Вы находитесь на странице: 1из 25

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan Kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi, asuhan
kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh
bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi, dan balita dengan
masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada
neonatus, bayi dan balita. Apabila tidak diberikan asuhan kebidanan pada neonatus,
bayi, dan balita pada masa perkkuliahan, sehingga pada saat calon bidan diterjunkan
di lahan praktek sudah mampu untuk memberikan asuhan kebidanan pada neonatus,
bayi, dan balita dengan benar.
Atas dasar pemikiran di atas, maka kami menyusun makalah ini dengan harapan
mahasiswa kebidanan dapat dengan mudah memahami masalah yang lazim terjadi
pada neonatus, bayi, dan balita terutama masalah milliariasis, diare, obstipasi, infeksi,
dan sindrom bayi meninggal mendadak. Berdasarkan paparan diatas maka penulis
tertarik untuk membuat makalah dengan judul PENANGANAN MASALAH
NEONATUS, BAYI, DAN BALITA (Miliariasis, Diare, Obstipasi, Infeksi, dan Bayi
Meninggal Mendadak, Bisulan).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan
miliariasis?
2. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan diare?
3. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan
obstipasi?
4. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan infeksi?
5. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan bayi
meninggal mendadak?
6. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan bisulan?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul PENANGANAN MASALAH
NEONATUS, BAYI, DAN BALITA (Miliariasis, Diare, Obstipasi, Infeksi, dan Bayi
Meninggal Mendadak)yaitu:
1. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan miliariasis
2. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan diare
3. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan obstipasi
4. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan infeksi
5. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan bayi meninggal
mendadak
6. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan bisulan

BAB II

PEMBAHASAN
PENANGANAN MASALAH NEONATUS, BAYI, DAN BALITA (Miliariasis,
Diare, Obstipasi, Infeksi, dan Bayi Meninggal Mendadak, Bisulan)
A.

MILIARIASIS

1.

Definisi

Miliariasis disebut juga sudamina, likentropikus, biang keringat, keringat buntet,


priekale heat yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat
tersumbatnya pori kelenjar keringat.
2.

Patofisiologi

Akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat


tertahan yang ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat.
Kemudian akan timbul radang dan oedema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar
diabsorbsi oleh stratum korneum. Miliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena
proses diferensiasi sel epiderma dan apendiksnya belum senpyrnya. Kasus miliariasis
terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama akan
menghilang dengan sendirinya 3-4 minggu kemudian. Kadang-kadang kasus ini
menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar didaerah sekitarnya.
3.

a.

Etiologi
a.

Udara panas dan lembab

b.

Infeksi oleh bakteri

4.

Pembagian

a.

Miliaria kristalina

b.

Miliaria rubra

5.

Gejala Klinis

Miliaria Kristalina

Miliaria kristalina ini timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti
pasien demam diranjang. Lesinya berupa vesikel sangat supervisial, bentuknya kecil
dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm terutama timbul setelah keringat.

Vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan
dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi perdangan
asimptomatik dan berlangsung singkat. Umumnya tidak ada keluhan dan dapat
sembuh dengan senderinya.
b.

Miliaria rubra

Ditandai dengan adanya papula vesikel dan eritema disekitarnya. keringan


merembes kedalam epidermis. Biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah
ruam. Dan daerah disekitar. Sering diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan dapat
juga menyebabkan timbulnya impertigo dan furunkel.
6.

Penatalaksanaan

Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan miliaria tergantung
pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan
adalah:
a.

Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan keringat dan


menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.

b.

Memelihara kebersihan tubuh bayi.

c. Upayakan kelembaban suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk
dan kering. Misalnya pasien tinggal di ruang ber AC atau di daerah yang
sejuk dan kering.
d.

Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang


menyerap keringat.

e.

Segera ganti pakaian yang basah dan kotor

f.

Pada miliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dan dapat


ditambahkan mentol 0,5-2% yang bersifat mendinginkan ruam.

B.

DIARE

1.

Definisi

Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair buang air besar yang
tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan
neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
2.

Tanda Klinis
a.

Cengeng, dan gelisah

b.

Suhu meningkat

c.

Nafsu makan menurun

d.

Tinja cair lendir kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja


berwarna hijau dan asam.

e.

