Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Amputasi adalah pembedahan memotong dan mengangkat
tungkai dan lengan, amputasi yang disebabkan oleh kecelakaan (23%),
penyakit (74%) dan kelainan genital (3%). Amputasi merujuk pada
pengangkatan semua atau sebagian ekstremitas. Bila melakukan
amputasi, dokter bedah berupaya untuk menyelamatkan sebanyak
mungkin tungkai. Amputasi dapat terbuka (guillotine) atau tertutup.
Amputasi terbuka dilakukan untuk infeksi berat. Untuk emputasi
tertutup, dokter bedah menutup luka dengan flap kulit yang dibuat
dengan memotong tulang kira-kira dua inci lebih pendek dari pada kulit
dan otot.
Pada beberapa kasus, gips plester kaku diberikan pada puntung
diruang operasi. Prostetik tungkai sementara dengan telapak prostetik
kemudian disambungkan ke gips plester dan pasien diizinkan ambulasi
dengan beban berat badaan minimal dalam beberapa hari. Teurapik
fisik biasanya mulai mengajarkan tehnik-tehnik pemindahan dan
latihan kekuatan otot setelah aalat drainase luka diangkat. Ambulasi
berlanjut saat pasien belajar begaimana untuk menyeimbangkan
bataang parallel pada ruang terapi fisik.
Komplikasi pasca operasi utama dihubungkan dengan amputasi
adalah infeksi, hemoragi, kontraktor dan emboli lemak. Kejadian klinik
umum sering menjadi sumber ketidak nyamanan untuk kebanyakan
pasien adalah sensasi fantom limb. Amputasi ekstremitas bawah dapat
dibawah lutut atau diatas lutut.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Diharapkan
mahasiswa
mahasiswi
mampu
memahami
Tujuan Khusus
1
A. Anatomi Fisiologi
Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam:
1.
tibia,
humerus.
fibula,
Daerah
ulna,
batas
dan
disebut
garis
epifisis
disebut
adanya
kelainan
atau
penyakit
karena
daerah
ini
dan
banyak
mengandung
2. Tulang
pertumbuhan tulang.
pendek (short bone), misalnya tulang-
tulang
3. Tulang
karpal.
pipih (flat bone), misalnya tulang
parietal,
4. Tulang
iga,
misalnya
tulang vertebra.
5. Tulang
sesamoid, misalnya tulang patela.
6. Tulang sutura (sutural bone), ada diatap tengkorak.
Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut
korteks dan bagian dalam (endosteum) yang bersifat spongiosa
berbentuk
trabekula
dan
diluarnya
dilapisi
oleh
periosteum.
penyembuhan
tulang
pada
anak
lebih
cepat
Histologi tulang
Berdasarkan histologinya, pertumbuhan tulang terbagi dalam 2 jenis:
1. Tulang imatur (non-lamelar bone, woven bone, fiber bone),
terbentuk pada perkembangan embrional dan tidak terlihat lahi
pada usia 1 tahun. Tulang matur mengandung jaringan kolagen.
2. Tulang matur (mature bone-lamelar bone), ada dua jenis, yaitu
tulang kortikal (cortical bone, dense bone, compact bone) dan
tulang trabekular (cancellous bone, trabecular bone,spongiosa).
Fisiologi tulang
Tulang adalah suatau jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis
sel: osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
1. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1
dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jariingan osteoid
melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif
menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas menyekresikan sejumlah
besar fosfatase alkali yang memegang peranan penting dalam
menegndapkan
kalsium
dan
fosfat
kedalam
matriks
tulang.
dari pada absorpsi tulang. Proses ini penting untuk fungsi normal
tulang. Keadaan ini membuuat tulang dapat berespons terdapat
tekanan dan yang meningkatkan dan mencegah terjadi patah tulang .
Bentuk tulang dapat disesuaikan untuk menanggung kekuatan
mekanis
yang
semakin
meningkat
perubahan
tersebut
juga
tulangnya
dibungkus
oleh
tulang
rawan hialin
C. Definisi
Amputasi berasal dari kata amputare yang kurang lebih
diartikan pancung. Amputasi dapat diartikan sebagai ekstremitas.
Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan
terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas
sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan
teknik
keluarga
amputasi
estremitas
bawah
(Smeltzer,
2002),
footner
(1992)
perifer,
trauma,
neoplasma
malignan
(misalnya
pendapat
diatas,
dapat
disimpulkan
penyebab
diskontuitas
jaringan
tulang
dan
otot
yang
dapat
perubahan
dari
struktur
tubuh
yang
berdampak
pada
siap
mengatasi
perasaannya
dan
siap
menerima
pembuluh
ekstremitas
dan
darah
daya
ditentukan
sembuh
(Sjamsuhidajat, 2005).
luka
oleh
sisa
vaskularisasi
tungkai
sisa
(puntung).
adalah
infeksi,
nyeri
phantom
(phantom
limp-pain),
J. Penatalaksanaan
Tujuan utama pembedahan adalah mencapai penyembuhan luka
amputasi, menghasilkan sisa tungkai (puntung) yang tidak nyeri tekan
dengan kulit yang untuk penggunaan prostesia. Lansia mungkin
mengalami keterlambatan penyembuhan, karena nutrisi yang buruk
dan
masalah
kesehatan
lain.
Percepatan
penyembuhan
dapat
setelah
pembedahan
balutan
gips
rigid
dipasang
dan
Bidai
imobilisasi
dapat
dibalutkan
pada
balutan.
sementara
kadang
diberikan
pada
hari
pertama
prostesis
sementara
adalah
membiasakan
klien
dan
pemeriksaan
aliran:
mengevaluasi
perubahan
11
organisme
penyebab.
10.
Biopsi: mengonfirmasi diagnosa massa benigna/maligna.
11.
Hitung darah lengkap/diferensial: peninggian dan pergeseran
ke kiri diduga proses infeksi.
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN AMPUTASI
A. Pengkajian
1. Identitas
12
memerlukan
tindakan
amputasi
segera.
klien
yang
selain
itu
spasme
otot
yang
dapat
menambah
6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem respirasi
- Penurunan kapasitas paru. Pada klien immobilisasi dalam posisi
baring terlentang, maka kontraksi otot intercosta relatif kecil,
13
perfusi
setempat,
jika
secara
mendadak
m a k a a k a n t e r j a d i p e n i n g k a t a n metabolisme (karena
-
b e r ko n t r a k s i
tidak
a d e ku a t ,
vasodilatasi
c. Sistem Persarafan
- Atropi otot. Karena adanya penurunan stabilitas dari anggota
gerak dan adanya penurunan fungsi persarafan. Hal ini
menyebabkan terjadinya atropi dan paralisis otot.
14
dan
dan
mempengaruhi
mempengaruhi
ke l e n j a r
s e k re s i
perubahan
kelenjar
sekresi
serta
nafsu makan.
Konstipasi. Meningkatnya jumlah adrenergik akan menghambat
pristaltik usus dan spincter anus menjadi kontriksi sehingga
reabsorbsi cairan meningkat dalam colon, menjadikan
renal
pelvis
akan
mudah
membentuk
batu
ginjal.
dan
bokong
akan
tertekan
sehingga
akan
B. Diagnosa keperawatan
1. Ansietas berhubungan
dengan
kurang
pengetahuan
tentang
kegiatan perioperatif.
2. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik/jaringan dan trauma
saraf.
15
dengan
ketidakadekuatan
bantuan
fisik
psikologis,
dan
memberikan
dukungan moral.
2. Menerangkan
prosedur
operasi
dengan
sebaik-
baiknya.
3. Mengatur waktu khusus
dengan
klien
berdiskusi
untuk
tentang
kecemasan klien.
4. Beri kesempatan kepada
klien
untuk
mengungkapkan
ansietasnya.
5. Berikan
privasi
dengan
Rasional
1. Secara
meningkatkan
rasa
aman
dan
meningkatkan
rasa
saling percaya.
2. Meningkatkan
/memperbaiki
pengetahuan/
persepsi
klien.
3. Meningkatkan
rasa
aman
orang
terdekatnya.
dan
memungkinkan
melakukan
secara
klien
psikologis
klien
komunikasi
lebih
terbuka
terhadap
kekhawatiran
yang
tidak diekspresikan.
