Вы находитесь на странице: 1из 31

MUNCULNYA ALIRAN SESAT DAN CARA MENGATASINYA

2.1 Definisi aliran sesat


Pengertian aliran sesat apabila dikaitkan dengan arti katanya dapat dimaknakan sebagai
suatu gerakan yang berkesinambungan (terus menerus) yang menyimpang dari kebenaran.
Penyimpangan kebenaran dalam hal ini dikaitkan dengan ajaran agama yang diakui di Indonesia.
Aliran sesat yang dicontohkan dalam makalah ini adalah aliran sesat yang terjadi pada umat
Islam. Bagi umat Islam di Indonesia, telah ada suatu wadah atau lembaga yang berusaha untuk
menjaga kemurnian ajaran agama Islam, yaitu Majelis Ulama indonesia (selanjutnya disingkat
dengan MUI). Pada tanggal 9 November 2007 MUI telah mengeluarkan fatwa tentang 10 kriteria
aliran sesat. Apabila ada satu ajaran yang terindikasi punya salah satu dari kesepuluh kriteria itu,
bisa dijadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok aliran sesat. Berikut adalah criteria
tersebut:
1. Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Akhir,
Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu,
puasa, zakat, dan Haji)
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan assunah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran
5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syari

2.2 Sebab munculnya aliran sesat


Akhir-akhir ini banyak pemberitaan di media cetak maupun elektronik tentang
penangkapan beberapa orang atau kelompok yang dianggap telah mengajarkan atau membawa
ajaran atau aliran sesat. Misalnya saja aliran Al Qiyadah Al Islamiyah, di bawah pimpinan
Ahmad Moshaddeq atau Al Masih Al Maud yang menyatakan dirinya sebagai nabi
menggantikan Nabi Muhammad SAW dan bergelar al-Masih al-Mawud. Keberadaan AlQiyadah al-Islamiyah ini sangat meresahkan kehidupan beragama di masyarakat, khususnya bagi
umat Islam. Ajaran yang disampaikan oleh aliran Al-Qiyadah al-Islamiyah bertentangan dengan
ajaran agama Islam.
Salah satu faktor tumbuhnya aliran sesat adalah rendahnya pemahaman masyarakat
tentang tsaqofah Islam, khususnya tentang pokok-pokok ajaran Islam, serta lemahnya payung
hukum untuk menindak aliran sesat. Aliran sesat ditindak hanya jika dipandang menimbulkan
keresahan di tengah masyarakat, bukan karena tanggung jawab untuk menjaga kemurnian ajaran
Islam. Para proponen (pembela) aliran sesat mendasarkan argumentasinya pada ide kebebasan
berpendapat, kebebasan beragama, dan kebebasan individu. Ide-ide kebebasan ini, yang sering
diistilahkan sebagai "hak asasi manusia" (HAM), tidak lain merupakan bagian dari paham
liberalisme. Oleh karena agama merupakan hasil dari penafsiran masing-masing individu atau
dengan kata lain tidak ada kebenaran mutlak sehingga ini merupakan paham pluralisme. Maka,
menurut para proponen aliran sesat adalah tidak relevan atau tidak layak untuk menyatakan
bahwa suatu pemahaman agama itu sesat atau tidak sesat.
Lebih lanjut, berdasarkan ide bahwa tidak ada kebenaran mutlak, semua agama bisa
dikatakan benar atau semua agama bisa dikatakan salah, maka dalam masyarakat yang
pluralistik, yang terdiri dari individu-individu yang berbeda keyakinan agamanya, dasar
argumentasi untuk membangun aturan kemasyarakatan tidak boleh diambil dari teks-teks dalildalil agama, khususnya Islam. Ide ini tidak lain merupakan bagian dari paham sekularisme.
Selain dari pola argumentasi yang bergulir seperti di atas, indikasi bahwa isu aliran sesat
digunakan sebagai medium untuk mengopinikan paham "sipilis", bahwa para pembela aliran
sesat dikenal sebagai tokoh-tokoh lintas agama. Pengopinian paham sipilis bertujuan agar
masyarakat menjadikan paham tersebut sebagai dasar penalarannya (dasar logika berpikirnya).Di
antara ide-ide utama yang ingin ditanamkan adalah bahwa tidak ada kebenaran mutlak (tidak ada

agama yang benar) dan agama hanya merupakan penafsiran masing-masing individu. Jika ide ini
diterima oleh masyarakat, maka akan terjadi pengkaburan ajaran Islam, yaitu seolah-olah dalam
Islam tidak ada sesuatu yang pasti (qath'i) untuk membedakan antara iman dan kufur atau antara
Islam dan non-Islam. Jika terjadi kekaburan ajaran Islam di tengah masyarakat, maka
kembalinya kesatuan umat akan tercegah. Pokok-pokok ajaran Islam adalah pengikat untuk
menyatukan umat. Jika pokok-pokok ajaran Islam ini kabur di tengah umat, maka umat
kehilangan pengikat yang dapat menyatukannya.
Kini aliran sesat seperti bangkit dari kesunyian, eksistensinya menyeruak mengisi beritaberita media yang menghebohkan. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Agama (Litbang Depag) Prof Dr Atho` Mudzhar menyimpulkan
bahwa kemunculan aliran-aliran ini dipicu oleh rasa frustrasi umat akibat kondisi keterpurukan
ekonomi, hiruk-pikuk politik, perubahan cepat sosial-budaya serta agama dan tokoh religi yang
lamban bahkan tak mampu menyuguhkan solusi.
Sebagai konsekuensi, umat mencoba berkreasi mencari jalan pemecahan sendiri. Maka
muncul terkait erat dengan beragam faktor sosiologis masyarakat. "Munculnya aliran sesat
muncullah gagasan tentang ratu adil dan paham-paham penyelamatan lainnya. "Pengikutnya
adalah orang-orang yang merasa kehilangan harapan ke depan sehingga kemunculan tokoh
seperti Ahmad Moshaddeq memang ditunggu-tunggu mereka," kata Profesor Atho'.
Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) Mahendradatta berpendapat, aliran sesat yang kerap
sangat berhubungan dengan berbagai faktor sosiologis yang memengaruhi masyarakat kita,
seperti tingginya angka kemiskinan dan tingkat stres, sehingga banyak orang yang kerap mencari
jalan pintas untuk mencapai sesuatu," katanya. Ia menuturkan, sejumlah aliran sesat seperti AlQiyadah Al-Islamiyah itu bisa menarik banyak orang karena menawarkan "surga instan" atau
kenikmatan yang akan diraih pengikutnya secara cepat. Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahid
Institute, Ahmad Suaedy, mengemukakan, munculnya beragam aliran ini sepatutnya juga
dijadikan sebagai bahan mawas diri para agamawan yang berada dalam mainstream atau garis
utama agamanya.
Pandangan berbeda diungkapkan Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Prof. Dr.
Achmad Satori Ismail. Menurutnya, berdasarkan survei MUI, fenomena aliran sesat merupakan
skenario asing. Ia menyebutkan, kesimpulan MUI itu diperoleh dari temuan adanya pemimpin
aliran yang tak dapat membaca Al-Qur'an.

Seperti diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan sepuluh kriteria aliran
sesat. Namun, Sekretaris Umum MUI Ichwan Sam menegaskan bahwa penetapan kriteria
tersebut tidaklah dapat digunakan oleh sembarang orang dalam menetapkan bahwa suatu aliran
itu sesat dan menyesatkan.
Di dalam pedoman MUI tersebut dinyatakan, sebelum penetapan kesesatan suatu aliran
atau kelompok terlebih dahulu dilakukan penelitian dengan mengumpulkan data, informasi, bukti
dan saksi, tentang paham, pemikiran, dan aktivitas kelompok atau aliran tersebut oleh Komisi
Pengkajian yang akan disampaikan ke Dewan Pimpinan. Kemudian, bila dipandang perlu,
Dewan Pimpinan menugaskan Komisi Fatwa untuk membahas dan mengeluarkan fatwa. Ketua
Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, aliran sesat dan menyesatkan yang
mengaitkan diri dengan ajaran Islam muncul karena dakwah belum dilakukan secara meluas dan
menyentuh segenap kaum Muslim. Din mengatakan, sebab lain dari kemunculan berbagai aliran
sesat juga karena kebebasan yang kebablasan dari alam reformasi sehingga orang dapat membuat
berbagai organisasi tertentu.
Ke depan, ia berpendapat, tidak ada jaminan bahwa sebuah pemikiran atau keyakinan dapat
"dibunuh" begitu saja. Cara yang paling baik adalah melalui penyadaran, yaitu bagaimana kita
sentuh hatinya dan kita kembalikan ke jalan yang benar terhadap agama. Kegiatan tersebut lebih
bermakna "ibadah entertainment", karena hanya memberi ketenangan ketika prosesi berlangsung.
Selain itu, faktor kekosongan spiritual merupakan penyebab masyarakat terjebak mengikuti
aliran sesat. Menurut Ketua Pusat Kajian Hukum, Konstitusi, dan HAM (Puskohham) IAIN
Sumut, Ansari Yamamah, kekosongan spiritual terjadi karena masyarakat telah "menjauhkan
diri" dari agama. Kegiatan agama selama ini, seperti zikir bersama yang diorganisasi, dinilai
tidak efektif dan tidak dapat dijadikan indikasi kedekatan masyarakat
2.3Upaya masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi
Untuk mengantisipasi aliran sesat, pemerintah harus responsif menyelesaikannya. Namun,
tindakan terhadap aliran tersebut jangan sampai anarkis, seperti yang terjadi terhadap aliran
Ahmadiyah di Parung, Bogor, Jawa Barat. Pemerintah dan ormas agama, harus memberikan
pencerahan mengenai religiositas terhadap masyarakat.Pencerahan agama bukan saja oleh
Departemen Agama dan MUI, tapi juga oleh ormas agama.Selain peran dari

pemerintah,masyarakat perlu mengingatkan bagi pengikut aliran sesat dengan cara baik dan
benar.Agar mereka mau kembali kepada aliran yang benar

Faktor-Faktor Munculnya Aliran Sesat

Terjadinya sesuatu itu musti ada sebab-musabbabnya.


