Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
kadar
air
yang
tinggi
dapat
mempengaruhi daya tahan bahan pangan
terhadap serangan mikroorganisme yang
dinyatakan dalam aktivitas air (Aw)
(Afrianto,2011).
Perubahan kimiawi disebabkan
karena aktivitas enzim yakni perubahan
penampilan, citarasa, tekstur, dan
kualitas ikan tersebut. Aktivitas enzim
dapat
dihambat
dengan
cara
menurunkan kadar air melalui proses
1
METODOLOGI
Pentingnya pengeringan ini
karena pada proses pengeringan kadar
air bahan akan berkurang hingga batas
tertentu, sehingga dengan kadar air yang
sangat sedikit pada bahan aktivitas
mikroorganisme pada bahan pangan
dapat
dihambat,
hal
tersebut
menyebabkan umur simpan produk
kering akanlebih lama.
Suhu pengeringan adalah salah
satu
faktor
eksternal
yang
mempengaruhi mutu produk. Jika suhu
pengeringan yang digunakan terlalu
tinggi, maka akan mengakibatkan
penurunan nilai gizi dan perubahan
warna dari produk yang dikeringkan
(Histifarina dan Sinaga, 1999).
Setiap
perlakuan
yang
mempengaruhi elastisitas dinding sel
akan mempengaruhi volume rehidrasi.
Dinding sel akan menyerap air dan
melunak jika bahan kering direndam
dalam air. Dengan adanya elastisitas,
dinding sel akan kembali ke bentuk
semula. Adanya elastisitas pada dinding
sel disebabkan oleh kompoisisi dan
struktur dinding sel tersebut (Asgar dkk,
2006).
Maksud penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh jenis ikan dan
suhu pengeringan terhadap karakteristik
fillet ikan kering. Tujuan penelitian ini
untuk menentukan jenis ikan dan suhu
pengeringan yang tepat, sehingga
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kadar Air dan Kadar Protein Ikan Segar
Hasil
Jenis ikan
Kadar Air
Kadar Protein
Ikan Nila
73,10%
15,57%
Ikan Patin
80,49%
14,92%
Ikan Kakap
76,87%
18,73%
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
Ikan Tuna
70,05%
19,01%
Penelitian Utama
Rehidrasi
Kriteria kualitas produk kering
dapat ditentukan dari sifat rehidrasi.
Sifat rehidrasi ialah kemampuan
produk kering dalam menyerap air,
sehingga produk kering kembali ke
dalam bentuk semula atau kondisi
segar. Rasio rehidrasi merupakan nilai
perbandingan antara berat bahan
kering dan setelah direhidrasi. Nilai
rehidrasi diperoleh dengan merendam
fillet ikan kering selama 1 jam dan
ditiriskan selama 5 menit lalu
ditimbang dan dinyatakan sebagai
persentase kenaikan berat bahan kering
(Asgar dkk, 2013).
Hasil perhitungan analisis
variansi menunjukkan pengaruh
nyata pada jenis ikan, suhu dan lama
pengeringan dan interaksi keduanya
terhadap respon fisik uji rehidrasi
fillet ikan kering.
Tabel 4.2 menunjukkan suhu
dan lama waktu pengeringan yang sama
dengan jenis ikan yang berbeda.
Karakteristik daging ikan yang berbedabeda yang memiliki kandungan air dan
kandungan protein yang berbeda-beda
yang menyebabkan elastisitas daging
ikan yang berbeda-beda. Nilai rehidrasi
sangat dipengaruhi oleh elastisitas
dinding sel, hilangnya permeabilitas
diferensial dalam bentuk membran
protoplasma, hilangnya turgor sel,
denaturasi protein, kristalinitas pati,
dan ikatan hidrogen makromolekul
(Neuma, 1972 di dalam Asgar dkk,
2006).
