Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Kelompok 3
(1406205028)
Nabiha Yahya
(1406205094)
Suci Prihartini
(1406205099)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan yang berisikan tentang Keterkaitan
Wirausaha dengan Pola Pikir tepat pada waktunya. Terimakasih kami ucapkan kepada
Bapak Dosen Mata Kuliah Kewiraushaan berserta teman-teman yang membantu kami dalam
penyelesaian tugas Kewirausahaan ini.
Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena
pengetahuan yang saya miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, saya berharap kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih.
Penulis
PEMBAHASAN
1. Keterkaitan antara Wirasuaha dan Pola Pikirnya
Pola pikir (mindset) adalah cara memandang terhadap sesuatu yang tertangkap oleh
indra dan menghasilkan sikap yang terungkap dalam perilaku dan menghasilkan atau bisa
juga diartikan semacam filter diri sendiri untuk menafsirkan apa yang kita lihat dan kita
alami. Pola pikir manusia bisa diubah, dari pola pikir yang negatif ke positif, pecundang ke
pemenang, pekerja menjadi wirausaha. Pola pikir seorang entrepreneur itu adalah pola pikir
yang produktif, kreatif, inovatif karena pola pikir seperti inilah yang dibutuhkan oleh semua
entrepreneur untuk menjalankan suatu usaha. wirausahawan tidak selamanya mulus dalam
menjalankan usahanya. Ada beberapa hambatan yang mungkin saja dialami oleh wirausaha
saat akan membangun suatu usaha. Masalah paling utama yang dihadapi adalah MODAL,
merasa dirinya tidak berbakat dalam berwirausaha, merasa dirinya terlalu tua untuk memulai
usaha. Mungkin hal-hal di berikut ini bisa dilakukan dalam memulai suatu usaha. Motivasi
yang kuat, Mindset yang tepat(prouktif,kreatif,inovatif,positif) lakukan saja(just do it).
seorang wirausaha akan sulit berkembang bila tidak memiliki mindset kreatif dan inovativ
dalam dirinya, kreatif dan inovatif sangan dibutuhkan oleh seorang wirausaha untuk bisa
mengembangkan usahanya agar lebih sukses. etika adalah tatacara berhubungan dengan
manusia lainnya, karena masing-masing masyarakat beragam adat dan budaya. Etika dan
norma yang harus ada di setiap pengusaha : kejujuran bertanggung jawab menepati janji
disiplin taat hukum suka membantu komitmen dan menghormati mengejar prestasi jika setiap
pengusaha bisa melakukan etika dan norma itu dengan baik, ini akan berdampak positif untuk
usaha yang akan dijalankan dan dikelola sebagai sumber penghasilan dalam usahanya.
Sikap pola pikir sering mendasari seseorang dalam bertindak dan mengambil keputusan.
Begitu halnya menjadi seorang pengusaha/wirausaha diperlukan sikap dan pola pikir positif
dalam meraih kesuksesan dan sebagai pengusaha harus mau belajar demi kelancaran
usahanya.
1. Miliki Keinginan/Gairah Untuk Menekuni Suatu Bisnis yang Hendak Di Jalani
Bekerja harus menyenangkan, gairah anda akan membantu Anda mengatasi saatsaat sulit, gairah penting saat mengajak orang untuk bekerjasama dan ingin berbisnis
dengan Anda. Gairah tidak dapat diajarkan, manakala gairah berkurang, karena pasti
akan ada masa-masa sulit, berilah waktu untuk menenangkan diri. Apakah itu satu jam
atau satu minggu, lakukan inventarisasi semua alasan Anda memulai bisnis dan
mengapa Anda ingin menjadi bos sendiri. Hal itu harus mampu mengembalikan
gairah anda untuk menjalankan kembali kegiatan usaha anda agar berkembang.
2. Dapat Memberikan Suatu Teladan dan Kepercayaan dalam Usaha
Orang-orang memiliki keyakinan pada individu dapat dipercaya dan ingin
bekerja untuk mereka dalam budaya integritas. Hal yang sama berlaku juga bagi
pelanggan.