Demikian pula dengan munculnya aliran-aliran sesat dan menyimpang di dalam Islam. Dan ini
bagian dari sunnatulloh, tidak mungkin tidak. Sebagaimana yang Rosululloh shollallohu alaihi
wa sallam wanti-wanti dalam sabdanya:



Orang-orang Yahudi telah berpecah belah dalam tujuh puluh satu kelompok dan Nashora
berpecah belah menjadi tujuh puluh dua kelompok serta umat ini akan pecah menjadi tujuh
puluh tiga kelompok. [Riwayat At Tirmidzi]
Oleh karena itu, di sini akan kita pelajari faktor-faktor munculnya aliran sesat tersebut secara
ringkas, yaitu
1. Sikap berlebihan (ghuluww) dalam beragama.
Alloh Azza wa Jalla berfirman, Hai ahli kitab (baca: Yahudi & Nasrani), janganlah kalian
melampaui batas (berlebihan) dalam agama kalian, dan jangan kalian mengatakan terhadap
Alloh kecuali yang benar. [An Nisa: 171]
Katakanlah (Muhammad), Hai ahli kitab, jangan kalian berlebih-lebihan dengan cara yang
tidak benar dalam agamamu.' [Al Maidah: 77]
Nabi shollallohu alaihi wa alihi wa sallam bersabda, Janganlah kalian bersikap
berlebihan dalam agama. Sesungguhnya yang menyebabkan binasa orang-orang
sebelum kalian hanyalah sikap berlebihan. [Riwayat Ibnu Majah]Bakal binasa
orang-orang yang berlebihan, beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. [Riwayat
Muslim]

Secara etimologi, ghuluw adalah melampaui batas. Sedang menurut terminologi adalah
mendudukkan sesuatu di atas kedudukan aslinya.
Contoh aliran sesat yang disebabkan sikap ghuluw ini adalah:
A. Syiah. Mereka telah bersikap ghuluw terhadap Ali bin Abi Thalib dan ahlul bait. Bahkan
ada di antara mereka yang mengatakan bahwa Ali adalah tuhan, dan Jibril telah melakukan
kesalahan dalam menyampaikan wahyu kepada Muhammad bin Abdullah, semestinya kepada
Ali!?
B. Khawarij. Mereka telah bersikap berlebihan dalam menilai pelaku dosa besar, bahwa pelaku
pelaku dosa besar adalah kafir kekal di neraka.
C. Shufi. Mereka telah berlebihan dalam beribadah sehingga orang yang melakukan yang
dzikirnya sudah mencapai puncak, ia bakal bisa melebur dengan Robbul alamin. Inilah
keyakinan wihdatul wujud yang kafir itu.
2. Reaksi (roddul fil) terhadap aliran sesat lainnya.
Ada kalanya ketika seseorang itu melihat suatu aliran sesat, ia ingin merubahnya dan merasa
geram dibuatnya. Maka jika ia menolak aliran sesat itu dengan ilmu -dalam hal ini sunnah-,
benarlah ia (baca: bidah ditolak dengan sunnah). Akan tetapi jika ia menolaknya dengan
kebodohan -dalam hal ini bidah dan kesesatan- (baca: bidah ditolak dengan bidah pula), maka
akan timbul kesesatan yang lain.
Contoh aliran sesat yang disebabkan roddul fil ini adalah:
A. Murjiah. Respon mereka terhadap faham takfir Khawarij. Pendapat mereka terhadap pelaku
dosa besar adalah pelaku dosa baik besar maupun kecil imannya tetap sempurna, tidak
berkurang. Oleh karena itu menurut faham Murjiah antara imannya pelaku maksiat seperti
pelacur atau pembunuh tak ubahnya seperti imannya para shahabat & ahli ibadah. Karena iman
itu tidak bisa bertambah atau berkurang.
B. Mutazilah. Yaitu, respon mereka terhadap faham Khawarij & Murjiah dalam masalah status
pelaku dosa & maksiat. Dalam masalah ini mereka berpendapat bahwa pelaku dosa itu di dunia
tidak beriman tapi juga di saat yang sama tidak pula kafir, sedang di akhirat kekal di neraka.
Inilah yang dikenal dengan akidah manzilah baina manzilatain (akidah antara-antara).
C. Musyabbihah. Respon mereka terhadap Jahmiyyah yang manafikan shifat Alloh, sedangkan
Musyabbihah menetapkannya namun menyamakannya dengan shifat makhluk.
3. Konspirasi kaum kuffar (makarul kuffar).
Di antara sebab munculnya aliran sesat adalah hasil usaha orang-orang kafir yang menyelundup
ke dalam wilayah Islam dan membuat profokasi sesat seperti:
A. Abdulloh bin Saba Al Yahudi, pendiri firqah Syiah.
B. Mabad bin Dirham bin bin Yahudi, pengasas firqah Jahmiyyah.
C. Orang-orang kafir sekaligus Ingris yang merupakan tokoh di balik ajaran Ahmadiyyah
Qadiyaniyyah.

4. Mendahulukan akal daripada nash Al Quran & Sunnah (naql).


Bisa jadi seseorang yang tersesat itu disebabkan ketertipuannya terhadap akal-akal kerdil
mereka. Karena mereka menyangka bahwa akal itu tidak mungkin salah. Maka jika ada nash Al
Quran atau Sunnah yang tidak sesuai dengan akal mereka, berarti nash harus diotak-atik agar
selaras dengan akal mereka yang rusak itu. Nah, dengan ke-PeDe-annya inilah seseorang bisa
tersesat dari jalan yang lurus.
Padahal Al Quran & Sunnah itu tidak mungkin menyelisihi akal yang masih sehat. Hanya saja
mungkin akal itu sendiri yang sakit atau sehat namun karena akal manusia itu terbatas, tidak
semua hal bisa dipikirkan manusia. Maka kalau sudah seperti ini, seseorang tidak diperbolehkan
memaksakan diri untuk memikirkannya dan menyerahkan ilmunya kepada Alloh Azza wa Jalla.
Di antara aliran sesat yang muncul karena faktor ini adalah:
A. Mutazilah. Aliran yang satu ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahwa mereka sudah
bisa dikenal dengan aliran rasionalis.
B. JIL atau Jaringan Islam Liberal.
5. Diterjemahkannya buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab, terutama di masa
pemerintahan Khalifah Al Mamun.
Dari sini, aliran Mutazilah menampakkan panjinya yang berkiblat kepada ajaran-ajaran Yunani
kuno ala Aristoteles dan muridnya.
6. Adanya ulama yang buruk semacam Nur Hasan Ubaidah perintis faham LDII (sebelumnya
bernama Darul Hadits, lalu Lemkari, lalu LDII).
Biasanya ulama-ulama macam ini hanya mementingkan dunia. Demi kedudukan dan harta
mereka membodohi orang-orang awwam yang mau mereka bodohi. Dan LDII terkenal dengan
faham semacam ini. Mengeruk harta benda pengikutnya buat orang-orang yang di atas.
7. Menjamurnya kebodohan di tengah kaum muslimin.
Faktor yang satu ini tidak perlu dijelaskan lagi karena sudah sangat jelas. Hal ini pun
sudah diwanti-wanti oleh Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam dalam sabdanya:

.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari manusia. Namun
Allah akan mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa lagi
seorang berilmu (di tengah mereka), manusia mengangkat para pemimpin yang jahil. Mereka
ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan
(orang lain). [Riwayat Al Bukhori & Muslim]
8. Aliran sesat itu tidak memiliki tolak ukur (miyar) dalam memahami agama.

Tolak ukur yang benar menurut madzhab Ahlussunnah wal Jamaah adalah dengan menjadikan
pemahaman para salafu sholih dalam menafsirkan Al Quran & Sunnah Shohihah.
Namun demikian, adakalanya suatu aliran sesat itu menjadikan akal yang terbatas itu sebagai
tolak ukur untuk memahami & menafsirkan Al Quran & Sunnah. Akibatnya banyak nash-nash
-terutama yang mutasyabih- yang mereka selewengkan.
9. Keikutsertaan hawa nafsu dalam perselisihan fikih.
10. Hasad & dengki. Allohualam.[]
_________
* Catatan-catan dengan sedikit tambaha penulis ketika belajar disiplin Ilmu Kalam di MA
Hamalatul Quran Yogyakarta kelas XI bersama Ustadzuna Aris Munandar hafizhohulloh wa
roah. Catatan-catatan tersebut kemudian penulis beri tajuk: Tuhfatul Kiram fi Durus Ilmil
Kalam.