Tabel 4.2 menunjukkan suhu
dan lama pengeringan yang berbeda
dengan jenis ikan yang sama. Semakin
Tabel 4.2 Data Pengaruh Jenis Ikan, Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Uji
Rehidrasi Fillet Ikan Kering
Suhu dan Lama Pengeringan (F)
f1
(T : 350C, t : 8 jam)
f2
(T : 35 C, t : 12 jam)
0
f3
(T : 350C, t : 24 jam)
f4
(T : 450C, t : 8 jam)
f5
(T : 450C, t : 12 jam)
f6
(T : 450C, t : 24 jam)
f7
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
i1 (Nila)
A
23,61
b
A
25,66
b
A
26,74
b
A
25,83
b
A
30,10
b
A
30,20
b
B
A
7,41
a
A
12,24
a
A
7,20
a
A
8,00
a
A
12,93
a
A
13,45
a
AB
i4 (Tuna)
A
10,76
a
A
12,77
a
A
9,65
a
AB
15,65
ab
AB
15,63
a
B
25,93
b
C
45,28
c
B
47,26
b
B
44,45
B
(T : 550C, t : 8 jam)
f8
(T : 550C, t : 12 jam)
f9
(T : 550C, t : 24 jam)
28,85
b
C
23,54
a
BC
27,41
a
17,49
a
B
26,46
a
C
33,76
ab
51,67
c
C
50,46
b
C
40,84
b
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara
horizontal dan angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca
secara vertikal pada taraf 5%.
Rendemen
Hasil perhitungan analisis
variansi menunjukkan pengaruh nyata
pada jenis ikan, suhu dan lama waktu
pengeringan dan interaksi keduanya
Tabel 4.3 Data Pengaruh Jenis Ikan, Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Uji
Rendemen Fillet Ikan Kering
Suhu dan Lama Pengeringan (F)
f1
(T : 350C, t : 8 jam)
f2
(T : 35 C, t : 12 jam)
0
f3
(T : 350C, t : 24 jam)
f4
(T : 450C, t : 8 jam)
f5
(T : 450C, t : 12 jam)
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
i1 (Nila)
D
70,85
a
CD
59,88
a
A
41,34
a
C
57,24
a
B
49,52
a
E
74,14
a
DE
66,48
a
B
53,39
a
DE
67,38
b
C
59,51
b
i4 (Tuna)
E
75,01
b
DE
66,53
a
C
49,22
b
D
60,00
a
D
59,52
b
f6
(T : 450C, t : 24 jam)
f7
(T : 550C, t : 8 jam)
f8
(T : 550C, t : 12 jam)
f9
(T : 550C, t : 24 jam)
A
31,06
a
AB
39,15
a
A
34,63
a
A
28,76
ab
AB
43,44
b
B
47,05
a
AB
44,23
a
A
36,30
bc
AB
45,43
b
D
64,35
b
AB
45,23
b
A
39,55
c
BC
41,72
b
B
38,17
a
B
37,60
a
A
20,90
a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara
horizontal dan angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca
secara vertikal pada taraf 5%.
Tabel 4.4 Data Pengaruh Jenis Ikan, Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Kadar Air
Fillet Ikan Kering
Suhu dan Lama Pengeringan (F)
f1
(T : 350C, t : 8 jam)
f2
(T : 350C, t : 12 jam)
f3
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
i1 (Nila)
F
63,87
b
E
54,73
b
D
D
58,83
bc
C
51,39
ab
B
i4 (Tuna)
E
50,27
a
E
48,45
a
CD
(T : 350C, t : 24 jam)
f4
(T : 450C, t : 8 jam)
f5
(T : 450C, t : 12 jam)
f6
(T : 450C, t : 24 jam)
f7
(T : 55 C, t : 8 jam)
0
f8
(T : 550C, t : 12 jam)
f9
(T : 550C, t : 24 jam)
48,05
b
E
57,21
c
C
40,06
a
B
30,96
a
BC
35,17
a
B
30,17
a
A
14,21
a
35,56
a
D
40,11
a
CD
36,08
a
C
33,89
ab
E
41,95
b
B
26,85
a
A
15,97
a
38,36
a
C
51,61
bc
C
53,52
c
B
42,12
c
C
50,79
c
B
38,53
b
A
22,62
b
40,01
a
E
48,28
b
E
46,33
b
C
38,70
bc
D
44,83
bc
B
31,53
ab
A
13,80
a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara
horizontal dan angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca
secara vertikal pada taraf 5%.
