Вы находитесь на странице: 1из 18

STRUKTUR BAJA 1

MODUL 4
Sesi 4

Batang Tekan (Compression Member)

Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution

Materi Pembelajaran :
9. Tekuk Lentur Torsi.
a) Tekuk Lentur Torsi Profil Siku Ganda dan Profil T.
b) Tekuk Lentur Torsi Profil Dengan Dua Sumbu Simetri.
c) Bentuk Penampang yang mengalami Torsi dan Warping.
d) Konstanta Torsi dan Warping Untuk Beberapa Bentuk Penampang.
e) CONTOH SOAL : EVALUASI.
f) CONTOH SOAL : PERENCANAAN.
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lentur torsi pada profil tersusun
siku ganda, profil T, profil dengan sumbu simetri, konstanta torsi dan konstanta
warping, evaluasi dan perencanaan batang tekan dengan profil tersusun siku ganda
dan pelat koppel.

DAFTAR PUSTAKA
a) Agus Setiawan,Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-17292002), Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008.
b) Canadian Institute of Steel Construction, 2002.
c) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku, Jilid 1, Penerbit
AIRLANGGA, Jakarta, 1990.
d) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA (PPBBI), Yayasan Lembaga Penyelidikan
Masalah Bangunan, 1984.
e) SNI 03 - 1729 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
f) William T. Segui,Steel Design, THOMSON, 2007.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir
dalam modul pembelajaran ini.
Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat.
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id

thamrinnst.wordpress.com

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

BATANG TEKAN
(COMPRESSSION MEMBER)

9. Tekuk Lentur Torsi.


Apabila batang tekan yang memikul tekan aksial mulai tidak stabil pada seluruh
panjangnya, dan bukan tekuk lokal, maka batang akan tertekuk dengan tiga kemungkinan
seperti berikut :
- Tekuk lentur.
Tekuk lentur adalah dimana batang tekan melentur pada arah jari-jari inertia
minimum, ini berlaku untuk seluruh jenis penampang, lihat gambar (20). Kegagalan
struktur dengan tekuk lentur seperti ini telah dibahas pada modul sebelumnya.
- Tekuk Torsi.
Kegagalan seperti ini terjadi dengan berputarnya penampang sepanjang sumbu
longitudinal batang. Dapat terjadi pada penampang simetris melintang dengan
element penampang yang langsing (pelat tipis), gambar (21).
- Tekuk Lentur Torsi.
Tekuk yang terjadi diakibatkan batang disamping melentur juga berputar secara
bersamaan, yaitu kombinasi antara lentur dan torsi. Kegagalan seperti ini dapat terjadi
pada penampang dengan satu sumbu simetris dan penampang yang tidak simetris,
seperti profil kanal (C), T, profil siku ganda, batang tunggal profil siku sama kaki dan
profil siku tunggal tidak sama kaki.
Z

Y
X

X
Y

X = sumbu kuat
Y = sumbu lemah
Ix > Iy

Y
X

X
X

X
Y

Gambar 20 : Tekuk lentur pada arah sumbu lemah.

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

Y
X

X
X

X
X

X
Y

Y
Y

Y
Y

Y
X

X
X

X
Y

Gambar 21 : Tekuk torsi.


Z

Y
X
X

Y
Z

YY
Y

Y
X

X
X

X
Y

Gambar 22 : Tekuk lentur - torsi.

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

a). Tekuk Lentur Torsi Profil Siku Ganda dan Profil T.


SNI 03-1729-2002 pasal 9.2 menetapkan bahwa kuat tekan rencana akibat tekuk
lentur-torsi, n . Nnlt dari komponen struktur tekan yang terdiri dari profil siku-ganda ( )
atau profil berbentuk T (), dengan elemen-elemen penampangnya mempunyai rasio lebartebal, r lebih kecil daripada yang ditentukan dalam Tabel 7.5-1, harus memenuhi,
Nu n . Nnlt
Dimana,
n = adalah faktor reduksi kekuatan = 0,85 (lihat SNI Tabel 6.4-2).

