Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang terletak di Asia Tenggara yang
memasuki era penduduk berstruktur lansia (aging structured population) karena
jumlah penduduk yang berusia di atas 60 tahun sekitar 7,18 persen. Peningkatan
jumlah penduduk lansia ini disebabkan antara lain karena tingkat sosial ekonomi
masyarakat yang meningkat, kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan tingkat
pengetahuan masyarakat yang meningkat (Astari, 2012).
Bertambahnya penduduk usia lanjut maka bertambah pula penderita golongan ini
yang memerlukan pelayanan kesehatan. Berbeda dengan segmen populasi lain,
populasi lanjut usia dimanapun selalu menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang
lebih tinggi dibanding populasi lain. Selain itu, karena aspek disabilitas yang tinggi
pada segmen populasi ini selalu membutuhkan derajat keperawatan yang tinggi
(Bataviase, 2010)
Kematian tidak dapat dihindari dari kehidupan sehari-hari kita. Kematian tidak
pandang bulu, anak-anak, remaja maupun orang dewasa sekalipun dapat mengalami
hal ini. Kita tak tahu kapan kematian akan menjemput kita. Kematian seakan menjadi
ketakutan yang sangat besar di hati kita (Martono et al., 2004).
Proses terjadinya kematian diawali dengan munculnya tanda-tanda yaitu sakaratul
maut atau dalam istilah disebut dying. Oleh karena itu perlunya pendampingan pada
seseorang yang menghadapi sakaratul maut (Dying) (Dinsos,2010).
Sebagai tenaga kesehatan kita harus mengetahui tentang bagaimana cara menangani
pasien yang menghadapi sakaratul maut. Inti dari penanganan pasien yang
menghadapi sakaratul maut adalah dengan memberikan tenaga kesehatanan yang
tepat, dan memberikan perhatian yang lebih kepada pasien sehingga pasien merasa
lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi kondisi sakaratul maut (Sains, 2009).
Dukungan keluarga merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi siapa saja
dimana keluarga merupakan unit dasar dalam menentukan berhasil tidaknya
kehidupan individu sebagai anggota keluarga. Mundiharno (2010) menyatakan bahwa
dukungan keluarga dapat merupakan informasi verbal maupun nonverbal, saran,
bantuan, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang terdekat berupa
kehadiran serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional kepada
penerimanya (Sains, 2009).
Diperlukan pendekatan holistik yang dapat memperbaiki kualitas hidup klien lanjut
usia. Kualitas hidup adalah bebas dari segala sesuatu yang menimbulkan gejala,
nyeri, dan perasaan takut sehingga lebih menekankan rehabilitasi dari pada
pengobatan sehingga kualitas hidup di akhir kehidupannya tetap baik, tenang dan
mengakhiri hayatnya dalam keadaan iman dan kematian yang nyaman (McMurray,
2003).
Harapan seperti ini adalah semangat yang meliputi pekerjaan dalam bidang palliative
care. Jika kita berbicara tentang bagaimana seseorang bisa mendapatkan pelayanan
seperti ini pada akhir hidupnya, dengan kondisi sakit yang mengawalinya, kita akan
berbicara tentang sebuah penanganan yang saat ini dikenal sebagai Hospice Care
(Mantra, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Sakaratul maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi
kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu ketika meninggal.
Suatu keadaan dimana pasien sudah dalam kondisi mendekati ajal (sekarat).
Pasien dalam kondisi tersebut biasanya mempunyai berbagai keinginan / harapan
tertentu sebelum mati. Bila memungkinkan, permintaan tersebut sebisa mungkin
dapat dipenuhi (Nugroho, 2008).
B. Penyakit Terminal
a. Definsi penyakit terminal
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi.
Kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian dapat datang tiba-tiba
tanpa peringatan atau mengikuti periode sakit yang panjang. Kondisi Terminal
adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu
tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu.