Penyebab Aliran Sesat


By Dr. H. R. Taufiqurrochman, MA on 12 February 2010

Akhir-akhir ini, aliran-aliran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam dan
akidah Ahli Sunnah wal Jamaah kerap bermunculan. Berbagai madzhab dan aliran
impor dari luar negeri cepat masuk ke Indonesia seiring dengan derasnya arus
informasi dan kemudahan mengakses hal itu melalui internet, buku, organisasi, dan
sebagainya. Selain itu, aliran-aliran sesat bersifat lokal seperti aliran kepercayaan,
kembali hidup lagi seiring terbukanya alam demokrasi.
Apa penyebab kemunculan aliran-aliran sesat yang meresahkan umat Islam.
Beberapa penyebab munculnya aliran sesat, antara lain:
1. Karena mencari hidayah Allah dengan cara yang salah: bertapa dan
merenung

Islam tidak mengenal bertapa. Ibadah yang dianjurkan untuk mendekatkan diri
kepada Allah dapat melalui shaum, tahajjud dan dzikir. Justru ketika bertapa atau
merenung, setan akan lebih mudah masuk, sampai-sampai ada orang yang
mengaku menjadi nabi.
2. Karena ada orang yang dipuji secara berlebihan, dikultuskan, dianggap
suci
Jebakan setan ini bahkan dapat menimpa para ulama. Ketika doa sering
dikabulkan, makin banyak orang yang datang untuk meminta pertolongan, baik
untuk disembuhkan dari penyakit maupun untuk hal-hal yang lain. Kepercayaan
berlebih yang cenderung fanatik dari sekelompok pengikut dapat menjadikan
seorang ulama/ustadz beralih profesi menjadi dukun atau paranormal. Realita ini
memudahkan iblis menggodanya untuk lebih mementingkan perdukunannya
daripada fungsi utamanya, dan lebih parah lagi dapat membuat ulama atau
pemimpin sebuah kelompok dikultuskan, hal yang sangat bertentangan dengan
ajaran Islam.
Suatu aliran biasanya memiliki seorang pemimpin yang dianggap panutan
sejati yang menjadi magnet bagi orang baru untuk tertarik masuk kedalam
komunitas tersebut. Dalam psikologi, sang pemimpin baru ini biasanya
menampilkan gejala psikiatrik berupa waham kebesaran, padahal sebenarnya ia
tengah mengalami disintegrasi kepribadian saat menjadikan dirinya sebagai
pemimpin keagamaan. Bagi pengikutnya, pemimpin tersebut diyakini memiliki
kharisma sangat tinggi, mampu menyelesaikan berbagai persoalan, mampu
membaca situasi seperti paranormal atau lain sebagainya. Waham ini ibarat
fenomena salju yang makin hari makin membesar. Pada kasus aliran sesat
keagamaan, kebetulan waham kebesaran agama diikuti dengan turunnya wahyu,
suara-suara malaikat, atau klaim si pemimpin yang mengaku telah diberi kekuatan
untuk menolong orang lain, atau lain sebagainya. Pemimpin aliran sesat, oleh
lingkungannya tidak dianggap sebagai orang sakit, tetapi justru sebagai orang
sakti mandraguna dan dipuja. Biasanya, banyak dari mereka cenderung mengisolasi
diri dari lingkungan, dan hidup secara eksklusif dengan kelompoknya Dan keyakinan
inilah yang kian hari kian menguat dan diminati pengikutnya.
3. Ujung-ujungnya duit, atau hal porno
Ada pula aliran sesat yang tujuannya mengumpulkan harta. Mereka punya
baiat setelah syahadat, harus patuh kepada imam jauh di atas kepatuhan terhadap
orang tua dan kepada suami (bagi wanita). Bentuk kepatuhan tersebut juga dapat
berupa pengalihan nama surat-surat tanah menjadi milik imam atau guru, sehingga
si imam menjadi orang yang sangat kaya dengan kekayaan yang berasal dari
muridnya. Ada pula aliran yang cara ibadahnya berada di dalam kegelapan,
cenderung kepada perdukunan. Setelah diteliti, ternyata mereka beribadah tanpa
busana, sungguh hal yang sangat jauh dari petunjuk Allah SWT. Ujung-ujungnya

tentu agar si imam dapat memilih wanita sesuka nafsunya, sangat jauh dari ajaran
Islam.
4. Kurangnya perhatian tokoh agama terhadap umatnya
Ketika orang-orang yang dianggap sebagai panutan umat terkesan hanya
sibuk mengurusi kepentingan diri sendiri, golongan maupun menceburkan diri
kedalam ranah politik, maka wajar bila sebagian dari umat yang tergolong awam
mencari pegangan lain. Kalangan awam ini, pada prinsipnya, tidak mempersoalkan
apakah ajaran baru yang mereka peroleh menyimpang dari norma-norma akidah.
Yang mereka butuhkan adalah untaian kalimat sejuk dan perhatian dari orang yang
dianggap sebagai panutan.
5. Grand design pihak asing untuk menghancurkan akidah umat Islam
Indonesia
Aliran-aliran sesat itu bisa jadi muncul sebagai grand design (proyek besar)
pihak asing untuk menghancurkan akidah umat Islam Indonesia. Jika data statistik
yang dijadikan patokan, maka Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas
muslim terbesar di dunia. Ada semacam kekhawatiran bahwa peradaban Islam
diprediksikan akan kembali berjaya seperti di masa Dinasti Abbasiyyah (750 M1258
M). Kiblatnya tidak lagi di kawasan Timur Tengah, tetapi Benua Asia dengan
Indonesia sebagai titik sentralnya. Tentu saja banyak pihak yang sekarang merasa
paling bergengsi peradabannya (the most civilized nations) resah jika Islam di
Indonesia suatu saat menggeser kejayaan mereka.
6.Popularitas Pribadi dan Faktor Ekonomi
Boleh jadi para penggagas aliran sesat ini muncul hanya untuk mencari
popularitas dan keuntungan pribadi. Sejak era reformasi bergulir dan rezim Suharto
jatuh, tidak sedikit orang yang hendak mengail di air keruh. Saat siapa pun bebas
berbicara, terbuka pula peluang untuk mempopulerkan diri sendiri (selfdeclared
popularity).
Nafsu semacam ini tidaklah aneh. Memunculkan aliran baru dalam beragama
menjadi pilihan yang dipandang strategis untuk sebuah popularitas. Tak hanya itu,
dengan bujuk rayu dan kadang disertai ancaman dosa jika tidak mematuhi, maka
kalangan awam yang menjadi pengikut aliran baru itu pun rela mengeluarkan
sejumlah uang untuk diberikan kepada penyebar ajaran baru, meski mereka
sebenarnya diarahkan ke jalan yang sesat.
7. Masalah Kesulitan Ekonomi
Ali bin Abu Thalib menegaskan, Kefakiran dekat sekali dengan kekufuran.
Pernyataan Ali tersebut tampak jelas bahwa faktor ekonomi dapat mengubah
keyakinan seseorang untuk mengikuti orang lain, teman atau orang yang
dipandangnya dapat mengangkat dan memberi kesejahteraan ekonomi.

Tatkala ia mengalami kesulitan ekonomi, bujuk rayu pihak-pihak tertentu yang


menawarkan ajaran baru dengan jaminan makan-minum ditanggung oleh ketua
kelompok atau pengaku rasul menjadi alternatif pilihan yang menurutnya perlu
dicoba. Akhirnya, setelah ia merasa lebih makmur, hidup saling tolong-menolong
antar penganut ajaran sesat, lalu ia akan mengajak keluarga dan semua kerabatnya
untuk bergabung. Dari sinilah, ajaran sesat itu terus menjalar.
8. Penyebaran dakwah belum merata
Bisa jadi, faktor munculnya aliran sesat juga akibat penyebaran dakwah yang
tidak merata. Banyak umat Islam yang hidup di pedalaman atau perkampungan
yang belum terjamah oleh dakwah islamiyah.
Buktinya, dengan mudah mereka bisa menerima adanya nabi lain setelah Nabi
Muhammad SAW, adanya kitab lain selain al-Qur'an yang bisa menjadi pedoman,
adanya informasi bahwa pimpinan mereka ditemui malaikat Jibril, dan sebagainya.
Keyakinan ini menjadi tolak ukur betapa rendahnya daya serap beberapa
kelompok muslim terhadap ajaran dakwah. Prinsip dasar rukun iman dan rukun
Islam justru belum diketahui oleh sebagian umat. Padahal, dengan mengetahui
prinsip-prinsip itu, akan banyak aliran sesat yang terbantahkan dan umat secara
pribadi memiliki ketahanan dan kekuatan untuk menolaknya.
9. Pendidikan dan Arus Informasi
Bagaimana pun juga, faktor pendidikan yang bebas dan derasnya arus
informasi dapat memicu seseorang mengikuti ajaran sesat. Tatkala model
pendidikan modern kurang memberikan kontrol yang maksimal terhadap peserta
didik, bahkan kontrol itu sendiri dianggap sebagai pengekangan, maka di sanalah
ada ruang bagi peserta didik, terutama yang pemerolehan dasar-dasar agamanya
kurang mendalam, dapat salah tafsir dalam membaca buku-buku terjemahan dan
literatur yang ia pelajari.
Gaung kebebasan berijtihad yang ia dengar dari dosen/guru atau rekanrekannya telah mendorongnya berani mengambil kesimpulan, sekalipun
bertentangan dengan pendapat para ulama. Informasi tanpa batas dari internet,
media massa, dan forum-forum diskusi dapat menjadi ajang pertukaran pikiran
sesat, nakal, dan menyimpang.
Dari sini, maka pengelola pendidikan seperti: pesantren, sekolah, perguruan
tinggi, ormas, yayasan, dan lainnya tak terkecuali pemerintah patut mengkaji ulang
sistem pendidikan yang diterapkan.
Wallahu A'lam

