Вы находитесь на странице: 1из 12

NAMA : ESI YOURA FERUCHA

NIM

: 06021281419032

M.K

: MENULIS III

ABSTRAK

Salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia adalah bahasa Melayu Palembang.
Sampai saat ini, bahasa Melayu Palembang masih digunakan oleh masyarakat
penuturnya. Bahasa Melayu Palembang dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah
memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan, perhubungan antar sesama keluarga,
masyarakat, dan daerah, serta berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengembangan
bahasa Melayu Palembang. Suatu benda, kegiatan, peristiwa, dan proses semuanya diberi
label berupa lambang dan setiap lambang memiliki unsur yang disebut makna. Setiap
kata memiliki makna-makna yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu
jaringan makna yang disebut medan makna. Pembicaraan tentang medan makna termasuk
dalam ruang lingkup bidang pengkajian makna kata. Medan makna (semantic field,
semantic domain) adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan
bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan realisasikan
oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan (Chaer, 2002:110).
Penelitian terhadap medan makna merupakan bagian dari penelitian semantik.
Penelitian semantik yang terkait dengan medan makna ini memberikan ketepatan
rumusan makna leksem-leksem dari suatu medam. Dengan demikian, akan ditemukan
rumusan yang paling tepat untuk menyatakan suatu konsep yang termasuk dalam suatu
medan makna. Banyaknya unsur leksikal dalam suatu medan makna antara bahasa yang
satu dengan yang lain tidak sama jumlahnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan
sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu (Chaer, 2002:116).
Orang Palembang menamai aktivitas pembuatan makanan khas berdasarkan proses
yang dilakukan misalnya adon aduk, sebagai superordinat memiliki laksem bawahan
yaitu kudek, aduk, campogh, dan nguli. Leksem kudek, aduk, campogh, dan nguli sama-

sama memiliki arti mengaduk atau mencampur, namun jika dianalisis lebih jauh maka
akan ditemukan pembeda dari kelima leksem dari superordinat adon aduk, kudek adalah
proses mengaduk kuah yang berada di dalam wadah dengan air sebagai bahan dasar,
menggunakan alat dengan gerakan maju mundur. Aduk adalah proses mengaduk dengan
air sebagai bahan dasar, menggunakan alat dengan gerakan melingkar, dan menggunakan
wadah. Campogh adalah proses mencampur dengan tepung sebagai bahan dasar, diberi
air menggunakan lebih kurang 5 jari atau bisa juga menggunakan alat, dan menggunakan
wadah. Dan leksem nguli adalah proses menguli dengan tepung sebagai bahan dasar,
diberi air, menggunakan lebih kurang 5 jari, dengan gerakan melingkar dan maju mundur,
dan menggunakan wadah. Pembeda dari setiap leksem dapat dilihat pada diagram dan
diperjelas pada matrik.
Perbedaan leksem dalam medan makna aktivitas pembuatan makanan khas
Palembang ini harus dianalisis komponen makna sehingga leksem yang satu dengan
leksem yang lain dapat dibedakan.
Dalam penelitian ini medan makna yang diteliti adalah medan makna aktivitas
pembuatan makanan khas Palembang dalam bahasa Melayu Palembang untuk memahami
konsep pasti tertang aktivitas pembuatan makanan khas Palembang ini perlu dilakukan
penelitian medan makna yang menganalisis setiap leksem yang termasuk medan makna
aktivitas pembuatan makanan khas Palembang sehingga terlihat jelas perbedaannya.
Penelitian ini dibatasi pada medan makna aktivitas pembuatan makanan khas Palembang
dalam bahasa Melayu Palembang. Medan makna adalah sekelompok atau sejumlah
leksem yang berelasi secara sistematis yang pada umumnya dicakupi oleh sebuah leksem
yang menjadi superordinatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2002)

aktivitas (nomina) bermakna (1) keaktifan, kegiatan; (2) kerja atau salah satu kegiatan
khusus, teristimewa, mengistimewakan, mengkhususkan, hal atau sifat yang tidak
dimiliki oleh yang lain. Bertolak dari pengertian tersebut, aktivitas khas yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah aktivitas pembuatan makanan khas Palembang
yang dilakukan oleh orang Palembang dan dinamai atau diberi konsep dengan
menggunakan bahasa Melayu Palembang.

