Вы находитесь на странице: 1из 22

MENUJU HIDUP LEBIH BAIK DENGAN ISLAM

DISUSUN OLEH:
1. AISAR RIZQY AWWALIN

(11130793)

2. KHINANTY PERMATASARI

(11131826)

3. MEILISA HAMID

(11132052)

4. JAKA MANDALA PUTRA

(11132374)

5. FENESSIA FAUZI

(11132388)

6. DESY AMELIA

(11132288)

7. RIZKA PUTRI SILVYANINGRUM

(11132661)

Jurusan Komputerisasi Akuntansi


Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Margonda Depok
2015

KATA PENGANTAR

Tiada

kata

yang

pantas

kami

ucapkan

terkecuali

syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, isi makalah dapat dijadikan
pembelajaran seperti apa yang ada di kuliah. Tema dari makalah ini kami mengambil
tentang Menuju Hidup Lebih Baik Dengan Islam.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah. Terutama kepada Bapak Nanang yang telah
memberi motivasi dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini, dan teman-teman
yang telah memberikan support beserta doanya sampai makalah ini terselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna terutama mengenai masalah dalam
penyampaian bahasa dan struktur isi makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin

Depok, Oktober 2015

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Lembar Judul .............................................................................................. i


Kata Pengantar............................................................................................ ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
- Pengertian dan makna ............................................................................... 1
BAB II PERANAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta .............. 3
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia ....................... 3
- Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Alam semesta .............. 3
- Islam sebagai pedoman hidup ................................................................... 3
- Akhlaq ...................................................................................................... 4
- Pendidikan................................................................................................ 4
- Ekonomi ................................................................................................... 5
BAB III LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN DIRI
- Pengenalan Diri ........................................................................................ 6
- Pembersihan Hati ..................................................................................... 9
- Pengendalian Diri ..................................................................................... 11
- Pengembangan Diri .................................................................................. 13
- Makrifatullah ............................................................................................ 15
BAB IV PENUTUP
- Kesimpulan .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19

iii

BAB I
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di bumi ini. Dan sebagai khalifah di
bumi tugas utama manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya."(Ali imran:19)
Islam adalah agama yang mengajarkan bagaimana menjalani hidup yang
seimbang antara kehidupan dunia dan persiapan untuk menghadapi kehidupan di
akhirat kelak. Allah SWT telah membuat aturan dan petunjuk yang maha sempurna
agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semua itu tertuang
dalam firman-Nya yaitu Al-Quran.
Alangkah indahnya apabila kita menjalani hidup ini dengan mengikuti syariat
Islam. Segala perbuatan kita senantiasa berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah.
Akhlak manusia akan terus terpelihara. Tindak kejahatan tidak akan pernah kita
dengar, kesenjangan sosial tidak akan pernah ada. Yang ada hanyalah kehidupan yang
harmonis antar umat manusia sehingga tercipta kehidupan yang aman, tentram, dan
sejahtera.Insya Allah
1.

Pengertian dan Makna Islam.


Dilihat Dari Aspek Bahasa
Islam berasal dari kata bahasa Arab Aslama-Yuslimu-Islaman yang
secara kebahasaan berarti 'Menyelamatkan' misal teks 'Assalamu Alaikum' yang
berarti Semoga Keselamatan menyertai kalian semuanya. Islam/Islaman adalah
Masdar sebagai bahasa penunjuk dari Fi'il yaitu 'Aslama' = Telah Selamat

dan 'Yuslimu' = Menyelamatkan. Kata triliteral semitik 'S-L-M'menurunkan


beberapa

istilah

terpenting

dalam

yaitu Islam danMuslim. Kesemuanya

pemahaman
berakar

mengenai
dari

keislaman,

kata Salam yang

berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik lagi didapat dari bahasa
Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima, menyerah atau tunduk" dan
dalam pengertian yang lebih jauh kepada Tuhan.