ISLAM AKAN TERPECAH MENJADI 73 GOLONGAN

Akan ada segolongan umatku yang tetap atas Kebenaran sampai Hari Kiamat dan mereka tetap
atas Kebenaran itu. HR. Bukhari dan Muslim.
Rasulullah Saw lewat riwayat Jabir Ibnu Abdullah bersabda :
Akan ada generasi penerus dari umatku yang akan memperjuangkan yang haq, kamu akan
mengetahui mereka nanti pada hari kiamat, dan kemudian Isa bin Maryam akan datang, dan
orang-orang akan berkata, Wahai Isa, pimpinlah jamaaah (sholat), ia akan berkata, Tidak,
kamu memimpin satu sama lain, Allah memberikan kehormatan pada umat ini (Islam) bahwa
tidak seorang pun akan memimpin mereka kecuali Rasulullah SAW dan orang-orang mereka
sendiri.
Hadis tentang sejumlah 73 golongan yang terpecah dalam Islam
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Orang-orang Yahudi terpecah kedalam 71 atau 72 golongan, demikian juga orang-orang
Nasrani, dan umatku akan terbagi kedalam 73 golongan. HR. Sunan Abu Daud.
Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan
dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata, Rasulullah SAW bangkit dan memberikan
khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, 'Millah ini akan terbagi ke dalam 73 golongan,
seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaaah, AlJamaaah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti
anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging,
urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. HR. Sunan
Abu Daud.
Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan di surga dan 70 golongan di neraka.
Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72 golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga.
Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya umatku ini pasti akan berpecah
belah menjadi 73 golongan, satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka." Lalu beliau
ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau menjawab: "Al Jamaah." HR Sunan Ibnu
Majah.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Orang-orang Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah kedalam
73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu Al-Jamaaah.HR. Sunan Ibnu
Majah.
Bahwasannya bani Israel telah berfirqah sebanyak 72 firqah dan akan berfirqah umatku
sebanyak 73 firqah, semuanya akan masuk Neraka kecuali satu. Sahabat-sahabat yang
mendengar ucapan ini bertanya: Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah? Nabi menjawab:

Yang satu itu ialah orang yang berpegang sebagai peganganku dan pegangan sahabat-sahabatku.
HR Imam Tirmizi.
Abdullah Ibnu Amru meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda :
Umatku akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika seseorang dari
mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, seseorang dari umatku juga akan
mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi
73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga. Kami (para
shahabat) bertanya, Yang mana yang selamat ? Rasulullah Saw menjawab, Yang mengikutiku
dan para shahabatku. HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Orang-orang Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasrani pun demikian.
Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. HR Imam Tirmizi.
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tanganNya, akan berpecah umatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk
Neraka. Bertanya para Sahabat: Siapakah (yang tidak masuk Neraka) itu Ya Rasulullah? Nabi
menjawab: Ahlussunnah wal Jamaah.
Muawiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi menjadi 72 golongan dan
dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73 golongan, seluruhnya masuk neraka, satu golongan
yang akan masuk surga, mereka itu Al-Jamaaah, Al-Jamaaah. Dan akan ada dari umatku yang
mengikuti hawa nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak
menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah, maupun tulang kecuali semua mengikuti
hawa nafsunya. Wahai orang Arab! Jika kamu tidak bangkit dan mengikuti apa yang dibawa
Nabimu HR.Musnad Imam Ahmad.
Umat Islam terpecah menjadi 7 golongan besar yaitu:
1. Mu'tazilah, yaitu kaum yang mengagungkan akal pikiran dan bersifat filosofis, aliran ini
dicetuskan oleh Washil bin Atho (700-750 M) salah seorang murid Hasan Al Basri.
#Mutazilah memiliki 5 ajaran utama, yakni :
Tauhid. Mereka berpendapat :
Sifat Allah ialah dzatNya itu sendiri.
al-Qur'an ialah makhluk.
Allah di alam akhirat kelak tak terlihat mata manusia. Yang terjangkau mata manusia bukanlah
Ia.
Keadilan-Nya. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT akan memberi imbalan pada manusia
sesuai perbuatannya.

Janji dan ancaman. Mereka berpendapat Allah takkan ingkar janji: memberi pahala pada
muslimin yang baik dan memberi siksa pada muslimin yang jahat.
Posisi di antara 2 posisi. Ini dicetuskan Wasil bin Atha yang membuatnya berpisah dari gurunya,
bahwa mukmin berdosa besar, statusnya di antara mukmin dan kafir, yakni fasik.
Amar maruf (tuntutan berbuat baik) dan nahi munkar (mencegah perbuatan yang tercela). Ini
lebih banyak berkaitan dengan hukum/fikih.
Aliran Mutazilah berpendapat dalam masalah qada dan qadar, bahwa manusia sendirilah yang
menciptakan perbuatannya. Manusia dihisab berdasarkan perbuatannya, sebab ia sendirilah yang
menciptakannya.
Golongan Mu'tazilah pecah menjadi 20 golongan.
2. Syiah, yaitu kaum yang mengagung-agungkan Sayyidina Ali Kw, mereka tidak mengakui
khalifah Rasyidin yang lain seperti Khlifah Sayyidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayyidina
Usman bahkan membencinya. Kaum ini di sulut oleh Abdullah bin Saba, seorang pendeta yahudi
dari Yaman yang masuk islam. Ketika ia datang ke Madinah tidak mendapat perhatian dari
khalifah dan umat islam lainnya sehingga ia menjadi jengkel. Golongan Syiah pecah menjadi 22
golongan dan yang paling parah adalah Syi'ah Sabi'iyah.
3. Khawarij, yaitu kaum yang sangat membenci Sayyidina Ali Kw, bahkan mereka
mengkafirkannya. Salah satu ajarannya Siapa orang yang melakukan dosa besar maka di anggap
kafir. Golongan Khawarij Pecah menjadi 20 golongan.
4. Murjiah.
Al-Murjiah meyakini bahwa seorang mukmin cukup hanya mengucapkan Laailahaillallah saja
dan ini terbantah dengan pernyataan hadits bahwa dia harus mencari dengan hal itu wajah Allah,
dan orang yang mencari tentunya melakukan segala sarananya dan konsekuensi-konsekuensi
pencariannya sehingga dia mendapatkan apa yang dia cari dan tidak cukup hanya mengucapkan
saja. Jadi menurut al-murjiah bahwa cukup mengucapkan Laailahaillallah dan setelah itu dia
berbuat amal apa saja tidak akan mempengaruhi keimanannya, maka ini jelas bertentangan
dengan hadits dia mencari dengan itu wajah Allah, maka ini adalah bentuk kesesatan almurjiah.
Al-Mutazilah dan Al-Khawarij meyakini bahwa seorang yang melakukan dosa-dosa besar kekal
didalam api neraka, dan ini terbantah dengan sabda Rasulullah sesungguhnya Allah
mengharamkan atas api neraka orang yang mengucapkan Laailahaillallah. Menurut Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah bahwasanya pengharaman api neraka membakar orang-orang yang
mengucapkan Laailahaillallah itu ada dua, pertama pengharaman secara mutlak dan ini bagi
orang yang mengucapkan Laailahaillallah dengan mendatangkan seluruh syarat-syaratnya,
konsekuensi-konsekuensinya dan kandungan-kendungannya sehingga dia terlepas dari syirik
besar, syirik kecil dan perbuatan-perbuatan dosa besar, kalaupun dia terjatuh kepada perbuatan
dosa maka dia bertaubat dan tidak terus menerus diatasnya, maka orang yang sempurna
tauhidnya seperti ini diharamkan api neraka untuk membakarnya secara mutlak, yakni dia tidak
disentuh oleh api neraka sama sekali. Kemudian yang kedua, yaitu pengharaman yang tidak
mutlak dan bersifat kurang, yang dimaksud yaitu pengharaman untuk kekal didalam api neraka,
ini bagi orang-orang yang kurang tauhidnya sehingga dia terjatuh kedalam syirik kecil atau dosadosa besar yang dia terus menerus didalamnya, maka orang yang demikian ini diharamkan atas

