Вы находитесь на странице: 1из 28

dr. Siswanto Wahab, Sp.

KK

Kondiloma akuminata (KA) atau genital


warts merupakan manifestasi klinis
anogenital virus Human Papiloma Virus
(HPV).
Istilah kondiloma akuminata sejak jaman
Roma dan Hellenik, condyloma berasal dari
bahasa Yunani yang berarti tumor bulat
dan acuminata berasal dari bahasa Latin
yang berarti ujung tajam.

Sekitar 200 jenis tipe HPV yang dikenal atas


dasar sekuens DNA Kondiloma akuminata
disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18
Infeksi HPV menyebar melalui kontak kulit
atau seksual sehingga banyak dijumpai
pada populasi usia seksual aktif. Paling
sedikit semua yang seksual aktif pernah
menderita paling tidak sekali seumur
hidupnya

Sel basal tempat pertama infeksi HPV


Setelah inokulasi melalui trauma, virion HPV
masuk ke sel basal epitel.
Agar dapat menimbulkan infeksi, HPV
mencapai epitel. Sesuai dengan
pembelahan sel basal maka virion HPV
bergerak ke epidermis dimana terjadi
replikasi virus dan pelepasan virus bersama
dengan sel epitel yang akan menginfeksi
lapisan basal yang lain.

Infeksi klinis
Morfologinya adalah:
1. Kondiloma akuminata, yang berbentuk
cauliform-like
2. Papular warts, papule berbentuk kubah, fleshcolored dan biasanya hanya berdiameter 1-4
mm
3. Keratotic Warts, mirip dengan gambaran veruka
atau keratosis seboroik
4. Flat-top papules yang bentuknya berupa papula
dengan permukaan datar, atau plak yang
sedikit meninggi.

Pada pria KA dapat timbul di penis, skrotum,


meatus uretra, dan daerah perianal

Pada wanita KA dapat timbul di introitus,


vulva, labium dan perineum

Infeksi subklinis
Infeksi tanpa disertai dengan lesi klinis.
Keadaan yang termasuk kategori infeksi
HPV yang positif melalui pemeriksaan Pap
smear, kolposkopi, biopsi, setelah tes
dengan asam asetat atau pemeriksaan
lainnya.

Infeksi persisten
Infeksi laten atau persisten bagian siklus
hidup virus yang disebabkan berulangnya
fase akut atau perkembangan penyakit
yang perlahan atau karena perubahan
onkogen.
Infeksi persisten HPV infeksi yang
ditemukan pada 2 kali kunjungan
pemeriksaan kontrol, selama 4-6 bulan.

Acetowhitening
Menggunakan larutan asam asetat 3-5%
dalam aquades
Dapat mendeteksi infeksi HPV subklinis dan
menentukan batas pada lesi datar

Pap smear
Untuk mendeteksi terjadinya kanker serviks
HPV merupakan penyebab utama pada
patogenesis kanker serviks
Biopsi
Diindikasikan untuk mengkonfirmasi dan
menyingkirkan squamous cell carcinoma
invasive

Non bedah podofillin, podofilotoksin, 5-FU


(5-fluorourasil), trichloroacetic acid (TCA),
imiquimod, interferon (IFN)
Bedah cryotherapy, bedah eksisi,
elektrokoagulasi, dan bedah laser

Podofillin derivat tanaman resin terdiri


atas beberapa campuran bahan sitotoksik
Konsentrasi 10-25% tinktura benzoin,
spiritus, cairan paraffin
Bersifat : antimitotik, sitotoksik
Efek teratogenik dan onkogenik
KI : pada wanita hamil (kematian fetus)
tidak digunakan pada daerah serviks,
anal

Cara pemakaian :
- Batas pemakaian 5 ml u/ eksternal warts
dan < 2 cm u/ daerah vagina, setiap kali
pemberian
- Sekitar lesi di beri vaselin, diberi podofillin
dibiarkan selama 4 jam kemudian dicuci
Pemberian pengobatan seminggu 2x
sampai lesi menghilang