5. Memberi waktu untuk
mengekspresikan
perasaan,
menghilangkan ansietas
dan perilaku adaptasi.
16
Rasional
1. Membantu
Mandiri
dalam
keevektifan interverensi.
.amati
Perubahan
perubahan
karakteristik
nyeri,
missal
kebas,kesumutan.
2. Tinggikan bagian yang sakit
dengan
meninggikan
tempat
tidur
atau
menggunakan bantal/guling
sebagai penyangga.
3. Tinggikan
kenyamanan
klien(
misal
sesering
rubah
mungkin,
punggung
posisi
pijatan
).dorong
penggunaan
teknik
tungkai
( puntung)sesuai toleransi
bila balutan telah dilepas
5. Amati keluhan nyeri yang
tidak
hilang
dengan
analgesic
Kalaborasi
6. Beriakan
dapat
mengidentifikasikan
terjadinya
komplikasi ,
misal nekrosis/infeksi
2. Mengurangi
terbentuknya
dengan
aliran
edema
peningkatan
balik
mengurangi
vena
kelelahan
perhatian
,peningkatan
kemampuan koping, dan
dapat
menurunkan
terjadinya nyeri
4. Meningkatkan
sirkulasi,
mengurangi
ketegangan otot
5. Dapat
mengidentifikasikan
sindrom kompartemen ,
obat
indikasi,
sesuai
misal
analgesic,relaksan otot
7. Berikan pemanasan local
sesuai indikasi
khususnya
traumatic.
6. Mengurangi
nyeri
/spasme otot
7. Mungkin diperlukan
untuk
17
cedera
meningkatkan
membantu
memperbaiki edema
Rasional
1. Klien
Mandiri
1. Kaji
pertimbangkan
persiapan
klien
pandangannya
dan
terhadap
amputasi.
2. Dorong
perasaan
dan
kehilangan
bagian tubuh
3. Beri penguatan
informasi
tipe
termasuk
control
persepsi
klien
tentang
diridan
hubungannya
dengan
sebagai
hidup
amputasi
rekonstruksi
akan
menerima
peran
cepat.
Klien
dengan
amputasi
ketakutan,
lokasi
memandang
mengekspresikan
negatif,
yang
fungsi
yang
traumatic
mempertimbangkan
amputasi
sebagai
kegagalan
pada
dan
resiko
tinggi
membantu
mulai
menerima
untuk
menanyakan
dan
mengasimilasi infromasi
dan
mulai
menerima
perubahan
diri
dan
dapat
gambaran
fungsi,
yang
membantu
penyembuhan
18
berada
biasanya
6. Dorong
partisipasi
4. Dukungan
klien
yang
dan
teman
rehabilitasi
5. Membantu
menunjukan tanda
mengartikan
masalah
sehubungan
dengan
penyembuhan .
7. Dorong
/
positif
beriakan
diamputasi
khususnya
yang
telah
membicarakan
negative
dari
menyangkal
hal
diri,
atau
terus
pemecahan
Sebagai
masalah.
contoh
takut
kehilangan kemandirian ,
kemampuan
bekerja,
kemandirian
dan
penyatuan
tungkai
mendengar
dan
pernyataan
Kalaborasi
Diskusikan
tersediannya
sumber,
membantu
nyata ( amputasi )
10.
dan
dan sebagainya
6. Meningkatkan
mengidentifikasikan
diri
misal
psikiatrik/seksual
berbagai
konseling
,
terapi
kejujuran
telah
mengalami
yang
sama
sebagai
hal
bertindak
model
peran
harapan
pemulihan
untuk
dan masa
depan normal
8. Meningkatkan
pernyataan
19
keyakinan
/nilai
tentang
subjek
positif
dan
mengidentifikasikan
kesalahan konsep/ mitos
yang
dapat
mempengaruhi penilaian
situasi
9. Mengidentifikasi
tahap
berduka
kebutuhan
/
untuk
intervensi
10. Membantu
adaptasi
kehilangan
tungkai,
ketidaknyamanan,
gangguan
perseptual.