api neraka untuk membakarnya dalam jangka waktu yang kekal selama dia belum mengugurkan
tauhidnya ketika didunia. Oleh karena itu pendapat al-mutazilah dan al-khawarij yang
menyatakan bahwa pelaku dosa besar kekal didalam api neraka, ini adalah pendapat yang
bertentangan dengan sunnah Rasulullah.
Tidak ada dzikir yang lebih utama didunia ini kecuali Laailahaillallah.
Salah satu sebab dikabulkannya doa adalah dengan menggunakan sifat Allah dan nama-Nya,
secara khusus memanggil Allah dengan uluhiyah-Nya, meminta dan berdoa kepada Allah dengan
menyebutkan rububiyah-Nya.
Laailahaillallah merupakan dzikir dan doa, disebut dengan doa karena orang yang
mengucapkan Laailahaillallah mengharapkan ridha Allah dan ingin sampai kepada surga-Nya.
Golongan Murjiah pecah menjadi 5 golongan.
5. Najariyah, Kaum yang menyatakan perbuatan manusia adalah mahluk, yaitu dijadikan Tuhan
dan tidak percaya pada sifat Allah yang 20. Golongan Najariyah pecah menjadi 3 golongan.
6. Al Jabbariyah, Kaum yang berpendapat bahwa seorang hamba adalah tidak berdaya apa-apa
(terpaksa), ia melakukan maksiyat semata-mata Allah yang melakukan. Golongan Al Jabbariyah
pecah menjadi 1 golongan.
7. Al Musyabbihah / Mujasimah, kaum yang menserupakan pencipta yaitu Allah dengan
manusia, misal bertangan, berkaki, duduk di kursi. Golongan Al Musyabbihah / Mujasimah
pecah menjadi 1 golongan.
Dan satu golongan yang selamat adalah Ahli Sunah Wal Jama'ah.
#Ahli Sunah wal Jama'ah.
1. Pengertian.
Secara etimologi Ahli adalah kelompok/keluarga/pengikut. Sunah adalah perbuatan-perbuatan
Rasulullah yang diperagakan beliau untuk menjelaskan hukum-hukum Al Qur'an yang
dituangkan dalam bentuk amalan. Al Jama'ah yaitu Al Ummah ( Al Munjid) yaitu sekumpulan
orang-orang beriman yang di pimpin oleh imam untuk saling bekerjasama dalam hal urusan yang
penting.
Menurut istilah Ahli Sunah wal Jama'ah adalah sekelompok orang yang mentaati sunah
Rasulullah secara berjama'ah, atau satu golongan umat islam di bawah satu komando untuk
urusan agama islam sesuai dengan ajaran Rasulullah dan para sahabatnya.
2.Syarat terbentuknya Al Jama'ah.
Secara singkat telah diterangkan oleh Sayyidina Umar RA: " Tidak ada islam kecuali dengan
jama'ah, Tidak ada jama'ah kecuali dengan imam, Tidak ada imam kecuali dengan Bai'at, Tidak
ada bai'at kalau tidak ada taat.

Dan bai'at bukanlah syahadat, sebagaimana yang diyakini oleh mereka yang salah, dan apalagi
dengan pengkafiran diluar kelompok tersebut.
3. Terpeliharanya Islam.
Dalam masa-masa kerusakan islam Allah menunjukkan kasih sayangnya dengan membangkitkan
para mujadidnya setiap 100 tahun sekali yang meluruskan kembali pemahaman ajaran Rasul
sesuai dengan kebutuhan pemahaman mereka saat itu hingga turunnya masa imam Mahdi.
Satu-satunya perbedaan lain yang ditemukan adalah bahwa kedua penulis kadang-kadang
menggunakan nama-nama berbeda untuk golongan yang sama yang menjadi jelas ketika melihat
kepercayaan-kepercayaan yang berhubungan dengan mereka. Ini saya percaya karena kedua
penulis itu bermukim di dua kawasan yang berbeda (satu di Arabia yang lain di anak benua IndoPak) dalam masa-masa yang berbeda mungkin juga golongan-golongan yang sama telah dikenal
dengan nama-nama berbeda di daerah-daerah yang berbeda.
ini telah di upayakan untuk memasukkan berbagai nama yang diberikan bagi golongan yang
sama oleh kedua penulis itu di mana memungkinkan.
Nama Golongan dan Dasar Kepercayaan Yang Membedakan Dengan Yang Lain
1. Jarudiyah
Para pengikut dari Abul-Jarud, mereka mempercayai nabi (s.a.w.) mencalonkan Ali (ra) sebagai
Imam dengan ciri-ciri khas beliau tapi bukan dengan nama.
2. Sulaimaniah/ Jaririyah
Para pengikut dari Sulaiman ibnu-Jarir az-Zaidi, mereka mempercayai Imamah merupakan
masalah pertemuan (musyawarah) dan dapat dikuatkan oleh dua orang Muslim terbaik.
3. Butriyah/ Hurariyah
Mereka tidak memperselisihkan Khilafat of Utsman(r.a.), tidak pula mereka menyerang beliau
atau pun memuji beliau.
4. Yaqubiyyah
Mereka menerima Khilafat dari Abu Bakar(r.a.) dan Umar(r.a.), tapi tidak menolak (menentang)
orang-orang yang menolak para Khulafa ini. Mereka juga percaya bahwa orang Muslim pelaku
dosa-dosa besar akan berada di neraka selamanya.
5. Hanafiyah
Para pengikut dari Imam Muhammad ibnu al-Hanifah. Mereka percaya bahwa Allah mungkin
mempunyai permulaan.
6. Karibiyah
Mereka percaya bahwa Imam Muhammad ibnu al-Hanifah tidak meninggal dan adalah Imam
Ghaib (menghilang) dan Mahdi yang diharapkan.

7. Kamiliyah
Para pengikut dari Abu-Kamil. Mereka mempercayai para sahabat sebagai murtad karena mereka
meninggalkan baiat kepada Ali(r.a.) dan mengutuk Ali karena berhenti memerangi mereka.
Mereka mempercayai kembalinya orang mati sebelum hari kiamat dan bahwa setan adalah benar
dalam kelebihan api dari pada tanah.
8. Muhammadiyyah / Mughairiyah
Para pengikut dari Muhammad ibnu-Abdullah ibnu al-Hassan. Mereka tidak percaya bahwa
Imam Muhammad ibnu Abdullah meninggal dunia dan bahwa beliau adalah Imam Ghaib dan
Mahdi yang dinantikan.
9. Baqiriyah
Para pengikut dari Muhammad ibnu Ali al-Baqir. Mereka mempercayai beliau sebagai Imam
Ghaib dan Mahdi yang diharapkan.
10. Nadisiyah
Mereka mempercayai bahwa orang-orang yang menganggap diri mereka lebih baik dari pada
orang lain adalah kafir (tak beriman).
11. Syaiyah
Mereka percaya bahwa orang yang telah mengucapkan La Ilaha Illa-Llah (Tiada Tuhan yang
patut disembah selain Allah), apa pun yang dia lakukan, tak akan pernah dihukum.
12. Ammaliyah
Mereka percaya bahwa keimanan bagi seseorang adalah apa yang dia amalkan secara ikhlas.
13. Ismailiyah
Mereka mempercayai keberlangsungan Imamah di kalangan keturunan Ismail ibnu Jafar.
14. Musawiyah / Mamturah
Mereka mempercayai Musa ibnu Jafar sebagi Imam Ghaib dan Mahdi yang diharapkan.
15. Mubarikiyah
Mereka mempercayai keberlangsungan Imamah di kalangan keturunan dari Muhammad ibnu
Ismail ibnu Jafar.
16. Katsiyah / Itsna Asyariyah (Imam dua belas)
Mereka percaya bahwa Mahdi yang diharapkan akan merupakan Imam kedua belas di antara
keturunan dari Ali ibnu Abi-Talib.
17. Hasyimiyah / Taraqibiyah
Mereka menisbahkan tubuh jasmani kepada Allah dan juga menuduh Nabi (s.a.w.) tidak taat
kepada Allah.