Dilihat Dari Aspek Kemanusiaan


Dengan demikian, Islam berarti penerimaan diri dan penyerahan diri
kepada Tuhan, dan ummatnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya,
menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini
memberikan beberapa maksud dari al-Quran. Dalam beberapa ayat, kualitas
Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki
akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama) Islam".
Ayat

lain

menghubungkan Islm dan din (lazimnya

diterjemahkan

sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu,


dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu
sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan
pengesahan keimanan.

BAB II
PERANAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Maha besar Allah yang telah menjadikan Islam begitu sempurna. Dengan
segala kuasa-Nya, Allah telah mengatur sedemikian rupa bagaimana hubungan antara
manusia dengan Sang pencipta, manusia dengan manusia, manusia dengan alam
semesta, dan Allah telah menjadikan Islam sebagai pedoman hidup bagi manusia.
Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka


(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah[2]:186)
Islam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia

"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa,
kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu
tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling."(Al-Baqarah[2]:83)
Islam mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)


memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik."(Al-A'raaf[7]:56)
Islam sebagai pedoman hidup

Entah sudah berapa banyak manusia yang rela menjual harga diri demi
mendapatkan harta, melakukan perbuatan tercela untuk memuaskan nafsunya,

merusak alam demi memenuhi ambisinya tanpa memperhitungkan konsekuensi dari


perbuatannya tersebut, dan masih banyak lagi perbuatan hina manusia yang pada
akhirnya merugikan dirinya sendiri, orang lain dan alam semesta.
Islam mengajarkan bagaimana kita berperilaku baik dalam kehidupan seharihari. Dalam Al-Quran telah jelas tertulis pedoman-pedoman dalam segala aspek
kehidupan. Diantaranya :
Akhlak

Seorang muslim yang baik akan selalu merasa ada yang mengawasi, oleh
karena itu dia akan selalu berusaha untuk malakukan hal-hal yang bermanfaat dan
menghindari perbuatan-perbuatan tercela yang akan merusak akhlaknya.
"Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terdugaduga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang
merugi."(Al-A'raaf[7]:99)
Pendidikan

"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman


ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
(Ali Imran[3]:164)
"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata," (Al-Jumu'ah[62]:2)
Sebelum Islam datang keadaan manusia sangatlah memprihatinkan.banyak
manusia dzalim, mereka tidak mengikuti aturan-aturan Allah yang telah ditetapkan
dalam kitab-kitab sebelumnya,mereka bertindak sesuka hati. Namun setelah Allah
SWT mengutus Rosulullah SAW untuk menyampaikan risalah-Nya keadaan umat

manusia berangsur membaik. Rosulullah mengajarkan segala aturan hidup sehingga


kehidupan mereka lebih terarah dan teratur
Ekonomi

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(At-Taubah[9]:60)
"Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya." (Al-Hasyr[59]:7)
Berdasarkan dua ayat di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa jika seluruh
umat manusia berpegang teguh dan menjalankan segala hal yang telah menjadi
ketetapan Allah, kesenjangan sosial tidak akan pernah ada. Si kaya akan menaungi si
miskin, dan si miskin akan menyayangi si kaya.

BAB III
LANGKAH LANGKAH PERBAIKAN DIRI
Dalam diri manusia terdapat segumpal daging, apabila daging itu baik maka
baik pula seluruhnya, namun bila daging itu rusak maka rusak pula seluruhnya.
Saudara tahu daging apakah itu?? Daging itu adalah HATI.
Hati atau qolbu adalah inti dari diri kita. Hati inilah yang bisa melengkapi otak
cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang ynag
lumpuh menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas menjadi mulia.
Dengan hati yang bersih kita akan dapat menjalani hidup ini dengan nikmat.
Kalau hati ini bersih dan sehat, pikiran pun bisa menjadi cerdas. Orang yang bersih
hati punya kemampuan berfikir yang lebih cepat daripada orang lain. Karena orang
yang bersih hatinya tidak punya waktu untuk memikirkan kejelekan orang lain, iri
dengan keberhasilan orang lain, dan pikiran-pikiran jalek lainnya.
Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Mohonlah
pertolongan kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kebeningan hati. Karena
dengan hati yang bening, kita akan mendapatkan banyak keuntungan. Bisnis menjadi
lancar dan sukses, menjadi pimpinan yang disegani dan menjadi panutan bawahan,
menjadi apapun bisa terwujud jika akhlak kita mulia disisi Allah. Kuncinya adalah
dengan menjaga hati.
Kebeningan hati tidak akan kita peroleh hanya dengan doa, doa yang kita
panjatkan harus diiringi dengan usaha yang keras dan gigih. Uraian dalam makalah
ini semoga dapat membantu kita dalam upaya melejitkan potensi hati yang akhirnya
akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik.
1.

