datar dengan kelerengan tanah 0 3%. Tanah tidak peka terhadap erosi, tekstur
lempung dan mudah diolah. Lahan ini amat cocok untuk tanaman semusim.
Sehingga tindakan pemupukan dan usaha-usaha memelihara struktur tanah yang
baik
sangat
diperlukan
untuk
menjaga
kesuburan
dan
mempertinggi
produktivitasnya.
Lahan Permukiman
Kawasasan permukiman terdapat mengikuti di sekitar arah aliran sungai, jalan dan
kawasan kawasan yang berpotensi untuk dapat berkembang. Luas dari
permukiman Kabupaten Tulungagug kurang lebih 22.572. 39 hektaratau 19,62%.
Lahan ini merupakan lahan yang tergolong sangat baik/subur dan permukaan datar
dengan lereng tanah berkisar antara (0-8). Sifat tanah tidak peka terhadap erosi,
tekstur lempung-lempung pasiran dan mudah diolah
Page 39
2016
Tegalan
Tegalan merupakan pertanian kering semusim yang tidak pernah diairi dan
ditanami dengan jenis tanaman umur pendek saja, tanaman keras yang mungkin
ada hanya pada pematang-pematang. Di Kabupaten Tulungagung lahan tegalan
mempunyai luasan kurang lebih 25.202,10 hektar atau 21,90%. Umumnya
menempati kemiringan tanah (8-20). Sesuai untuk digarap bagi usaha tani
tanaman semusim. Usaha-usaha penanggulangan erosi tidak dapat ditinggalkan,
yaitu perlu pembuatan teras-teras, tindakan khusus pengawetan tanah dan lain
sebagainya.
Perkebunan
Perkebunan pada Kabupaten Tulungagung merupakan area yang ditanami jenis
tanaman keras dan jenis tanamannya hanya satu atau dua jenis saja, dan cara
pengambilan hasilnya bukan dengan menebang pohon. Di Kabupaten Tulungagung
perkebunan menempati areal seluas 2.607,94 hektar atau 2,27%
Hutan
Pada Kabupaten Tuluangung hutan menempati areal seluas 30.308,48 hektar atau
26,34 %, menempati sebagian daerah lereng tenggara Gunung Wilis dan sebagian
menempati daerah jalur pegunungan/perbukitan selatan Jawa Timur di Kabupaten
Tulungagung. Hutan ini mempunyai manfaat yang besar dan penting dalam
pengaturan tata air, pencegah erosi, iklim, keindahan dan kepentingan strategis.
Perairan
Wilayah perairan pada Kabupaten Tulungagung meliputi kolam, tambak, danau,
genangan, sungai seluas 827,57 hektar atau 0,72% dari luas wilayah Kabupaten
Tulungagung.
Potensi
Memiliki banyak objek wisata seperti wisata pantai, pegunungan dan wisata budaya
Page 40
2016
Masalah
Terjadi kerusakan dan konversi lahan menjadi tegalan dan kebun campuran seperti
di Kecamatan Pucanglaban dan Kalidawir
Banyak lahan lokasi wisata yang merupakan milik Perhutani, sehingga sulit untuk
dikembangkan
Page 41
3.6.
2016
Ekosistem
Secara
Page 42
2016
wilayah pesisir pantai selatan juga telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah antara
lain seperti :
Pembuatan terumbu karang buatan sebagai media tempel bagi tunas tunas
terumbu karang yang ada.
Selain itu juga dilakukan berbagai kegiatan preventif dalam upaya menjaga
kelestarian ekosistem sumberdaya pesisir dan laut seperti pembentukan
POKMASWAS, larangan larangan penggunaan Pottasium dan bahan peledak
dalam menangkap ikan serta pengaturan penggunaan alat tangkap ikan
sebagaimana zonasasinya.
Pantai Molang,
Pantai Dlodo,
Pantai Sine,
Pantai Ngelo,
Pantai Gerangan,
Pantai Brumbun,
Pantai Popoh,
Pantai Sidem,
Pantai Klatak,
Pantai Bayem,
Pantai Nglarap.
Page 43
2.
2016
Page 44
2016
Nilai Produksi Perikanan Laut Menurut Jenis Ikan Tahun 2009-2012 (kg).
No.
Jenis ikan
2009
2010
2011
2012
1.
Kembung
3,791.28
5,633.95
4,693.51
3,651.17
2.
Tongkol
12,437.84
9,454.82
7,461.71
7,555.23
3.
Layur
8,007.08
5,335.72
1,016.70
1,005.91
4.
Cakalang
0.00
0.00
3,713.18
4,866.72
5.
Peperek
220.31
0.00
1,131.99
233.98
6.
Tuna
0.00
7,291.86
18,523.46
13,436.88
7.
Ubur-Ubur
0.00
0.00
1,544.98
0.00
8.
Layang
8,621.04
8,533.56
4,137.83
3,876.92
9.
Kurisi
87.60
82.34
216.76
641.89
10.
Terinasi
0.00
0.00
125.41
224.21
11.
Kuwe
6.98
2.57
25.08
42.43
12.
Cumi-cumi
456.14
438.43
1,055.52
1,037.20
13.
Ikan Sebelah
729.44
1,047.24
1,139.44
1,260.21
14.
Lidah
720.72
1,398.64
755.14
599.28
15.
Teri
4,187.65
3,295.04
1,707.34
1,635.45
16.
