Вы находитесь на странице: 1из 26

Ns.

Putri Halimu Husna,


M.Kes.

AKPER GIRI SATRIA


HUSADA WONOGIRI
2016

Menjelaskan dan mengidentifikasi konsep


dan prinsip Patient Safety

Apa
pendapatmu
tentang
gambar di
samping ini?

Keselamatan pasien merupakan isu utama


akhir-akhir ini baik di Indonesia maupun di
Luar Negeri
Kepedulian pengambil kebijakan,
manajemen dan praktisi klinis terhadap
keselamatan pasien
Berbagai seminar, workshop, dan pelatihan
banyak diadakan: patient safety, risk
management, clinical audit, patient safety
indicators dg berbagai motif.

Keselamatan pasien
(patient safety)
Kejadian tidak
diharapkan (adverse
event)
KTD yang tidak dapat
dicegah (unpreventable
adverse event)
Kejadian nyaris cedera
(KNC) (Near miss)
Kesalahan medis
(medical error)

Insiden keselamatan pasien (Patient safety


incident)
Pelaporan insiden keselamatan pasien
rumahsakit
Analisis akra masalah (root cause analyisis)
Manajemen risiko (riks management)
Kejadian sentinel (sentinel event)

Patient care related risk


Medical staff related risk
Employee related risk
Property related risk
Financial risk
Other risk (e.g: property & liability losses
related to operation of automobiles, trucks,
vans, ambulances)

(McCaffrey & Hagg-Rickert, Risk


Management Handbook, pp 100-104,
2004)

Suatu sistem di rumah


sakit yang menjamin
bahwa asuhan pasien
lebih aman
dapat mencegah
terjadinya cedera yang
disebabkan oleh
kesalahan dalam
melakukan atau tidak
melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan

Sistem Meliputi:

Terciptanya Budaya Keselamatan Pasien

Akuntabilitas
Kejadian Tidak Diharapkan
Program pencegahan terlaksana

Kepemimpinan
Individu

Pengetahuan Perawat
tentang Patient Safety
Sikap Perawat tentang
Patient Safety
Budaya
Infrastruktur
Lingkungan

Pasien diidentifikasi
menggunakan dua identitas
pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien.
Pasien diidentifikasi sebelum
pemberian obat, darah atau
produk darah.
Pasien diidentifikasi sebelum
mengambil darah dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis.
Pasien diidentifikasi sebelum
pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur.

Perintah lengkap secara lisan


dan yang melalui telepon
atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap
oleh penerima perintah.
Perintah lengkap secara lisan
dan yang melalui telepon
atau hasil pemeriksaan
dibacakan secara lengkap
oleh penerima perintah.

Perintah atau hasil pemeriksaan


dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan
pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon
secara konsisten

Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan


agar memuat proses identifikasi,
menetapkan lokasi, pemberian label dan
penyimpanan elektrolit konsentrat.
Implementasi kebijakan dan prosedur.
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit
pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk
mencegah pemberian yang kurang hati-hati
di area tersebut sesuai kebijakan.

Rumah sakit menggunakan suatu tanda


yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi
lokasi operasi dan melibatkan pasien
didalam proses penandaan.
Rumah sakit menggunakan suatu cheklist
atau proses lain untuk memverifikasi saat
pre operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur,
dan tepat-pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat
dan fungsional.

Tim operasi yang lengkap


menerapkan dan mencatat prosedur
sebelum "incisi/time out" tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur
tindakan pembedahan.
Kebijakan dan prosedur
dikembangkan untuk mendukung
suatu proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepatprosedur, dan tepat-pasien,
termasuk prosedur medis dan dental
yang dilaksanakan di luar kamar
operasi.

Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi


pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum
(a.l dari WHO Guidelines on Patient Safety.
Rumah sakit menerapkan program hand
hygiene yang efektif.
Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan
untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.

Rumah sakit menerapkan


proses asesmen awal atas
pasien terhadap resiko jatuh
dan melakukan asesmen
ulang bila pasien diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dan lain-lain.
Langkah-langkah diterapkan
untuk mengurangi resiko jatuh
bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap beresiko
jatuh.

Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik


keberhasilan, pengurangan cedera akibat
jatuh dan dampak dari kejadian yang tidak
diharapkan.
Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan
untuk mengarahkan pengurangan
berkelanjutan resiko pasien cedera akibat
jatuh di rumah sakit.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
TENTANG
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

Pertanyaan :Mengapa perawat harus


melakukan tindakan Patient safety di
setiap tindakannya?

Jawabannya:
Melindungi terjadinya malpraktik
dan kelalaian pada pasien
Memberikan safety care pada
pasien

Вам также может понравиться