...(29)

Kekuatan nominal lentur torsi,


Nnlt = Ag . fclt

...(30)

fcry fcrz
4 fcry . fcrz . H
1 1
fclt

2H
( fcry fcrz) 2

...(31)

Tegangan kritis tekuk lentur torsi.

Dimana,
fcrz

G. J
Ag . ro

...(31.a)

= modulus geser,
200.000 MPa
E
G

= 76923 Mpa.
2 . (1 v)
2 . (1 0,3)
Ag
= luas total penampang.
E
= 200.000 Mpa (baja).
v
= angka poison = 0,30.
J
= konstanta torsi/puntir, besarnya
1
...(31.b)
J b .t 3
3
ro
= adalah jari-jari girasi polar terhadap pusat geser.
Ix Iy
2
2
2
ro
xo y o
...(31.c)
A
x 2 y 2
H 1 o 2 o
...(31.d)

r
o

xo , y o = koordinat pusat geser terhadap titik berat, xo = 0 untuk siku ganda dan
profil T (sumbu y - sumbu simetris).
fcry = dihitung sesuai dengan persamaan berikut, untuk tekuk lentur terhadap
sumbu lemah y-y, dan dengan menggunakan harga c ,yang dihitung
dihitung dengan persamaan (15),
fy
fcr
iy

1 Lky
.
.
ry

fy
E

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

b). Tekuk Lentur Torsi Profil Dengan Dua Sumbu Simetri.


Tegangan kritis tekuk lentur torsi untuk profil dengan dua sumbu simetri seperti profil
WF, diberikan oleh persamaan berikut,
G . J 2 . E . Cw
fclt

...(32)
Ip
Lk 2 . Ip
Dimana,
Lk
= panjang tekuk = k . L
Ip
= momen inertia polar = Ix + Iy.
Cw
= konstanta torsi warping, besarnya,
b3 . t 3
Cw
...(33)
9
J
= konstanta torsi/puntir, besarnya,
1
J b .t 3
...(34)
3
Batas jari-jari ineria yang menyebabkan terjadinya tekuk torsi,
Cw 0,04 . J . ( Lk) 2
2
r1
...(35)
Ip
Jika r1 rx atau ry (ix atau iy) maka keruntuhan profil akan ditentukan oleh tekuk lentur
torsi.
c). Bentuk Penampang yang mengalami Torsi dan Warping.

Gambar 23.(a) : Bentuk batang tekan yang


mengalami torsi.

Gambar 23.(b) : Bentuk batang tekan yang


mengalami warping.

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

d). Konstanta Torsi dan Warping Untuk Beberapa Bentuk Penampang.


(Canadian Institute of Steel Construction, 2002).
d1. T - Sections.

Gambar 24.

...(36a.)

...(36b.)

...(36c.)

The warping constant of T-sections is small and often neglected.


The shear centre is located at the intersection of the flange and stem plate axes.
Example calculation: WT180x67
d = 178 mm, b = 369 mm, t = 18.0 mm, w = 11.2 mm
d = 169 mm
J = 796 x 103 mm4.
Cw = 2.22 x 109 mm6.
d2. Doubly-Symmetric Wide-Flange Shapes (W-Shapes and I-Beams)

d
(b)

(a)

Gambar 25.
...(37a.)

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

...(37b.)

d = d t
Example calculation: W610x125
d = 612 mm, b = 229 mm, t = 19.6 mm, w = 11.9 mm
d = 592 mm
J = 1480 x 103 mm4.
Cw = 3440 x 109 mm6.

...(37c.)

d3. Channels

Gambar 26.
...(38a.)

...(38b.)
...(38c)

...(38d)

d = d t , b = b w/2
Shear centre location:

...(38e.)

Example calculation: C310x31


d = 305 mm, b = 74 mm, t = 12.7 mm, w = 7.2 mm
(Actual flange slope = 1/6; zero slope assumed here for simplicity)
d = 292 mm, b = 70.4 mm
J = 132 x 103 mm4
= 0.359, Cw = 29.0 x 109 mm6.
x = 17.5 mm (formula not shown)
xo = 39.2 mm.

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

d4. Angles.

yo

xo

Gambar 27.
.
...(39a.)