Kadar Protein
Hasil perhitungan analisis
variansi menunjukkan pengaruh nyata
pada jenis ikan, suhu dan lama waktu
Tabel 4.5 Data Pengaruh Jenis Ikan, Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Kadar
Protein Fillet Ikan Kering
Suhu dan Lama Pengeringan (F)
f1
(T : 350C, t : 8 jam)
i1 (Nila)
AB
17,00
a
A
20,62
b
i4 (Tuna)
A
19,85
b
10
f2
(T : 350C, t : 12 jam)
f3
(T : 350C, t : 24 jam)
f4
(T : 450C, t : 8 jam)
f5
(T : 450C, t : 12 jam)
f6
(T : 450C, t : 24 jam)
f7
(T : 550C, t : 8 jam)
f8
(T : 55 C, t : 12 jam)
0
f9
(T : 550C, t : 24 jam)
A
16,39
a
D
23,87
b
AB
17,68
a
B
18,59
a
EF
27,56
b
C
19,86
a
D
23,36
a
F
28,60
a
A
15,84
a
B
18,84
a
AB
17,76
a
B
18,04
a
C
23,61
a
B
18,24
a
C
22,13
a
D
27,79
a
AB
22,17
b
C
26,17
c
AB
21,98
b
B
22,97
b
C
27,79
b
B
23,01
b
C
27,01
b
D
32,86
b
B
22,05
b
C
25,89
c
AB
21,46
b
B
24,59
b
C
27,12
b
B
22,33
b
D
27,46
b
E
32,73
b
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara
horizontal dan angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca
secara vertikal pada taraf 5%.
11
Warna
Hasil perhitungan analisis
variansi menunjukkan pengaruh
nyata pada jenis ikan, tetapi suhu dan
lama waktu pengeringan dan interaksi
keduanya tidak berpengaruh nyata
terhadap respon organoleptik warna
fillet ikan kering. Selanjutnya
dilakukan uji lanjut LSD pada taraf
5%.
Tabel 4.6 menunjukan suhu dan
lama pengeringan yang berbeda dengan
jenis ikan yang sama. Perlakuan yang
berbeda menghasilkan pengaruh yang
tidak berbeda nyata dapat dipengaruhi
oleh penilaian panelis mengingat panelis
menilai berdasarkan tingkat kesukaan,
namun warna yang dihasilkan dari
fillet ikan kering disebabkan oleh
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
karakteristik
daging
ikan
yang
berbeda-beda dimana diungkapkan
oleh Forrest (1975) di dalam Suradi
(2009) bahwa perubahan muatan
protein akan mengubah jarak antara
serat-serat
daging
sehingga
mempengaruhi kemampuannya dalam
menyerap dan memantulkan cahaya
dimana hal tersebut akan mempengaruhi
penampakan (warna) daging secara
visual.
pH yang semakin menurun
menyebabkan warna daging memucat.
Warna pucat tersebut disebabkan oleh
karena banyaknya air bebas yang berada
diluar serabut daging. Kandungan air
ekstraseluler yang tinggi tersebut dapat
menyebabkan kemampuannya untuk
memantulkan cahaya akan meningkat
dan penyerapan cahaya menurun
sehingga
intensitas
warna
akan
menurun. Kapasitas mengikat air oleh
jaringan otot akan berdampak pada
pengekerutan daging ikan selama
penyimpanan dan sifat fisik dari daging
yaitu warna, tekstur, kekenyalan,
juiceness, dan kekerasannya. Seperti
pada ikan nila yang memiliki daging
berwarna putih setelah dilakukan
pengeringan dengan suhu yang berbedabeda cenderung lebih disukai panelis
karena daging ikan nila dapat
mempertahankan
kandungan
air
(bebas)nya pada saat diberikan tekanan
dari
luar
seperti
pemanasan,
penggilingan atau pengepressan.