18. Zarariyah
Mereka mempercayai bahwa Allah tidak hidup tidak pula mempunyai sifat-sifat hingga Dia
menciptakan kehidupan bagi-Nya Sendiri dan sifat-sifat-Nya.
19. Yunusiyah
Para pengikut dari Yunus ibnu Abdurl-Rahman al-Kummi. Mereka percaya bahwa Allah dipikul
oleh para pembawa singasana-Nya, walaupun Dia lebih kuat dari pada mereka.
20. Syaitaniyah / Syirikiyah
Mereka mempercayai pandangan bahwa amal perbuatan hamba-hamba Allah adalah hakikat; dan
seorang hamba Allah dapat benar-benar menghasilkan satu hakikat.
21. Azraqiah
Para pengikut dari Nafi ibnu al-Azraq. Mereka tidak mempercayai mimpi dan kasyaf yang benar
(baik) dan mendakwakan bahwa segala bentuk wahyu telah berakhir.
22. Najadat
Para pengikut dari Najdah ibn-Amir al-Hanafi. Mereka membatalkan hukuman bagi peminum
arak juga mereka mempercayai bahwa para pendosa dari golongan ini tidak akan dimasukkan di
neraka tapi pada suatu tempat lain sebelum diizinkan ke surga.
23. Sufriyah
Para pengikut dari Ziyad ibnu al-Asfar. Mereka mempercayai bahwa para pendosa itu
sebenarnya adalah musyrik.
24. Ajaridah
Para pengikut dari Abdul Karim ibnu-Ajrad. Mereka mempercayai bahwa seorang anak
seharusnya diseru kepada Islam sesudah ia mencapai kedewasaannya. Juga mereka mempercayai
rampasan perang itu haram hingga pemiliknya dibunuh.
25. Khazimiyah
Mereka mempercayai Allah mencintai manusia dari semua agama bahkan jika orang telah
menjadi kafir pada sebagian besar kehidupannya.
26. Shuaibiyah / Hujjatiyah
Mereka mempercayai bahwa apa yang Allah kehendaki sungguh terjadi tak peduli apa pun itu
dan apa yang tidak terjadi artinya itu tidak dikehendaki Allah.
27. Khalafiyah
Para pengikut dari Khalaf. Mereka tidak mempercayai perjuangan kecuali di bawah
kepemimpinan seorang Imam.
28. Malumiyah / Majhuliyah
Mereka percaya bahwa barang siapa yang tidak mengenal Allah dengan seluruh nama-Nya
adalah jahil terhadap Dia dan orang yang jahil terhadap Dia adalah orang kafir.

29. Saltiyah
Para pengikut dari Salt ibnu Utsman. Mereka percaya pada keimanan dewasa saja dan jika bapak
telah masuk Islam anak-anak dianggap kafir hingga mereka mencapai kedewasaan.
30. Hamziyah
Para pengikut dari Hamzah ibnu Akrak. Mereka percaya bahwa anak-anak orang musyrik
dilaknat dengan neraka.
31. Tsalibiyah
Para pengikut dari Tsalabah ibnu Masykan. Mereka percaya bahwa para orang tua tetap menjadi
penjaga atas anak-anak mereka hingga anak-anak itu menjelaskan kepada orang tua mereka
bahwa mereka berpaling dari kebenaran.
32. Mabadiyah
Mereka tidak percaya dalam mengambil dan memberikan sedekah dari atau untuk para hamba
sahaya.
33. Akhnasiyah
Mereka tidak mempercayai peperangan dikobarkan kecuali dalam pertahanan atau ketika lawan
dikenali secara pribadi.
34. Syaibaniyah / Masybiyah
Para pengikut dari Syaiban ibnu Salamah al-Khariji. Mereka mempercayai Allah menyerupai
makhluk-makhluk-Nya.
35. Rasyidiyah
Mereka percaya bahwa tanah yang diairi dengan mata air, terusan atau sungai yang mengalir
harus dibayarkan zakatnya setengah bagian, sedangkan tanah yang diairi hanya dengan hujan
harus dibayarkan zakat seluruhnya.
36. Mukarramiyah / Tehmiyah
Para pengikut dari Abu-Mukarram. Mereka percaya bahwa kejahilan merupakan kekafiran. Juga
bahwa permusuhan atau persahabatan dari Allah tergantung pada keadaan keimanan seseorang
pada kematiannya.
37. Ibadiyah / Afaliyah
Menganggap Abdullah ibnu Ibad sebagai Imam mereka. Mereka mempercayai amal-amal baik
yang dilakukan tanpa niat membuat Allah ridha.
38. Hafsiyah
Menganggap Hafs ibnu abil Mikdam sebagai Imam mereka. Mereka percaya bahwa hanya Allah
yang mengetahui seseorang bebas dari kemusyrikan.
39. Haritsiyah
Para pengikut dari Harits ibnu Mazid al-Ibadi. Mereka percaya bahwa kemampuan mendahului
perbuatan-perbuatan.

40. Ashab Taah


Mereka percaya bahwa Allah dapat mengutus seorang nabi tanpa memberinya suatu tanda untuk
membuktikan kebenarannya.
41. Syabibiyah / Salihiyah
Para pengikut dari Syabib ibnu Yazid as-Syaibani. Mereka mempercayai Imamah dari seorang
wanita bernama Ghazalah.
42. Wasiliyah
Para pengikut dari Wasil ibnu-Ata al-Ghazza. Mereka mempercayai bahwa orang-orang yang
melakukan dosa-dosa besar akan dihukum di neraka tapi masih tetap sebagai orang-orang yang
beriman.
43. Amriyah
Para pengikut dari Amr ibnu Ubaid ibn-Bab. Mereka menolak kesaksian yang sah dari khalayak
umum demi mendukung pihak mereka dalam perang Jamal (unta).
44. Hudhailiyah / Faniyah
Para pengikut dari Abu-al-Hudhail Muhammad ibnu al-Hudhail. Mereka percaya bahwa neraka
dan surga kedua-duanya akan binasa dan bahwa ketetapan Allah dapat berhenti, yang pada waktu
itu Allah tidak akan lagi menjadi penguasa.
45. Nazzamiyah
Para pengikut dari Abu-Ishaq Ibrahim ibn-Saiyar. Mereka tidak percaya pada mukjizat alami AlQur-an Suci tidak pula mereka mempercayai mukijzat Nabi Suci(s.a.w.) seperti pembelahan
bulan.
46. Muammariyah
Mereka mempercayai bahwa Allah tidak menjadikan kehidupan tidak pula kematian tapi itu
merupakan tindakan alami dari tubuh yang hidup.
47. Basyriyah
Para pengikut dari Basyr ibnu al-Mutamir. Mereka percaya bahwa Allah mungkin mengampuni
dosa-dosa manusia dan mungkin mengubah keputusan tentang pengampunan-Nya dan
menghukumnya jika dia membangkang lagi.
48. Hisyamiyah
Para pengikut dari Hisyam ibnu Amr al-Futi. Mereka percaya bahwa jika satu masyarakat
Muslim bersepakat perlunya Imam dan jika ia memberontak dan membunuh Imam, hendaknya
tak seorang pun yang dipilih sebagai Imam selama pemberontakan.
49. Murdariyah
Para pengikut dari Isa ibnu Sabih. Mereka percaya bahwa berhubungan dekat dengan Sultan
(penguasa) membuat orang jadi kafir.

50. Jafriyah
Para pengikut dari Jafar ibnu Harb dan Jafar ibnu Mubasysyir. Mereka percaya bahwa minum
arak tak dapat dihukum dan bahwa hukuman neraka dapat diduga dengan proses mental.
51. Iskafiyah
Para pengikut dari Muhammad ibnu Abdallah al-Iskafi. Mereka percaya bahwa Allah
mempunyai kekuasaan untuk memaksa anak-anak dan orang-orang gila tapi tidak kepada orangorang yang mempunyai akal sempurna.
52. Tsamamiyah
Para pengikut dari Tsamamah ibnu Asyras al-Numairi. Mereka percaya bahwa dia yang Allah
tidak paksa untuk mengenal-Nya, tidak dipaksa untuk mengenal dan digolongkan dengan hewanhewan yang tidak bertanggung jawab.
53. Jahiziayh
Para pengikut dari Amr ibnu Bahr al-Jahiz. Mereka percaya bahwa Allah dapat menciptakan
sesuatu tapi tak dapat melenyapkannya.
54. Syahhamiyah / Sifatiyah
Para pengikut dari Abu-Yaqub al-Syahham. Mereka percaya setiap sesuatu ditakdirkan dengan
dua takdir, satu Pencipta dan yang lain penerima.
55. Khaiyatiyah / Makhluqiyah
Para pengikut dari Abu-al-Husain al-Khaiyat. Mereka percaya bahwa setiap sesuatu yang tidak
ada merupakan satu tubuh sebelum ia muncul, seperti manusia sebelum kelahiranya adalah tubuh
dalam ketiadaan. Juga setiap sifat menjadi ada ketika ia mengadakan kemunculannya.
56. Kabiyah
Para pengikut dari Abu-Qasim Abdullah ibnu Ahmad ibnu Mahmud al-Banahi dikenal sebagai
al-Kabi. Mereka percaya bahwa Allah tidak melihat Diri-Nya Sendiri tidak pula orang lain
kecuali dalam perasaan bahwa Dia mengetahui Diri-Nya Sendiri dan yang lain.
57. Jubbaiyah
Para pengikut dari Abu-Ali al-Jubbai. Mereka percaya bahwa Allah mengikuti hamba-hambaNya ketika Dia memenuhi keinginan mereka.
58. Bahsyamiyah
Para pengikut dari Abu-Hasyim. Mereka percaya bahwa orang yang berniat untuk berbuat buruk,
walau dia mungkin tidak melakukannya, dianggap berbuat jahat dan menerima hukuman.
59. Ibriyah.
Mereka percaya bahwa Nabi Suci Muhammad (s.a.w.)adalah seorang bijak tapi bukan seorang
nabi.
60. Muhkamiyah
Mereka percaya bahwa Tuhan tak punya kendali atas makhluk-makhluk-Nya.