NAMA : ESI YOURA FERUCHA

JUDUL

: MEDAN MAKNA AKTIVITAS PEMBUATAN MAKANAN


KHAS PALEMBANG DALAM BAHASA MELAYU
PALEMBANG

PRODI

: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

EMAIL

: Esiyoura_ferucha@yahoo.com

ABSTRAK
Masalah di dalam Karya ilmiah yang berjudul Medan Makna Aktivitas Pembuatan
Makanan Khas Palembang dalam Bahasa Melayu Palembang ini adalah seperangkat
leksem dan penjelasan terhadap perbedaan leksem-leksem yang hampir tidak berbeda
konsep maknanya serta deskriptif. Data analisis mengunakan komponen makna. Objek
penelitian ini merupakan bahasa Melayu Palembang dalam kehidupan sehari-hari. Data di
peroleh melalui angket, rekaman, dan wawancara yang dilakukan oleh penulis Skripsi
untuk menemukan leksem-leksem dalam aktivitas pembuatan makanan khas Palembang
dalam bahasa Melayu Palembang yang telah di buat menjadi sebuah karya ilmiah.
Penelitian Medan Makna merupakan bagian dari penelitian semantik, yang mana medan
makna aktivitas ialah seperangkat unsur leksikal yang menyatakan konsep aktivitas.
Dalam penelitian ini aktivitas yang dapat di nyatakan dengan sebuah leksem itu
ditemukan menjadi delapan submedan yaitu leksem adon mengaduk, geleng giling,
idang hidang, seseh sisih, magi membagi, endem rendam, masaq masak, dan
pipi pipih dalam setiap medan makan dipilih sebuah leksem yang berdiri sebagai
superordinat dalam medan makna aktivitas sulit dilakukan karena umumnya leksemleksem itu bersinonim atau bersinggungan maknanya (kontiguitas) sedangkan leksem

superordinat haruslah merupakan sistem hipernim leksem bawahannya. Demi mengetahui


hal itu, penelitian Medan Makna Aktivitas Pembuatan Makanan Khas Palembang dalam
Bahasa Melayu Palembang perlu dilakukan untuk memahami konsep pasti tentang
aktivitas pembuatan makanan khas Palembang dari sinilah dapat di lihat perbedaan antara
leksem yang satu dengan leksem lainnya.

Kata-kata kunci : semantik, medan makna aktivitas, pembuatan makanan, bahasa


Melayu Palembang, leksem, komponen makna.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa daerah adalah bahasa perhubungan antar daerah yang merupakan salah satu
bagian dari kebudayaan nasional yang dijamin keberadaannya oleh negara. Pasal 36, Bab
XV, UUD 1945 menjelaskan bahwa di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri,
yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura,
dsb) bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara oleh negara. Bahasa-bahasa itu pun
merupakan sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup (Aliana, 2003:4)
Salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia adalah bahasa Melayu Palembang.
Sampai saat ini, bahasa Melayu Palembang masih digunakan oleh masyarakat
penuturnya. Bahasa Melayu Palembang dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah
memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan, perhubungan antar sesama keluarga,
masyarakat, dan daerah, serta berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengembangan
bahasa Melayu Palembang.
Suatu benda, kegiatan, peristiwa, dan proses semuanya diberi label berupa lambang
dan setiap lambang memiliki unsur yang disebut makna. Setiap kata memiliki maknamakna yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu jaringan makna yang disebut
medan makna. Pembicaraan tentang medan makna termasuk dalam ruang lingkup bidang
pengkajian makna kata. Medan makna (semantic field, semantic domain) adalah bagian
dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau
realitas dalam alam semesta tertentu dan realisasikan oleh seperangkat unsur leksikal
yang maknanya saling berhubungan (Chaer, 2002:110).
Penelitian terhadap medan makna merupakan bagian dari penelitian semantik.
Penelitian semantik yang terkait dengan medan makna ini memberikan ketepatan
rumusan makna leksem-leksem dari suatu medam. Dengan demikian, akan ditemukan
rumusan yang paling tepat untuk menyatakan suatu konsep yang termasuk dalam suatu
medan makna. Banyaknya unsur leksikal dalam suatu medan makna antara bahasa yang
satu dengan yang lain tidak sama jumlahnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan

sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu (Chaer, 2002:116).