Podofilotoksin zat aktif yang terdapat


pada podofillin
Bentuk cairan 0,5% dan krim 0,15%
Bersifat antimitotik dan dapat digunakan
dirumah o/ penderita sendiri
KI : Wanita hamil dan menyusui dan belum
ada mengenai efektivitas serta keamanan
bila digunakan pada membran
mukosa,vagina, dan anal

Cara pemakaian :
- Dua kali sehari selama 3 hari dgn
menggunakan aplikator, keringkan tanpa
perlu dicuci
- Pengobatan dapat diperpanjang 4-5 hari
jika diperlukan.
- Jadwal pengobatan dapat diulang 7 hari
setelah pengobatan pertama, apabila lesi
masih menetap

TCA/BCA penetrasinya cepat dan mampu


membakat kulit keratin
Efek kaustik dgn menimbulkan koagulasi
dan nekrosis pada jar. Superfisial terutama
pada bentuk hiperkeratotik
<< iritasi lokal, jarang menimbulkan
toksisitas sistemik

Cara pemakaian :
- 1 mggu sekali, diulang 1-2 mggu lagi.
Mungkin diperlukan pengobatan 3-4 kali
- Diulang setiap 1 mggu - 6 mggu
- Sodium bikarbonas sbg penetral dpt diberi
jika pemberian TCA terlalu berlebihan

5 FU (5-Fluorouracil) antimetabolit yg
dapat menggangu sintesis DNA,
antineoplasma, dan merangsang aktivitas
imun
Dalam bentuk krim 1-5%
KI : wanita hamil krn bersifat teratogenik

Cara pemakaian :
- 5 FU krim 1% : 2 kali sehari secara
periodik,2-6 mggu
- Krim 5% : 4 kali sehari selama 10 mggu
Efek samping : Kondiloma akuminata dpt
berkembang adenosis vagina dan clear cell
adenocarcinoma

Imiquimod (krim 5%) merangsang


respons imun yaitu sitokin, khususnya
interferon alfa(IFN-alfa)
- KI : wanita hamil dan tidak boleh
digunakan
pada daerah perianal,
uretra, vagina dan serviks
Cara pemakaian : dioleskan 3 kali seminggu
pada malam hari, didiamkan 6-7 jam
kemudian di cuci

Bedah eksisi
Bedah eksisi dapat cepat mengangkat seluruh
warts.
Terutama pada KA yang besar dan resisten.
Sebelum anestesi lokal, dan seringkali eksisi
dilakukan lebih dari satu kali.
Teknik eksisinya : pisau, kuret, elektrokoagulasi
atau kombinasi ketiganya. Efeknya dapat
berupa nyeri, perdarahan, sikatriks dan infeksi
sekunder

Bedah laser
Bedah laser dianjurkan sebagai pengobatan
alternatif terutama untuk KA yang besar
atau sulit hilangnya baik pada anak maupun
dewasa. Pengobatan bedah laser lebih baik
dibanding elektrokoagulasi

Elektrokoagulasi dan kuretase


Digunakan dengan anestesi lokal, lalu di
kauter kemudian dilakukan kuretase
Mekanisme menimbulkan kerusakan
jaringan
Dapat digunakan pada KA yang resisten
terhadap pengobatan topikal

Bedah eksisi
Cara ini khususnya digunakan pada KA yang
bertangkai dan dilakukan pembiusan lokal
dibawah lesi
Perdarahan elektrokoagulasi
Cara ini mungkin dapat mengurangi
jaringan parut

Cryotherapy
Menggunakan nitrogen cair yang membeku
pada lesi sitolisis dermal epidermal
junction
Cryotherapy spray dan topikal
Spray dengan cara disemprotkan pada lesi,
sebelumnya bisa diolesi vaselin untuk
melindungi daerah sekitarnya
Topikal dioleskan menggunakan cottonwolltipped swabstick (10-15 detik)
membeku membentuk halo

Walaupun sering mengalami residif,


prognosisnya baik.
Faktor predisposisi perlu dicari misal
higiene, adanya fluor albus, kelembaban
pada pria akibat tidak disirkumsisi

Terima kasih

Вам также может понравиться