PENGENALAN DIRI
Seseorang yang mampu mengendalikan perasaan (emosinya) adalah
orang yang bisa memahami siapa dirinya. Jadi, tentunya kita akan bisa
mengendalikan diri begitu kita mengenalnya secara mendalam. Seperti halnya
mobil, kita dapat mengendarai mobil hanya jika mengenal bagaimana cara kerja
6

mobil tersebut, bagaimana cara mengoper gigi, menginjak pedal gas,


mengendalikan stir dan hal-hal lainnya.
Kunci pemahaman diri terletak pada hati. Hati yang bisa memperlihatkan
secara jelas siapa diri kita dan bagaimana watak kita. Hati yang bersih, Insya
Allah akan bisa memperlihatkan kebersihan pada pribadi kita. Dan proses
pengenalan diri ini dapat kita peroleh melalui proses introspeksi diri
(muhasabah). Kita harus punya keyakinan bahwa hanya kitalah yang bisa
menolong diri kita sendiri dan ikhtiar ini hanya Allah-lah yang berkuasa
menolongnya.
1. Cermati Potensi Diri
Anda adalah apa yang Anda pikirkan, artinya jika kita memikirkan
bahwa kita tidak berguna, maka ketidakbergunaan itulah yang akan tetap
menjadi cap diri kita. Mencermati potensi diri sama halnya dengan mengenali
siapa diri kita.
Selain dengan menjawab semua pertanyaan diatas, kita dapat mengenali
potensi diri melalui hubungan dengan orang lain. karena orang lain akan lebih
objektif malihat potensi-potensi dalam diri kita. Melalui cara ini, kita akan
belajar untuk menerima kritik yang datang dari luar. Kita harus terbuka
terhadap kritik-kritik tersebut dan harus berprasangka baik (Husnudzan)
terhadap kritikan itu jika kita menghendaki perubahan dalam diri kita.
Upaya-upaya memperbaiki diri akan efektif jika kita menggerakan
segenap potensi positif setelah kita mengetahui adanya kelemahan-kelemahan
pada diri kita. Perbaikan ini hanya dapat dilakukan dengan niat yang tulus.
"...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka
sendiri..." (Qs Ar-Ra'd [13]:11)

2.

Fokuskan Pada Diri Sendiri


Setiap orang tentu menginginkan kehidupan yang baik, dan berada di

lingkungan yang baik. Keadaan ini tentunya akan terwujud jika setiap individu
memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebaikan dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain. Namun,
kebaikan akan menjadi efektif merasuk pada diri manakala berpangkal pada diri
kita sendiri. Ungkapan yang cocok dengan ini bahwa sebaiknya kita mengurusi
diri sendiri sebelum mengurusi orang lain.
3.

Ubahlah Persepsi
Persepsi adalah cara pandang kita terhadap potensi-potensi diri kita. Jika

kita mempersepsikan diri kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, sampai
kapan pun kita tidak akan pernah sukses.
Seseorang

akan efektif

mengubah persepsinya

kalau

Ia

dapat

menggunakan qolbunya. Qolbu yang menuju Allah SWT, akan berbicara bahwa
pada dasarnya manusia memiliki sisi baik. Manusia dapat mengubah dirinya
menuju kebaikan jika Ia menghidupkan sisi baik dan mematikan sisi buruknya.
Yakinlah bahwa kehidupan lebih baik akan kita peroleh selama kita berada
dijalur yang benar, yaitu jalur yang telah ditetapkan Allah SWT.

..:: Sebuah Perenungan ::..