...(39b.)
...(39c.)
...(39d.)

xo = y t/2 ; yo = y t/2

The warping constant of angles is small and often neglected. For double angles, the values of
J and Cw can be taken equal to twice the value for single angles.
The shear centre (xo, yo) is located at the intersection of the angle leg axes.
Example calculation: L203x102x13
d = 203 mm, b = 102 mm, t = 12.7 mm
d = 197 mm, b = 95.7 mm
J = 200 x 103 mm4.
Cw = 0.485 x 109 mm6.

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

CONTOH SOAL : EVALUASI


Lakukanlah evaluasi terhadap batang tekan dari profil siku ganda 45.45.5 dengan
panjang batang L = 2,50 meter, ujung-ujungnya diikat dengan perletakan sendi-sendi,
memakai pelat koppel dengan ukutan tebal tp = 5 mm, tinggi h = 60 mm. Tebal pelat buhul
(jarak antara kedua sayap) = 7 mm. Mutu baja BJ-34.
Data-data :
Ix = Iy = 78300 mm4.
ix = iy = rx = ry = 13,5 mm.
I = 32500 mm4.
i = 8,7 mm.
A = 430 mm2.
Ag = 2 . 430 mm2 = 860 mm2.
e = 12,8 mm.
a = 2 e + = 2 . 12,8 + 7 = 32,6 mm.
yo = e t/2 = 12,8 5/2 = 10,3 mm.
xo = 0
fy = 210 Mpa.
k = 1 (sendi-sendi)
Lk = k . L = 1 . 2500 mm = 2500 mm.

Gambar 28.

Evaluasi :
a). Pemeriksaan tekuk lokal.
- Sayap (flens),
b 45

9
t
5
200
200

= 13,8
fy
210
b 200

(penampang kompak).
t
fy
b). Pemeriksaan Terhadap Kekuatan Nominal Terfaktor.
- Terhadap sumbu X-X (sumbu bahan).
Lkx 2500
x

185,2 < 200 (memenuhi).


rx
13,5

cx
Syarat,

1
( x )

fy
1

. (185,2) .
E
3,14

untuk c 0,25

maka 1

untuk 0,25 c 1,2 maka


untuk c 1,2

210
= 1,91
200000

1,43
1,6 0,67 c

maka 1,252c

Maka,
8

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

x 1,252c = 1,25 . (1,91)2 = 4,56


210 MPa
fy
Nn Ag . f cr Ag .
(860 mm 2 ) .
= 39605 N
x
4,56
Maka, kekuatan nominal terfaktor pada arah sumbu X-X,
Nu < n . Nn = (0,85) . 39605 N = 33664 N = 33,7 kN = 3,37 ton.
- Terhadap sumbu Y-Y (sumbu bebas bahan).
Iytotal = 2 . {Iy + A . (a)2} = 2 . {78300 + 430 . (0,5 . 32,6)2}
= 385093,4 mm4.
Iy

ry

total

Ag

385093,4

860

= 21,16 mm

Lky 2500

= 118,1 < 200 (memenuhi).


ry
21,16

m 2

2 1

iy y
dimana,
m=2;
1

Lky/n
r

50 ; L1 = Lky/n ; Lk = 2500 mm ;

min

rmin = i = 8,7 mm
Tabel mencari jumlah medan dengan Trial & Error
n
L1 (mm)
50

3
5
7

833,3
500,0
357,1

95.8
57.5
41.1

> 50
> 50
< 50

2
(118,1) 2 (41,1) 2 = 125,0 < 200 (memenuhi).
iy
2
1
fy
1
210
ciy (iy)

. (125,0) .
= 1,29 > 1,2

E
3,14
200000
Maka,

iy 1,252c = 1,25 . (1,29)2 = 2,08


Nn Ag . f cr Ag .