3. Menjadi Lebih Fleksibel Dalam Berwirausaha, kecuali dengan nilai-nilai inti
Mengingat bahwa rencana dan strategi akan berubah seiring waktu.
Fleksibilitas untuk perubahan yang cepat memberikan nilai tambah dalam bisnis
secara keseluruhan. Disisi lain, tidak ada kompromi terhadap nilai-nilai inti, tidak
peduli meski demi keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang cepat.
4. Jangan Biarkan Adanya Rasa Takut dan Rasa Gagal Menghalangi Anda
Kegagalan adalah kesempatan untuk belajar. Hal ini berlaku sama, para
pemodal cenderung menginvestasikan uang pada seseorang yang pernah jatuh bangun
mendirikan sebuah perusahaan dibandingkan kepada seseorang yang sama sekali
belum pernah mencoba.
5. Membuat
Suatu
Keputusan
yang
Dapat
Diambil
Tepat
Waktu
Yang
Ada
Pada
Perusahaan
Terbesar
Adalah
Anda
Jaga diri Anda baik-baik. Kesehatan Anda yang paling berharga bagi
perusahaan dari pada mesin atau perangkat lunak yang paling mahal sekalipun. Anda
tidak harus memilih antara keluarga Anda atau perusahaan Anda, bermain atau
bekerja. Jagalah kesehatan Anda untuk keseimbangan dan energi, yang pada
gilirannya
akan
meningkatkan
semangat
dan
performa
Anda.
7. Mengendalikan Rasa Ego yang Ada Dalam Diri Saat Mulai Berwirausaha
Jangan biarkan ego Anda sampai menghabiskan dana guna membelanjakan
hal yang tidak perlu hanya untuk sekedar membuat orang terkesan. Sediakan ruang
cadangan untuk kebutuhan atau peluang yang tak terduga. Termasuk juga ketika
mendengar ide-ide dan saran baru meski itu terdengar tidak masuk akal.
8. Memiliki Keyakinan Positif dan Akan Sukses Dalam Menjalankan Usaha
Anda harus yakin pada diri sendiri dan pada perusahaan bahwa Anda akan
sukses. Keyakinan ini akan menular pada karyawan, pelanggan, stakeholder, pemasok
dan semua orang yang berhubungan dengan Anda.
9. Menerima Kritikan Sebagai Dorongan Semangat dan Akui Kesalahan Anda
Anda harus mampu meyakinkan kepada karyawan bahwa tidak akan ada
masalah pada mereka- bahkan bila perlu - agar mereka jujur mengungkapkan
pendapat mereka meski bertentangan dengan atasannya. Sesekali kita perlu menerima
kritikan yang ada kalanya menyakitkan bagi kita.
10. Menjaga
Etos
Kerja
Sebagai
Pedoman
Dalam
Berwirausaha
Dengan menjaga etos atau semangat kerja maka karyawan akan mengikuti
langkah Anda. Ini juga akan membantu Anda dalam persaingan bisnis, terutama pada
pesaing yang menjual produk dan layanan yang serupa.
11. Seorang
Wirausaha
Harus
Berani
Bangkit
dari
Keterpurukan
Pasti akan ada banyak pasang surut saat Anda membangun bisnis. Belajar dari
kemunduran dan terus maju. Anda tidak dapat mengubah masa lalu.
12. Keluar Dari Zona Nyaman Untuk Mengejar Sesuatu Yang Penting
Sering kali Anda akan merasa tidak nyaman dalam melakukan perubahan yang
diperlukan terutama dalam teknologi, sumberdaya manusia, misi, persaiangan, dan
sebainya. Untuk kemajuan Anda dan perusahaan, Anda kadang-kadang harus keluar
dari zona yaman Anda. Kekurangan dan organisasi dan kepemimpinan ternyata dapat
diatasi atau dikurangi dengan sikap yang baik dijelaskan di atas. Semua bisa dipelajari
kecuali gairah, yang berasal dari dalam. Luangkan waktu disela jadwal sibuk Anda
secara berkala untuk merefleksikan hal hal diatas yang mungkin menjadi inspirasi
Anda untuk bertindak. Pola pikir wirausaha yang dikembangkan dari pemikiran Neal
Thornberry. Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas,
sebagai berikut (yang akan coba dikupas lebih dalam oleh penulis) :
1.
seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali eksternal,
adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya,
seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar, peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga
mereka hanya punya sedikit sekali punya kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung
pasrah, dan mengikuti kehendak di luar dirinya.