Pengenalan diri biasa dilakukan dengan tafakur (perenungan) untuk
menjawab beberapa pertanyaan dari dalam hati kita.
Sahabat sekalian bisa mencoba menuliskan jawaban jawaban dari
pertanyaan berikut ini.
1. Apa saja yang menjadi kekurangan atau kelemahan saya selama ini ?
2. Apa saja yang menjadi kekuatan atau kelebihan saya selama ini ?
3. Prestasi apa yang paling membanggakan dalam hidup saya ?
4. Keadaan atau peristiwa apa yang paling tragis dalam hidup saya ?

5. Apakah saya mengetahui tujuan hidup saya ?


6. Apakah selama ini saya dekat dengan Allah ?
7. Apakah selama ini saya meminta pertolongan kepada Allah ?
8. Apakah saya yakin bisa mengubah diri saya ?
9. Saya senang jika ...
10. Saya sedih jika ...
11. Saya marah jika ...
12. Saya sakit hati jika ...
13. Saya bosan jika ...
14. Apa yang orang lain tidak sukai dari diri saya ?
15. Apa yang saya tidak sukai dari diri saya ?
16. Apa yang orang lain sukai dari diri saya ?
17. Apa yang saya sukai dari diri saya ?

2.

PEMBERSIHAN HATI
Sebenarnya sukses di dunia itu tidak berujung. Sukses di dunia adalah
sesuatu yang tidak hakiki. Manakala seseorang telah meraih sukses,
sesungguhnya Ia tengah ditawari untuk meraih sukses berikutnya lewat upaya
yang lebih keras.
Kesuksesan dalam konsep perbaikan hidup adalah bagaimana kita secara
istiqomah dapat terus melakukan pembersihan hati di sepanjang kehidupan.
Puncak dari kesuksesan itu adalah bertemu dengan Allah SWT. Dan kunci dari
puncak kesuksesan itu adalah kebersihan hati (qolbun saliim).
Kunci Pembersihan Hati
1.

Tekad
Tekad yang kuat merupakan generator yang mampu menggerakan

aktivitas positif kita. Setiap orang memiliki kemampuan untuk melakukan hal9

hal positif, namun tergantung dari orang tersebut apakah Ia mau menggerakan
kemampuan itu atau tidak.
Pada dasarnya kita mampu untuk melakukan shalat tahajud dan shaum
Senin-Kamis. Namun, terkadang tekad kita terlalu lemah sehingga kita tidak
dapat melaksanakannya. Kita mampu untuk mengubah diri kita menjadi lebih
baik tetapi kita tidak punya tekad untuk itu.
"Sesungguuhnya amal perbuatan itu pasti mengandung niat,dan setiap
orang akan memperoleh apa yang diniatkannya.Barangsiapa yang hijrahnya
ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya,berarti hijrahnya pada Allah dan rasulNya" (HR Bukhari-Muslim)
2.

Ilmu Memahami Diri


Dalam proses pembersihan hati ada satu ilmu yang harus kita kuasai yaitu

ilmu memahami diri. Setelah kita kenal siapa diri kita, kita pahami lebih dalam
diri kita dengan terus mencari dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam
diri kita. Ilmu memahami diri in berbanding lurus dengan tekad. Semakin kuat
tekad maka semakin besar kadar ilmu pemahaman diri yang kita miliki.
3.

Rajin Mengevaluasi Diri


"Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran." (QS Al-Ashr [103]:1-3)
Sesungguhnya Allah telah mengingatkan manusia betapa pentingnya
waktu. Manusia yang profesional adalah manusia yang mampu mengelola
waktunya secara efektif. Manusia yang bernilai adalah manusia yang mampu
menyediakan waktunya untuk mengevaluasi diri dan saling menasehati dalam
hal kebenaran dan kesabaran.
4.

Biarkan Orang Lain Menilai Kita


Terbukalah terhadap kritik yang datang dari luar, karena orang lain akan

lebih objektif menilai diri kita. Hal ini akan melatih hati kita untuk lapang dada,
10

besar hati menerima ketidaksenangan dan keraguan orang lain terhadap diri
kita. Dan hal ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kita untuk memperbaiki diri.
5.

