Вы находитесь на странице: 1из 16

EKSTRAK AIR DAUN PAITAN SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK

PENGENDALIAN HAMA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Praktikum Mata Kuliah Pertanian Organik

Disusun Oleh:
Kelas A1 Kelompok 1
Layinnati Alfiyah

115040200111198

Wilbram Arno Tribekti

115040201111268

Hikmah Rizqia M.

135040100111002

Nabilah Marhah

135040100111033

Evi Sri Astuti

135040100111065

Ifran Rahrizza

135040100111082

Reiza Anastasia

135040100111092

Ivan Nursyifa H.

135040100111101

Naomi Chika Collinan

135040100111102

Anis Wahyuni

135040100111130

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

KATA PENGANTAR
Mengawali tulisan ini, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah swt., karena berkat rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Ekstrak Air Daun Paitan sebagai Pestisida Nabati untuk
Pengendalian Hama.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas parktikum
mata kuliah Pertanian Organik di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Malang.
Selama menyusun makalah ini penulis tidak lepas dari bimbingan, arahan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis
mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya
kepada yang terhormat
1. Erlita Diana selaku asisten praktikum kelas A1 yang telah memberikan
bimbingan dan mengarahkan penulis, sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini;
2. Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dorongan yang
sangat berarti bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini;
3. Rekan-rekan yang telah memberikan semangat kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini;
4. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang
telah banyak membantu penulis dalam menyusun makalah ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal
saleh dan senantiasa mendapat balasan berupa limpahan pahala yang sepadan dari
Allah swt.
Demikian, hasil makalah ini yang dalam pelaksanaannya telah melibatkan
berbagai pihak, semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Malang, November 2015

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................................
1.4 Manfaat ...........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
2.1 Bipestisida atau Pestisida Nabati ....................................................................
2.2 Tanaman Paitan ...............................................................................................
BAB III METODELOGI ...................................................................................
3.1 Alat dan Bahan ...............................................................................................
3.1.1 Alat .......................................................................................................
3.1.2 Bahan ....................................................................................................
3.2 Cara Pembuatan ..............................................................................................
3.3 Analisa Perlakuan ...........................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................
4.1 Kelebihan Biopestisida Daun Paitan ..............................................................
4.3 Cara Kerja dan Hama Sasaran Biopestisida Daun Paitan ..............................
BAB V PENUTUP ..............................................................................................
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................
5.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanain organik merupakan pertanian yang mulai berkembang di
indonesia mulai abad 20-an. Akhir-akhir ini banyak petani yang sudah mulai
menerapkan sistem pertanian organik dalam budidaya pertaniannya. Meskipun
biaya yang dikeluarkan relatif mahal dan keuntungan yang diterima saat awal
masih dikakatan sedikit. Tetapi para petani mulai berlomba-lomba dalam
menerapkan sistem pertanian organik. Hidup sehat yang mulai disadari
masyarakat inilah yang menjadi salah satu faktor bahan-bahan organik
khususnya untuk bahan pangan menjadi sesuatu yang dicari oleh masyarakat
saat ini. Meskipun konsumen bahan pangan organik yang meminati cenderung
merupaakn masyarakat yang tergolong kalangan menengah keatas. Dalam
budidaya pertanian organik tentunya bahan-bahan yang digunakan dalam
semuanya haruslah organik atau tanpa menggunakan bahan-bahan sintetis
yang bersifat kimia baik dari pestisida, pupuk, bahkan sistem pengairannya.
Dalam pertanian organik salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya
adalah hama yang menyerang tanaman budidaya. Hama tersebut dapat
merusak tanaman dan memberikan penurunan hasil produksi. Dalam pertanian
organik biopestisida merupakan pestisida nabati yang digunakan untuk
mengendalikan tanaman yang terserang hama. Biopestisida dapat dibuat dari
bahan-bahan yang alami, seperti daun serai, daun papaya, daun sirsak, dan lain
sebagainya. Bahan yang digunakanmerupakan bahan-bahan yang mempunyai
rasa yang pahit sehingga hama tersebut tidak suka akan rasa dari pestisida
tersebut. Penggunaan biopestisida tidak menyebabkan residu dan tidak
menyebabkan resistensi terhadap populasi hama.
Oleh karena itu, dalam penerapan sistem pertanian organik tentunya
biopestisida sangat diperlukan untuk penanggulangan hama yang menyeranag
tanaman budidaya. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi kerugian yang
dialami oleh petani dari hasil produksi yang di akibatkan oleh serangan hama
dan penyakit. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai cara pembuatan
biopestisida dengan menggunakan bahan-bahan alami. Bahan-bahan tersebut

seperti daun paitan yang menjadi bahan utama untuk biopestida.