Manyung
2,777.74
3,330.22
1,437.39
1,776.40
17.
Udang barong
0.00
0.00
0.00
0.00
18.
Udang rebon
0.00
0.00
0.00
0.00
19.
Udang lain
0.00
0.00
0.00
0.00
Page 45
20.
2016
Ikan Lainnya
768.66
911.55
627.71
2,207.52
JUMLAH
42,812.48
46,755.93
49,313.15
44,051.39
samudera
terdiri
dari
potensi
energi
yaitu
energi
panas
laut,
gelombang dan pasang surut. Yang pertama yaitu energi panas laut atau yang
sering disebut dengan ocean thermal energy conversion. Energi ini berkonsep
dari perbedaan suhu antara suhu di permukaan laut dan suhu di bawah laut
menjadi energi listrik. Konversi energi panas laut ini belum banyak digunakan.
Yang kedua yaitu energi gelombang laut. Deretan ombak serupa dengan tinggi 2
meter dan 3 meter dayanya sebesar 39 kw per meter panjang ombak.
Yang ketiga yaitu energi pasang surut. Di indonesia selisih tinggi antara pasang
dan surut bisa mencapai 3 meter. Hal ini juga sangat mendukung indonesia
untuk mengembangkan konversi akan energi samudera ini. Pada pemanfaatan
energi
ini
diperlukan
daerah
untuk
menampung
air
laut
Page 46
2016
(reservoir area). Namun, sisi positifnya adalah tidak menimbulkan polutan bahanbahan beracun baik ke air maupun udara.
3.8.
Kependudukan
wilayah
dengan
tingkat
kepadatan
penduduk
terendah
adalah
Kepadatan
(Km)
(Jiwa/Km)
Penduduk (Jiwa)
Besuki
82.16
34724
Tanggunggunung
117.73
24136
Kalidawir
97.81
64232
Pucanglaban
82.94
22157
Total
380.64
145249
423
205
657
267
382
Page 47
2016
Kecamatan
Laki
Besuki
17348
Tanggunggunung
11695
Kalidawir
29482
Pucanglaban
10580
Total
69105
Jumlah
Perempuan
Penduduk
(Jiwa)
17376
12441
34750
11577
76144
34724
24136
64232
22157
145249
Dependensi Rasio
Besuki
50,62
Tanggunggunung
49,59
Kalidawir
55,47
Pucanglaban
50,45
Page 48
3.9.
2016
Karakteristik Ekonomi
3.9.1 PDRB
Berdasarkan data ,tahun 2010,pertumbuhan ekonomi sebesar 6,48% naik menjadi
6,73 ditahun 2011.Kemudian pada tahun 2012 naik menjadi 6,98% .Dilihat dari PDRB
per kapita tahun 2011 sebesar Rp. 19,11 juta dan mengalami kenaikan di tahun 2012
sebesar Rp 21,42 juta.
Hal ini terbukti dari jumlah penduduk yang bekerja, jumlahnya 528.123
orang terbagi di sektor pertanian sebanyak 216.255 orang (40,95%) sementara di PHR
( perdagangan, hotel dan restoran ) sebanyak 112.628 orang (21,33%). Sementara
angkatan kerja di Sektor IP sebanyak 81.110 orang (15,36%).
Untuk memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi, Pemkab Tulungagung
harus memperhatikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada 2011 IPM
Tulungagung sebesar 73,76% sedangkan tahun 2012 sebesar 74,09%
3.9.2 Wilayah Domestik dan Regional
Pengertian
domestik/regional
disini
dapat
merupakan
Propinsi
atau
Daerah
Kabupaten/Kota. Transaksi Ekonomi yang akan dihitung adalah transaksi yang terjadi
di wilayah domestik suatu daerah tanpa memperhatikan apakah transaksi dilakukan
oleh masyarakat (residen) dari daerah tersebut atau masyarakat lain (non-residen).
3.9.3 Sektor-Sektor Perekonomian kab Tulungagung
Perikanan
Tulungagung merupakan sebuah wilayah yang cocok untuk sektor perikanan. Hal ini
terbukti dari sebagian besar wilayah Kabupaten Tulungagung yang berhasil
memproduksi berbagai macam jenis ikan. Dari data yang ada, produksi ikan terbesar
adalah ikan lele, ikan gurami, ikan patin dan ikan hias.
Salah satu desa yang berhasil mengembangkan bidang perikanan sebagai
sumber penghasilan adalah Desa Gondosuli, salah satu desa yang berlokasi di
Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Desa yang semula dikenal
sebagai salah satu produsen tembakau ini telah berubah menjadi desa perikanan,
khususnya sentra budidaya lele.
Page 49
2016
Kolam-kolam lele tersebar di lahan seluas 11,03 ha yang diusahakan oleh 92 rumah
tangga perikanan budidaya. Dengan jumlah kolam yang relatif banyak dan
kemampuan manajerial produksi yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok
pembudidaya ikan, panen lele dapat berlangsung setiap hari. Tidak kurang dari 18 ton
per hari, produksi lele dari Desa Gondosuli dipanen untuk memenuhi pasar
Tulungagung dan daerah-daerah lain di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Perdagangan
Page 50
2016
terkonsentrasi di TPI Popoh. Untuk perairan darat mulai dari ikan lele, gurami, nila.
