Вы находитесь на странице: 1из 5

CEKUNGAN CEKUNGAN BUSUR MUKA SUMATERA

Cekungan cekungan busur muka sumatera terletak sebelah barat pulau Sumatera.
Cekungan tebentuk sepanjang jalur tumbukan dan dekat denga zona zona penujaman
dan umumnya terletak di antara busur luar kepulauan non vulkanik dan busur dalam
vulkanik. Cekungan cekungan ini merupakan daerah pengendapan yang mempunyai
bentuk asimetrik dengan poros panjangnya terletak dekat dengan busur vulkanik dan
kearah tersebut, biasanya dibatasi oleh patahan/sesar

Cekungan Meulaboh
Pada cekungan ini pengisian material mulai pada kala eosen (P 15) dengan litologi
berupa breksi . Pengendapan ini berlangsung sampai dengan kala oligosen atas. Pada kala
miosen bawah terjadi genang laut ditunjukan dengan litologi berupa batugamping. Pada
kala yang sama terjadi susut laut dan terjadi pengendapan kembali breksi hingga miosen
tengah (N 15). Pada kala miosen atas pengendapan terjadi secara tidak selaras dan
terjadi kembali genang laut yang ditunjukan oleh litologi batugamping. Pada kala pliosen
bawah terjadi susut laut karena perubahan litologi berupa lempung pasiran. Pada pliosen
atas ( N 22) terjadi ktidakselarasan dan dilanjutkan dengan diendapkan pasir.

Cekungan Tuba
Pada cekungan ini pengisian cekungan mulai pada kala oligosen atas (P 22) dimulai
dengan litologi batugamping, pada saat ini cekungan tertutup oleh lautan. Pada kala
miosen bawah (N 4 ) terjadi susut laut kemudian diendapkan breksi hingga miosen
tengah (N 22) kemudian terjadi kembli genang laut dengan litologi batugamping hingga

miosen atas (N 15) pada kala yang sama (N16) susut laut terjadi sehingga diendapkan
breksi secara selaras kemudian disusul oleh lempung paasiran. Pada kala pliosen bawah
(N 19) batuan mlange diendapkan secara tidak selaras kemudian pada N19 diendapkan
batupasir.

Cekungan Seunungan
Cekungan ini mulai pada kala oligosen bawah (P 19) secara tidak selaras diendapkan
batulempung pasiran hingga Kala Oligocene atas (P 22). Genang laut yang terjadi pada
akhir dari kala ini mengakibatkan terjadi sedimentasi batuan karbonat beruipa
batugamping secara selaras hingga Kala Miosen Bawah (N 6). Pengisian cekungan
berupa material lempung tetap berlanjut secara selaras hingga pada kala Miocene atas (N
16) terjadi beda fasies dengan breksi. Pengendapan breksi dilanjutkan hingga Miocene
atas ( N 17). Dan terjadi kembali beda fasies dengan batulempung pasiran hingga Kala
Plistosen (N 22). Pada N 23 diendapkan batupasir secara tidak selaran.

Cekungan Keudepasi
Cekunagn ini diperkirakan terdapat pada bawah permukaan laut karena awal dari
pengendapan material berupa sedimentasi batugamping pada Kala Miosen atas (N 16)
pada kala yang sama terjadi susut laut yang diikuti dengan sedimentasi batulempung
hingga terjadi beda fasies dengan batupasir sampai Kala Miosen Atas (N 17). Pada kala
ini beda fasies terjadi antara batupasir dengan batulempung pasiran. Batulempung pasiran
terus terendapkan hingga Kala Pliosen Atas (N 21).kemudian diendapkan batupasir
secara tidak selaras

Cekungan Bubon
Pengisian cekungan ini dimulai dari Kala Miosen tengah (N 8) dengan pengisi
materialnya berupa batugamping secara tidak selaras hingga miosen atas (N 15).
Kemudian terjadi susut laut dan diendapkan breksi hingga miosen atas (N 17). Pada kala
ini juga terjadi beda faises antara breksi dengan lempung pasiran. Lempung pasiran ini
terendapkan sampai pliosen atas (N 21). Pada Kala Plistosen (N 22) terendapkan
batupasir secara tidak selaras

Cekungan Batu
Pada cekungan ini pengisian dimulai sejak Kala Miosen Bawah (N 4). Kemudian
diendapkan lempung pasiran secara sel;aras diatas batu pasir hingga kala pliosen atas (N
21) setelah itu pada kala ini terjadi genang laut dan diendapkan batugamping secara tidak
selaras diatas batulempung pasiran.