210 MPa
fy
(860 mm 2 ) .
= 86826,9 N
iy
2,08

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

Maka, kekuatan nominal terfaktor pada arah sumbu Y-Y,


Nu < n . Nn = (0,85) . 86826,9 N = 73802,9 N = 73,8 kN = 7,38 ton.
- Terhadap lentur torsi.
Tegangan kritis tekuk lentur torsi.
fcry fcrz
4 fcry . fcrz . H
1 1
fclt

2H
( fcry fcrz) 2


Dimana,
G

200.000 MPa
E

= 76923 Mpa.
2 . (1 v)
2 . (1 0,3)

d = d t/2 = 45 5/2 = 42,5 mm


b = b t/2 = 45 5/2 = 42,5 mm
J (2) .
2

ro

(d' b' ) . t 3
(42,5 42,5) . (5) 3
(2) .
= 7083,33 mm4.
3
3

Ix Iy
2 . (78300)
2
2
xo y o
0 2 (10,3) 2 = 288,18 mm2.
Ag
860

x 2 y 2
H 1 o 2 o

ro

fcrz

fcry

G. J
Ag . ro

2
1 0 (10,3)
288,18

= 0.631862

(76923) . (7083,33)
= 2198,5 Mpa.
(860) . (288,18)

fy
210

= 100,96 Mpa.
iy 2,08

Maka,
(100,96) 2198,5)
4 . (100,96) . (2198,5) . (0,631862)
1 1
fclt
(100,96 2198,5) 2
2 . (0,631862)
fclt = 99,23 MPa

Nnlt = Ag . fclt = (860 mm) . (99,23 Mpa) = 85337,8 N


Maka, kekuatan nominal terfaktor lentur torsi,
Nu < n . Nnlt = (0,85) . 85337,8 N = 72537 N = 72,5 kN = 7,2 ton.
KESIMPULAN : Yang menentukan adalah tinjauan terhadap tekuk ke arah sumbu X-X.
dengan kekuatan nominal terfaktor Nu < 33,7 kN atau Nu < 3,37 ton.
10

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

c). Pemeriksaan Terhadap Kestabilan Profil Tersusun.


Pasal 9.3.(6) SNI 03-1729-2002 menyatakan, untuk menjaga kestabilan elemenelemen penampang komponen struktur tersusun maka harga-harga x dan iy harus
memenuhi :
x 1,2 1
185,2 > 1,2 . (41,1)
185,2 > 49,3 (memenuhi, stabil ke arah sumbu X-X)

iy 1,2 1
125,0 > 49,3 (memenuhi, stabil ke arah sumbu Y-Y)

1 = 41,1 50 (memenuhi)
d). Pemeriksaan Terhadap Ukuran Pelat Koppel.
SNI 03-1729-2002 pasal 9.3 menyatakan bahwa kelangsingan terhadap sumbu bebas
bahan iy hanya berlaku apabila,
I
Ip
10 . 1
a
L1
Dimana,
Ip = 1/12 t . h3, dengan tebal koppel, t = 5 mm, tinggi h = 60 mm.
Ip = 1/12 . (5) . (60)3 = 90000 mm4.
I1 = Imin = I = 32500 mm4 (momen inertia minimum batang tunggal).
L1 = 357,1 mm.
a = 32,6 mm
Maka,
90000
32500
10 .
32,6
357,1
2760,7 > 910,1
Pelat koppel ukuran 60 x 5 mm telah memenuhi syarat.

11

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

CONTOH SOAL : PERENCANAAN


Suatu batang tekan dari rangka atap menggunakan profil siku ganda dengan panjang
batang L = 3,0 meter, dimana ujung-ujungnya dianggap sendi-sendi, memikul beban terfaktor
terdiri dari beban mati D = 30 kN, beban hidup atap La = 15 kN, dan beban angin W = 10
kN. Profil siku ganda memakai pelat koppel dengan tebal tp = 5 mm. Tebal pelat buhul (jarak
antara kedua sayap) = 10 mm. Mutu baja BJ-34. Rencanakanlah dimensi profil, dan
lakukan pemeriksaan terhadap kinerja batang tekan tersebut.
PERENCANAAN :
a). Kombinasi Pembebanan (SNI 03-1729-2002, fs 6.2.2) .
a1). 1,4 D = 1,4 . (30 kN) = 42 kN.
a2). 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H) = 1,2 . (30 kN) + 0,5 . (15 kN) = 43,5 kN.
a3). 1,2 D + 1,6 (La atau H) + (L L atau 0,8 W) = 1,2 . (30 kN) + 1,6 . (15 kN) +
0,8 . (10 kN) = 68 kN.
a4). 1,2 D + 1,3 W + L L + 0,5 (La atau H) = 1,2 . (30 kN) + 1,3 . (10 kN) +