Lobster air tawar, ikan hias, belut, bekicot, udang windu, udang vanname yang
kesemuanya terbagi di berbagai Kecamatan di Tulungagung dari Pakel, Rejotangan,
Ngunut, Kedungwaru, Kalidawir, Boyolangu, Gondang, Ngantru, Besuki, Pucanglaban
dan beberapa Kecamatan lainnya. Sedang untuk daerah pemasarannya meliputi
daerah Surabaya sekitar, Malang, Jakarta, ataupun sampai luar Jawa bahkan sampai
ke mancanegara yaitu Singapura, Jepang, dan China.
Kecamatan Besuki merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan perikanan
tangkap karena di wilayah ini terdapat TPI Popoh yang merupakan pusat pendaratan
ikan di wilayah selatan Kabupaten Tulungagung.Perahu nelayan yang dilayani berasal
dari
Kecamatan
Tanggunggunung,
Kalidawir
dan
Pucanglaban.Pengembangan
selanjutnya TPI Popoh diarahkan untuk menjadi basis kegiatan penangkapan baik
skala kecil maupun menengah dengan fasilitas pendukung meliputi kolam labuh,
dermaga perahu, suplai BBM (SPDN), gudang es dan gudang dingin. penyediaan
sarana cold storage, dok/slipway dan bengkel nelayan. Keberadaan TPI Popoh juga
mendorong perkembangannya industri pengolahan ikan di daerah sekitarnya.
Selain itu, Kecamatan Besuki merupakan wilayah potensial pengembangan industri
pengolahan hasil perikanan.Wilayah ini bisa menjadi sentra industri pengolahan ikan
rebus/pindang, ikan asin, terasi dan petis serta produk olahan ikan lainnya. Industri
pengolahan ikan menyerap bahan baku ikan segar baik dari Kecamatan Besuki sendiri
(TPI Popoh) maupun kecamatan sekitar seperti Kecamatan Tanggunggunung,
Kalidawir dan Pucanglaban. Keberadaan obyek wisata Pantai Popoh bisa dimanfaatkan
untuk meningkatkan pemasaran hasil pengolahan ikan, mengingat lokasinya akan
dilalui oleh jalur JLS.
Kawasan Minapolitan dikembangkan secara terintegrasi antara:
Kecamatan Gondang
Kecamatan Kalidawir
Kecamatan Tulungagung;
Kecamatan Sumbergempol;
Kecamatan Ngunut;
Kecamatan Rejotangan;
Kecamatan Kauman;
Page 51
Kecamatan Boyolangu.
2016
Kegiatan budidaya ikan terutama lele dan gurami serta ikan hias mulai berkembang
dan ditunjang keberadaan Balai Benih Ikan (BBI) untuk mencukupi kebutuhan benih.Di
wilayah ini pasokan air untuk kebutuhan budidaya dapat terpenuhi karena adanya
saluran-saluran irigasi maupun sungai.
PDRB Subsektor Perikanan Tahun 2007-2011.
No
PDRB
ADHB
2007
2008
2009
2010*)
2011**)
(juta 189,484.58
(juta 122,319.53
122,319.53
1.70
1.70
1.65
1.57
1.52
1.70
1.70
1.65
1.57
1.52
rupiah)
2
ADHK
rupiah)
Laju
Pertumbuhan
PDRB (%)
Kontribusi
Terhadap
PDRB
ADHB
(%)
5
Kontribusi
Terhadap
PDRB
2000
Angka
Perbaikan
Page 52
2016
kawasan
pesisir
Tulungagung
ini
akan
melibatkan
aspek
infrastruktur, hal ini sebagai dasar dalam pengembangan struktur wilayah dan acuan
dalam analisis proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan. Pada
aspek ini pembahasan akan difokuskan pada :
Tulungagung
tidak
dikembangkan
transportasi
udara
dan
laut
(pelabuhan). Namun menurut isu terbaru tahun 2016 yang disampaikan oleh Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Indonesia
menyatakan
bahwa
akan
dilakukan
Page 53
2016
Page 54
2016
yang
melewati
pusat
kota
Kecamatan
Tulungagung.
2. Kabupaten Tulungagung bagian tengah (Kota Kecamatan Tulungagung)
dilalui oleh sistem perpipaan air bersih dari PDAM yang dapat
dikembangkan
ke
kawasan
perkotaan
lainnya
untuk
mendukung
pertumbuhan wilayah.
3. Kebutuhan listrik di Kabupaten Tulungagung cukup terpenuhi dengan
adanya UPJ Tulungagung, UPJ Ngunut, dan UPJ Campurdarat.
Page 55
2016
Page 56
2016
BAB IV
METODE PENDEKATAN
4.1.