Sebagai contoh wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar
dengan konsentrasi, habis hujan.. dan sebagainya. Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh
daya-daya diluar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan
untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran
bahwa kita adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh
untuk membuat hati kita sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha,
diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah pusat kendali,
bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll.
2.
keenganan untuk berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan ketidakbersediaan
untuk bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang kebanyakan ganjil. Sebaliknya,
seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang
dianggap pakem.
Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran
adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak
contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil (jauh diatas gunung, di pulau, di
tengah sawah, dll) justru diserbu oleh pelanggannya.
3.
bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait hal-hal yang
kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi pikiran dan wawasan,
serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya.
Sebagai contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor,
sangat sadar akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka ikhlas
bekerja sama dengan mahasiswa kimia/farmasi untuk menghasilkan formula sabun yang tidak
panas ditangan, wangi dan tahan lama bersihnya. Satu hal adalah bahwa, mereka tidak pernah
takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar bahwa sinergitas akan menghasilkan jauh
lebih banyak dari yang dapat dibayangkan. Sinergi bukanlah satu ditambah satu sama dengan
dua, namun satu ditambah satu bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.
4.
siap berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi,mengingat beberapa peluang
bisnis, terutama yang pintu (entrance) untuk memulainya tidak sulit untuk dibuka (tidak
butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll), akan sangat mudah dipenuhi oleh
para pemula (start-up). Sehingga yang tadinya bisnis baru tersebut berada di lautan biru (blue
ocean) dalam waktu singkat ia harus berdarah-darah di lautan mera (red ocean) karena
ratusan pesaingnya saling berebutan kue. Lalu bagaimana caranya bertahan dalam lautan
darah seperti itu? Satu hal, yaitu konsistensi untuk selalu berkreativitas.
Perusahaan waralaba ayam KFC, adalah contoh yang bisnis yang memiliki
konsistensi untuk selalu berkreativitas. Hampir setiap bulan mereka selalu mengeluarkan
paket-paket baru, seperti paket hemat plus CD musik, burger dengan harga terjangkau, paket
ulang tahun, paket porsi anak-anak plus mainan anak (biasanya tokoh film kartun tertentu),
interior ruangan yang selalu update dan dilengkapi taman bermain mini dll. Belum ditambah
jika memasuki bulan ramadhan, maka KFC dengan kreativitasnya yang tinggi, akan
meluncurkan paket sahur, paket berbuka, paket berdua dll. Dengan itu semua, daya tahan
sebuah bisnis terhadap persaingan menjadi semakin kuat. Ia tidak akan mudah runtuh
terhadap serbuan kompetitor yang semakin dasyat.
5.
peluang-peluang baru. Mereka dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa- mampu
membaca trend jaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang dilakukan oleh Trans
Corp dengan Proyek Trans Studionya. Mereka melihat kesempatan yang besar pada bisnis
hiburan di Bandung Ibukota Jawa Barat. Jumlah penduduk yang berjumlah kurang lebih 40
juta ditambah penghuni Jabodetabek yang sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat
untuk mendirikan kawasan terpadu yang sarat hiburan kelas dunia untuk keluarga. Inilah
mata elang wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk
menangkapnya.
6.
Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu yang
urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena kompetitor begitu banyak dan
pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend pasar telepon selular. Inovasi
yang terjadi disini dapat dikatakan hampir terjadi setiap hari. Jika kita membaca surat kabar,
maka sangat mudah ditemukan iklan yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah
telepon selular. Inilah bentuk dari urgenitas yang sangat tinggi. Para pelaku alat
telekomunikasi canggih tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti
ancaman kebangkurtan (ditinggalkan pelanggannya).