Anus lecet

f.
Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah
berkurang nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun,
kesadaran menurun, dan diakhiri dengan syok.
g.

Berat badan turun

h.

Turgor kulit menurun

i.

Mata dan ubun-ubun cekung

j.

Selaput dan mulut serta kulit menjadi kering

3.

Etiologi

a.

Infeksi
1.
Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama terjadinya diare yang meliputi:
a.

Infeksi bakteri : Vibrio, Ecoli, Salmonela, Shigella Canpylobacter,


Yersinia, Aeromonas, dsb.

b.

Infeksi virus Enterovirus (virus ECHO) Coxsaekre. poliomyelitis,


adenovirus, rotavirus, astrovirus, dsb.

c.

Infeksi parasit cacing (ascarisirichiuris, oxyuris, strongylodies),


protozoa (Entamoeba Histoeliyeticha, giardialamblia, trichomonas
hominas), jamur (candida albicans)

2.
Parental yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan.
Misalnya OMA (otitismedia akut). Tobngsilofatringitis, bronkopneumia,
ensefalitis, dan sebagainya.
b.

Malabsorbsi
1.
Karbohidrat : disakarida (Intoleransi laktosa,maltosa dan sukrosa).
Monosakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa). Pada anak dan bayi yang
paling berbahaya adalah intoleransilaktosa

4.

2.

Lemak

3.

Protein

c.

Makanan, misalnya basi, beracun, alergi.

d.

psikologis,misalnya rasa takut dan cemas.

Patogenesis
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah:

a.

Gangguan Ostimotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akn merangsang usus untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare.
b.

Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding usus yang akan
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan kedalam rongga
usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari rongga usus yang akan
merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare.
c.

Gangguan molititas usus

Hiperperistatik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk


menyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare. Tetapi apabila terjadi

keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltic usus akan dapat
menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan bakteri yang berlebihan didalam rongga
ususs sehingga akan menyebabkan diare juga.
5.

Patogenesis Diare Akut

a.

Maksudnya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung

b.

Jasad renik tersebut akan berkembang biak (multiplikasi) didalam usus halus

c.

Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin (toksin diaregenik)

d.

Akibat toksin tersebut akan terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan


menimbulkan diare

6.

Komplikasi
a.

Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi menjadi :


1) Dehidrasi ringan apabila <5% BB
2) Dehidrasi sedang apabila <5% BB-10% BB
3) Dehidrasi berat apabila <10%-15% BB

b.

Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah, apabila


penurunan volume darah mencapai 15% BB-25% akan menyebabkan
penurunan tekanan darah.

c.

Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meterismus, hipotoni


otot, lemah, braddikardia, perubahan pada pemeriksaan EKG

d.

Hipoglikemia

e.

Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim lactosa

f.

Kejang

g.

Malnutris energi protein karena selain diare dan muntah, biasanya


penderita mengalami kelaparan

7.

Penatalaksanaan

Prinsip perawatan diare adalah:


a.

Pemberian cairan(rehidrasi awal dan rumar)

b.

Diatetik (pemberian makanan)

c.

Obat-obatan

Jumlah cairan yang diberikan agar tidak mengalami dehidrasi adalah 100ml/kg
BB/hari sebanyak 1x setiap 2 jam dan diberikan 50% dalam 4 jam pertama. Jika usia
anak <2tahun, setiap kali diare diberikan gelas, 2-6th diberikan 1 gelas, anak besar
diberikan 2 gelas(400 cc). Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka
diberikan cairan 25-100ml/kg BB dalam sehari atau setiap 2x. Oralit diberikan pada
kasus dehidrasi ringan-berat lebih kurang 100ml/kgBB/4-6 jam.
Beberapa cara membuat cairan :
1.
Larutan Gula Garam: Gula pasir 1 sendok teh munjung, garam dapur halus
sendok teh, dilarutkan dalam 1 gelas air masak/air teh hangat.
2.

Air tajin
a.

Cara Tradisional: 3 L air + 100gr atau 6 sendok makan munjung beras,


dimasak selama 45-60 menit setelah masak air tajin (2L + 5gr garam)

b.

Cara Biasa: 2L air + tepung beras 100gr+5 gr garam dimasak hingga


mendidih dan akan didapat air tajin.