Bercermin Pada Perilaku Orang Lain


Cermin memberikan kesempatan bagi kita untuk melihat secara jelas apa

yang sebelumnya tidak terlihat. Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang di


sekitar kita adalah cermin yang membantu kita untuk melihat bagaimana diri
kita sebenarnya dan apa yang harus kita lakukan agar kita terlihat baik di dalam
cermin itu.
Sebagai ilustrasi, misalnya kita lihat orang yang dengan bangga
menyombongkan mobil barunya. Lantas kita berfikir 'sombong benar orang itu'.
Dari peristiwa itu harusnya kita kembalikan kepada diri kita sendiri, bahwa
kesombongan itu ternyata hanya membuat orang lain membenci kita.
3.

PENGENDALIAN DIRI
Dalam kehidupan kita, yang harus kita waspadai adalah diri kita sendiri.
Syariatnya kita tidak mungkin celaka, kecuali karena diri sendiri. Rasulullah
SAW telah menegaskan bahwa jihad akbar adalah jihad melawan diri sendiri -- jihaddun nafs adalah prioritas utama.
Setelah mengenal diri dan membersihkan hati, langkah berikutnya adalah
pengendalian diri. Pengendalian diri memang memerlukan keterampilan prima
dan harus terus dilatih agar semakin terbiasa. Jika kita tidak mampu
mengendalikan diri kita akan diperbudak oleh hawa nafsu kita sendiri.
1.
Mengelola Perasaan
Perasaan itu ibarat kuda liar, jika kita tidak mampu mengendalikannya
kita akan terpelanting dibuatnya. Perasaan ini timbul dari hal-hal yang biasa
kita lakukan. Ada beberapa kebiasaan dalam diri kita yang perlu pengendalian
ketat agar tidak merugikan diri kita sendiri. kebiasaan itu diantaranya dalam hal
amarah, ucapan, pandangan, pendengaran, dan selera makan.
2.
Mengelola Stress
Kegelisahan dan kecemasan adalah keadaan tidak mengenakan yang bisa
dialami semua orang. Namun ada orang yang tawakal menerimanya dengan
tetap berprasangka baik terhadap Allah SWT, dan sebaliknya ada yang tersiksa
olehnya sehingga menyalahkan orang sekitarnya bahkan menyalahkan Allah
SWT. Naudzubillahi min dzalik!!

11

Stress dapat menyebabkan seseorang tidak bisa menikmati berkah Allah


yang melingkupinya. Kemewahan dan kejayaan tidak dapat membuat hidupnya
bahagia.
"... Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram." (QS Ar-Ra'd[13]:28)
"Karena
Sesungguhnya
sesudah
kesulitan
itu
ada
kemudahan,Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS Alam
Nasyrah [94]:5-6)
3.
Mengelola Waktu dan Aktivitas
"Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran." (QS Al-Ashr [103]:1-3)
"Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia
termasuk orang-orang yang merugi" (HR Dailami)
Waktu adalah amanah bagi manusia untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Allah memberikan waktu bagi manusia untuk berkiprah di dunia ini. Ada
manusia yang memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, ada juga manusia
yang berleha-leha dan membuang waktunya begitu saja.
Kelakuan, pikiran, sikap, tutur kata, dan aktivitas apapun yang kita
lakukan, semuanya pasti memakan waktu. Maka, tidak boleh kita
melakukannya kecuali jika dipandang berharga dan bermanfaat.
4.
Berempati
Empati merupakan kemampuan dan keinginan untuk merasakan apa yang
orang lain rasakan. Dalam sebuah haditsnya rosulullah menyatakan bahwa
bukanlah dari kaumnya orang-orang yang tidak peduli terhadap saudaranya
sesama muslim. Sehingga diumpamakan bahwa kaum muslim itu ibarat
anggota badan. Jika salah satu anggota badan sakit, yang lain akan
merasakannya.
Orang yang paling mulia adalah orang yang bermanfaat bagi yang
lainnya. Bayangkan jika setiap orang memiliki empati seperti ini, kekeluargaan
dalam kehidupan kita tentu akan selalu terjaga.
5.
Berkomunikasi dan Bergaul
komunikasi dan pergaulan yang hakiki adalah komunikasi dari hati ke
hati yang penuh keikhlasan. Pergaulan yang penuh rekayasa, topeng, dan tipu
daya tidak akan pernah abadi.
Berkomunikasi dan bergaul ada seninya. Seninya berasal dari
pengendalian hati. Karena itu, sebelum berkomunikasi dan bergaul, persiapkan