7.
Perseverance
Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan. Beberapa
orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun, para wirausahawan sejati,
mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide tersebut. Nurfitira
Khoirunnisa adalah contoh yang baik untuk menjelaskan karakter ini. Ia memiliki ide untuk
membuat penghapus elektrik gara-gara badannya yang kurang tinggi, sehingga tidak dapat
menjangkau seluruh bagian papan tulis di sekolahnya. Berkaca dari situasi itu, ia dan
rekannya kemudian berusaha menciptakan penghapus elektrik. Inilah contoh preserverasi,
yaitu usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan
mewujudkannya.
8.
Resilience (ketahanan)
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul
selalu kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak ada satupun
usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya tahan ini akan
mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para pelaku usaha
mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat kembali
ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa
hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah
jatuh dan bangun setelah terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
9.
Optimis
Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivita ke
aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa
tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri. Mungkin para
pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama. Ia adalah contoh
seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan kapabilitas yang dimilikinya. Saat
ini, berbagai institusi, dan perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya.
Optimisnya antara lain dibuktikan dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya.
Ia mengirimkan 500 eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi
foto-foto hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada
satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti, dan
akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.
10. Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah
salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini adalah
sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal.
Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat hal-hal belum maksimal dan punya
potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri sendiri, juga akan mampu memacu
kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisi-sisi yang belum tereksplorasi.
Hampir senada dengan penjelasan dimuka, Rita dan Ian menjelaskan tentang Pola pikir
wirausaha (Entrepreneurial Mindset) sebagai berikut:
a.
b.
c.
konsumen lebih mengenal produk tersebut melalui kemasan yang unik dan menarik, seperti
perusahaan tersebut membuat kemasan minuman kotakan.
3.
1. Perhatian (Attention)
Pada tahap perhatian (attention) wirausaha berusaha agar calon konsumen memperhatikan
penawaran yang dilakukannya. Untuk mendapatkan perhatian dari calon konsumen wirasaha
harus memperlihatkan sikap yang baik, tutur kata dan cara berpakaian yang menarik yang aka
n memberikan penilaian yang positif dari calon konsumen yang akan berpengaruh terhadap te
rjadinya jual beli. Dalam pola berfikir khususny perhatian, juga melihat apa yang dibutuhkan
konsumen sesuai dengan apa yang kita lakukan, memperhatikan cara bekerja warausahawan l
ain untuk bisa menjadi ide atau memotivasi.
2. Pelarian
Yang dimaksud dengan pelarian disini adalah, dimana saat kita jatuh atau bangkrut, ki
ta masih mempunyai pengerjaan lain, seperti pekerjaan sampingan sebagai sebagai pengganti
pekerjaan yang telah bangkrut tadi sambil menbangun ulang usaha baru disamping usaha sam
pingan.
3. Tindakan (Action)
Pada tahap tindakan (action) wirausaha harus dapat mewujudkan kebutuhan dan harap
an konsumen dan memberikan keyakinan bahwa barang, jasa dan ide yang dibeli merupakan l
angkah yang tepat yang dapat memberikan keuntungan bagi konsumen. Tindakan sesuatu yan
g harus dilakukan seseorang untuk menjadi wirausahawan, karena tanpa ada tindakan kita tid
ak mungkin bisa menjadi maju dan terus maju.
orang tidak hanya dilatih untuk berkonsentrasi menyelesaikan suatu masalah dalam sekuen w
aktu tertentu, tetapi juga dipersiapkan untuk dapat menerima dan menghargai pendapat orang
lain.