Page 57
2016
Page 58
2016
Page 59
4.2
2016
topografi,
klimatologi,
geologi,
hidrologi
dan
kekritisan
atau
INPUT DATA
PROSES ANALISA
OUTPUT
INFORMASI
SURVEI PRIMER:
Pengamatan Lapangan
Kondisi Eksisting (social
mapping)
- Kondisi
SURVEY SEKUNDER:
Dokumen Perencanaan dan
Peraturan Pendukung (FA
RTRW Tulungagung, Profil
Desa Tulungagung)
Data Topografi
Data Klimatologi
Data Geologi
Data Batimetri
1. Analisis Daya
Dukung
Lingkungan
2. Analisis
Kemampuan
Lahan
Page 60
4.2.2
2016
INPUT DATA
PROSES ANALISA
SURVEI PRIMER:
Pengamatan Lapangan
Kondisi Eksisting (sosial
mapping)
- Kualitas air laut
SURVEY SEKUNDER:
Dokumen Perencanaan dan
Studi Pustaka (FA RTRW
Tulungagung, Profil Desa
Tulungagung)
Data suhu, angin, dan
salinitas
Data pola gelombang dan
arus
Data bathimetri
Data Terestrial
Data pasang surut
OUTPUT
INFORMASI
Analisis
kewilayahan:
- Analisis kondisi
oseanografi
- Analisis
kerentanan
bencana akibat
limpasan air
laut
- Analisis potensi
sumber daya
- Analisis potensi
perikanan
Page 61
2016
Kawasan pesisir sangatlah rentan akan bencana seperti banjir, abrasi pantai,
intrusi air laut, limpasan air laut akibat kenaikan permukaan air laut, dan
penurunan muka tanah. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh limpasan air laut terhadap KabupatenTulungagung.
3. Analisis potensi sumber daya
Kekuatan arus pasang surut air laut bisa menjadi salah satu potensi sumber
daya energi listrik yang terbarukan. Analisis ini bertujuan untuk melihat
seberapa besar kekuatan arus pasang surut air laut dimana analisis ini dapat
menjadi dasar untuk mengetahui apakah lautan yang berada di Kabupaten
Tulungagung dapat digunakan sebagai sumber energi.
4. Analisis kelayakan pembudidayaan perikanan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi periran di wilayah
Kabupaten Tulungagung ini memiliki iklim yang baik bagi ekosistem perikanan
baik dari data pola arus, suhu, salinitas dan sebagainya.
4.2.3
atau
mengalami
penyimpangan
dalam
prosesnya.
Selain
itu
untuk
Page 62
2016
INPUT DATA
PROSES ANALISA
SURVEI PRIMER:
1.Analisis
kesesuaian dan
kecenderuangan
penggunaan
lahan
Pengamatan Lapangan
kondisi Eksisting (content
SURVEY SEKUNDER:
Dokumen Perencanaan dan
Studi Pustaka (RTRW
2.Analisis
kewilayahan
OUTPUT
1.Pemetaan
Penggunaan
lahan
2.Arahan
pemanfaatan
lahan
Tulungagung, data
Monografi Kecamatan
Tulungagung, profil desa
Tulungagung
4.2.4
Arahan pemanfaatan ekosostem pesisir, Dalam hal ini yang dimaksud arahan
pemanfaatan yaitu penentuan jenis kegiatan berdasarkan dari sumber daya pesisir
sehingga dapat termanfaatkan secara maksimal.
Page 63
INPUT DATA
PROSES ANALISA
2016
OUTPUT
INFORMASI
SURVEI PRIMER:
Pengamatan Lapangan Kondisi
Eksisting (content analysis)
- Data Sebaran biota
- Data kondisi ekosistem mangrove
- Data Kondisi ekosistem terumbu
karang
- Data kondisi sumberdaya pesisir
- Data abrasi dan sedimentasi
SURVEY SEKUNDER:
Dokumen Perencanaan dan Studi
Pustaka (FA RTRW Tulungagung,
Data Ekosistem Mangrove
Tulungagung, Data ekosistem
terumbu karang, Data Sumber
Daya Dinas Kelautan dan
Perikanan, Data potensi dan
Sedimentasi)
1. Analisis
Kesesuaian
dan
kecenderungan
Perairan
2. Analisis
ekosistem dan
sumber daya
3. Analisis
dampak
aktivitas dari
wilayah sekitar
4. Analisis isu dan
permasalahan
perencanaan di
wilayah pesisir
dan pulaupulau kecil
5. Analisis
Pengembanga
n Wilayah
a. Pemetaan
kesesuain
perairan
b. Arahan
Pemanfaatan
wilayah laut
c. Pemetaan biota,
ekosistem, dan
sumber daya
pesisir
d. Arahan
pemanfaatan
kawasan pesisir
4.2.5
Arahan pemanfaatan laut, Dalam hal ini yang dimaksud arahan pemanfaatan yaitu
penentuan jenis kegiatan berdasarkan dari sumber daya pesisir sehingga dapat
termanfaatkan secara maksimal.