Selain itu, bayi tetap diberikan ASI.

C.

OBSTIPASI

1.

Definisi

Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah biasanya disebabkan oleh
terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus).
Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekoniun tidak terjadi pada 24 jam
pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang

menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat. Gejala antara obstipasi dan
konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi).
Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya. konstipasi
disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya
obstruksi intestinal.
Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Pada bayi baru
lahir biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu yang dikonsumsi
akan tetapi masih mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali asal
konsistensi tinja normal.
2.

Etiologi

Obstipasi disebabkan juga karena sebagai berikut :


a.
Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya
kanker dalam dinding usus
b.
Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat
penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam
abdomen yang menekan rectum.
c.
Penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan
bayi muda kurang mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua
biasanya karena makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat.
d.
Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit
Hirschpung yang berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltik.
e.
3.

Sering menahan terselit karena nyeri pada saat buang air besar.

Tanda dan Gejala


a) Sering menangis
b) Susah tidur
c) Gelisah
d) Perut kembun
e) Kadang-kadang muntah

10

f) Abdomen distensi
g) Anoreksia
h) 4.

Pembagian

Obstipasi ada 2 macam, yaitu :


a.

Obstipasi obstruksi total

Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok
dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada
rectum.
b.

Obstipasi obstruksi parsial.

Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi
kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial
kurang darurat daripada obstruksi total.
5.

Komplikasi
a.

Perdarahan

b.

Ulcerasi

c.

Obstruksi Parsial

d.

Diare intermitteni

e.
Distensi kolon menghilang sensasi ragangan rectum yang mengawali
proses defekasi

6.

Manajemen Terapi

Penilaian pada saat melakukan manajemen kebidanan:


a.

Penilaian asupan makanan dan cairan

b.

Penilaian dari kebiasaan usus(kebiasaan pola makan)

11

c.
Penilaian penampakan stress emosional pada anak, yang dapat
mempengaruhi pola defekasi bayi
7.

Penatalaksanaan
a.

Mencari penyebab

b.

Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal


memperhatikan gizi, tambahan cairan dan kondisi psikis

c.

Pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan


untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rectum
biasa dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, laksative

d.

Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan yang
banyak serat, buah-buahan dan sayur-sayuran.

e.

Pemberian laktasi hanya merupakan tindakan pariatif yaitu hanya bila


diperlukan saja.

f.

Peningkatan intake cairan

g.

Bila diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes tekanan


usus.

h.

Bayi kurang dari dua bulan yang menerima susu formula atau ASI yang
memadai bisa diberi 1 sendok teh sirup jagung ringan pada botol pagi
dan malam hari

i.

Apel atau jus prem efektif bagi bayi antara 2 bulan dan 4 bulan

j.

Bayi antara 4 bulan dan 1 tahun dapat sembuh dengan sereal serat tinggi
atau jus aprikot,buah prem kering atau prem.

k.

Anak usia lebih dari 1 tahun sebaiknya diberi makan serat tinggi seperti
buah-buahan, kacang polong, sereal, keripik graham,buncis dan bayam.

D.

INFEKSI

1.

Definisi

dengan

12

Infeksi dalam kamus kedokteran merupakan penembusan dan penggandaan


didalam tubuh dari organisme yang hidup ganas seperti bakteri,virus,dan jamur.
Sedangkan infeksi perinatologi yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus terjadi pada
masa prenatal, intranatal dan postnatal.
Infeksi pada bayi baru lahir lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi juga lebih
sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibanding dengan bayi yang
lahir diluar rumah sakit. Bayi baru lahir mendapat kekebalan (imunitas) transplasenta
terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar dengan kuman
yang juga berasal dari orang lain. Terhadap kuman yang berasal dari orang lain ini
bayi tidak memiliki imunitas.
2.

Etiologi

Infeksi neonatus dapat melalui beberapa cara blane (1961) dan di bagi dalam
3 golongan yaitu :
a.

Infeksi Antenatal

Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plasenta dan


selanjutnya infeksi melalui sirkulasi umbilicus masuk ke janin. Riwayat
kehamilan yang meningkatkan resiko bayi terinfeksi, diantaranya adalah
infeksi pada ibu selama kehamilan seperti TORCH,ekslampsia,diabetes
melitus, penyakit bawaan pada ibu.
b.

