Вы находитесь на странице: 1из 3

Sifat dan Karakter Orang Jawa

Sifat dan Karakter Orang Jawa Suku jawa diidentikkan dengan


berbagai sikap sopan, segan, menyembunyikan perasaan alias tidak suka
langsung-langsung, menjaga etika berbicara baik secara konten isi dan
bahasa perkataan maupun objek yang diajak berbicara. Dalam keseharian
sifat Andap Asor terhadap yang lebih tua akan lebih di utamakan, Bahasa
Jawa adalah bahasa berstrata, memiliki berbagai tingkatan yang
disesuaikan dengan objek yang diajak bicara.
Suku Jawa umumnya mereka lebih suka menyembunyikan perasaan.
Menampik tawaran dengan halus demi sebuah etika dan sopan santun
sikap yang dijaga. Misalnya saat bertamu dan disuguhi hidangan. Karakter
khas seorang yang bersuku Jawa adalah menunggu dipersilahkan untuk
mencicipi, bahkan terkadang sikap sungkan mampu melawan kehendak
atau keinginan hati.

Suku Jawa memang sangat menjunjung tinggi etika. Baik secara sikap
maupun berbicara. Untuk berbicara, seorang yang lebih muda hendaknya
menggunakan bahasa Jawa halus yang terkesan lebih sopan.
Berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk rekan sebaya maupun
yang usianya di bawah. Demikian juga dengan sikap, orang yang lebih
muda hendaknya betul-betul mampu menjaga sikap etika yang baik
terhadap orang yang usianya lebih tua dari dirinya, dalam bahasa jawa
Ngajeni
Ciri khas Narimo ing pandum adalah salah satu konsep hidup yang
dianut oleh Orang Jawa. Pola ini menggambarkan sikap hidup yang serba
pasrah dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan. Orang
Jawa memang menyakini bahwa kehidupan ini ada yang mengatur dan
tidak dapat ditentang begitu saja.
Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini adalah sesuai dengan
kehendak sang pengatur hidup. Kita tidak dapat mengelak, apalagi
melawan semua itu. Inilah yang dikatakan sebagai nasib kehidupan. Dan,
nasib kehidupan adalah rahasia Tuhan, kita sebagai makhluk hidup tidak
dapat mengelak. Orang Jawa memahami betul kondisi tersebut sehingga
mereka yakin bahwa Tuhan telah mengatur segalanya.
Pola kehidupan orang jawa memang unik. Jika kita mencoba untuk menelusuri
pola hidup orang jawa, maka ada banyak nilai positif yang kita dapatkan. Bagi
orang jawa, Tuhan telah mengatur jatah penghidupan bagi semua makhluk
hidupnya, termasuk manusia. Setiap hari kita melihat banyak orang yang keluar
rumah, seperti juga, banyak burung yang keluar sarang untuk mencari
penghidupan. Pagi mereka keluar rumah dan sore pulang dengan kondisi yang
lebih baik