Page 64
INPUT DATA
2016
OUTPUT
PROSES ANALISA
INFORMASI
1. Analisis
dampak
aktivitas dari
wilayah sekitar
2. Analisis isu dan
permasalahan
perencanaan di
wilayah pesisir
dan pulaupulau kecil
3. Analisis
Pengembanga
n Wilayah
4. Analisis
Infrastruktur
5. Analisis
Kebijakan dan
Kewilayahan
SURVEI PRIMER:
Pengamatan Lapangan Kondisi
Eksisting (content analysis)
- Data kondisi sumberdaya pesisir
- Data Sumberdaya perikanan
- Data sumber daya energi dan
mineral
- Data oseanografi
-
SURVEY SEKUNDER:
Dokumen Perencanaan dan Studi
Pustaka (FA RTRW Tulungagung,
Data, Data Sumber Daya Dinas
Kelautan dan Perikanan)
a. Arahan
Pemanfaatan
wilayah laut
b. Arahan
pemanfaatan
kawasan pesisir
c. Arahan
pengembangan
pemanfaatan
energi dan
mineral pesisir
d. Arahan
pemanfaatan
infrastruktur
pesisir
4.2.6
Metode
data
untuk
identifikasi
kependudukan
yaitu
Page 65
2016
INPUT DATA
PROSES ANALISA
OUTPUT INFORMASI
DEMOGRAFI
Kondisi
Eksisting
Dokumen
Perencana
an dan
Peraturan
Pendukung
Survey
Primer
Observasi
Wawancara
(content
analysis)
Survey
Sekunder
Tulungagung
dalam Angka
Data Profil
Kecamatan
Besuki,
Tanggunggunung,
Kalidawir,
Pucanglaban
Data Monografi
Kecamatan
Besuki,
Tanggunggunung,
Kalidawir,
Pucanglaban
Analisis
Demografi
Analisis
Sosial
Budaya
a. Proyeksi jumlah
penduduk dan
daya Tampung
Penduduk
b. Rencana
Kebutuhan
Fasilitas dan
Utilitas penunjang
kawasan
c. Rencana
Kebutuhan Ruang
Rencana pengembangan
sosial budaya
masyarakat
Page 66
4.2.7
2016
Pengumpulan data karakter ekonomi yang ada pada kawasan studi dilakukan
dengan survey primer dan survey sekunder. Survey sekunder dilakukan dengan
studi literature yang bersumber dari istansi terkait, sedangkan karakteristik
perekonomian masyarakat dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi didapat melalui
survey primer dengan observasi dan wawancara.
Analisis sosial ekonomi dilakukan untuk melihat kondisi sosial ekonomi dan
strukturnya di wilayah perencanaan. Analisis sosial ekonomi menyangkut interaksi
penduduk, sebaran potensi ekonomi, basis ekonomi lokal, keterkaitan ekonomi dan
skala ekonomi (produksi dan pemasaran).
INPUT DATA
PROSES ANALISA
OUTPUT
INFORMASI
SURVEI PRIMER:
Pengamatan Lapangan Kondisi
Eksisting (content analysis,
stakeholder analysis)
- Sebaran potensi ekonomi
- Kegitan ekonomi penduduk
- Pendapatan penduduk
- Sektor dan komoditas potensial
- Sistem interaksi dan distribusi
1. Analisis
komoditas
potensial
2. Analisis
pertumbuhan
ekonomi dan
investasi
SURVEY SEKUNDER:
Dokumen Perencanaan dan Studi
Pustaka (Data PDRB)
a. Prioritas
komoditas
potensial
b. Data peluang
investasi
c. Rencana pusat
kegiatan
ekonomi
d. Estimasi
pengembangan
ekonomi
berbasis sumber
daya lokal
4.2.8
Page 66
2016
jaringan
INPUT DATA
SURVEI PRIMER:
Pengamatan Lapangan
Kondisi Eksisting dan
wawancara
- Sebaran distribusi infrastruktur
- Jangkauan infrastruktur
- Kualitas pelayanan
infrastruktur
SURVEY SEKUNDER:
Dokumen Perencanaan dan
Studi Pustaka (FA RTRW
Tulungagung, Data
Monografi Kecamatan,
Pedoman Teknis Penyusunan
Rencana, Profil Desa)
PROSES
OUTPUT
ANALISA
INFORMASI
1. Analisis
sistem
pelayanan
2. Analisis
distribusi
pelayanan
3. Analisis
kualitas
pelayanan
4. Analisis
kebutuhan
sarana dan
prasarana
a. Estimasi
kebutuhan
pelayanan
infrastruktur
b. Rencana
penataan
pelayanan,
pengembang
an
infrastruktur
c. Rencana
pemenuhan
kebutuhan
infrastruktur
Page 67
4.3
2016
Metode Analisis
Analisa Kebijakan
Analisisi kebijakan digunakan untuk melihat kedudukan wlayah perencanaan
terhadap kebijakan rencana tata ruang nasional/provinsu/kabupaten/kota, dan
menyesuaikan perencanaan yang dibuat dengan kebijakan pembangunan daerah,
dengan tujuan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan. Disamping itu, analisis
yang didasarkan dapa kebijakan pembangunan nasional, termasuk kebijakan
geopolitik dan pertahanan keamanan.
Analisa Kewilayahan
Analisis
kewilayahan
merupakan
analisis
untuk
melihat
kecenderungan
layak
dikembangkan.
Page 68
2016
Analisis untuk mengetahui kondisi masyarakat dari sisi struktur dan komposisi
penduduk dan sisi sosial, budaya, dan agama
Analisis Infrastruktur
Analisis untuk mengetahui sebaran infrastruktur yang ada, sebagai data dasar
dalam pengembangan struktur wilayah dan acuan dalam analisis proyeksi
kebutuhan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan.
Analisis isu dan permasalahan perencanaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Analisis untuk mengetahui daerah rawan bencana, masalah lingkungan dan
pencemaran,
daerah
konservasi/perlindungan,
aktivitas
di
daratan
yang
Page 69
2016
BAB V
MANAJEMEN KEGIATAN
Organisasi dan Jadwal Pelaksanaaan Kegiatan| Berisikan tahapan pelaksanaan
penyusunan dokumen rencana zonasi kawasan pesisir berdasarkan waktu yang
tersedia (16 minggu) dan distribusi tugas.
5.1.