Infeksi Intranatal

Kuman dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah
ketuban pecah. Infeksi dapat terjadi walaupun ketuban masih utuh. Misalnya
pada partus lama dan sering dilakukan pemeriksaan dalam. Janin terkena
infeksi karena inhalasi likuor yang septic sehingga terjadi pneumonia
congenital / karena kuman memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan
seplikerta. Infeksi intranatal dapat juga terjadi dengan jalan kontak langsung
dengan kuman yang terdapat dalam vagina misalnya blenorea. Riwayat
persalinan yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi pada bayi antara lain
persalinan lama, persalinan dengan tindakan (ekstrasi vkum/forsep, secsio
sesaria), ketuban pecah dini, serta air ketuban hijau kental.
c.

Infeksi Pasca Natal

13

Infeksi terjadi sesudah bayi lahir lengkap, infeksi terjadi akibat


penggunaan alat-alat perawatan yang tidak steril atau karena cross intection.
Riwayat bayi baru lahir yang meningkatkan bayi terinfeksi, antara lain trauma
lahir, lahir kurang bulan, bayi kurang mendapatkan cairan dan kalori, bayi
hipotermi.
3.

Diagnosis

Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas seperti yang terdapat pada bayi
lebih tua sering kali tidak ditemukan, diagnosis dapat dibuat dengan pengamatan
yang cermat.
Diagnosis dini dapat dibuat apabila terdapat kelainan tingkah laku bayi dapat
merupakan tanda-tanda permulaan infeksi umum. Tanda infeksi pada bayi biasanya
tidak khas seperti yang terdapat pada bayi yang lebih tua ada beberapa gejala yaitu :

a.

Malas minum

b.

Mengantuk (letargi) atau tidak sadar

c.

Gelisah

d.

Frekuensi pernafasan meningkat

e.

Berat badan turun

f.

Ubun-ubun tampak cembung

g.

Pergerakan kurang

h.

Muntah

i.

Diare

j.

Oedema

k.
Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal / kurang dari
normal
l.
Adanya nanah dari telinga, pusar tampak kemerahan dan meluas ke
kulit perut serta berbau busuk.

14

4.

Jenis

Infeksi karena bakteri pada bayi baru lahir dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
sebagai berikut :
a.

Infeksi bakteri sistemik

Apabila bayi tampak mengantuk/letargi atau tidak sadar,kejang disertai satu


tanda infeksi, gangguan nafas, malas minum atau tidak bisa minum dengan
atau tanpa muntah, bagian tubuh merah dan mengeras,ubun-ubun cembung,
suhu bisa panas atau dingin.
b.

Infeksi bakteri lokal berat

Apabila ditemukan nanah didaerah mata,telinga, tali pusat atau umbilikus


kemerahan dan meluas sampai kekulit perut,bernanah serta ada kerusakan
kulit .
c.

Infeksi bakteri lokal

Apabila ada nanah keluar dari mata dalam jumlah sedikit,daerah tali pusat dan
umbilikus kemerahan ,berbau busuk dan terjadi sedikit kerusakan kulit.
5.

Pencegahan Infeksi
1.

Ada pemisahan di kamar bersalin antara bagian Septik dan Aseptik

2.

Di basal bayi baru lahir dipisahkan antara Partus Aseptik dan Septik

3.

Dapur susu harus bersih dan cara mencampur susu harus Aseptik, setiap
bayi harus mempunyai tempat pakaian sendiri begitu pula termonoloa
obat, dll. Incubator harus selalu dibersihkan lantai ruangan setiap hari
harus dibersihkan dengan Antiseptik.

4.

Pemakaian antibiotic dengan indikasi jelas.

5.

Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir.

6.

Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan staf) berpotensi


menularkan infeksi.

7.

Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan beralkohol.

15

8.

Pakai pakaian pelindung dan sarung tangan.

9.

Pegang instrumen tajam dengan hati hati dan bersihkan dan jika perlu
sterilkan atau desinfeksi instrumen dan peralatan.

10. Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan buang
sampah.
6.