Reaksi yang terjadi selama
proses pengeringan reaksi pencoklatan
non enzimatis yang menyebabkan
warna daging ikan menjadi coklat.
Warna kecoklatan pada fillet ikan kering
dimungkinkan
karena
proses
pengeringan yang kurang sempurna
sehingga
mengalami
proses
pencoklatan. Berdasarkan tabel 4.6
untuk ikan nila panelis lebih menyukai
ikan nila pada pengeringan T : 550C, t :
24 jam, ikan patin T : 550C, t : 12 jam,
ikan kakap T : 450C, t : 24 jam dan ikan
tuna T : 350C, t : 24 jam. Respon warna
12
Tabel 4.6 Data Pengaruh Jenis Ikan Terhadap Atribut Warna Fillet Ikan Kering
Jenis Ikan (I)
Suhu dan Lama Pengeringan (F)
i1 (Nila)
i2 (Patin)
i3 (Kakap)
i4 (Tuna)
A
B
A
A
f1
(T : 350C, t : 8 jam)
4,23
3,57
3,77
3,70
A
A
A
A
f2
0
(T : 35 C, t : 12 jam)
3,84
2,70
4,04
3,77
A
B
A
A
f3
0
(T : 35 C, t : 24 jam)
3,44
3,54
3,77
3,87
A
AB
A
A
f4
0
(T : 45 C, t : 8 jam)
3,64
3,17
3,97
3,47
C
B
A
A
f5
0
(T : 45 C, t : 12 jam)
4,30
3,40
4,07
3,30
AB
AB
A
A
f6
0
(T : 45 C, t : 24 jam)
4,00
3,20
4,24
3,50
B
B
A
A
f7
0
(T : 55 C, t : 8 jam)
4,17
3,57
3,77
3,33
A
D
A
A
f8
0
(T : 55 C, t : 12 jam)
3,77
4,04
3,94
3,54
C
C
A
A
f9
0
(T : 55 C, t : 24 jam)
4,34
3,87
3,93
3,77
Keterangan :
Angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara vertikal
pada taraf 5%.
Tekstur
Hasil perhitungan analisis
variansi menunjukkan pengaruh
nyata pada jenis ikan dan interaksi
jenis
ikan,
suhu
dan
lama
pengeringan, tetapi suhu dan lama
waktu pengeringan tidak berpengaruh
nyata terhadap tekstur fillet ikan
kering. Selanjutnya dilakukan uji
lanjut LSD pada taraf 5%.
Tabel 4.7 menunjukan suhu
dan lama pengeringan yang sama
dengan jenis ikan yang berbeda. Jenis
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
13
Tabel 4.7 Data Pengaruh Jenis Ikan, Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Tekstur
Fillet Ikan Kering
Jenis Ikan (I)
Suhu dan Lama Pengeringan (F)
i1 (Nila)
i2 (Patin)
i3 (Kakap)
i4 (Tuna)
A
B
BC
BC
f1
3,60
3,57
3,77
3,70
(T : 350C, t : 8 jam)
a
b
ab
a
A
A
C
C
f2
3,84
2,70
4,04
3,77
(T : 350C, t : 12 jam)
b
a
b
a
A
B
BC
C
f3
3,44
3,54
3,77
3,87
(T : 350C, t : 24 jam)
b
b
ab
a
A
B
C
ABC
f4
3,64
3,17
3,97
3,47
(T : 450C, t : 8 jam)
b
b
b
a
A
B
B
ABC
f5
4,30
3,40
4,07
3,30
(T : 450C, t : 12 jam)
c
bc
ab
a
A
A
BC
ABC
f6
4,00
3,20
4,24
3,50
(T : 450C, t : 24 jam)
c
ab
bc
a
A
A
B
AB
f7
4,17
3,57
3,77
3,33
(T : 550C, t : 8 jam)
b
b
b
a
A
A
B
A
f8
3,77
4,04
3,94
3,54
(T : 550C, t : 12 jam)
c
bc
b
a
B
A
A
AB
f9
4,34
3,87
3,93
3,77
(T : 550C, t : 24 jam)
c
b
a
a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara
horizontal dan angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca
secara vertikal pada taraf 5%.