Dalam pelaksanaan suatu survey yang berkaitan dengan penyusunan suatu rencana,
diperlukan struktur organisasi survey agar dapat tercapai efisiensi dan efektifitas
penggunaan sumber daya. Berkaitan dengan penyusunan Rencana Zonasi Kawasan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Pulau Tulungagung, maka struktur organisasi
akan menyangkut hubungan kerja antara pemberi tugas (Dosen pembimbing
Perencanaan Kawasan Pesisir III) dengan pelaksana mahasiswa/tim perencana
(Institut Teknologi Sepuluh November).
Dalam melaksanakan tugas, tim pelaksana mengadakan hubungan kerja dengan pihak
pemberi tugas. Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi Rencana Zonasi Kawasan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Pulau Tulungagung, tim perencanaan akan
berhubungan dengan koordinator kelompok. Sementara itu, untuk hal-hal yang
berkaitan dengan aspek teknis penyusunan Rencana Zonasi Kawasan Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Pulau Tulungagung, tim akan berhubungan dengan tim
teknis. Prinsip efisiensi dan efektifitas merupakan prioritas utama dalam mekanisme
kerja tim pelaksana Rencana Zonasi Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Pulau Tulungagung.
Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan teknis survey, tim
perencana mengajukan struktur organisasi kerja yang terdiri dari unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Tim Leader/Koordinator Kelompok
2. Tim ahli Perencanaan yang terdiri dari:
Page 70
ahli Ekonomi
ahli Oseanografi
2016
Secara skematis, hubungan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ini dijelaskan pada
bagan berikut ini
Penanggung Jawab
Utama:
Ahli Sosial
Ahli Fisik
Dasar
Demografi
Dea Siti N
Ekosistem dan
Rezza
pemanfaatan
Perdana
Wilayah Laut)
Arini Natasya
Ahli
Ahli Sarana
Oseanogr
Prasarana
afi
Dian Fajar
Errick
Puerto
Ahli Land
Ahli
Use
Ekonomi
Dimas
Burhanudi
Pandji
Keterangan:
Hubungan instruktif
Hubungan
koordinatif
Bagan . Struktur Organisasi Pelaksanaan Teknis Kegiatan
Page 71
5.2.
2016
Tulungagung. Melakukan
Melakukan
kajian
tentang
karakteristik
kependudukan
untuk
Page 72
2016
5.3.
Rencana Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Tulungagung dari tahap awal hingga tahap akhir
harus diselesaikan dalam waktu 20 minggu sejak dikeluarkan acuan pelaksanaan
kegiatan perencanaan kawasan. Adapun tahapan-tahapan dan alokasi waktu yang
dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) Kabupaten Tulungagung adalah:
Page 73
2016
a. Persiapan Pekerjaan
b. Pengumpulan Data, Fakta, dan Informasi
c. Penyusunan Fakta dan Analisa
d. Penyusunan Rancangan Rencana
e. Penyusunan Laporan Akhir
5.3.1 Persiapan Pekerjaan
Persiapan pekerjaan ini pada dasarnya merupakan langkah awal dari keseluruhan
rangkaian pekerjaan penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) Kabupaten Tulungagung. Persiapan meliputi tahapan-tahapan yang
terdapat dalam buku Laporan Pendahuluan.
Pokok-pokok kegiatan yang dilakukan pada persiapan ini adalah:
1. Studi literatur dan penelaahan materi yang terkait dengan Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Tulungagung untuk
memperoleh gambaran awal dari wilayah studi
2. Memetakan stakeholders untuk dijadikan narasumber
3. Merancang kerangka/outline pelaporan
5.3.2 Pengumpulan Data, Fakta, dan Informasi
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui survey primer dan survey sekunder,
adapun pokok-pokok pekerjaan pada langkah kegiatan pengumpulan data, fakta, dan
informasi adalah:
1. Survey data instansional, berupa pengumpulan dan/ atau penyimpan data dari
instansi-instansi terkait ataupun dari literatur mengenai Kabupaten Tulungagung
2. Survey lapangan, yang bertujuan untuk mengamati perkembangan wilayah
perencanaan.
5.3.3 Penyusunan Fakta Dan Analisa
Setelah mendapatkan data, fakta, dan informasi yang diperlukan telah terkumpul maka
langkah selanjutnya yaitu melakukan kompilasi data. Kompilasi data digunakan untuk
membandingkan data yang didapat dengan literatur yang berkaitan. Setelah
melakukan kompilasi data maka akan didapatkan potensi dan permasalahan pada
Kabupaten Tulungagung. Pokok-pokok pekerjaan pada langkah kegiatan kompilasi
data dan produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Mentabulasi dan mennyusun fakta dan informasi secara sistematis
sesuai keperluan, sehingga mudah dibaca, dimengerti, dan siap untuk
dianalisa.