1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin dicapai dalam makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana kelebihan dari biopestisida daun paitan?
2. Bagaimana cara kerja dan hama sasaran biopestisida daun paitan?
1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah yang ingin dicapai dalam makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Mengetahui kelebihan dari biopestisida daun paitan.
2. Mengetahui cara kerja dan hama sasaran biopestisida daun paitan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperkirakan diperoleh dalam makalah ini di antaranya
adalah mahasiswa dapat memanfaatkan bahan-bahan alami untuk dijadikan
pestisida nabati sebagai pengendali hama dan penyakit di sektor pertanian dan
dapat mengaplikasikannya pada tanaman budidaya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biopestisida
Pestisida nabati adalah bahan pestisida yang diperoleh dari tumbuhan,
misalnya dari tanaman mimba (Azadirachta indica), srikaya (Annona squamosa) dan mindi (Melia azedarach) (Wiryadiputra, 2006). Sedangkan
pestisida yang bahan aktifnya berupa mikroorganisme yang dapat membunuh
OPT atau merupakan agens hayati OPT biasanya disebut pestisida mikroba.
Sebagai contoh adalah yang berbahan aktif jamur Beauveria bassiana, bakteri
Bacillus thuringiensis, jamur Paecilomyces fumosoroceus dan P. lilacinus.
Pestisida nabati sebagai salah satu komponen dalam pengelolaan OPT
pertanian memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan pestisida nabati
antara lain cepat terdegradasi sehingga tidak meninggalkan residu dalam
waktu lama, cara kerjanya cepat, daya racun terhadap binatang mamalia
rendah, dan daya racun terhadap tanaman juga rendah (kurang fitotoksik).
Sementara itu kekurangannya antara lain karena cepat terdegradasi maka
memerlukan frekuensi aplikasi lebih sering, kurangnya sumber bahan baku,
sulit untuk melakukan pengen-dalian kualitas dan standarisasi, kurangnya
data terhadap berbagai hama dan sulitnya melakukan regristrasi (Isman,
1997).
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama
dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan
berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik,
yaitu sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.


Menghambat pergantian kulit.
Mengganggu komunikasi serangga.
Menyebabkan serangga menolak makan.
Menghambat reproduksi serangga betina.
Mengurangi nafsu makan.
Memblokir kemampuan makan serangga.
Mengusir serangga.
Menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan.


Keunggulan pestisida nabati adalah sebagi berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.


Relatif aman terhadap lingkungan.
Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
Kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu
pestisida kimia.

Sementara, kelemahannya adalah sebagai berikut:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Daya kerjanya relatif lambat.


Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
Tidak tahan terhadap sinar matahari.
Kurang praktis.
Tidak tahan disimpan.
Kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

2.2 Tanaman Paitan


Tanaman (Tithonia diversifolia) ialah tanaman semak dari famili
Asteraceae yang biasanya tumbuh liar sebagai tanaman pagar dan mempunyai
biomassa tanaman mencapai 8,5 mg/ha (ICRAF, 1997). Jama, Palm,
Bureshdan Amadolo (1999) menyatakan bahwa tanaman ini berasal dari
Meksiko dan tersebar luas didaerah humia dan subtropics seperti Amerika
Tengah dan Selatan, Asia dan Afrika.Tithonia diversifolia merupakan jenis
tanaman berbunga dengan warna kuning keemasan mempesona yang keluar
pada akhir musim penghujan dengan penampilan mirip dengan bunga
matahari. Sebagai anggota suku Asteraceae spesies ini juga dijuluki The Tree
Marigold, Mexican Tournesol, Mexican Sunflower, Japanese Ssunflower
ataupun Nitobe chrysanthemum. Memiliki berbagai julukan lokal semisal
paitan di daerah Jawa (paitan dari asal kata pait atau pahit). Tanaman ini dapat
bersifat semusim maupun tahunan dengan ketinggian, 2 3 m membentuk
semak.
Tanaman ini jarang dibudidayakan secara sengaja sehingga sering
dikategorikan sebagai gulma paitan. T.diversifolia memiliki pertumbuhan
yang sangat cepat dengan kerapatan tajuk dan perakaran yang dalam,
sehingga titonia dapat dijadikan sebagai tanaman pengendali erosi dan
sekaligus sebagai sumber bahan organik penyubur tanah pertanian. Batangnya
berkayu dengan kandungan lignin yang cukup tinggi sering dipergunakan