Panelis
cenderung
lebih
menyukai tekstur ikan nila dibanding
ikan patin, kakap dan tuna, karena
tekstur ikan nila lebih kering, elastis
dan padat. Dilihat dari kandungan air
awal bahan dimana kandungan air ikan
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
14
Tabel 4.8 Data Pengaruh Jenis Ikan, Suhu dan Lama PengeringanTerhadap Warna Fillet
Ikan Kering Hasil Rehidrasi
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
15
i1 (Nila)
Kontrol
f1
(T : 35 C, t : 8 jam)
0
f2
(T : 350C, t : 12 jam)
f3
(T : 350C, t : 24 jam)
f4
(T : 450C, t : 8 jam)
f5
(T : 450C, t : 12 jam)
f6
(T : 450C, t : 24 jam)
f7
(T : 550C, t : 8 jam)
f8
(T : 55 C, t : 12 jam)
0
f9
(T : 550C, t : 24 jam)
i4 (Tuna)
D
4,83
a
B
3,47
b
B
3,27
ab
C
2,73
E
4,23
bc
D
3,67
b
C
3,07
ab
CD
3,43
D
3,80
c
BC
3,40
b
BC
3,40
b
A
2,67
D
3,43
d
AB
2,70
a
B
2,93
a
D
3,33
a
B
2,70
a
B
3,30
c
B
3,33
a
AB
2,47
a
A
2,30
a
B
3,07
a
b
BC
3,23
b
BC
3,17
bc
A
2,43
a
A
2,63
a
A
2,60
a
BC
3,13
a
a
BC
3,40
b
A
2,63
a
B
3,03
a
BC
3,30
b
CD
3,53
b
BC
3,33
a
b
A
2,47
a
BC
2,83
ab
C
3,13
a
AB
2,67
ab
AB
2,73
a
D
4,03
a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara
horizontal dan angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca
secara vertikal pada taraf 5%.
16
Tabel 4.9 Data Pengaruh Jenis Ikan, Suhu dan Lama PengeringanTerhadap Tekstur
Fillet Ikan Kering Hasil Rehidrasi
Suhu dan Lama Pengeringan (F)
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
i1 (Nila)
i4 (Tuna)
17
Kontrol
f1
(T : 350C, t : 8 jam)
f2
(T : 350C, t : 12 jam)
f3
(T : 350C, t : 24 jam)
f4
(T : 450C, t : 8 jam)
f5
(T : 450C, t : 12 jam)
f6
(T : 45 C, t : 24 jam)
0
f7
(T : 550C, t : 8 jam)
f8
(T : 550C, t : 12 jam)
f9
(T : 550C, t : 24 jam)
F
4,87
b
A
2,63
a
AB
2,97
a
AB
2,77
b
B
3,13
ab
AB
2,77
a
AB
3,03
b
C
3,23
a
D
3,57
a
E
3,70
b
G
4,03
a
B
2,90
a
AB
2,70
a
A
2,40
a
CD
2,93
a
D
2,97
ab
AB
2,47
a
AB
2,60
ab
F
4,33
a
E
3,07
a
F
4,13
a
B
3,20
a
BC
3,53
b
A
3,47
b
C
3,07
b
A
3,77
a
EF
2,83
c
DE
3,87
c
BC
3,80
a
B
3,53
ab
E
3,77
a
B
3,30
a
D
3,00
b
A
3,40
a
AB
2,53
a
CD
2,73
b
A
3,20
a
C
2,57
b
DE
3,13
a
DE
3,60
ab
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara
horizontal dan angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca
secara vertikal pada taraf 5%.