0,5 . (15 kN) = 56,5 kN.


a5). 1,2 D 1,0 E + L L.
a6). 0,9 D (1,3 W atau 1,0 E) = 0,9 . (30 kN) + 1,3 . (10 kN) = 40 kN.
Yang paling menentukan adalah kombinasi a3) dengan Nu = 68 kN.

b). Perencanaan Dimensi Profil.


Dalam perencanaan ini gunakan rumus seperti berikut untuk mengestimasi besar
momen inertia yang diperlukan,
Ix (1,5) .

Pcr . Lk 2
(rumus ini masih percobaan)
2 E

Dimana,
Ix = besar momen inertia yang di estimasi, Pcr = Nu = 68000 N, Lk = 3000 mm,
maka,
Pcr . Lk 2
(68000) . (3000) 2
Ix (1,5) .

(
1
,
5
)
.
= 465536,1 mm4
2
2 E
(3,14) . (200000)
4
Atau,
Ix = 46,6 cm (untuk 2 profil)
Rencanakan profil,
60.60.8
Data-data :
Ix = Iy = 291000 mm4.
ix = iy = rx = ry = 18,0 mm.
I = 121000 mm4.
i = 11,6 mm.
A = 903 mm2.
Ag = 2 . 903 mm2 = 1806 mm2.
e = 17,7 mm.

Gambar 29.

a = 2 e + = 2 . 17,7 + 10 = 45,4 mm.


yo = e t/2 = 17,7 8/2 = 13,7 mm.

12

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

xo = 0
fy = 210 Mpa.
k = 1 (sendi-sendi)
Lk = k . L = 1 . 3000 mm = 3000 mm.
c). Pemeriksanaan tekuk lokal.
- Sayap (flens),
b 60

7,5
t
8
200
200

= 13,8
fy
210
b 200

(penampang kompak).
t
fy
d). Pemeriksaan Terhadap Kekuatan Nominal Terfaktor.
- Terhadap sumbu X-X (sumbu bahan).
Lkx 3000
x

166,7 < 200 (memenuhi).


rx
18,0

cx
Syarat,

1
( x )

fy
1

. (166,7) .
E
3,14

untuk c 0,25

maka 1

untuk 0,25 c 1,2 maka


untuk c 1,2

210
= 1,72
200000

1,43
1,6 0,67 c

maka 1,252c

Maka,

x 1,252c = 1,25 . (1,72)2 = 3,698


210 MPa
fy
Nn Ag . f cr Ag .
(1806 mm 2 ) .
= 102565,1 N
x
3,698
Maka, kekuatan nominal terfaktor pada arah sumbu X-X,
Nu < n . Nn = (0,85) . 102565,1 N = 87180,3 N = 87,2 kN > 68 kN.
(memenuhi).
Atau,

N u 87,2 kN

1,28 > 1 (memenuhi).


Nu
68 kN
- Terhadap sumbu Y-Y (sumbu bebas bahan).
Iytotal = 2 . {Iy + A . (a)2} = 2 . {291000 + 903 . (0,5 .45,4)2}
= 1512613,7 mm4.

13

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Iy

ry

total

Ag

1512613,7
1806

Ir. Thamrin Nasution

= 28,9 mm

Lky 3000

= 103,7 < 200 (memenuhi).


ry
28,9

m 2

2 1

iy y
dimana,
m=2;
1

Lky/n
r

50 ; L1 = Lky/n ; Lk = 3000 mm ;

min

rmin = i = 11,6 mm
Tabel mencari jumlah medan dengan Trial & Error
n
L1 (mm)
50

3
5
7

1000,0
600,0
428,6

86,2
51,7
36,9

> 50
> 50
< 50

2
(103,7) 2 (36,9) 2 = 110,0 < 200 (memenuhi).
iy
2
1
fy
1
210
ciy (iy)

. (110,0) .
= 1,14 < 1,2

E
3,14
200000
Maka,
1,43
1,43

= 1,704
1,6 0,67c 1,6 0,67 . (1,14)
210 MPa
fy
Nn Ag . f cr Ag .
(1806 mm 2 ) .
= 222545,4 N
iy
1,704

iy

Maka, kekuatan nominal terfaktor pada arah sumbu Y-Y,


Nu < n . Nn = (0,85) . 222545,4 N = 189163,6 N = 189,2 kN > 68 kN.
(memenuhi)
Atau,

N u 189,2 kN

2,78 > 1 (memenuhi).