sebagai kayu bakar. Tajuknya mudah dipangkas dan rimbun kembali, hasil
pangkasan untuk pakan maupun dikembalikan kelahan untuk proses daur
ulang menjadi pupuk.
Tanaman (Tithonia diversifolia) juga mempunyai laju dekomposisi
yang cepat. Pelepasan N terjadi sekitar 1 minggu dan pelepasan P dari
biomassa tanaman terjadi sekitar 2 minggu setelah dimasukkan kedalam tanah
(Jama et al ., 1999). Tanaman (Tithonia diversifolia) khususnya pada bagian
daun selain dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk tanaman juga
dapat dimanfaatkan sebagai pestisida untuk mengendalikan hama dan
penyakit tumbuhan. Manfaat tanaman (Tithonia diversifolia) telah dikenal
sebagai makanan ternak, kayu bakar, kompos, insektisida, dan tanaman
penguat teras. Perkembangan tanaman ini berasal dari biji dan stek batang.
Rata-rata produksi biomassa kering asal tajuk tanaman paitan pada umur 5
8 bulan adalah sekitar 2,6 mg/ha. Tanaman (Tithonia diversifolia)
mengandung bahan beracun yang disebut asam palminat. Senyawa asam
palminat bersifat repellent (penolak serangga) serta berpengaruh terhadap
saraf dan metabolisme serangga. Cara masuk pestisida ini kedalam tubuh
serangga bisa secara kontak maupun perut (oral) pada konsentrasi 50 60 gr/l
sudah efektif dalam mengendalikan serangga hama. Tanaman (Tithonia
diversifolia) mulai berbunga pada akhir musim hujan. Tinggi tanaman
bervariasi antara 1 3 m. Tumbuhan ini banyak ditemukan pada lahan
terbuka, pada lahan kosong yang tidak dipergunakan, tumbuh disekitar lahan
pertanian, disekitar rumah dan disepanjang tepi jalan. Tanaman (Tithonia
diversifolia) ialah tanaman semak dengan kandungan N (Nitrogen), P
(Fosfor), dan K (Kalium) dalam biomassa daun hijau relatif tinggi (George,
Gregory, Robinson dan Jama, 2001). Biomassa daun tanaman (Tithonia
diversifolia) mempunyai kandungan nutrisi dan dikenal sebagai sumber
potensi nutrisi bagi tanaman budidaya (Rutangga, Nancy, Charlesdan Cheryl,
1999). Biomassa tanaman (Tithonia diversifolia) telah lama dikenal sebagai
unsur hara yang efektif untuk tanaman padi di Asia dan tanaman jagung serta
tanaman sayuran di Afrika. Dalam 100 g biomassa segar tanaman (Tithonia

diversifolia) mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, diantaranya 3,5%


N, 0,37% P, dan 4,1% K.

BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.

Cobek
Toples
Saringan
Corong
Botol

: digunakan untuk menghaluskan daun paitan


: digunakan sebagai wadah merendam daun paitan
: digunakan menyaring ekstrak air daun paitan
: digunakan saat penyaringan ke dalam botol
: sebagai tempat ekstrak air daun paitan yang siap
digunakan untuk pestisida nabati

3.1.2 Bahan
1. 0,5 kg daun paitan : sebagai bahan utama pestisida nabati
2. 500 ml air
: sebagai air untuk merendam daun paitan

3.2 Cara Pembuatan

Siapkan alat dan


bahan

Haluskan 0,5 kg daun


paitan menggunakan
cobek

Saring ekstrak air daun


paitan yang telah
didiamkan selama 48 jam
ke dalam botol yang telah
disediakan

Masukkan daun paitan


yang telah dihaluskan
ke dalam toples dan
tambahkan air
sebanyak 0,5 ml

Tutup toples dengan


rapat dan diamkan
selama 48 jam (2 hari)

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kelebihan Biopestisida Daun Paitan
Tanaman Paitan termasuk golongan tanaman perdu dengan klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae Plants

Subkingdom

: Tracheobionta

Superdivisio

: Spermatophyta

Divisio

: Magnoliophyta

Class

: Magnoliopsida

Subclass

: Asteridae

Order

: Asterales

Family

: Asteraceae

Genus

: Tithonia Desf.