61. Qabariyyah
Mereka tidak percaya azab kubur.
62. Hujjatiyah
Mereka tidak percaya pada hukuman (balasan) bagi perbuatan atas dasar bahwa karena setiap
sesuatu ditakdirkan maka apa pun yang orang lakukan dia tidak bertanggung jawab untuk itu.
63. Fikriyyah
Mereka percaya bahwa amal Dzikr and Fikr (ingat dan berpikir tentang Allah) adalah lebih baik
dari pada ibadah.
64. Aliwiyah / Ajariyah
Mereka percaya bahwa Hadhrat Ali(ra.) berbagi kenabian dengan Muhammad (s.a.w.).
65. Tanasikhiya
Mereka percaya pada penitisan ruh.
66. Rajiyah
Mereka percaya bahwa Hadhrat Ali ibnu Abi-Talib akan kembali ke dunia ini.
67. Ahadiyah
Mereka percaya pada Fardhu (wajib) dalam agama tapi menolak sunnah.
68. Radidiyah
Mereka percaya bahwa dunia ini akan hidup (ada) selamanya.
69. Satbiriyah
Mereka tidak percaya pada penerimaan taubat.
70. Lafziyah
Mereka percaya bahwa Al-Qur-an adalah bukan kalam Tuhan tapi hanya artinya dan inti sarinya
adalah kalam Tuhan. Kata-kata dari Al-Qur-an adalah hanya perkataan orang yang menuturkan.
71. Asyariyah
Percaya bahwa Qiyas (mengambil misal) adalah salah dan mengandung kekafiran.
72. Badaiyah
Mereka percaya bahwa taat kepada Amir adalah wajib tak peduli apa pun yang dia perintahkan.
Adapun untuk pembagianya sebagai berikut
1. Mu'tazilah :20
2. Syiah : 20
3. Khawarij : 07

4. Murjiah : 05
5. Nujariyah : 03
6. Jabariyah : 01
7. Musyabbahah : 01
8. Najiyah : 01
1.Golongan Muktazilah
terbagi menjadi dua puluh kelompok , iaitu:
1. Al Washiliyah
2. Al Amriyah
3. Al Hudzailiyah
4. An-Nizhamiyah
5. Al Aswariyah
6. Al lskafiyah
7. Al Ja'fariyah
8. Al Basyariyah
9. Al Mizdariyah
10. Al Hisyamiyah
11. Ash-Shalihiyah
12. Al Khithabiyah
13. Al Hadbiyah
14. Al Ma'mariyah
15. Ats-Tsamaniyah
16. Al Khiyathiyah
17. Auahiziyah

18. Al Ka'biyyah
19. Al Jabaiyah
20. Al Bahsyamiyah
Ahli Kalam (Mutakallimin)
Ahli kalam ialah golongan dari kelompok yang keluar dari Muktazilah yang mengikuti Ahlu
Sunah Wal Jamaah tetapi masih berpegang kepada tauhid Muktazilah. Mereka kebanyakannya
dari kelompok hizbiyyun Asyairah (berasal dari Muktazilah) dan Suffiyah (berasal dari Syiah).
Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik) dalam mentakwil al-Quran dan
hadis. Kelompok ini pula berpecah lagi menjadi ahli falsafah apabila bergabung dengan sufi.
Imam Syafii ketika memasuki kota Mesir mengatakan, Kami tinggalkan kota Baghdad,
sementara di sana kaum zindiq (menyeleweng; aliran yang tidak percaya kepada Tuhan, berasal
dari Persia; orang yang menyelundup ke dalam Islam, berpura-pura menurut Leksikon Islam, 2,
hal 778) telah mengadakan sesuatu yang baru yang mereka namakan assama (nyanyian).
Kaum zindiq yang dimaksud Imam Syafii adalah orang-orang sufi. Dan assama yang
dimaksudkan adalah nyanyian-nyanyian yang mereka dendangkan. Sebagaimana dimaklumi,
Imam Syafii masuk Mesir tahun 199H.
Perkataan Imam Syafii ini mengisyaratkan bahwa masalah nyanyian merupakan masalah baru.
Sedangkan kaum zindiq tampaknya sudah dikenal sebelum itu. Alasannya, Imam Syafii sering
berbicara tentang mereka di antaranya beliau mengatakan:
Seandainya seseorang menjadi sufi pada pagi hari, maka siang sebelum dhuhur ia menjadi
orang yang dungu.
Dia (Imam Syafii) juga pernah berkata: Tidaklah seseorang menekuni tasawuf selama 40 hari,
lalu akalnya (masih bisa) kembali normal selamanya. (Lihat Talbis Iblis, hal 371).
Di antaranya ketika seseorang datang kepadanya sambil meminta fatwa tentang perkataan AlHarits Al-Muhasibi (tokoh sufi, meninggal 857M). Lalu Imam Ahmad bin Hanbal berkata:
Aku nasihatkan kepadamu, janganlah duduk bersama mereka (duduk dalam majlis Al-Harits AlMuhasibi).
Imam Ahmad memberi nasihat seperti itu karena beliau telah melihat majlis Al-Harits AlMuhasibi. Dalam majlis itu para peserta duduk dan menangis menurut mereka untuk
mengoreksi diri. Mereka berbicara atas dasar bisikan hati yang jahat.
2.Golongan Syiah
pertama kali terbagi menjadi tiga kelompok
1. Ghulah
2. Zaidiyah

3. Imamiyah
Golongan Syiah Ghulah
terbagi menjadi delapan belas kelompok kecil, iaitu:
1. As-Sab'iyyah
2. Al Kamiliyah
3. Al Bayaniyah
4. Al Mughiriyah
5. Al Janahiyah
6. Al Manshuriyah
7. Al Khithabiyah
8. Al Gharabiyah
9. Adz-Dzammiyah
10. Al Hisyamiyah
11. Az-Zarariyah
12. Al Yunusiyah
13. Asy-Syaithaniyah
14. Ar-Razamiyah
15. Al Mufawadhah
16. Al Bidaiyah
17. An-Nashariyah
18. Al Ismailiyyah
Golongan Syiah Al Ismailiyah
terbagi menjadi ke dalam enam kelompok kecil, iaitu:
1. Al Bathiniyah

2. Al Qurmuthiyah
3. Al Haramiyah
4. As-Sab'iyyah
5. Al Babikiyah
6. Al Hamdiyah
Syiah Zaidiyah
terbagi menjadi tiga kelompok, iaitu:
1. Jarudiyah
2. As-Sulaimaniyah
3. Al Batiriyah
Golongan Al Imamiyah
Hanya ada satu kelompok. Di antaranya: Suatu kaum terlalu mengagungkan para guru (syaikh)
mereka, hingga menyifatkan mereka dengan hal-hal yang tidak mereka miliki. Orang pandai dari
mereka menganggap tidak ada wali bagi Allah yang lebih besar daripada fulan, bahkan mungkin
menutup pintu kewalian dari seluruh umat kecuali orang yang disanjungnya. Ini adalah kebatilan
mutlak dan keji, kerana orang-orang terakhir selamanya tidak akan mencapai martabat orangorang terdahulu, sebab sebaik-baik zaman adalah zaman orang-orang yang melihat Rasulullah
dan beriman kepadanya, kemudian orang-orang setelahnya, dari ini berlalu sampai Hari Kiamat.
Pemeluk Islam yang paling kuat memegang agama serta melaksanakan ajaran dan keyakinan
adalah orang-orang pada masa awal Islam, kemudian terus menurun sedikit demi sedikit sampai
akhir dunia. Kebenaran tidak akan hilang secara menyeluruh, pasti ada kelompok yang tetap
melaksanakan dan meyakininya serta mengerjakan tuntutannya sesuai kadar keimanan mereka.
Tetapi, segala sisinya tidak seperti keadaan orang-orang pertama Islam, kerana seandainya salah
seorang dari orang-orang terakhir berinfak emas sebesar gunung Uhud, maka ia tidak akan
mencapai nilai satu mud Uhud yang dikeluarkan oleh sahabat Rasulullah, bahkan setengahnya
pun tidak. Yang demikian dalam hal harta, dan begitu pula pada seluruh cabang keimanan
berdasarkan bukti percobaan yang biasa.
Pada awal kitab yang lalu telah dijelaskan bahawa agama akan terus merosot, dan hal ini tidak
diragukan lagi keasliannya. Hal ini menurut Ahlus-Sunnah wal Jamaah. Laki, mengapa setelah
itu ia berkeyakinan bahawa dirinya adalah wali penghuni bumi dan tidak ada wali selainnya?
Kebodohanlah yang mendominasi, kerana berlebih-lebihan dalam pengagungan dan fanatik
terhadap golongan akan membentuk orang sepertinya atau lebih parah darinya.
Orang menengah dari mereka menganggap bahawa ia sama dengan Nabi, akan tetapi ia tidak