Pendampingan dalam proses kematian adalah suatu pendampingan dalam
kehidupan, karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan. Manusia
dilahirkan, hidup beberapa tahun, dan akhirnya mati. Manusia akan menerima
bahwa itu adalah kehidupan, dan itu memang akan terjadi, kematian adalah
akhir dari kehidupan.
b. Jenis-Jenis Penyakit Terminal
1. Diabetes Militus
2. Penyakit Kanker
3. Congestif Renal Failure
4. Stroke.
5. AIDS
6. Akibat Kecelakaan Fatal
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan pasien penyakit terminal yaitu:
1. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis pasien pada penyakit
terminal,
sistem
pendekatan
bagi
pasien.
Ras
Kerud
telah
b. Silent
Mengkomunikasikan minat perawat pada pasien secara non verbal
c. Broad opening
Mengkomunikasikan topik / pikiran yang sedang dipikirkan pasien
2. Angger
Pada tahap ini kita dapat mempergunakan tekhnik komunikasi Listening:
a.
b.
harapan harapannya
Focusing
Membantu pasien mendiskusikan hal yang mencapai topik utama
dan menjaga agar tujuan komunikasi tercapai
Fase Denial
b. Fase Anger
c.
Membiarkan
pasien
untuk
mengekspresikan
keinginan,
d.
yang bermakna.
Dengarkan pasien pada saat bercerita tentang hidupnya.
Fase Depresi
Perlakukan pasien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap
e.
realitas.
Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi pasien jika ada asal
C. Palliative Care
Perawataan Paliatif yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005 bahwa perawatan
paliatif adalah system perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan
dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnose ditegakkan sampai akhir
hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.
Dijelaskan bahwa Perawatan Paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai
akhir hayat. Artinya perawatan tidak memperdulikan pada stadium dini atau
lanjut, masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak. Perawatan Paliatif juga tidak
berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan
dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Perawatan paliatif tidak hanya
sebatas aspek fisik dari penderita itu yang ditangani, tetapi juga aspek lain seperti
psikologis, social dan spiritual.
D. Hospice Care
a. Perkembangan Hospice Care
Di Indonesia, perawatan di Hospice care merupakan hal yang baru. Falsafah
Hospice Care adalah manusia yang menderita harus dibantu dan diringankan
penderitaannya, agar kualitas hidupnya dapat ditingkatkan selama sakit
sampai meninggal dengan tenang.
Hospice care adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana
pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini
10
12
pasien dengan
perawatan,
dan
sensitif
ketika
pasien
dan
keluarga
Mendukung keluarga
Mereka membutuhkan dukungan perawat, petunjuk, dan edukasi selama
mereka merawat orang yang mereka cintai.
13
BAB III
KESIMPULAN
1. Pendampingan dalam proses kematian adalah suatu pendampingan dalam
kehidupan, karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan. Sehingga ditekankan
bahwa pentingnya pendampingan dan perawatan dalam menjelang/proses
kematian.
2. Fase-fase
menjelang
kematian
terdiri
dari
Denial
(Fase
14
penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek biopsiko-sosial-spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Bataviase. (2010). Tahun 2050 Jumlah Lansia di Indonesia Capai 50 Juta.
www.bataviase.co.id/category/tajuk/nasional. Diakses pada tanggal 23 Maret 2015
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.Kozier, B.
1995.Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics
andValues. California : Addison Wesley
Darmojo, R. B., Martono, H. H. (2004). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi
ke-3. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
15
Dinsos.
DIY.
(2010).
Pelayanan
Kesejahteraan
Sosial
Lanjut
Usia.
www.dinsos.pemda
diy.go.id/indeks.php?option=com. Diakses pada tanggal 22 Maret
Harian Sains. (2009). Dukungan Emosional Keluarga dan Kecemasan Istri.
http://www.kesimpulan.com/2009/03/dukungan-emosional-keluargadan.
html.
16
17