Species

: Tithonia diversifolia

Tanaman paitan (Tithonia diversifolia) banyak tumbuh di daerah


tropis, sebagai tanaman perdu sering dijumpai tumbuh liar dibeberapa tempat

seperti di jalan, di galengan serta di lereng-lereng pegunungan. Paitan


(Tithonia diversifolia) bahan bakunya melimpah di daerah Sumatera Barat.
berbentuk semak dengan tinggi 2-3 meter , bunga berwarna kuning mirip
dengan bunga matahari. Paitan tumbuh tersebar luas di daerah tropis dan sub
tropis pada ketinggian 5-1500 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini
membutuhkan suhu panas ( 30 C) dengan sinar matahari yang cukup dan
tanaman ini akan tumbuh baik jika ada cukup air. Tumbuhan ini mudah distek
sehingga sering dipakai sebagai tanaman pagar atau teras yang digunakan
untuk mencegah terjadinya erosi.
Sifat pertumbuhan tanaman ini sangat cepat sehingga sering menjadi
gangguan/gulma bagi tanaman pokok yang dibudidayakan. Tanaman Paitan
berbentuk dengan batang tegak, bulat ramping, berambut pendek dan rapat
dengan tinggi batang 2-3 meter. Daun bulat telur bentuk ketupat dengan daun
saling berhadap-hadapan sampai bulat telur lancip dengan panjang berangsurangsur menyempit sepanjang tangkai daun ujungnya yang cukup runcing dan
umumnya bergerigi kasar. Bunga berbentuk bongkol tersusun dalam kenanga,
bentuk bunga malai rata, rapat terminal pembalut bentuk lonceng, tiap
bongkol tersusun 9-16 bunga, sedikit menjulang keluar pembalut, sangat
harum, mahkota taji 5, panjang 4 mm, tabung kepala sari kuning, dengan
tangkai bercabang dua. Kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak etanol
daun tumbuhan paitan (T.diversifolia) adalah senyawa flavonoid dan beberapa
golongan sesquiterpen. Data yang didapat menyebutkan bahwa kandungan
yang terbanyak pada daun adalah -pinene sebesar 32,9%. Penelitian yang
dilakukan ini menggunakan analisis GC-MS. Daun paitan diketahui
mengandung 38 komponen dengan komponen utama yaitu asam palmitat; 9pentadekadien-1-ol; benzyl benzoate; steraldehida; metilamina; 1,2,3,5sikloheksantetrol serta dua senyawa yang tidak teridentifikasi, dimana
menurut Ware (1978) benzyl benzoate bersifat repellent (penolak). Senyawa
asam palmitat bersifat repellent (penolak serangga) serta berpengaruh
terhadap saraf dan metabolisme serangga. Senyawa yang terkandung dalam
tanaman ini berfungsi sebagai penolak serangga untuk makan sehingga