18
Kontrol
f1
(T : 350C, t : 8 jam)
f2
(T : 350C, t : 12 jam)
f3
(T : 350C, t : 24 jam)
f4
(T : 450C, t : 8 jam)
f5
(T : 45 C, t : 12 jam)
0
f6
(T : 450C, t : 24 jam)
f7
(T : 550C, t : 8 jam)
f8
(T : 550C, t : 12 jam)
f9
(T : 550C, t : 24 jam)
i1 (Nila)
F
4,87
c
E
3,07
b
E
3,17
c
D
3,50
c
C
3,07
a
A
3,63
a
B
3,10
a
AB
3,40
a
CD
2,80
ab
AB
3,33
a
D
4,13
b
AB
2,87
a
AB
3,30
b
AB
2,73
b
AB
3,10
a
AB
3,10
b
C
3,03
b
AB
3,00
a
B
3,27
b
A
4,00
ab
i4 (Tuna)
C
3,77
b
A
2,77
a
A
2,80
a
AB
2,97
ab
D
2,63
b
AB
2,90
ab
BC
2,97
a
AB
3,13
a
A
2,67
a
AB
2,87
ab
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca secara
horizontal dan angka yang diikuti huruf besar yang sama menunjukan tidak berbeda nyata dibaca
secara vertikal pada taraf 5%.
19
Kesimpulan
1. Jenis ikan berpengaruh terhadap
nilai rendemen, rehidrasi, kadar air,
kadar protein, warna dan tekstur
sebelum rehidrasi dan tekstur
setelah rehidrasi dari fillet ikan
kering.
2. Suhu dan lama pengeringan
berpengaruh
terhadap
nilai
rendemen, rehidrasi, kadar protein,
warna, tekstur dan aroma setelah
rehidrasi dari fillet ikan kering.
3. Interaksi antara jenis ikan , suhu dan
lama pengeringan berpengaruh
terhadap nilai rendemen, rehidrasi,
kadar air, kadar protein, warna dan
tekstur sebelum rehidrasi dan warna,
tekstur serta aroma setelah rehidrasi
dari fillet ikan kering.
4. Nilai rehidrasi tertinggi diperoleh
pada ikan tuna dengan suhu
pengeringan 550C waktu 8 jam yaitu
51,67%. Nilai rendemen terendah
diperoleh pada ikan tuna dengan
suhu pengeringan 550C waktu 24
jam yaitu 20,90%. Kadar air
tertinggi diperoleh pada ikan nila
dengan suhu pengeringan 350C
waktu 8 jam, sedangkan kadar air
terendah diperoleh pada ikan tuna
dengan suhu pengeringan 550C
waktu 24 jam. Kadar protein
terbesar diperloleh pada ikan kakap
dengan suhu pengeringan 550C
waktu 24 jam.
5. Nilai rata-rata organoleptik fillet
ikan kering sebelum rehidrasi untuk
warna 3,73, tekstur 3,72 dan aroma
3,78 dan. Setelah rehidrasi untuk
warna 3,04, tekstur 3,13 dan aroma
3,02.
Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Bumi
Afrianto,
Eddy,
dan
Evi
L,
2011.Pengawetan
dan
Pengolahan Ikan ,Cetakan
kedua,
Penerbit
Kanisius,
Yogyakarta.
Anjarsari, B., 2010, Pangan Hewani
(Fisiologi Pasca Mortem dan
Teknologi),
Graha
Ilmu.Yogyakarta.
AOAC. 2005. Official Methods of
Analysis of The AOAC. 16th
Edition, Volume II. AOAC Inc.
USA.
Asgar, A dan D. Musaddad. 2006.
Optimalisasi Cara, Suhu,
dann
Lama
Blansing
sebelum Pengeringan pada
Wortel. Balai
Penelitian
Tanaman Sayuran. Bandung.
Asgar, A., Zain, S., Widyasanti, A.,
dan Wulan,A.. 2013. Kajian
Karakteristik
Proses
Pengeringan jamur Tiram
(Pleurotus
sp.)
Menggunakan
Mesin
Pengering Vakum. Balai
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
** Dosen Teknologi Pangan Universitas Pasundan
21
Cetakan
kedua,
Alfabeta, Bandung.
Penerbit