12

hati kita yang baik dan tulus. Dengan hati yang baik dan tulus, hasilnya Insya
Allah akan maksimal.
Agar kita berhasil dalam pergaulan ada beberapa hal yang perlu kita
setting dalam hati kita.
6.
Aku bukan ancaman bagimu
Harus ada keyakinan dalam hati bahwa kita tidak menjadi ancaman bagi
orang lain. kita bukanlah biang kerok yang selalu menimbulkan kesusahan dan
kerugian bagi orang lain.
7.
Aku menyenangan bagimu
Harus ada keinginan dalam hati bahwa kita bisa menyenangkan bagi
orang lain. sehingga, kehadiran kita bis menjadi pelipur lara bagi orang-orang
yang sedang bermasalah.
8.
Aku bermanfaat bagimu
Telah diungkapkan oleh Rosulullah SAW. Bahwa orang yang paling
mulia di antara kita adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Karena itu,
harus menjadi tekad yang menggebu untuk meraih kedudukan mulia di sisi
Allah dengan cara meningkatkan kemampuan kita agar bermanfaat bagi orang
lain.
4.

PENGEMBANGAN DIRI
Niat dan tekad yang menggebu di dalam hati untuk mengubah diri. Lalu,
kita tumbuh menjadi pribadi yang kita idamkan. Namun, setelah tumbuh sering
kita justru tidak berkembang. Hal ini karena kekonsistenan tekad dan niat kita
terganggu oleh hal-hal yang berasal dari diri kita sendiri.
Berikut ini upaya-upaya mengembangkan diri setelah kita melewati
proses pengenalan diri dan pembersihan hati. Insya Allah keberhasilan
pengembangan diri adalah sebuah prestasi yang akan membuat hidup kita lebih
berarti.
1.
Membina Kepercayaan Diri
Kesombongan adalah sesuatu yang buruk dan tidak ada seorang pun yang
menyukainya. Namun sebaliknya, minder (rendah diri) sebenarnya tak kalah
buruk dengan kesombongan.
Kesombongan hanya berhak dimiliki oleh Allah SWT, karena Dialah
yang Maha Segalanya. Dan rendah diri, hanya pantas kita lakukan manakala
kita sedang menghadap kepada Allah SWT. Apalah artinya manusia kecil ini
dibandingkan ke-Mahaperkasa-an Allah SWT.