Page 74
2016
Page 75
STUDI LITERATUR
2016
STUDI STAKEHOLDER
Desain Survei
Survey:
Instansional
Kunjungan lapangan
Wawancara dan jaring aspirasi
Tahap persiapan
Laporan Pendahuluan
Pengumpulan data
Penilaian kesesuaian
rencana tata ruang di
daerah studi
Perkiraan kebutuhan
penataan dan
pengembangan wilayah
pesisir Kabupaten
Tulungagung
ANALISA
Penyusunan Rencana
Laporan Akhir
Page 76
2016
Adapun jangka waktu pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan selama 16 Minggu, Berikut adalah rancangan penjadwalan penyusunan
RZWP3K Kabupaten Tulungagung :
Tabel 5.4 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Minggu
Kegiatan Utama
1. Persiapan
Kegiatan
1
0
1
1
12
1
3
14
15
16
Kajian Literatur
Persiapan survei
Penyusunan Laporan Pendahuluan
2. Pengumpulan
Survey Instansional
data dan
Survey Lapangan (observasi)
informasi
Survei fisik dan landuse
Survei sarana prasarana
Survei ekonomi
Survei ekosistem
Survei oseanografi
Survei Pemanfaatan Wilayah Laut
Wawancara Stakeholder & jaring aspirasi
3. Penyususnan
Kompilasi data
Fakta Analisa
Analisis Data
Penyusunan Laporan Fakta dan Analisa
4. Penyusunan
Skenario Pengembangan Kawasan
Rancangan
Strategi Pengembangan Kawasan
Rencana
Rencana Pola Ruang
Rencana Struktur Ruang
Zoning Regulation
Penyusunan draft rencana
Praktek Perencanaan Pesisir
Page 77
2016
Minggu
Kegiatan Utama
Kegiatan
5. Penyusunan
Rencana
1
0
1
1
12
1
3
14
15
16
Finalisasi rencana
Pembuatan Album Peta
Penyusunan Laporan Akhir
Presentasi Laporan Akhir
Page 78
5.5.
2016
Kewajiban Konsultasi
Page 79
2016
BAB VI
LAMPIRAN
Lampiran:
Desain
Survei|
Berisi
sarana
survei,
data-data,
sumberdata,
tata
caraperolehan data sesuai penyusunan Metode Pendekatan. Boleh berupa Check List,
Kuesioner, atau bentuk panduan lainnya.
Page 80
2016
Desur
Pengumpulan Data
Data Eksisting
Analisis Data
Jenis
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
Analisis daya
dukung
Primer
Observasi
Survei lapangan
lingkungan
Wawancara
Analisis
Overlay GIS;
Content
Analisys
kesesuain lahan
Data kondisi fisik dasar
Kemampuan dan
Kesesuaian
Badan Pertanahan
(topografi, klimatologi,
Lahan.
Nasional
Kabupaten
kekritisan/kebencanaan)
Tulungagung
Sekunder
Lahan
Meteorologi
Arahan
Analisis
Kemampuan
Studi Literatur
Stasiun
Peta
Pemanfaatan
Overlay GIS;
Ruang (pola
Skoring
ruang).
Mitigasi Bencana
Tulungagung
(BMG)
Page 81
Pengumpulan Data
Data Eksisting
2016
Analisis Data
Jenis
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
Dinas PU
Pengairan
Kabupaten
probabilitas, penjelasan
Tulungagung
terdahulu mengenai
intensitas akselerasi
permukaan tanah.
Kependudukan
Analisis Sosial Budaya
Karakteristik kependudukan
Primer
Observasi
Wawancara
masyarakat dan
Content
tingkat partisipasinya
analyze
Perceptual mapping
dalam pembangunan
Data Kependudukan
Sekunder
Studi Literatur
BPS
Kantor
Analisis Demografi
Exponential
growth model
Peta Proyeksi
jumlah
penduduk dan
Page 82
2016
Pengumpulan Data
Data Eksisting
Analisis Data
Jenis
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
Kecamata
daya Tampung
n Besuki
Penduduk
Kantor
Kecamata
n
Tanggung
Peta Kepadatan
Penduduk
Peta Komposisi
Penduduk
gunung
Kantor
Kecamata
n
Kalidawir
Kantor
Kecamata
n
Pucanglab
an
Page 83
2016
Pengumpulan Data
Data Eksisting
Analisis Data
Jenis
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
EKONOMI
Analisi
Lokasi
Distribusi
Ekonomi
Ekonomi
Potensial
Cluster
Sebaran Potensi Ekonomi
Observasi
Kegiatan Ekonomi
Penduduk
Pendapatan Penduduk
Sektor dan Komoditas
Potensial
Sistem Interaksi dan
kawasan pesisir
Primer dan
kab.Tulungagun
Sekunder
g
Data Potensi
Pesisir
Survei Lapangan
/Wawancara
BPS
Kantor
Analisis Ekonomi
Wilayah
Analisis
Arahan
sector
Analisis
Ekonomi
Analisis
Potensial
Komoditas
Arahan
Potensial
Peluang
Investasi
Pemerintahan di
Pengembangan
serta
Kawasa Pesisir
Wilayah
Analisi
Kab.Tulungagung
Peta
Analisis
Peta
interaksi dan
Keterkaita
distribusi
n antar
barang
Wilayah
Pertumbuh
an
Page 84
2016
Pengumpulan Data
Analisis Data
Jenis
Data Eksisting
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
Ekonomi
Oseanografi
Bappeda
Data
kondisi
eksisting
Arus
Pasang Surut
Gelombang
Studi Literatur
Peta
potensi
dan
BMKG
permasalahan
Tulungagung
aspek
DKP Tulungagung
oseanografi
Tulungaggung
Sekunder
Tulungagung
BPPSL
oseanografi
Kab
BLH Tulungagung
(pola
Wind Rose
arus,
angin,
gelombang,
PPLH
suhu, salinitas,
Kualitas Air
Tulungagung
bathimetri,
Salinitas
BPPT
pasang surut).