menyebabkan serangga akan mati kelaparan. Cara masuk ke dalam tubuh


serangga dari pestisida ini dapat secara kontak maupun perut (oral).
Kematian larva Plutella xylostella akibat ekstrak daun paitan diduga
disebabkan pengaruh dari ekstrak daun paitan yang masuk ke dalam tubuh
larva melalui pakan sehingga menyebabkan larva menolak atau tidak mau
makan dan lama kelamaan mati. Penolakan tersebut kemungkinan disebabkan
aroma dari ekstrak daun paitan yang membuat larva tidak mau makan.
Ekstrak daun paitan dapat menyebabkan serangga Plutella xylostella
L. pusing yang diikuti muntah. Nimfa yang terkena ekstrak daun paitan ini
sistem sarafnya terganggu hingga tidak dapat melakukan aktifitas baik makan
maupun bergerak yang mengakibatkan seluruh sirkulasi dalam tubuh akan
terganggu sehingga larva akan mati. Ekstrak daun paitan dapat mematikan
50% serangga uji Plutella xylostella. Paitan (T. diversifolia) pada konsentrasi
40% terdapat pertumbuhan jamur Candida albicans namun kerapatannya
kurang dibanding dengan kontrol, sedangkan pada konsentrasi 80% ada
hambatan pertumbuhan jamur Candida albicans secara nyata. Hal itu berarti
bahwa konsentrasi tinggi dapat menghambat tetapi pada konsentrasi rendah
pertumbuhan jamur Candida albicans tak dapat dihambat seluruhnya.
Disamping itu tanaman tersebut dapat berperan sebagai pestisida
nabati mengingat kompleksitas senyawa yang dikandungnya dengan ciri
rasanya yang sangat pahit sehingga dapat berperan negatif bagi serangga
hama. Adanya minyak atsiri sebanyak1,14% menyebabkan tanaman paitan
dapat digunakan sebagai insektisida nabati alternatif. Dengan demikian
tanaman ini dapat berfungsi ganda yaitu sebagai tanaman penahan erosi
sekaligus bermanfaat sebagai bahan insektisida nabati
4.2 Cara Kerja dan Hama Sasaran Biopestisida Daun Paitan
Menurut Wardhana (2014), Tanaman Paitan (Thitonia diversivolia)
dapat digunakan sebagai insektisida nabati karena tanaman ini mengandung
senyawa bioaktif golongan alkaloid, seseskuiterpen lakton, monoterpen
bisiklik (-pinene dan -pinene) dan golongan flavonoid yang bersifat toksik
dan masuk melalui lapisan kutikula (racun kontak), saluran pernafasan dan

saluran pencernaan (racun cerna) serta asam palmitat yang terkandung dalam
daun Paitan bersifat antifeedant sehingga serangga kehilangan nafsu
makannya. Hal ini dapat meningkatkan mortalitas pada serangga, sehingga
menghambat perkembangan dan memutus siklus hidup serangga tersebut.
Pestisida Paitan dapat digunakan untuk mengendalikan hama belalang, dan
kutu dengan hasil yang cukup efektif.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pestisida nabati adalah pestisida yang kandungannya dapat diperoleh
dari tumbuhan ataupun bahan-bahan alami. Banyak tumbuhan yang dapat
dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pestisida nabati, peperti pestisida
nabati yang terbuat dari ekstrak air daun paitan. Tanaman paitan selain untuk
menjadi tanaman penyubur tanah pertanian dan tanaman pagar juga dapat
dimanfaatkan daunnya untuk dijadikan sebagai pestisida nabati. Kandungan
senyawa asam palmitat pada daun paitan bersifat repellent (penolak
seranggga). Selain itu Paitan bersifat antifeedant sehingga serangga
kehilangan nafsu makannya. Hal ini dapat meningkatkan mortalitas pada
serangga, sehingga dapat menghambat perkembangan dan memutus siklus
hidup serangga tersebut. Pestisida Paitan dapat digunakan untuk
mengendalikan hama ulat, belalang, dan kutu dengan hasil yang cukup
efektif.

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Isman, M.B. 1997. Neem and other botanical insecticides: Barriers to commercialization. Phytoparasitica, 25, 339344.
Jama, B., CA. Palm, R.J. Buresh, A. Niang, C. Gachengo, G. Nziguheba and B.
Amadalo. 2000. Tithoniadiversifolia L. Green Manure.
Wardhana, AH dan Diana N. 2014. Aktivitas Biolarvasidal Ekstrak Metanol Daun
Kipahit (Thitonia diversifolia) Terhadap Larva Lalat Chrysomya bezziana.
Jakarta. JITV 19(1) : 43-51.
Wiryadiputra, Soekadar. 2006. Keefektifan Pestisida Nabati Daun Ramayana
(Cassia spectabilis) dan Tembakau (Nicotiana tabacum)Terhadap Hama
Utama Tanaman Kopi dan Pengaruhnya Terhadap Arthropoda Lainnya.
Pelita Perkebunan. 22 (1), 25-39.

Вам также может понравиться