13

Kepercayaan diri akan tumbuh saat kita menerima dan yakin bahwa apa
yang kita miliki, baik itu wajah, tubuh, keluarga, harta, kecerdasan dan lain
sebagainya adalah yang terbaik yang Allah berikan untuk kita. Dan tugas kita
adalah mengembangkan semua potensi yang telah Allah berikan untuk kita.
2.
Membangun Kredibilitas dan Kapabilitas
Kredibilitas atau kepercayaan adalah hal yang harus terus kita pelihara.
Karena kepercayaan adalah inti dari hubungan antar sesama. Seperti yang
dicontohkan Rasulullah SAW, sebelum diangkat menjadi rasul beliau telah
mendapatkan gelar al-Amin (terpercaya) dari masyarakat kota Makkah sejak
usia remaja. Beliau menjadi orang terpercaya (kredibel) karena akhlak dan
perilakunya.
Kapabilitas atau kecakapan adalah hal kedua yang harus kita miliki
setelah kejujuran. Walaupun seseorang telah teruji kejujurannya, seseorang
harus pula teruji kecakapan dan keandalannya. Adalah sebuah keteledoran
manakala seorang bersikap jujur, tetapi ketika bekerja ia banyak lalai dan
melakukan kesalahan yang dapat mengakibatkan rontoknya kredibilitas.
Setelah membangun kredibilitas dan kapabilitas, yang harus kita lakukan
adalah mengembangkan kreasi dan inovasi. Kita tahu perubahan demi
perubahan terjadi setiap waktu. Karena itu, jika kita menginginkan kemajuan
dalam diri kita, maka kita dituntut untuk selalu berfikir kreatif. Dengan
demikian kita akan dapat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi sehingga
lebih menegaskan kredibilitas dan kapabilitas sebagai orang yang mengikuti
perkembangan zaman.
3.
Menjadi Pribadi Unggul
Unggul berbanding lurus dengan prestasi. Seseorang menjadi pribadi
yang unggul karena dia menghasilkan prestasi-prestasi dalam hidupnya.
Prestasi itu dapat kita petakan dalam format 3 K(Q), yaitu kecepatan (quick),
kualitas (quality), kuantitas (quantity).
Suhanallah, ternyata format tersebut telah terakomodasi dalam Islam
sebagai
agama
prestatif.
Islam
mengutamakan kecepatan dengan
menganjurkan pemeluknya untuk tidak menunda-nunda kebaikan. Islam
mengutamakan kualitas dengan menganjurkan pemeluknya untuk beribadah
dengan khusuk dan melakukan yang terbaik untuk dunia dn akhirat. Dan Islam
mengutamakankuantitas dengan menganjurkan pemeluknya memperbanyak
amalan, ilmu, dan usaha.

14

5.

MAKRIFATULLAH
Langkah terakhir dalam perbaikan diri adalah kecondongan diri kita
kepada Allah SWT. Setelah kita menjalani langkah-langkah diatas, kita
fokuskan hati kita kepada Allah SWT. Hal ini bertujuan agar kebaikankebaikan yang ada pada diri kita senantiasa terjaga.
"Wahai anak Adam, Aku telah ciptakan kamu, maka kamu jangan
bermain-main, dan Aku jamin rezekimu, maka kamu jangan merasa capai.
Wahai anak Adam, carilah aku, maka engkau akan menemui-Ku. Dan jika
engkau menemukan Aku, engkau akan dapat sesuatu sedang Aku mencintaimu,
lebih dari segalanya." (HR. Qudsi)
Sesungguhnya Allah itu sangat dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher
kita sendiri. Dengan meyakini hal tersebut, apakah mungkin kita akan berani
berbuat maksiat?? Jawabannya adalah TIDAK!. Setiap gerak langkah kita
semata-mata hanya untuk meraih ridho Allah.
Allah SWT akan memberikan anugrah-Nya berupa kecerdasan ruhaniah
bagi orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam hati orang-orang
yang dianugrahi kecerdasan seperti ini, nur Illahi akan selalu berbinar. Inilah
ciri-ciri orang tersebut.
1.
Mengalami Perubahan yang Dahsyat
Kekuatan keyakinan kapada Allah begitu dahsyat dalam mengubah apa
pun hanya dalam hitungan detik. Dengan keimanan kita bisa berharap terjadi
perubahan yang hakiki pada diri kita. Yang semula pemalas berubah menjadi
semangat berkarya. Yang tadinya minder, berubah menjadi penuh percaya diri.
2.
Menjadi Orang yang Merdeka
Alangkah bahagianya orang yang selalu membina hubungan baiknya
secara horizontal, terlebih lagi hubungan secara vertikal dengan Allah SWT.
Manakala kita telah mngenal Allah, kita akanmenjadi orang yang merdeka.
Dipuji tidak dipuji tetap giat berbakti. Diberi balasan atau tidakk kita tetap
berbuat baik. Diawasi atau tidak, kita tetap istiqomah bekerja dengan tertib dan
optimal.
3.
Merasakan Pengiring
Orang yang mendekatkan diri kepada Allah tentu tidak akan merasakan
kesendirian karena Ia dapat merasakan iringan Allah dalam hidupnya. Kita
tidak akan merasa cemas, karena yakin bahwa Allah akan selalu
memperhatikan kita, memenuhi kebutuhan kita, mengabulkan doa kita, dan
menjaga diri kita. Kapan pun dan dimana pun.

