Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa
perubahaan dalam aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi
keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan
keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan.
Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu perlu
adanya Manajemen Keperawatan.
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi (P. Siagian).
Manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai
tujuan yang ditentukan sebelumnya (LiangLie).
Manajemen keperawatan adalah proses
pelaksanaan
pelayanan
terlebih dahulu
BAB II
TINJAUAN TEORI
I.
PENGERTIAN
Ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan
pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan untuk tercapainya
tujuan individu, organisasi dimana di berkarya
A. Rekrut Tenaga Dan Seleksi
Yang perlu diperhatikan :
a. Profil karyawan saat itu
b. Program recruiting
c. Metode recruiting
d. Program pengembanga tenaga baru
e. Prosedur penerimaan
f. Data biografi
g. Surat rekomendasi
B. Penjadwalan
Penentuan untuk karyawan dinas dan libur pada suatu bangsal untuk unit tertentu
pertimbangan pimpinan dalam penjadwalan :
a. Berapa lama jadwal disiapkan?
b. Hari apa penjadwalan dimulai?
c. Hari libur minggu dapat di pecah/berurutan
d. Waktu kerja maksimum dan minimum
e. Berapa lama waktu untuk mengajukan libur mingguan/cuti?
f. Berapa lama sebelumnya jadwal dapat dilihat oleh staf?
g. Berapa lama penggantian/rotasi shift ?
h. Apakah ada tenaga ekstra (part time) ?
i. Bagaimana penjadwalan yang disusun secara sentralisasi oleh Karu,
supervisor, kepala unit rawat inap ?
1. Prinsip Penjadwalan
permohonan
Jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk tiap unit dan shift
Jadwal
harus
dapat
meningkatkan
perawatan
yang
berkesinambungan dan pengembangan kerja tim.
2. Penyebab Over Staf
Frekuensi dan variasi tidak dapat diramalkan
Kecenderungan pimpinan membuat kompensasi
dengan
PT
* TT
II.
PERENCANAAN KETENAGAAN
Merupakan Proses estimasi terhadap jumlah sumber daya keperawatan
berdasarkan tempat, ketrampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan keperawatan dan Meramalkan atau memperkirakan siapa mengerjakan apa,
dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya serta Dilakukan
dengan Analisis Kebutuhan Nakep. Tujuan : Analisis situasi tenaga keperawatan
yaitu Untuk mengetahui jumlah tenaga perawat yang sesuai dengan kebutuhan
(memadai), perlu dilakualn analisis kebutuhan jumlah tenaga perawat. Pertama,
melakukan analisis situasi tenaga perawat untuk mengetahui deskripsi jenis kegiatan,
deskripsi beban kerja, deskripsi pola beban kerja dan deskripsi produktivitas kerja
tenaga perawat. Secara garis besar metode yang dapat digunakan dalam kegiatan ini
dibagi menjadi dua, yaitu: Work Sampling dan Time Study , dimana work sampling
lebih mudah dan praktis dilakukan, terutama bila yang ingin diketahui beban kerja
dan jenis penggunaan waktu saja, tanpa memperhatikan kualitas kerjanya.
III.
KLASIFIKASI PASIEN
Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Menurut Douglas (1984,
dalam Swansburg & Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien berdasarkan tingkat
ketergantungan klien dengan menggunakan standar sebagai berikut :
1. Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b. Makanan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
e. Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil
f. Perawatan luka sederhana.
2. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
c. Ambulasi dibantu
IV.
METODE PENUGASAN
Prinsip pemilihan metode penugasan adalah : jumlah tenaga, kualifikasi staff dan
klasifikasi pasien. Adapun jenis-jenis metode penugasan yang berkembang saat ini
adalah sebagai berikut:
1. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada
semua pasien di bangsal.
Kelebihan :
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tiugas yang jelas
dan pengawasan yang baik.
b. Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga.
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat
pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau belum berpengalaman.
Kelemahan :
a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
b. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.
2. Metode Perawatan Tim
kepuasan
kepada
anggota
tim.
Kelemahan :
a. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu )
b. Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
c. Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur
3. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan
adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama
Konsep dasar metode primer :
pasien
dirawat.
khusus
seperti
Kelebihan :
a. Perawat lebih memahami kasus per kasus
b. Sistem
evaluasi
dari
manajerial
isolasi,
intensive
care.
lebih
mudah
menjadi
Kekurangan :
a. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
b. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
aman
V.
dan
Anggota
Tim.