Nu
68 kN
- Terhadap lentur torsi.
Tegangan kritis tekuk lentur torsi.
fcry fcrz
4 fcry . fcrz . H
1 1
fclt

2H
( fcry fcrz) 2


Dimana,

14

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

200.000 MPa
E

= 76923 Mpa.
2 . (1 v)
2 . (1 0,3)

d = d t/2 = 60 8/2 = 56,0 mm


b = b t/2 = 60 8/2 = 56,0 mm
J ( 2) .
2

ro

(d' b' ) . t 3
(56 56) . (8) 3
( 2) .
= 38229,3 mm4.
3
3

Ix Iy
2 . (291000)
2
2
xo y o
0 2 (13,7) 2 = 509,95 mm2.
Ag
1806

x 2 y 2
H 1 o 2 o

ro

fcrz

fcry

G. J
Ag . ro

2
1 0 (13,7) = 0.63194
509,95

(76923) . (38229,3)
= 3193,07 Mpa.
(1806) . (509,95)

fy
210

= 123,23 Mpa.
iy 1,704

Maka,
(123,23) 3193,07)
4 . (123,23) . (3193,07) . (0,63194)
1 1
fclt

2 . (0,63194)
(123,23 3193,07) 2

fclt = 121,46 MPa


Nnlt = Ag . fclt = (1806 mm) . (121,46 Mpa) = 219353 N
Maka, kekuatan nominal terfaktor lentur torsi,
Nult < n . Nnlt = (0,85) . 219353 N = 186450,1 N = 186,5 kN > 68 kN.
(memenuhi).
Atau,
Nult 186,5 kN

2,74 > 1 (memenuhi).


Nu
68 kN

KESIMPULAN : Profil,
60.60.8 sanggup memikul gaya tekan terfaktor yang
bekerja pada arah sumbu terlemah yaitu sumbu X-X dengan angka
keamanan = 1,28.
e). Pemeriksaan Terhadap Kestabilan Profil Tersusun.
Pasal 9.3.(6) SNI 03-1729-2002 menyatakan, untuk menjaga kestabilan elemenelemen penampang komponen struktur tersusun maka harga-harga x dan iy harus
memenuhi :
x 1,2 1
166,7 > 1,2 . (36,9)
15

Modul kuliah STRUKTUR BAJA 1 , Modul 4 Sesi 4, 2011


Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

Ir. Thamrin Nasution

166,7 > 44,3 (memenuhi, stabil ke arah sumbu X-X)

iy 1,2 1
110,0 > 44,3 (memenuhi, stabil ke arah sumbu Y-Y)

1 =36,9 50 (memenuhi)
f). Perencanaan Ukuran Pelat Koppel Minimum.
SNI 03-1729-2002 pasal 9.3 menyatakan bahwa kelangsingan terhadap sumbu bebas
bahan iy hanya berlaku apabila,
I
I
Ip
10 . 1 , atau Ip (a ) . 10 . 1
a
L1
L1
Dimana,
Ip = 1/12 t . h3, dengan tebal koppel, t = 5 mm.
I1 = Imin = I = 121000 mm4 (momen inertia minimum batang tunggal).
L1 = 428,6 mm.
a = 45,4 mm.
Maka,
121000
1/12 . (5) . h3 (45,4) . 10 . (
) = 128170,8
428,6

12 . (128170,8)
= 67,5 mm
5
Pakai pelat koppel ukuran 70 x 5 mm .Ukuran ini minimum, belum termasuk
keperluan letak baut/paku.
h3

16

Вам также может понравиться