Cekungan Palembak
Pada cekungan ini pengisian cekungan dimulai pada kala Oligosen bawah (P 21) dengan
material penyusunnya berupa breksi hingga mencapai miocen tengah (N 14). Setelah itu
diatas breksi diendapkan lempung pasiran secara selaras hingga mancapai kala Pliosen
Bawah (N 19) yang kemudian diendapkan batupasir secara tidak selaras pada N 20
hingga N 21. batu gamping yang terjadi akibat adanya genang laut diendapkan secara
tidak selaras pada kala plistosen.
Cekungan Singkel
Pengisian cekungan ini dimulai sejak kala Miosen Bawah (N 4) secara tidak selaras
dengan material berupa batupasir setelah itu diendapkan breksi secara selaras hinggga
Miosen tengah (N 9). Setelah itu diendapakn batulempung pasiran sampai N 13
dilanjutkan dengan diendapkan batupasir hingga Miosen atas (N 15). Setelah itu

diendapkan kembali batulempung pasiran ditasnya secara selaras hingga mencapai N 16.
batupasir kembali terendapkan secara tidak selaras hingga mencapai umur pliosen atas (N
21). Setelah itu genang laut terjadi sehingga terendapkan batugamping secara tidak
selaras hingga mencapai umur plistosen (N23)
Cekungan Telaga
Pengisian cekungan ini dimulai sejak kala Miosen Bawah (N 4) secara tidak selaras
dengan material berupa batupasir setelah itu diendapkan breksi secara selaras hinggga
Miosen tengah (N 9). Setelah itu diendapakn batulempung pasiran sampai N 14
dilanjutkan dengan diendapkan batupasir hingga Miosen atas (N 16). Setelah itu
diendapkan kembali batulempung pasiran ditasnya secara selaras hingga mencapai N 17.
batupasir kembali terendapkan secara tidak selaras hingga mencapai umur pliosen atas (N
19). Setelah itu genang laut terjadi sehingga terendapkan batugamping secara tidak
selaras hingga mencapai umur plistosen (N23)
Cekungan Lakota
Pengendapan cekunagn ini dimulai dengan pengisian material berupa endapan mlange
pada Kala Miosen bawah (N 7) hingga mencapai N 6. setelah itu diendapkan secara tidak
selaras breksi hingga mencapai N 15. diatas breksi diendapkan batupasir secara tidak
selaras hingga mencapai umur miosen atas (N 17). Batupasir kembali terendapkan tetapi
pengendapan ini terjadi secara tidak selaras hingga pliosen bawah N 18 kemudian terjadi
genang laut sehingga terendapkan batugamping.
Cekungan Nias
Cekungan ini mulai terjadi pengisian pada kala eosin (P 15) dengan material berupa
mlange hingga mencapai Kala Miosen Awal (N 4). Kemudian terendapkan Breksi secara
selaras hingga Kala Miosen Atas (N 13) dan dibeberapa tempat terjadi genang laut
sehingga terendapkan batugamping pada kala Miosen Bawah (N 6) dan pada N 7 sampai
N 9. kemudian terjadi genang laut pada Kala (N 14) sehingga terendapkan batu gamping
secara selaras hingga N 15. Kemudian terendapkan secara selaras breksi hingga mencapai
Kala Pliosen Bawah (N 20) dan dibebrapa tempat terjadi genang laut pada N !8.

kemudian setela pengendapan breksi diendapkan batugamping secara selaras akibat


terjadinya genang laut.
Cekungan Simalue
Cekungan ini pertamakali terjadi pengendapan pada kala Eosen (P 15) dengan material
berupa mlange hingga kala Miosen Bawah (N 4) kemudian diendapkan batupasir secara
selaras hingga N 7. akibat terjadinya susut laut diendapkan batugamping secara selaras
hingga kala Pliosen Bawahkemudian terjadi susut laut pada Pliosen bawah (N 18) dan
diendapkan lempung hingga kala Pliosen Atas (N 21) dan terjadi kembali proses genang
laut sehingga diendapkan batugamping.
Cekungan Kepulauan Mentawai
Pada cekungan ini pengendapan material berupa hasil vulkanisme sangat berperan yaitu
tuffmulai dari Eosen (P 15) hingga Oligosen atas (P 22). Kemudian dilanjutkan dengan
shale tetapi dalam hal ini tuff masih sangat berperan hingga Miosen Bawah hingga N 7.
kemudian diendapkan batugamping dengan campuran lempung hingga Pliosen Bawah (N
18) setelah itu diendapkan shale dengan campuran batugamping hingga Pliosen Atas N
21

Вам также может понравиться