Bathimeri
Tulungagung
LIPI Tulungagung
Data
RZWP
Arahan
Pengembangan
Analisis
Kabupaten
bencana
Tulungagung
limpasan
fisik
kerentanan
akibat
Pemetaan GIS
oseanografi
kawasan.
Page 85
2016
Pengumpulan Data
Analisis Data
Jenis
Data Eksisting
Data
Metode
Sumber
Data
Analisis
Analisis
pola
oseanografi
Luaran
Tools
Ekosistem
a. Pemetaan
Data Perikanan
Data Batimetri
Data Terestrial
Data
kesesuain
DKP
Tulungagung
BPPT
Penyebaran
Data
Penyebaran
Hutan Mangrove
Data
Penyebaran
Padang Lamun
Data
Penyebaran
Terumbu Karang
Data
Ekosistem
Fauna Pesisir
Kab
dampak
perairan
b. Arahan
sekitar
Pemanfaatan
Tulungagung
Ekosistem Estuaria
Analisis
BPPSL
Primer dan
Observasi
Sekunder
Studi Literatur
dan
Kab.
Tulungagung
wilayah laut
Analisis Pengembangan
Wilayah
Kesesuaian
BLH
Tulungagung
Analisis
Pemetaan
isu
dan
Ekosistem
c. Pemetaan biota,
ekosistem,
sumber
dan
daya
pesisir
BMKG
permasalahan
d. Arahan
Tulungagung
perencanaan di wilayah
pemanfaatan
LIPI
kawasan pesisir
Tulungagung
kecil
Page 86
2016
Pengumpulan Data
Analisis Data
Jenis
Data Eksisting
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
Data
Eksisting
Pemanfaatan
Wilayah Laut
Data
Potensi
Pemanfaatan
Sekunder
Wilayah Laut
Data
Primer dan
Wawancara
Studi Literatur
dan
Masalah
Pemanfaatan
BAPPEDA
aktivitas
Tulungagung
wilayah sekitar
PU
permasalahan
DKP
perencanaan di
Tulungagung
wilayah pesisir
Kecamatan
dan
Besuki
pulau kecil
Kalidawir
Wilayah Laut
Kecamatan
Pucanglaban
Kecamatan
Tanggulgunu
ng
pulau-
3. Analisis
wilayah laut
b. Arahan
pemanfaatan
kawasan pesisir
c. Arahan
Content
pengembangan
Analysis
pemanfaatan
energi
Pengembangan
Wilayah
pemanfaatan
Infrastruktur
infrastruktur
pesisir
5. Analisis
dan
mineral pesisir
d. Arahan
4. Analisis
Kebijakan
Pemanfaatan
Tulungagung
Kecamatan
a. Arahan
dari
dan
Page 87
2016
Pengumpulan Data
Data Eksisting
Analisis Data
Jenis
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
Kewilayahan
Pengngunaan Lahan
Primer
Observasi
Survei
lapangan
Dinas PU Bina
Marga dan Cipta
Karya
Badan
Pengunaan lahan
eksisting
Pertanahan
Pengunaan lahan
Nasiolal
tematik
Sekunder
Studi literatur
Kecamatan
Besuki
1. Peta pengunaan
lahan
1. Analisis kesesuaian
lahan
2. Analisis
Overlay
2. Arahan
pengunaan lahan
kewilayahan
Kecamatan
Tanggung
gunung
Kecamatan
Kalidawir
Page 88
2016
Pengumpulan Data
Analisis Data
Jenis
Data Eksisting
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
Kecamatan
Pucang laban
Infrastruktur
1) Transportasi
Data
dan
Primer
Observasi
moda
masalah
Perhubungan
Content
pelayanan
Tulungagung
Dinas PU dan
Proyeksi
Binamarga
Analisis kebutuhan
Kebutuhan
Kabupaten
pelayanan
(ditinjau dari
4) Data
Tulungagung
air
bersih
5) Data jaringan drainase
dan sanitasi
Sekunder
Studi Literatur
Dinas
Cipta
demografi)
Analisis
Nearest
Karya
distribusi
neighbor
Kabupaten
pelayanan
analyze
Tulungagung
Analisis pola
interaksi dan
(menggun
akan GIS)
dan
permasalahan
aspek transportasi
Peta
kondisi,
potensi,
Dinas
Kabupaten
transportasi umum
Data
Analisis potensi
trayek
angkutan umum
Data potensi dan
masalah
listrik,
drainase
di
Kabupaten
Tulungagung
Peta
persebaran
Page 89
dan
Pengumpulan Data
Data Eksisting
2016
Analisis Data
Jenis
Data
Metode
Sumber
Analisis
karakteristik
pergerakan
Analisis
Luaran
Tools
Route
sanitasi
solver
Kabupaten
analyze
Tulungagung
(menggun
akan GIS)
di
Tabel
jumlah
infrastruktur
di
Kabupaten
Tulungagung
Gambar
fisik
di
kondisi
infrastruktur
Kabupaten
Tulungagung
Peta
rencana
pengembangan
dan
pemenuhan
kebutuhan
infrastruktur
terutama
mendukung
kegiatan
Page 90
(
yang
Pengumpulan Data
Data Eksisting
2016
Analisis Data
Jenis
Data
Metode
Sumber
Analisis
Analisis
Luaran
Tools
perikanan)
Peta
rencana
sirkulasi
pergerakan
lintas
darat dan
laut
lalu
Page 91