15

4.

Menjadi Optimis
Orang yang mendekatkan diri kepada Allah tidak akan pernah
mencemaskan hari esok. Karena Ia yakin bahwa Allah akan selalu memberikan
rezeki-Nya selama kita mau mengoptimalkan usaha dan doa kita.
"...Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)-nya..." (QS ath-Thalaaq [65]:3)
5.
Memiliki Akhlak Yang Baik
Keberadaan Allah yang dekat dengan kita akan menjadi sebuah
peringatan untuk selalu berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan. Alangkah
tentramnya orang yang berhati bersih. Hidupnya senantiasa damai, walaupun
tinggal di tempat yang karena setiap orang selalu merindukan kehadirannya.

16

BAB IV
PENUTUP
Uraian diatas menjelaskan bahwa betapa sempurnanya Islam dalam mengatur
setiap sisi dalam kehidupan manusia. Islam diturunkan Allah SWT untuk
menyempurnakan ahlak manusia dan mengajarkan kepada manusia bagaimana
menjalani hidup di dunia sebagai ladang amal dan jembatan menuju syurga-Nya
kelak.
Umar bin Khattab RA, sebelumnya begitu pemarah, berpribadi keras sampaisampai anaknya sendiri dikubur hidup-hidup. Namun, ketika mendapat iman,
segalanya berubah! Dia jadi begitu pemurah, penyantun, dan sangat peka terhadap
derita orang lain.
Jazirah Arab, yang semula tidak dikenal, sebuah dusun sederhana dengan segala
keterbatasannya, setelah diterangi cahaya iman, maka berubah menjadi bangsa yang
sangat disegani dan menjadi pilar peradaban dunia.
Islam telah begitu jelas memberikan petunjuk bagi manusia, bagaimana cara
meraih kemuliaan hidup. Namun tentunya, petunjuk-petunjuk itu tidak akan
memberikan pengaruh apapun jika kita sebagai umat muslim tidak menerapkannya
dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, mari kita jadikan Islam sebagai pedoman hidup. Kita jadikan
Al-Quran dan Sunnah sebagai petunjuk yang nyata dalam setiap gerak langkah kita.
Agar kita menjadi pribadi yang tangguh, pribadi yang siap menghadapi tantangan
hidup dan siap pula menghadap Sang pemilik kehidupan jika waktunya tiba.
Jangan biarkan kebodohan, kemalasan, dan terutama kekufuran menjadi
penghalang kita dalam meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jangan biarkan
rohmat Allah hilang dari genggaman. Pupuk terus keimanan di hati, pelihara taqwa
yang terpatri di dalam dada. Jangan biarkan syetan mengobrak-abrik hidup kita. Tetap
istiqomah dalam ibadah. Yakinlah bahwa setiap perbuatan baik yang kita kerjakan
dengan niat ibadah karena Allah akan selalu mendapat balasan dari-Nya.

17

Kesimpulan

Islam adalah agama yang sempurna, yang di dalamnya terdapat petunjukpetunjuk bagi manusia bagaimana menjalani kehidupan di dunia dan persiapan
menuju ke kehidupan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat.

Kesempurnaan Islam tidak akan membawa perubahan apapun jika umat


manusia tidak menerapkan nilai-nilai luhur Islam dalam kehidupannya.

Jika kita benar-benar menginginkan kehidupan terbaik, maka lakukanlah halhal terbaik dalam kehidupan kita dengan berpedoman pada aturan-aturan dan
petunjuk yang telah detetapkan Allah SWT. Wallahu'alam

18

DAFTAR PUSTAKA
1.

Buku "Jagalah Hati (step by step manajemen qolbu)" karya KH.Abdullah


Gymnastiar.

2.

Buku "Materi Tarbiyah (panduan kurikulum da'i dan murobbi)" karya Ummu
Yasmin.

3.

http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa956

4.

http://id.wikipedia.org/wiki/Islam

5.

http://dadangdudung.blogspot.com/2009/02/menuju-hidup-lebih-baik-denganislam.html

19

Вам также может понравиться