Orang Palembang menamai aktivitas pembuatan makanan khas berdasarkan proses
yang dilakukan misalnya adon aduk, sebagai superordinat memiliki laksem bawahan
yaitu kudek, aduk, campogh, dan nguli. Leksem kudek, aduk, campogh, dan nguli samasama memiliki arti mengaduk atau mencampur, namun jika dianalisis lebih jauh maka
akan ditemukan pembeda dari kelima leksem dari superordinat adon aduk, kudek adalah
proses mengaduk kuah yang berada di dalam wadah dengan air sebagai bahan dasar,
menggunakan alat dengan gerakan maju mundur. Aduk adalah proses mengaduk dengan
air sebagai bahan dasar, menggunakan alat dengan gerakan melingkar, dan menggunakan
wadah. Campogh adalah proses mencampur dengan tepung sebagai bahan dasar, diberi
air menggunakan lebih kurang 5 jari atau bisa juga menggunakan alat, dan menggunakan
wadah. Dan leksem nguli adalah proses menguli dengan tepung sebagai bahan dasar,
diberi air, menggunakan lebih kurang 5 jari, dengan gerakan melingkar dan maju mundur,
dan menggunakan wadah. Pembeda dari setiap leksem dapat dilihat pada diagram dan
diperjelas pada matrik.
Perbedaan leksem dalam medan makna aktivitas pembuatan makanan khas
Palembang ini harus dianalisis komponen makna sehingga leksem yang satu dengan
leksem yang lain dapat dibedakan.
Dalam penelitian ini medan makna yang diteliti adalah medan makna aktivitas
pembuatan makanan khas Palembang dalam bahasa Melayu Palembang untuk memahami
konsep pasti tertang aktivitas pembuatan makanan khas Palembang ini perlu dilakukan
penelitian medan makna yang menganalisis setiap leksem yang termasuk medan makna
aktivitas pembuatan makanan khas Palembang sehingga terlihat jelas perbedaannya.
Penelitian ini dibatasi pada medan makna aktivitas pembuatan makanan khas
Palembang dalam bahasa Melayu Palembang. Medan makna adalah sekelompok atau
sejumlah leksem yang berelasi secara sistematis yang pada umumnya dicakupi oleh
sebuah leksem yang menjadi superordinatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002) aktivitas (nomina) bermakna (1) keaktifan, kegiatan; (2) kerja atau salah satu
kegiatan khusus, teristimewa, mengistimewakan, mengkhususkan, hal atau sifat yang
tidak dimiliki oleh yang lain. Bertolak dari pengertian tersebut, aktivitas khas yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah aktivitas pembuatan makanan khas Palembang
yang dilakukan oleh orang Palembang dan dinamai atau diberi konsep dengan
menggunakan bahasa Melayu Palembang. Jadi, jika jenis aktivitas diungkapkan dengan
bahasa Melayu Palembang maka aktivitas tersebut dalam penelitian ini disebut aktivitas
khas Palembang.

B. Masalah
1.

Seperangkat leksem yang termasuk pada medan makna aktivitas pembuatan makanan

khas Palembang dalam bahasa Melayu Palembang.


2.

Klasifikasi seperangkat leksem yang termasuk medan makna aktivitas pembuatan

makanan khas Palembang dalam bahasa Melayu Palembang.


3.

Formulasi setiap leksem pada matrik dan diagram untuk menjelaskan komponen

makna yang terdapat pada suatu leksem dalam medan aktivitas pembuatan makanan khas
Palembang dalam bahasa Melayu Palembang.

C. Metode
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Medan makna yang menjadi sasaran penelitian ini dideskripsikan keberadaannya dalam
jaringan kosakata bahasa Melayu Palembang dan struktur di dalamnya yang
memperlihatkan hubungan makna antar leksem. Dalam penelitian ini diterapkan tiga
langkah kerja yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil penelitian.

PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa jenis medan makna ada bermacammacam. Medan makna aktivitas ialah seperangkat unsur leksikal yang menyatakan
konsep aktivitas. Konsep aktivitas adalah kegiatan atau usaha pemanfaatan oleh dan buat
manusia. Medan makna aktivitas yang dibahas dalam penelitian ini adalah leksem-leksem
aktivitas pembuatan makanan khas Palembang dalam bahasa Melayu Palembang.
B. Pembahasan
Leksem-leksem aktivitas pembuatan makanan khas Palembang dalam BMP.
Beberapa dari leksem yang dianalisis merupakan leksem khas yang hanya terdapat dalam
proses pembuatan makanan khas Palembang. Leksem-leksem yang hanya terdapat pada
proses pembuatan makanan.
Leksem adon yang berarti aktivitas mencampur dan sebagai superordinat memiliki
leksem bawahan: kudek, aduk, campogh, dan nguli. Leksem kudek adalah proses
mengaduk kuah yang berada di dalam wadah dengan air sebagai bahan dasar,
menggunakan alat dengan gerakan maju mundur. Leksem acek adalah proses meracik
pempek berbahan dasar tepung dengan menggunakan kurang dari 5 jari di dalam wadah.
Leksem Aduk adalah proses mengaduk dengan air sebagai bahan dasar, menggunakan alat
dengan gerakan melingkar, dan menggunakan wadah. Leksem Campogh adalah proses
mencampur dengan tepung sebagai bahan dasar, diberi air menggunakan lebih kurang 5
jari atau bisa juga menggunakan alat, dan menggunakan wadah. Dan leksem nguli adalah
proses menguli dengan tepung sebagai bahan dasar, diberi air, menggunakan lebih kurang
5 jari, dengan gerakan melingkar dan maju mundur, dan menggunakan wadah.
Leksem masaq yang berarti aktivitas memasak dan sebagai superordinat memiliki
leksem bawahan yaitu umep, cengkek, anget, dan jeghang. Leksem umep adalah proses
memasak dengan menggunakan uap api, memasak sesuatu yang sudah dimasak dengan
menggunakan wadah, mengeluarkan uap dan membutuhkan waktu , 10 menit. Leksem
cengkek adalah proses memasak menggunakan api, dengan sesuatu yang sudah dimasak,

menggunakan wadah, mengeluarkan uap dengan lama waktu > 10 menit. Leksem anget
adalah proses memasak dengan menggunakan api, memasak sesuatu yang sudah dimasak,
dengan menggunakan wadah dan membutuhkan waktu < 10 menit. Leksem jeghang
adalah proses memasak dengan menggunakan api dengan sesuatu yang akan dimasak,
menggunakan wadah dan lama waktu > 10 menit.
Leksem geleng yang berarti menggiling atau menghaluskan sesuatu dan sebagai
superordinat dari leksem bawahan, kasagh dan halus. Leksem yang dianalisis adalah
leksem yang nerada di bawah leksem kasagh dan alsu yaitu leksem peghek, tomboq,
memagh, ancugh, dan giles. Leksem peghek adalah aktivitas menggiling dengan batu
gilingan sebagai komponen utama, menggunakan < 5 jari, dengan gerakan naik-turun,
dan dengan kekuatan sedang. Leksem memagh adalah aktivitas membuat memar dengan
batu gilingan sebagai komponen pokok, menggunakan < 5 jari, gerakan naik-turun dan
dengan kekuatan kecil atau kekuatan sedang. Leksem ancugh adalah aktivitas
menghancurkan bumbu dengan komponen pokok batu gilingan, menggunakan < 5 jari,
dengan gerakan naik-turun, maju-mundur, dan melingkar dan dengan kekuatan besar.
Leksem giles adalah aktivitas menggilas dengan komponen pokok batu gilingan, jari
yang digunakan untuk menggilas > 5 jari, dengan gerakan naik-turun, maju-mundur, dan
melingkar, dengan kekuatan besar.
Leksem seseh yang berarti aktivitas menyisihkan dan sebagai superordinat dari
leksem bawahan yaitu leksem tus, sengkegh, dan embeq. Leksem tus adalah aktivitas
memisahkan dengan menggunakan < 5 jari, dengan tangan dan di singkirkan secara
menyeluruh. Leksem embeq adalah aktivitas mengambil pempek dengan satu per satu,
menggunakan sendok dengan > 5 jari yang digunakan.
Leksem magi yang berarti membagi atau memisahkan menjadi beberapa bagian dan
sebagian superordinat dari leksem bela, cencang, tetaq, suigh, dan ighis menjadi pecahan
yang memiliki dua bagian yang berukuran sedang, dibelah menggunakan tangan dengan
potongan besar. Leksem cencang adalah aktivitas mencincang daging yang menjadi
sasaran, dicincaang menjadi pecahan yang memiliki bagian yang tak terhingga yang
berukuran kecil, dicincang dengan menggunakan pisau dengan potongan halus. Leksem
tetaq adalah aktivitas membagi adonan sebagai sasaran, dibagi menjadi pecahan yang