1. Topi putih berarti fasilitator bersikap netral dan objektif. Fasilitator bersikap terbuka untuk
menerima pengetahuan dan pengalaman orang lain. Fasilitator mendorong peserta untuk mem
ahamifakta dan kebenaran secara bijaksana. Fasilitator mendorong para peserta untuk saling b
elajar dan menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya kedalam
2. Topi merah berarti fasilitator menggunakan pendekatan emosi untuk menggugah perasaan
dan semangat peserta. Fasilitator menggunakan intuisi dan prasangka untuk memahami kesuli
tan atau hambatan yang dirasakan peserta dalam belajar, Setelah secara paralel tujuan menin
gkatkan keterlibatan peserta mendiskusikan aspek informatif dari suatu permasalahan, kemud
ian setiap peserta diskusi secara bersama-sama mengemukakan aspek intuitif dan emosional
dari pendapatnya.
3. Topi hitam berarti fasilitator bersikap serius. Fasilitator tidak serta merta menerima pendap
at atau masukan dari orang lain melainkan bersikap menolak terlebih dahulu, bersikap ragura
gu atau hatihati, kemudian mencari tahu (eksplorasi) lebih jauh. Dalam menyikapi suatu pers
oalan, fasilitator menggunakan topi hitam bukan untuk mencari argumentasi melainkan untuk
memperhatikan atau waspada terhadap sesuatu hal yang dianggap negatif. Topi hitam merupa
kan metafora untuk atau terlalu sering digunakan. menggambarkan aspek kritis dari pemikira
n yang hendak kita sampaikan.
4. Topi kuning berarti fasilitator menggunakan cara berfikir positif dalam mengelola proses p
embelajaran agar atmosfir dalam kegiatan pembelajaran juga berkembang positif. Fasilitator j
uga bersikap optimis dalam menghadapi sesuatu persoalan. Kalau topi hitam mengajak melih
at sisi negatif, maka topi kuning mengajak melihat sisi positif. Fasilitator menggunakan cara r
asional (intelektual) dan membangun kerangka pikir untuk mengembangkan suatu analisa kri
tis. Topi kuning yang konstruktif cenderung membuat gagasan kongkrit agar bisa dilakukan s
esuatu yang bermanfaat.
5. Topi hijau berarti fasilitator menggunakan kreativitasnya untuk membangun suasana belaja
r (misal membuat trik-trik tertentu, permainan, humor, dan sebagainya). Topi hijau juga telah
menjadi simbol untuk orang yang mampu mendengarkan dengan baik, mengumpulkan infor
masi, penilaian baik dan buruk, aspek emosional dan kritis, maka kemudian setiap peserta dis
kusi berusaha secara bersama-sama menemukan alternatif, gagasan, kemungkinan dan rancan
gan. Apa yang dapat dilakukan, apa alternatif yang ada, dan pembahasan sejenis dibahas dala
m sesi ini.
6. Topi biru berarti fasilitator mengendalikan proses pembelajaran agar tetap pada relnya. Fas
ilitator juga selalu menjaga agar pembelajaran tetap fokus atau dikelola batas-batasnya. Fasili
tator selalu mengacu pada rencana dan rancangan pembelajaran sebagai alat kontrol. Fasilitat
or mengembangkan proses perumusan pokok-pokok pembelajaran dan kesimpulan untuk me
njaga fokus dan menarik. Topi biru diasosiasikan sebagai pengambilan benang merah pembel
ajaran.
Terdapat dua tujuan utama terhadap keenam konsep topi berpikir tersebut:
DAFTAR PUSTAKA
Finansial:Pilihan
cerdas
orang
cerdas.[online]Dari
<http://theholisticleadership.blogspot.com/2010/11/kecerdasan-finansial.html>[Di
akses
:
4
februari 2013].
Mardhia,murein
miksa.2011.Perubahan
Mindset.[online]
Dari
<http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=169:berpikir-perubahan&catid=61:changethingking&Itemid=88>[Di akses 4 februari 2013].
Rosyid, Muh,.2008. Latar Belakang/Pentingnya Perubahan Pola Pikir.[online]Dari:
< http://mick182.blogspot.com/2008/05/latar-belakangpentingnya-perubahan-pola.html>[Di
akses 5 februari 2013]
sumber : http://rizqidiaz.blogspot.co.id/2011/12/kreativitas-dalam-wirausaha.html