Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan Kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi, asuhan
kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh
bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi, dan balita dengan
masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada
neonatus, bayi dan balita. Apabila tidak diberikan asuhan kebidanan pada neonatus,
bayi, dan balita pada masa perkkuliahan, sehingga pada saat calon bidan diterjunkan
di lahan praktek sudah mampu untuk memberikan asuhan kebidanan pada neonatus,
bayi, dan balita dengan benar.
Atas dasar pemikiran di atas, maka kami menyusun makalah ini dengan harapan
mahasiswa kebidanan dapat dengan mudah memahami masalah yang lazim terjadi
pada neonatus, bayi, dan balita terutama masalah milliariasis, diare, obstipasi, infeksi,
dan sindrom bayi meninggal mendadak. Berdasarkan paparan diatas maka penulis
tertarik untuk membuat makalah dengan judul PENANGANAN MASALAH
NEONATUS, BAYI, DAN BALITA (Miliariasis, Diare, Obstipasi, Infeksi, dan Bayi
Meninggal Mendadak, Bisulan).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan
miliariasis?
2. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan diare?
3. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan
obstipasi?
4. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan infeksi?
5. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan bayi
meninggal mendadak?
6. Bagaimanakah cara penanganan masalah neonatus dan balita dengan bisulan?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul PENANGANAN MASALAH
NEONATUS, BAYI, DAN BALITA (Miliariasis, Diare, Obstipasi, Infeksi, dan Bayi
Meninggal Mendadak)yaitu:
1. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan miliariasis
2. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan diare
3. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan obstipasi
4. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan infeksi
5. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan bayi meninggal
mendadak
6. Untuk mengetahui penanganan neonatus dan balita dengan bisulan
BAB II
PEMBAHASAN
PENANGANAN MASALAH NEONATUS, BAYI, DAN BALITA (Miliariasis,
Diare, Obstipasi, Infeksi, dan Bayi Meninggal Mendadak, Bisulan)
A.
MILIARIASIS
1.
Definisi
Patofisiologi
a.
Etiologi
a.
b.
4.
Pembagian
a.
Miliaria kristalina
b.
Miliaria rubra
5.
Gejala Klinis
Miliaria Kristalina
Miliaria kristalina ini timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti
pasien demam diranjang. Lesinya berupa vesikel sangat supervisial, bentuknya kecil
dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm terutama timbul setelah keringat.
Vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan
dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi perdangan
asimptomatik dan berlangsung singkat. Umumnya tidak ada keluhan dan dapat
sembuh dengan senderinya.
b.
Miliaria rubra
Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan miliaria tergantung
pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan
adalah:
a.
b.
c. Upayakan kelembaban suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk
dan kering. Misalnya pasien tinggal di ruang ber AC atau di daerah yang
sejuk dan kering.
d.
e.
f.
B.
DIARE
1.
Definisi
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair buang air besar yang
tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan
neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
2.
Tanda Klinis
a.
b.
Suhu meningkat
c.
d.
e.
Anus lecet
f.
Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah
berkurang nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun,
kesadaran menurun, dan diakhiri dengan syok.
g.
h.
i.
j.
3.
Etiologi
a.
Infeksi
1.
Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama terjadinya diare yang meliputi:
a.
b.
c.
2.
Parental yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan.
Misalnya OMA (otitismedia akut). Tobngsilofatringitis, bronkopneumia,
ensefalitis, dan sebagainya.
b.
Malabsorbsi
1.
Karbohidrat : disakarida (Intoleransi laktosa,maltosa dan sukrosa).
Monosakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa). Pada anak dan bayi yang
paling berbahaya adalah intoleransilaktosa
4.
2.
Lemak
3.
Protein
c.
d.
Patogenesis
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah:
a.
Gangguan Ostimotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akn merangsang usus untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare.
b.
Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding usus yang akan
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan kedalam rongga
usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari rongga usus yang akan
merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare.
c.
keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltic usus akan dapat
menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan bakteri yang berlebihan didalam rongga
ususs sehingga akan menyebabkan diare juga.
5.
a.
Maksudnya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung
b.
Jasad renik tersebut akan berkembang biak (multiplikasi) didalam usus halus
c.
d.