Penatalaksanaan

Penanganan secara umum bayi yang mengalami infeksi, diantaranya adalah


:mempertahankan tubuh bayi tetap hangat, ASI tetap diberikan ataau diberi air gula,
injeksi antibiotik berspektrum luas sesuai dosis dan terarah,serta perawatan sumber
infeksi. Pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak terarah dapat menyebabkan
tumbuhnya mikroorganisme yang tahan terhadap antibiotik serta tumbuhnya jamur
yang berlebihan seperti candida albicans.

Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri sistemik, adalah sebagai berikut :


a) Lakukan penanganan kejang apabila ditemukan tanda dan gejala kejang
b) Lakukan penanganan
pernafasan

gangguan

pernafasan

bila

dijumpai

gangguan

c) Lakukan penanganan hipotermi apabila ditemukan hipotermi


d) Pertahankan kadar gula darah agar tidak turun
e) Berikan dosis antibiotik pertama secara intramuskuler
f) Beri penjelasan ibu agar bayi tetap hangat
g) Lakukan rujukan segera.

Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri lokal berat, adalah sebagai berikut:
a) Berikan dosis antibiotik pertama secara intramuskuler

16

b) Berikan antiseptik lokal sesuai daerah yang terkena dan ajarkan ibu tentang
pengobatan berikut ini :
1. Cuci tangan sebelum mengobati
2. Bersihkan kedua mata tiga kali sehari dengan kapas atau kain basah
dengan air hangat
3. Berikan salep/tetes mata tetrasiklin pada kedua mata
4. Cuci tangan setelah selesai pengobatan dan lakukan terus sampai
kemerahan sembuh.
c) Pengobatan infeksi kulit atau pusar
1. Cuci tangan sebelum mengobati
2. Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara hati-hati
3. Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering
4. Oleskan Gentian Violet 0,5% atau proviodin iodine atau salep yang
mengandung neomisin dan basitrasin
5. Cuci tangan setelah selesai pengobatan dan lakukan terus sampai
kemerahan sembuh.

Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri lokal, adalah sebagai berikut :


a.

Berikan dosis antibiotik pertama secara oral dengan pilihan amoxilin dan
ampisilin

b.

Berikan penjelasan dan ajari ibu cara perawatan infeksi lokal

c.

Lakukan asuhan dasar bayi muda

d.

Berikan penjelasan kapan sebaiknya bayi dibawa ke petugas kesehatan

e.

Berikan penjelasan kunjungan ulang setelah hari kedua.

17

E.

BAYI MENINGGAL MENDADAK

1.

Definisi

Sindroma Kematian Bayi Mendadak (SIDS, Sudden Infant Death Syndrome)


adalah suatu kematian yang mendadak dan tidak terduga pada bayi yang tampaknya
sehat. SIDS merupakan penyebab kematian yang paling sering ditemukan pada bayi
yang berusia 2 minggu-1 tahun. 3 dari 2000 bayi mengalami SIDS dan hampir selalu
ketika mereka sedang tidur. Kebanyakan SIDS terjadi pada usia 2-4 bulan dan terjadi
di seluruh dunia.
Telah di ungkapkan bahwa bayi tampak sehat sebelum meninggal, tetapi
riwayat perinatal yang lebih rinci serta pemeriksaan intensif fungsi kardiorespiratorik
dan neurologik menghasilkan bukti-bukti bahwa anak tidak berada dalam keadaan
yang normal sebelumnya.
Seorang ibu yang merokok pada masa kehamilan meningkatkan risiko
sindrom mati mendadak pada bayi. Kematian mendadak pada bayi terjadi ketika bayi
kekurangan napas di tempat tidur setelah posisinya menghalangi pernapasannya.
Seperti yang dikutip dari AFP, sindrom mati mendadak itu banyak dikaitkan dengan
kurangnya respons yang mengejutkan pada otak yang memicu bayi bernapas megapmegap. Dalam kondisi semacam itu, bayi akan menangis untuk merangsang
pernapasan normal kembali.
2.

Penyebab

Belum ada penemuan penyebab pasti kematian mendadak bayi. Bukti statistik
menunjukkan ada kaitan bayi yang terpapar tembakau selama kehamilan dengan
sindrom mati mendadak pada bayi.
3.