Secara umum, masing kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim memiliki
tanggung jawab yang berbeda-beda, antara lain :
a. Tanggung Jawab Karu :
Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan
yang konsisten
Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas asuhan
anggota tim
Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan
VI.
ada di tempat
Berkontribusi terhadap perawatan
Observasi terus menerus
Ikut ronde keperawatan
Berinterkasi dgn pasien & keluarga
Berkontribusi dgn katim/karu bila ada masalah
Klasifikasi Pasien
Minimal
Pagi
Siang Mala
m
Parsial
Pagi
Siang
Mala
m
Total
Pagi
Siang
Malam
1
2
3
dst
Contoh
0,17
0,34
0,15
0,14
0,28
0,42
0,10
0,20
0,30
0,27
0,54
0,81
0,15
0,30
0,45
0,07
0,14
0,21
0,36
0,72
1,08
0,30
0,60
0,90
0,20
0,40
0,60
:
ini
paling
sering
digunakan
karena
sederhana
dan
mudah.Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa
mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut
dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.Bisa
digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal
terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang
umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262
tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :
Tipe RS
A&B
C
D
KHUSUS
TM/TT
1/(4-7)
1/9
1/15
DISESUAIKAN
TPP/TT
(3-4)/2
1/1
1/2
TPNP/TT
1/3
1/5
1/6
TNM/TT
1/1
2/3
Keterangan :
a.
b.
c.
d.
e.
TM = Tenaga Medis.
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit
yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif
perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan
profesional.
C. Metode Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satuy
unit perawatan adalagh sebagai berikut:
AxBxC= F=H
(C - D) x E G
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Prinsip perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
a. waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan
spesifikasi pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = x 4
= 1 jam, keperawatan partial (partial care)= x 4 = 3 jam,
keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan
intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
b. Waktu keperawatan tidak langsung
menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari
= 1 jam/klien/hari
c. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25
jam/hari/klien
d. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdasarkan rata rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR)
dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100
Jumlah tempat tidur x 365 hari
Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.
36
jam
Contoh
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari. Jumlah jam
kontak langsung perawat klien = 5 jam /klien/hari.
a. Total
jam
perawat
/hari
17
jam
85
jam
Warstler
dalam
Swansburg
dan
Swansburg
(1999),
jam
pasien / hari
perawatpasie
perawat/hari (cxd)
e
35
A
1
b
Pasien P.Dalam
c
10
n /hari *
d
3,5
Pasien bedah
32
Pasien gawat
10
10
Pasien anak
4,5
13,5
Pasien kebidanan
Jumlah
Keterangan :
1
23
2,5
2,5
93,0
Berdasarkan penelitian dari luar negeri, jadi jumlah tenaga keperawatan yang
diperlukan adalah:
Jumlah jam perawatan
= 93 = 13 perawat
Kategori*
Rata rata
Jumlah
jam Jlh
jumlah
perawat/hari
perawatan
pasien / hari
**
ruangan/hari
jam
a
1
b
Askep minimal
c
7
d
2,00
(cxd)
e
14,00
Askepsedang
3,08
21,56
11
4,15
45,56
Askep maksimal
6,16
6,16
Jumlah
26
87,37
Keterangan:
*
**
Contoh kasus:
Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian:
operasi besar: 6 orang; operasi sedang: 15 orang; operasi kecil: 9 orang
cara penghitungan:
{(6 x 5 jam) + (15 x 2) + (9 x 1)} x 2
7 jam
Di Ruang Penerimaan
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan di RR : 1 jam
1,15 x 30 = 4,92 orang (dibulatkan 5 orang)
7
Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh
CSSD.
Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat
Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
rata-rata jumlah pasien perhari
Jumlah jam perawatan perhari
Jam efektif perhari
Contoh kasus:
rata-rata jumlah pasien perhari = 50
jumlah jam perawatan perhari = 4 jam
Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:
50 x 4 = 28,6 = 29 orang + loss day ( 78 x 29) = 29 orang + 8 orang =
37 orang
7
Critical Care
286
286
DAFTAR PUSTAKA