6.
Komplikasi
a.
b.
c.
d.
Hipoglikemia
e.
f.
Kejang
g.
7.
Penatalaksanaan
b.
c.
Obat-obatan
Jumlah cairan yang diberikan agar tidak mengalami dehidrasi adalah 100ml/kg
BB/hari sebanyak 1x setiap 2 jam dan diberikan 50% dalam 4 jam pertama. Jika usia
anak <2tahun, setiap kali diare diberikan gelas, 2-6th diberikan 1 gelas, anak besar
diberikan 2 gelas(400 cc). Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka
diberikan cairan 25-100ml/kg BB dalam sehari atau setiap 2x. Oralit diberikan pada
kasus dehidrasi ringan-berat lebih kurang 100ml/kgBB/4-6 jam.
Beberapa cara membuat cairan :
1.
Larutan Gula Garam: Gula pasir 1 sendok teh munjung, garam dapur halus
sendok teh, dilarutkan dalam 1 gelas air masak/air teh hangat.
2.
Air tajin
a.
b.
C.
OBSTIPASI
1.
Definisi
Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah biasanya disebabkan oleh
terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus).
Secara umum, Obstipasi adalah pengeluaran mekoniun tidak terjadi pada 24 jam
pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang
menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat. Gejala antara obstipasi dan
konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi).
Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya. konstipasi
disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya
obstruksi intestinal.
Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Pada bayi baru
lahir biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu yang dikonsumsi
akan tetapi masih mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali asal
konsistensi tinja normal.
2.
Etiologi
Sering menahan terselit karena nyeri pada saat buang air besar.
10
f) Abdomen distensi
g) Anoreksia
h) 4.
Pembagian
Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok
dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada
rectum.
b.
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi
kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial
kurang darurat daripada obstruksi total.
5.
Komplikasi
a.
Perdarahan
b.
Ulcerasi
c.
Obstruksi Parsial
d.
Diare intermitteni
e.
Distensi kolon menghilang sensasi ragangan rectum yang mengawali
proses defekasi
6.
Manajemen Terapi
b.
11
c.
Penilaian penampakan stress emosional pada anak, yang dapat
mempengaruhi pola defekasi bayi
7.
Penatalaksanaan
a.
Mencari penyebab
b.
c.
d.
Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan yang
banyak serat, buah-buahan dan sayur-sayuran.
e.
f.
g.
h.
Bayi kurang dari dua bulan yang menerima susu formula atau ASI yang
memadai bisa diberi 1 sendok teh sirup jagung ringan pada botol pagi
dan malam hari
i.
Apel atau jus prem efektif bagi bayi antara 2 bulan dan 4 bulan
j.
Bayi antara 4 bulan dan 1 tahun dapat sembuh dengan sereal serat tinggi
atau jus aprikot,buah prem kering atau prem.
k.
Anak usia lebih dari 1 tahun sebaiknya diberi makan serat tinggi seperti
buah-buahan, kacang polong, sereal, keripik graham,buncis dan bayam.
D.
INFEKSI
1.
Definisi
dengan
12
Etiologi
Infeksi neonatus dapat melalui beberapa cara blane (1961) dan di bagi dalam
3 golongan yaitu :
a.
Infeksi Antenatal
Infeksi Intranatal
Kuman dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah
ketuban pecah. Infeksi dapat terjadi walaupun ketuban masih utuh. Misalnya
pada partus lama dan sering dilakukan pemeriksaan dalam. Janin terkena
infeksi karena inhalasi likuor yang septic sehingga terjadi pneumonia
congenital / karena kuman memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan
seplikerta. Infeksi intranatal dapat juga terjadi dengan jalan kontak langsung
dengan kuman yang terdapat dalam vagina misalnya blenorea. Riwayat
persalinan yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi pada bayi antara lain
persalinan lama, persalinan dengan tindakan (ekstrasi vkum/forsep, secsio
sesaria), ketuban pecah dini, serta air ketuban hijau kental.
c.
13
Diagnosis
Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas seperti yang terdapat pada bayi
lebih tua sering kali tidak ditemukan, diagnosis dapat dibuat dengan pengamatan
yang cermat.