Faktor resiko terjadinya SIDS:


a. Tidur tengkurap (pada bayi kurang dari 4 bulan)
b. Kasur yang lembut (pada bayi kuran dari 1 tahun)
c. Bayi prematur
d. Riwayat SIDS pada saudara kandung
e. Banyak anak

18

f. Musim dingin
g. Ibunya perokok
h. Ibunya pecandu obat terlarang
i. Ibunya berusia muda
j. Jarak yang pendek diantara 2 kehamilan
k. Perawatan selama kehamilan yang kurang
l. Golongan sosial-ekonomi rendah. SIDS lebih banyak ditemukan pada bayi
laki-laki.
4.

Faktor-Faktor Yang Mungkin Menyebabkan Bayi Meninggal Mendadak


a.
Jeda pernafasan karena Apnea dan sianosis yang lama selama tidur telah
diobservasi pada dua bayi yang kemudian dianggap meninggal karena SIDS
dan telah diamati pula adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda
pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi-bayi dengan SIDS abortif.
Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral atau apnea
obstruktif yang lebih penting dalam terjadinya SIDS
b.
Cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah
mengisyaratkan bahwa bayi-bayi dengan SIDS memiliki abnormalitas pada
susunan saraf pusat.
c.
Fungsi saluran nafas atas yang abnormal, berdasarkan pada
perkembangan dan anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi
terhadap saluran pernafasan bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada SIDS
masih belum di ketahui.
d.
Reflek saluran nafas yang hiperaktif karena masuknya sejumlah cairan
ke dalam laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga
menimblkan apnea, maka di berikan perhatian yang cukup besar akan
kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi sebagai mekanisme primer
terjadinya SIDS pada beberapa bayi.
e.
Abnormalita jantung, beberapa ahli mengajukan adanya ketidakstabilan
pada jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saa ini
untuk menunjukan bahwa aritmia jantung memainkan perana pada SIDS.

19

5.

Gejala

Tidak ada gejala yang mendahului terjadinya SIDS.


6.

Diagnosa

SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba meninggal
dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas. Semakin
banyak bukti bahwa bayi dengan resiko SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum
lahir. Pada neonatus dapat di temukan nilai apgar yang rendah dan abnormalitas
control respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh, serta dapat pula mengalami retardasi
pertumbuhan pasca natal. SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat
tiba-tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian
yang jelas.
7.

Pengobatan

Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan dukungan


emosional. Penyebab kematian anaknya tidak diketahui, sehingga mereka seringkali
merasa bersalah. Mungkin ada baiknya jika orang tua merencanakan untuk memiliki
anak lagi.
8.

Pencegahan

Angka kejadian SIDS telah menurun secara berarti (hampir mendekati 50%)
sejak para orang tua dianjurkan untuk menidurkan bayinya dalam posisi terlentang
atau miring (terutama ke kanan).
a.
Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia sedang
tidur, walaupun saat tidur siang. Posisi ini adalah posisi yang paling aman
bagi bayi yang sehat untuk mengurangi risiko SIDS.
b.
Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi tersebut
belum waktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.
c.
Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Penelitian
menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi
diletakkan di atas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air,
bulu domba atau permukaan lembut lainnya.

20

d.
Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas
serta mainan yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi
Anda. Hal ini untuk mencegah bayi Anda terselimuti atau tertindih bendabenda tersebut.
e.
Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi Anda atau
tempat penitipan bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap
hitungan waktu tidur mengandung risiko SIDS.
f.
Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun selama
dia tidur. Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut
bayi Anda.
g.
Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak perlu
lagi untuk menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut
sebaiknya Anda perhatikan hal-hal berikut ini: Pastikan kaki bayi Anda berada
di ujung ranjangnya, Selimutnya tidak lebih tinggi dari dada si bayi,Ujung
bawah selimut yang ke arah kaki bayi, Anda selipkan di bawah kasur atau
matras sehingga terhimpit.
h.
Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya Anda
sendiri. Hentikan kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran
bayi Anda dan pastikan orang di sekitar si bayi tidak ada yang merokok.
i.
Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur.
Buat dia tetap hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi
sebaiknya berada pada suhu yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut yang
terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa membuat bayi Anda terlalu kepanasan.
j.
Saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu yang
cukup lama.
9.

Penatalaksanaan
a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling
b. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua,biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya
c. Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk
mengungkapkan pertanyaan mereka

21

d. Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah
hal yang wajar
e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap
kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan
kematian dari bayi tersebut
f. Jika kemudian ibu melahirkan bayi lagi, beri dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang
meninggal sebelumnya
F . BISUL
1.