Tindakan
1. Berikan perawatan puntung
Rasional
1. Memberikan
kesempatan
untuk
area,
penyembuhan
bersihkan
keringkan,
kembali
dan
dan
tutup
puntung
dengan
balutan elastis
2. Segera tinggikan gips, bila
gips berubah posisi.
3. Bantu
latihan
rentang
gerak, khususnya area yang
sakit
dan
mulai
sedini
20
mengevaluasi
komplikasi.
puntung
edema
dan
Penutupan
mengontrol
dan
membantu
pembentukan puntung
2. Edema
terjadi
dengan
cepat
dan
rehabilitas
dapat terhambat.
3. Mencegah
kontraktur,
mungkin pascaoperasi.
4. Dorong
latihan
aktif/isometrik untuk paha
atas dan lengan.
5. Berikan
gulungan
pada
untuk
kai
bantal
sehari
dibawah
dengan
abdomen
ekstremitas
puntung
menggantung
dependen
untuk
secara
disamping
penggunaan
mobilitas,
contohnya
alat
kruk
atau walker.
9. Bantu dengan ambulasi
10.
Bantu
klien
melanjutkan
preoperasi
latihan
otot
sesuai
perubahan
yang
dapat
terjadi
dengan
cepat
dan
dapat
memperlambat
penggunaan protese
4. Meningkatkan
kekuatan
otot
untuk
membantu
pemindahan
atau
ambulasi
5. Mencegah rotasi eksternal
putung tungkai
6. Menguatkan
otot
fleksi
pada
panggul
7. Penggunaan bantal dapat
menyebabkan
fleksi
kontraktur
permanen
panggul
dan
dependen
pada
posisi
puntung
kemandirian
klien.
Teknik
pemindahan/ambulasi
yang
ibu jari
bentuk
dapat
mencegah
cedera abrasi.
9. Menurunkan risiko cedera.
Ambulasi
setelah
pada
waktu
pemasangan protese.
10.
Membantu
21
Kolaborasi
11.
meningkatkan
Rujuk
ke
tim
rasa
busa.
keseimbangan
kekuatan
fisik/fisioterapi.
12.
Berikan tempat tidur
perbaikan
dan
kompensasi
bagian tubuh.
11.
Memberikan bentuk
latihan/program
untuk
aktivitas
memenuhi
serta
mengidentifikasi mobilitas
fungsional,
membantu
meningkatkan
kemandirian.
12.
Menurunkan
tekanan
pada
sirkulasi,
iskemia/kerusakan
jaringan.
pertahanan
primer
(kulit
robek,
jaringan
traumatik).
Tindakan
Rasional
Mandiri
1. Pertahankan
antiseptik
bila
teknik
mengganti
balutan/merawat luka
1. Meminimalkan
kesempatan
bakteri
22
introduksi
2. Deteksi
karakteristik
infeksi
secara rutin.
4. Tutup
balutan
dan
bila
lebih
dengan
klien
pencucian
indikasi.
6. Awasi tanda vital.
waktu
serius
Pratt
(misal
membantu
membuang
drainase,
meningkatkan
dengan
ada
tepat
osteomielitis).
3. Hemovac, drain Jackson
penyembuhan
untuk
pembalutan
memberikan
intervensi
udara,
trjadinya
kesempatan
potensi
plastik
dini
4.
luka
dan
kulit
dan
meningkatkan
penyembuhan kulit yang
lunak/kulit rapuh.
6. Peningkatan suhu
Kolaborasi
7. Kultur luka/drainase dengan
takikardi
tepat.
8. Berikan
menunjukkan
antibiotik
sesuai
dan
dapat
terjadinya
sepsis.
indikasi.
7. Mengidentifikasi
adanya
infeksi/organisme khusus.
8. Antibiotik spektrum luas
dapat
digunakan
profiaksis
atau
secara
terapi
antibiotik
mungkin
disesuaikan
terhadap
organisme penyebab.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
Asuhan
keperawatan
pada
klien
yang
mengalami
amputasi
tubuh.
Manajemen
keperawatan
harus
benar-benar
kekurangan
dan
kelemahannya,
karena
terbatasnya
DAFTAR PUSTAKA
25
26