Diagnosis dini dapat dibuat apabila terdapat kelainan tingkah laku bayi dapat
merupakan tanda-tanda permulaan infeksi umum. Tanda infeksi pada bayi biasanya
tidak khas seperti yang terdapat pada bayi yang lebih tua ada beberapa gejala yaitu :
a.
Malas minum
b.
c.
Gelisah
d.
e.
f.
g.
Pergerakan kurang
h.
Muntah
i.
Diare
j.
Oedema
k.
Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal / kurang dari
normal
l.
Adanya nanah dari telinga, pusar tampak kemerahan dan meluas ke
kulit perut serta berbau busuk.
14
4.
Jenis
Infeksi karena bakteri pada bayi baru lahir dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
sebagai berikut :
a.
Apabila ada nanah keluar dari mata dalam jumlah sedikit,daerah tali pusat dan
umbilikus kemerahan ,berbau busuk dan terjadi sedikit kerusakan kulit.
5.
Pencegahan Infeksi
1.
2.
Di basal bayi baru lahir dipisahkan antara Partus Aseptik dan Septik
3.
Dapur susu harus bersih dan cara mencampur susu harus Aseptik, setiap
bayi harus mempunyai tempat pakaian sendiri begitu pula termonoloa
obat, dll. Incubator harus selalu dibersihkan lantai ruangan setiap hari
harus dibersihkan dengan Antiseptik.
4.
5.
6.
7.
15
8.
9.
Pegang instrumen tajam dengan hati hati dan bersihkan dan jika perlu
sterilkan atau desinfeksi instrumen dan peralatan.
10. Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan buang
sampah.
6.
Penatalaksanaan
gangguan
pernafasan
bila
dijumpai
gangguan
Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri lokal berat, adalah sebagai berikut:
a) Berikan dosis antibiotik pertama secara intramuskuler
16
b) Berikan antiseptik lokal sesuai daerah yang terkena dan ajarkan ibu tentang
pengobatan berikut ini :
1. Cuci tangan sebelum mengobati
2. Bersihkan kedua mata tiga kali sehari dengan kapas atau kain basah
dengan air hangat
3. Berikan salep/tetes mata tetrasiklin pada kedua mata
4. Cuci tangan setelah selesai pengobatan dan lakukan terus sampai
kemerahan sembuh.
c) Pengobatan infeksi kulit atau pusar
1. Cuci tangan sebelum mengobati
2. Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara hati-hati
3. Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering
4. Oleskan Gentian Violet 0,5% atau proviodin iodine atau salep yang
mengandung neomisin dan basitrasin
5. Cuci tangan setelah selesai pengobatan dan lakukan terus sampai
kemerahan sembuh.
Berikan dosis antibiotik pertama secara oral dengan pilihan amoxilin dan
ampisilin
b.
c.
d.
e.
17
E.
1.
Definisi
Penyebab
Belum ada penemuan penyebab pasti kematian mendadak bayi. Bukti statistik
menunjukkan ada kaitan bayi yang terpapar tembakau selama kehamilan dengan
sindrom mati mendadak pada bayi.
3.
18
f. Musim dingin
g. Ibunya perokok
h. Ibunya pecandu obat terlarang
i. Ibunya berusia muda
j. Jarak yang pendek diantara 2 kehamilan
k. Perawatan selama kehamilan yang kurang
l. Golongan sosial-ekonomi rendah. SIDS lebih banyak ditemukan pada bayi
laki-laki.
4.
19
5.
Gejala
Diagnosa
SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba meninggal
dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas. Semakin
banyak bukti bahwa bayi dengan resiko SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum
lahir. Pada neonatus dapat di temukan nilai apgar yang rendah dan abnormalitas
control respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh, serta dapat pula mengalami retardasi
pertumbuhan pasca natal. SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat
tiba-tiba meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab kematian
yang jelas.
7.
Pengobatan
Pencegahan
Angka kejadian SIDS telah menurun secara berarti (hampir mendekati 50%)
sejak para orang tua dianjurkan untuk menidurkan bayinya dalam posisi terlentang
atau miring (terutama ke kanan).
a.
Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia sedang
tidur, walaupun saat tidur siang. Posisi ini adalah posisi yang paling aman
bagi bayi yang sehat untuk mengurangi risiko SIDS.
b.
Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi tersebut
belum waktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.
c.
Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk. Penelitian
menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis apabila bayi
diletakkan di atas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan sofa, kasur air,
bulu domba atau permukaan lembut lainnya.
20
d.
Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas
serta mainan yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat tidur bayi
Anda. Hal ini untuk mencegah bayi Anda terselimuti atau tertindih bendabenda tersebut.
e.
Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi Anda atau
tempat penitipan bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap
hitungan waktu tidur mengandung risiko SIDS.
f.
Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun selama
dia tidur. Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung dan mulut
bayi Anda.
g.
Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak perlu
lagi untuk menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan selimut
sebaiknya Anda perhatikan hal-hal berikut ini: Pastikan kaki bayi Anda berada
di ujung ranjangnya, Selimutnya tidak lebih tinggi dari dada si bayi,Ujung
bawah selimut yang ke arah kaki bayi, Anda selipkan di bawah kasur atau
matras sehingga terhimpit.
h.
Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya Anda
sendiri. Hentikan kebiasaan merokok pada masa kehamilan maupun kelahiran
bayi Anda dan pastikan orang di sekitar si bayi tidak ada yang merokok.
i.
Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur.
Buat dia tetap hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar bayi
sebaiknya berada pada suhu yang nyaman bagi orang dewasa. Selimut yang
terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa membuat bayi Anda terlalu kepanasan.
j.
Saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu yang
cukup lama.
9.
Penatalaksanaan
a. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling
b. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua,biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya
c. Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk
mengungkapkan pertanyaan mereka
21
d. Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah
hal yang wajar
e. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap
kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan
kematian dari bayi tersebut
f. Jika kemudian ibu melahirkan bayi lagi, beri dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi yang
meninggal sebelumnya
F . BISUL
1.
Definisi
Secara medis adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit
(Francin : 2004) merupakan radang atau infeksi yang disebabkan oleh kuman atau
bakteri staphylococcus aureu, timbul di bagian kulit mana saja termasuk pada daerah
wajah, bokong, leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, lipatan paha, dan
punggung, Bisul juga bisa menular yaitu dengan kontak langsung bisul dengan kulit.
2.
3.
22
5.
23
Penatalaksanaan bisul
a. Segera kompres dengan air hangat yang dapat meningkatkan sirkulasi darah
ke tempat tersebut
b. Dalam 3 hari nanah yang terdapat dalam bisul sudah bisa dikeluarkan / pecah
dengan sendirinya
c. Membentuk furunkulosis / karbunkel stelah 1 mnggu
d. Padaa bayi perawatan dengan menggunakan produk bayi
e. Pemecahan bisul secara paksa tanpa menunggu bisul matang justru dapat
mengakibatkan trauma pada kulit
f. Setelah bisul pecah tutupi dengan perban yang bersih untuk melindungi kulit
dan menyerap nanah yang masih keluar.
g. Bersihkan sekitar bisul dengan sabun anti bakteri
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam 24 jam. Obstipasi adalah pengeluaran
mekoniun tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau
keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi
berhajat.untuk mengatasi masalah ini sebaiknya berikanlah makanan yang banyak
mengandung serat. Infeksi pada bayi baru lahir lebih sering ditemukan pada BBLR.
Infeksi juga lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibanding
dengan bayi yang lahir diluar rumah sakit. Sindroma Kematian Bayi Mendadak
(SIDS, Sudden Infant Death Syndrome) adalah suatu kematian yang mendadak dan
tidak terduga pada bayi yang tampaknya sehat.
B. Saran
Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan pada neonatus dan bayi maka
penulis menyarankan agar lebih memperhatikan lagi pada bayinya baik dari segi
makanan, istirahat dan lain sebagainya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Deslidel dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta:
EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta:
PT Salemba Medika.
Hastuti, Puji. 2012. Standar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Pati: Akbid
BUP
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Sudarti dan Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://eva-herpatraeva.blogspot.com/2011/11/masalah-padaneonatusdiareobstipasiinfe.html
http://midwifewannabe-midwifewannabe.blogspot.com/2010/02/infeksisindrom-kematian-bayi-mendadak.html