Definisi

Secara medis adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit
(Francin : 2004) merupakan radang atau infeksi yang disebabkan oleh kuman atau
bakteri staphylococcus aureu, timbul di bagian kulit mana saja termasuk pada daerah
wajah, bokong, leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, lipatan paha, dan
punggung, Bisul juga bisa menular yaitu dengan kontak langsung bisul dengan kulit.
2.

Jenis jenis bisul


a. Folikulitis : peradangan yang hanya pada umbi akar rambut saja
b. Furunkel : peradangan pada umbi akar/folikel rambut yang jumlahnya hanya
satu
c. Furunkel losis : jumlah furunkel lebih dari satu
d. Karbukel : beberapa/sekelompok furunkel disaaat yang bersamaan

3.

Gejala dan tanda timbulnya bisul


a. Gatal gatal : masih berupa folikulitis yang timbul biasanya berupa gatalgatal didaerah benjolan/sekitar
b. Nyeri : pada jenis furunkel/karbunkel selain gatal disertai nyeri

22

c. Berbentuk kerucut dan bermata : jenis furunkel/karbunkel biasanya


berbentuk kerucut dan bermata yang mudah pecah dan mengeluarkan cairan
ddlamnya
d. Berbentuk kubah : yang muncul pada kelenjar keringat biasanya berbentuk
bulat seperti kubah tidak bermata dan tanpa rasa nyeri, tdak mudah pecah
e. Demam : bisul yang muncul pada kelenjar apokrin
4.

Faktor pemicu timbulnya bisul


a. Faktor kebersihan tubuh dan lingkungan : pada dasarnya krena adanya kuman.
Tidak menjga kebersihan tubuh dan lingkungan dengan baik.
b. Daerah tropis : dimana udaranya sngat panas sehingga dengan mudah akan
berkeringat .
c. Menurunnya daya tahan tubuh : disebabkan karena kurang gizi, gangguan
darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan

5.

Langkah lanngkah mencegah bisul


a. Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera
dikeringkan
b. Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk
basah
c. Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika
terlalu banyak keringat yang keluar
d. Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
e. Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak
lembab
f. Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak
menyerap keringat
g. Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
h. Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat

23

i. Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.


j. Pahami penanganannya
6.

Penatalaksanaan bisul
a. Segera kompres dengan air hangat yang dapat meningkatkan sirkulasi darah
ke tempat tersebut
b. Dalam 3 hari nanah yang terdapat dalam bisul sudah bisa dikeluarkan / pecah
dengan sendirinya
c. Membentuk furunkulosis / karbunkel stelah 1 mnggu
d. Padaa bayi perawatan dengan menggunakan produk bayi
e. Pemecahan bisul secara paksa tanpa menunggu bisul matang justru dapat
mengakibatkan trauma pada kulit
f. Setelah bisul pecah tutupi dengan perban yang bersih untuk melindungi kulit
dan menyerap nanah yang masih keluar.
g. Bersihkan sekitar bisul dengan sabun anti bakteri

24

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam 24 jam. Obstipasi adalah pengeluaran
mekoniun tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau
keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi
berhajat.untuk mengatasi masalah ini sebaiknya berikanlah makanan yang banyak
mengandung serat. Infeksi pada bayi baru lahir lebih sering ditemukan pada BBLR.
Infeksi juga lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibanding
dengan bayi yang lahir diluar rumah sakit. Sindroma Kematian Bayi Mendadak
(SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak dan
tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat.
B. Saran
Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan pada neonatus dan bayi maka
penulis menyarankan agar lebih memperhatikan lagi pada bayinya baik dari segi
makanan, istirahat dan lain sebagainya.

25

DAFTAR PUSTAKA

Deslidel dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta:
EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta:
PT Salemba Medika.
Hastuti, Puji. 2012. Standar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Pati: Akbid
BUP
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Sudarti dan Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://eva-herpatraeva.blogspot.com/2011/11/masalah-padaneonatusdiareobstipasiinfe.html
http://midwifewannabe-midwifewannabe.blogspot.com/2010/02/infeksisindrom-kematian-bayi-mendadak.html

Вам также может понравиться