Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disampaikan
Dalam Seminar Internasional Comparative Study dan Joint Seminar
Oleh:
Yagus Triana HS
Tata Bina Udin
Maman Hidayat
Deni Nurcahya
Fahira Idris
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan
basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme
dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi;
mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis,
tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai
langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pada saat yang sama,
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan
mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan VietNam melalui
Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya.
Bentuk Kerjasamanya
adalah:
1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas.
2. Pengakuan kualifikasi professional.
3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan.
4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan.
5. Meningkatkan infrastruktur.
6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN.
7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah.
8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA).
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk
Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, karakteristik utama
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) :
1. Pasar dan basis produksi tunggal.
2. Kawasan ekonomi yang kompetitif.
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang
dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan
keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di
antara para pemangku kepentingan yang relevan. Mayorias kaum perempuan tidak menyadari
seberapa jauh peran nya yang akan ia hadapi dalam MEA. Sejatinya, ada banyak reformasi
besar dalam reposisi peran,dan partisipasi wanita dalam perjalalan MEA yang akan dimulai
beberapa pekan kedepan. Dalam kacamata MEA, terekam adanya ketidakadilan terhadap
kaum perempuan. Baik dari segi peran dan partisipasinya terhadap ekonomi, sosial, dan
Bukankah kewajiban orangtua terutama ibu adalah mendidik anaknya baik dari segi edukasi,
moral, keagamaan, sosial-masyarakat dan banyak aspek kehidupan lainnya.
Adakah sinkronasi antara implementasi nyata dengan pembangunan pemberdayaan
perempuan yang bertujuan meningkatkan status, posisi, dan kondisi perempuan agar dapat
mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki yang kelak diaharapkan mampun
membangun anak indonesia yang cerdas, sehat, dan terlindungi. Lalu, bagaimana bisa
tercapai tujuan pembangunan generasi yang cerdas, berintegritas, dan berkualitas jika
kewajiban perempuan untuk mendidik anaknya tercabik oleh keharusannya berpartisipasi
dalam ranah yang sama dengan laki-laki dengan porsi yang sama dengan laki-laki pula?
Tentu saja peran ini akan membuat pembagian peran sebagai orang tua terkutang-katung.
Lantas, dengan adanya dorongan partisipasi perempuan yang porsinya sama dengan laki-laki
harus membuatnya mengalihkan peran dan kewajiban nya sebagai pendidik darah dagingnya
sendiri ?
Al Ummu madrosatul uula menjadi satu ungkapan yang sering luput dari benak
setiap perempuan di era modern ini. Malah, makna lughowi bahkan hakiki tak banyak yang
memahaminya. Al Ummu madrosatul uula yang bermakna ibu adalah madrasah pertama bagi
anak-anaknya, tak banyak lagi di implementasikan dalam kehidupan, tak sedikit teori, buku
sampai seminar parenting yang diselenggarakan. Namum, tetap saja ranah pekerjaan di mata
wanita masih sangat menggiurkan. Disfungsi peran ibu di era wanita karir ini, membuat
ketidakseimbangan di banyak aspek dari mulai keluarga sampai negara. Mengapa peran
rumahan yang sering disepelekan ini berdampak jauh pada aspek negara? Jawaban nya tentu
dapat kita temukan di sekitar kita atau mungkin dibawah atap rumah kita sendiri. Ibu yang
seharusnya mengurus, mendidik, membesarkan, dan memahamkan nilai-nilai agama sosial
moral dan banyak lainnya. Meninggalkan rumah demi karirnya, melimpahkan segala
kewajibannya pada buah hatinya kepada seseorang yang mungkin ia tidak pernah ketahui
latar belakangnya, yang mungkin tidak jelas riwayat pendidikannya, pada seseorang yang ia
tidak pernah kenal baik sebelumnya yaitu pembantu rumah tangga.
Sebagaimana ungkapan bahwa perasaan dan perilaku manusia ditentukan oleh
hubungan antara orangtua dan anaknya. Bahkan cara orangtua menggantikan popok anaknya
akan berpengaruh pada perilaku psikologis sang anak di masa dewasanya sayangnya,
banyak orang yang menyadari hal ini, tetapi tidak banyak yang mengaplikasikan nya di
kehidupan sehari-hari. Seringkali dengan peran ibu dan istri yang hilang, karna adanya
kesetaraan
peran antara
Jelaslah pentingnya seorang sosok orangtua sebagai pendidik terhadap anaknya sangat
signifikan dan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku, perasaan, bahkan kualitas diri
seorang individu. Bayangkan jika seluruh wanita indonesia mampu menjalankan kewajiban
mendidik anaknya dengan baik, maka takkan kita temui kasus-kasus kerusakan moral dan
sosial para remaja. Dan semua itu berbanding lurus dengan meningkatnya kualitas sumber
daya manusia di Indonesia. Karna memang kenyataan nya, banyak pelencengan-pelencengan
sosial yang dilakukan remaja yang terjadi di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asyiek, Fauzia, Syahri dan Molo, Marcelinus. 1994. Wanita, Aktivitas Ekonomi dan
Domestik: Kasus Pekerja Industri Rumah Tangga Pangan di Sumatra Selatan, Pusat
Penelitian Kependudukan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
2. Karnawati, Tin Agustina. 2012. Wanita dan Partisipasinya terhadap Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga. Disertasi. Universitas Negeri Malang.
3. Nasikun. 1993. Tinjauan Ekonomi Politik Problema Peran Wanita di Negara-negara
Sedang Berkembang dalam Fauzia Rizal, Lusi Magiyani, Agus Fahmi Husein, 1993.
Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia, Tiara Wacana Yogyakarta.
4. Troena, Eka Afnan. 1995. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Wanita. Jurnal Universitas Brawijaya Vol 7. No. 3 Desember 1995