mendapatkan wahyu. Sebuah berita sampai kepadaku dari kalangan orang yang berlebih-lebihan
dalam menyanjung guru mereka dan mengusung tarekatnya menurut persangkaan mereka,
seperti yang didakwa oleh murid-murid Al Hallaj (secara objektif) tentang guru mereka.
Sementara orang-orang yang berlebih-lebihan menganggap lebih keji dari itu, seperti yang
didakwa sahabat-sahabat Al Hallaj tentangnya.
Salah seorang guru yang adil dan jujur dalam penukilan meriwayatkan kepadaku, ia berkata: Aku
pernah tinggal beberapa masa pada salah satu pedalaman desa yang di dalamnya terdapat banyak
kelompok yang seperti itu. Suatu hari aku keluar dari rumahku untuk menyelesaikan beberapa
urusan, lalu aku melihat dua orang sedang duduk. Aku mengira keduanya sedang membicarakan
beberapa cabang tarekat mereka, maka aku mendekati keduanya secara sembunyi-sembunyi
untuk mendengar percakapan mereka, kerana kebiasaan mereka adalah menyembunyikan
rahsia mereka maka aku mendengar keduanya berbicara tentang guru mereka dan
kebesarannya di mata mereka; bahawa tidak ada seorang pun di dunia ini yang sepertinya.
Keduanya terlihat sangat bangga dan bahagia dengan pertemuan ini. Kemudian salah seorang
dari keduanya berkata kepada yang lain, "Apakah kamu suka kebenaran? Ia adalah nabi." Orang
yang satunya menjawab, "Benar, inilah kebenaran." Lalu aku pergi dari tempat itu dengan berlari
kerana takut akan turunnya bencana bersama mereka.
Ini adalah ciri Syi'ah Imamiyyah, dan seandainya tidak kerana sikap berlebih-lebihan dalam
agama; bersekongkol untuk memenangkan mazhab dan cinta terhadap pembuat bid'ah, maka hal
itu tidak akan mempengaruhi akal seorang pun. Akan tetapi Nabi bersabda,
"Sungguh kalian akan mengikuti sunah-sunah umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal,
lalu sehasta demi sehasta."
Mereka berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani yang berlebih-lebihan terhadap Isa AS,
mereka berkata, 'Sesungguhnya Allah adalah Isa bin Maryam,' maka Allah berfirman,
'Katakanlah, 'Hai Ahli Kitab, Janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara
tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah
sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan
(manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. "(Al Maa' idah: 77)
Dalam sebuah hadits dijelaskan,
"Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku seperti orang-orang Nasrani memuji Isa bin
Maryam, tapi katakanlah, 'Hamba Allah dan utusan Allah'."
Orang yang memperhatikan kelompok-kelompok ini pasti akan mendapatkan bid'ah-bid'ah dalam
banyak masalah furu 'syariah, kerana apabila bid'ah masuk pada hal-hal yang bersifat ushul,
maka akan mudah masuk pada hal-hal yang bersifat furu'.
3.Golongan Khawarij
terbagi menjadi tujuh kelompok, iaitu:
1. Al Mahkamiyah
2. Al Baihasiyah

3. Al Azariqah
4. An-Najdat
5. Al Abadhiyah
terbagi menjadi empat kelompok, iaitu:
a.Al Hafshiyah
b. Al Yazidiyah
c. Al Haritsiyah
d. Al Muthi'iyah
6. Al Ajaridah
terbagi menjadi sebelas kelompok, di antaranya iaitu:
a. Al Maimuniyah
b. Asy-Sya'ibiyah
c. Al Hazimiyah
d. Al Hamziyah
e. Al Ma'lumiyah
f. Al Majhuliyah
g. Ash-Shalatiyah
h. Ats-Tsa'labiyah
Ats-Tsa'labiyah terbagi lagi menjadi empat kelompok, iaitu:
a.AI Akhnasiyah
b.AI Ma'badiyah
c.Asy-Syaibaniyah
d.Al Mukramiyah
Jadi, semuanya berjumlah enam puluh dua kelompok.
4.Golongan Murjiah
terbagi menjadi lima kelompok, iaitu:
1. Al Ubaidiyah

2. Al Yunusiyah
3. Al Ghasaniyah
4. Ats-Tsaubaniyah
5. Ats-Tsaumaniyah
5.Golongan An-Nujariyah
terbagi menjadi tiga kelompok, iaitu:
1. Al Barghutsiyah
2. Az-Za'faraniyah
3. Al Mustadrakah
6.Al Jabariyah
terbagi menjadi satu kelompok.
7.Al Musyabbahah
terbagi menjadi satu kelompok.
8.An- Najiyah
Terbagi menjadi satu klompok
Jumlah ini sesuai dengan penjelasan dalam hadis shahih.
Puak Bidah Tegar (Mubtadi)
Sekelompok ulama mengatakan bahawa akar bid'ah ada empat golongan selain sufiyyah. Seluruh
kelompok yang berjumlah tujuh puluh dua kelompok ini merupakan pecahan dari empat
golongan tersebut. Mereka adalah
1. Khawarij,
2. Rawafidh (Rafidhah),
3. Al Qadariyah, dan
4. Al Murji'ah.
5. Sufi
Yusuf bin Asbath berkata, "Kemudian masing-masing kelompok tersebut terpecah menjadi
delapan belas kelompok, sehingga semuanya menjadi tujuh puluh dua kelompok. Sedangkan
kelompok yang ketujuh puluh tiga adalah Firqah An-Najiyah."
Khawarij Paling Hampir Dengan Syiah
Pada kelompok yang telah diperingatkan oleh syariat, seperti kaum Khawarij. Kelompok yang
paling dekat dengan mereka adalah kelompok Syiah. Al Mahdi Al Maghribi. Pada mereka ini
tampak jelas dua hal yang diberitahukan oleh Rasulullah mengenai kaum Khawarij:

a. Membaca Al Quran namun bacaan Al Qurannya tidak melewati kerongkongan mereka.


b. Memerangi ahlul Islam (kaum Muslim) dan membiarkan para penyembah berhala. Mereka
memerangi kaum Muslim dengan cara takwilan yang rosak terhadap nash-nash (Al Quran dan
hadis). Mereka mengasingkan diri dan tidak mahu memerangi orang-orang kafir, baik dari kaum
Nasrani, kelompok yang ada di sekitarnya, mahupun kelompok lainnya (yang sesat).
c. Membaca Al Quran dan membacakannya (kepada orang lain) hingga mereka membuat halhal (hukum) baru dalam Al Quran, padahal mereka tidak memahaminya dan tidak mengetahui
maksud dari ajaran Al Quran tersebut. Oleh kerana itu, mereka membuang jauh-jauh kitab-kitab
para ulama dan menyebut kitab-kitab tersebut sebagai kitab yang hanya berdasarkan logika.
Mereka membakar dan merobek kulit Al Quran. Padahal, para ulama ahli fiqihlah yang bertugas
menjelaskan makna-makna yang terdapat dalam Al Quran dan Sunnah, yang mereka tuangkan
dalam kitab-kitab mereka dengan cara yang sepatutnya.
d. Menganggap para ulama sebagai kaum Mujassimun (kelompok yang mengatakan bahawa
Allah memiliki jism [tubuh]). Mereka juga menganggap ulama-ulama bukanlah orang-orang
yang mengesakan Allah.
Puak Bukan Ahli Bidah
Seperti yang dikatakan oleh Ath-Tharthusyi, mereka yang tidak digolongkan sebagai ahli bid'ah.
Contoh:
1. Golongan Qadariyah, mereka menafikan aradh. Alasannya, tidak ada cara untuk mengetahui
proses terjadinya alam dan Sang Pencipta selain dengan menetapkan aradh tersebut.
2. Golongan Al Haluliyah.
3. Golongan An-Nashiriyah.
4. Kelompok-kelompok Syiah Ghulah.
Tentang kaum Qadariyah terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibnu
Umar, bahawa Rasulullah bersabda,



"Kaum Qadariyah merupakan Majusi umat ini (Islam). Jika mereka sakit maka janganlah kalian
menjenguk mereka, dan jika mereka meninggal dunia maka janganlah kalian menyaksikan
(menguburkan)nya." (Hadis Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Hudzaifah, bahawa Rasulullah bersabda,
"Pada setiap umat terdapat kaum Majusi. Sedangkan Majusi umat ini adalah mereka yang
berkata, 'Tidak ada qadr. 'Jika ada di antara mereka yang meninggal dunia, maka janganlah
kalian menyaksikan (menguburkan) jenazah mereka. Jika ada yang sakit dari mereka, maka
janganlah kalian menjenguknya. Mereka adalah kelompok Dajjal. Hak Allah untuk
mengkategorikan mereka sebagai Dajjal."
Hadis ini menurut ahlu naql {ahli hadis) tidak shahih. Penulis kitab Al Mughni berkata, "Tidak
ada yang shahih sedikit pun dalam hadis itu."


"Dua kelompok dari ummatku yang keduanya tidak termasuk bahagian dari Islam iaitu Al
Qadariyah dan Murji'ah." (Hadis Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal dan yang lain secara marfu bahawa Rasulullah bersabda,
" Golongan Qadariyah dan Murjiah dilaknat oleh lisan tujuh puluh nabi. Nabi yang terakhir di
antara mereka (yang melaknat) adalah Muhammad."

Akan ada pada umatku Maskh (mereka yang dirubah rupanya dengan rupa haiwan) dan Qadzaf
(yang menuduh orang baik berbuat keji) iaitu pada orang-orang Zindik dan Qadariyah." (Hadis
Riwayat Ahmad)
Wallahualam Biwashab.
Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq
Label: Pendidikan Agama
Sumber : Dari Berbagai Sumber

Вам также может понравиться