memiliki dua bagian yang berukuran sedang, dibagi menggunakan piasu dengan
potongan yang kasar. Leksem suigh adalah aktivitas mengoyak daun menjadi pecahan
sehingga memiliki banyak bagian, diiris dengan ukuran kecil dan potongan halus dengan
menggunakan pisau.
Leksem idang yang berarti aktivitas menghidangkan atau menyajikan makanan dan
sebagai superordinat dari leksem bawahan yaitu nyaji, dan taroq. Leksem nyaji adalah
aktivitas menyajikan makanan dalam jumlah yang banyak dengan letak yang dekat
menggunakan piring dan diletakan di atas meja pada acara dengan skala kecil.
Leksem endem yang berarti merendam sesuatu dengan air sebagai media dan sebagai
superordinat dari leksem bawahan yaitu pendep, endep, pendem, diem, dan cebugh.
Leksem pendep adalah aktivitas mendiamkan tepung sebagai sarana tanpa air dalam
waktu < 5 menit di tempat yang tertutup dan dalam wadah plastik. Leksem endep adalah
aktivitas mengendepkan sesuatu dengan menggunakan air dalam waktu > 5 menit di
tempat yang terbuka dan didalam wadah baskom. Leksem pendem adalah aktivitas
merendam sesuatu dengan menggunakan air dalam waktu < 5 menit di tempat terbuka
dan dalam wadah baskom. Leksem diem adalah sesuatu dengan tanpa air dalam waktu <
5 menit di tempat yang terbuka dan dalam wadah baskom.
Leksem terakhir yaitu leksem pipi yang berarti membuat jadi bentu pipih dan sebagai
superordinat dari leksem cepegh, gepeng, dan lepegh. Leksem cepegh adalah aktivitas
membuat menjadi pipih adonan yang berbahan dasar dari tepung dengan tebal < 0,5 cm
dan diametet 5 cm dalam kondisi bahan yang kering. Leksem lepegh adalah aktivitas
membuat menjadi pipih adonan yang berbahan dasar tepung dengan ketebalan < 0,5 cm
dan diameter > 10cm dalam kondisi bahan yang basah.

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian medan
makna aktivitas pembuatan makanan khas Palembang dalam BMP ini jumlah leksem
aktivitas pembuatan makanan khas Palembang ini sering kita temui di kehidupan
masyarakat yang menggunakan leksem ini didalam kehidupan sehari-hari mereka.
Penelitian ini telah berusaha mencatat semua aktivitas yang dtemukan. Dalam penelitian
ini aktivitas dapat dinyatakan dengan sebuah leksem itu ditemukan menjadi delapan
submedan yaitu : leksem adon, geleng, idang, seseh, magi, endem, masaq, dan pipi.
Pemilihan sebuah leksem superordinat yang tepat diantara leksem-leksem yang berada
dalam medan makna aktivitas sulit dilakukan karena umumnya leksem-leksem itu
bersinonim atau bersinggungan maknanya (kontiguitas), sedangkan leksem superordinat
haruslah merupakan hipernim leksem bawahannya. Oleh karena itu, leksem-leksem yang
berada dalam medan makna yang seperti itu dibicarakan tanpa mengaitkannya dengan
superordinatnya.
Berdasarkan komponen makna yang dimiliki setiap leksem dalam matrik itu juga,
dibuat definisi seperti umum digunakan didalam kamus. Secara keseluruan bahasa
Melayu Palembang sehari-hari mempunyai berbagai leksem pengungkap aktivitas
khususnya akktivitas pembuatan makanan. Leksem aktivitas pembuatan makanan itu
dijelaskan oleh komponen makna yang dimiliki dan dinyatakan dalam bentuk diagram
dan matrik.

B. Saran
Hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut, bila perlu hasil dari penelitian medan
makna aktivitas ini dapat digunakan oleh masyarakat Palembang yang saat ini sudah
jarang menggunakan bahasa Palembang karena pengaruh perkembangan zaman dan
masuknya budaya asing di dalam kebudayaan Palembang. Khususnya di dalam
pemakaian kata-kata yang digunakan saat melakukan aktivitas pembuatan makanan khas

Palembang.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan et al. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3, Cet. Ke-2. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Leksigologi dan leksikograf Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantic 1 : Pengantar ke Arah Ilmu Makna.
Bandung: PT ERESCO.
Gudai, Darmansyah. 1989. Semantik beberapa topik utama. Jakarta: Departement
Pendidikan dan Kebudayaan.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Kentjono, Djoko. 2002. Dasar-dasar linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra
Universitas Indonesia
Malisun. 2007. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Masri, Ali. 1991. Sistem Sapaan Bahasa Melayu Palembang Sebagai Sumbangan
Bagi Pengajaran Bahasa Indonesia. Skripsi. Indralaya: FKIP Universitas
Sriwijaya.

Вам также может понравиться