Urip Ora Ngoyo


Konsep hidup nerimo ing pandum ( ora ngoyo ) selanjutnya
mengisyaratkan bahwa orang Jawa hidup tidak terlalu berambisi. Jalani
saja segala yang harus di jalani. Tidak perlu terlalu ambisi untuk
melakukan sesuatu yang nyata-nyata tidak dapat di lakukan. Orang Jawa
tidak menyarankan hal tersebut.
Hidup sudah mengalir sesuai dengan koridornya. Kita boleh saja
mempercepat laju aliran tersebut, tetapi laju tersebut jangan terlalu
drastis. Perubahan tersebut hanya sebuah improvisasi kita atas kehidupan
yang lebih baik dari sebelumnya. Orang Jawa mengatakan dengan istilah
jangan ngoyo. Biarkan hidup membawamu sesuai dengan alirannya.
Jangan membawa hidup dengan tenagamu!
Bagi orang jawa hidup dan kehidupan itu sama dengan kendaraan. Dia
akan membawa kita pada tujuan yang pasti. Orang jawa memposisikan
diri sebagai penumpang. Kendaraan atau hiduplah yang membawa
mereka menuju kehidupan yang lebih baik. Mereka tidak membawa
kendaraan tersebut, melainkan dibawa oleh kendaraan.
Seperti air di dalam saluran sungai, jika mereka mengalir biasa, maka
kondisinya aman dan nyaman. Tetapi ketika alirannya dipaksa untuk
besar, maka aliran sungai tersebut tidak aman lagi bagi kehidupan. Orang
Jawa memahami hal tersebut sehingga menerapkan konsep hidup jangan
ngoyo. Ngoyo artinya memaksakan diri untuk melakukan sesuatu.
Jika kita memaksakan diri untuk melakukan sesuatu, maka kemungkinan
besar kita akan mengalami sesuatu yang kurang baik, misalnya kita akan
sakit. Rasa sakit terjadi karena ada pemaksaan terhadap kemampuan
sesungguhnya yang kita miliki.
Ciri khas lain yang tak bisa di tinggalkan adalah sifat Gotong royong
atau saling membantu sesama orang di lingkungan hidupnya apalagi lebih
kentara sifat itu bila kita bertandang ke pelosok pelosok daerah suku Jawa
di mana sikap gotong royong akan selalu terlihat di dalam setiap sendi
kehidupannya baik itu suasana suka maupun duka.
Pola kehidupan orang jawa memang telah tertata sejak nenek moyang.
Berbagai nilai luhur kehidupan adalah warisan nenek moyang yang adi
luhung. Dan, semua itu dapat kita ketahui wujud nyatanya. Bagaimana
eksistensi orang jawa terjaga begitu kuat sehingga sampai detik ini polapola tersebut tetap diterapkan dalam kehidupan.
Pola hidup kerjasama ini dapat kita ketemukan pada kerja gotongroyong
yang banyak diterapkan dalam masyarakat Jawa. Orang Jawa sangat
memegang teguh pepatah yang mengatakan: ringan sama dijinjing, berat
sama dipikul. Ini merupakan konsep dasar hidup bersama yang penuh
kesadaran dan tanggungjawab.
Kita harus mengakui bahwa kehidupan orang jawa memang begitu
spesifik. Dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia, bahkan yang ada di
dunia, orang Jawa mempunyai pola hidup yang berbeda. Kebiasaan hidup
secara berkelompok menyebabkan rasa diri mereka sedemikian dekat

satu dengan lainnya, sehingga saling menolong merupakan sebuah


kebutuhan.
Mereka selalu memberikan pertolongan kepada orang lain yang
membutuhkan pertolongan. Bahkan dengan segala cara mereka ikut
membantu seseorang keluar dari permasalahan, apalagi jika sesaudara
atau sudah menjadi teman.
Ngajeni Pada Orang Yang Lebih Tua
Dan, yang tidak dapat kita abaikan adalah sikap hidup orang Jawa yang
menejunjung tinggi nilai-nilai positif dalam kehidupan. Dalam interaksi
antar personal di masyarakat, mereka selalu saling menjaga segala kata
dan perbuatan untuk tidak menyakiti hati orang lain.

Mereka begitu menghargai persahabatan sehingga eksistensi orang lain sangat


dijunjung sebagai sesuatu yang sangat penting. Mereka tidak ingin orang lain
atau dirinya mengalami sakit hati atau terseinggung oleh perkataan dan
perbuatan yang dilakukan sebab bagi orang Jawa, ajining diri soko lathi, ajining
rogo soko busono artinya, harga diri seseorang dari lidahnya (omongannya),
harga badan dari pakaianya
Sumber: http://ihwan42.blogspot.co.id/2013/01/sifat-dan-karakter-orangjawa.html

Вам также может понравиться