Вы находитесь на странице: 1из 27

The New Paradigm of

Wound Management Using


Coffee Powder
Rifqi Hary Zulfikar
2009730109
Pembimbing :
Dr. Usman Wahid, Sp.B

Pendahuluan

Pengobatan / perawatan luka yang efektif sangat sedikit


sekali didapatkan didaerah terpencil.

Pengobatan untuk luka menggunakan bubuk kopi telah


lama dikenal sebagai pengobatan tradisional dan
merupakan suatu pengambilan keputusan yang bijak
mengingat tingkat efektivitasnya untuk mengobati luka.

Pendahuluan
Beberapa tenaga medis disekitar area penanaman kopi melaporkan
taburan bubuk kopi pada beberapa jenis luka akut maupun kronik
(DM, luka sobek, luka bakar) tidak menimbulkan infeksi.
Bubuk kopi dapat dibiarkan menempel pada luka hingga luka
sembuh.

Karena alasan inilah para peneliti berupaya untuk melakukan


penelitian mengenai peran kopi terhadap proses
penyembuhan luka

Tujuan Penelitian

Untuk memeriksa hasil penggunaan kopi segar terhadap manajemen


luka pada pasien dengan berbagai luka akut dan kronik.

Kriteria Inklusi

Seluruh pasien dengan luka akut maupun kronik yang


menolak dilakukan skin grafting dan yang setuju untuk
mengobati lukanya dengan menggunakan kopi. (N=130)

Desain Penelitian
Studi mikrobakterial

Media kultur kuman jenis MRSA (methicillin-resistant


Staphylococcus aureus) pada agar plat Mueller-Hinton
diikubasi pada suhu 37 selama 24 jam.

Dilakukan uji resistensi terhadap 3 buah zat yaitu:


kopi robusta & arabica (kopi:air = 1:2),
krim sulfadiazine,
larutan povidone iodine 3%

Desain Penelitian
Studi Hewan

Total jumlah 18 ekor tikus putih, dengan berat 200 gr diberikan


luka menggunakan logam panas didaerah punggung sehingga
terdapat luka bakar subkutan berdiameter 4 cm, dibagi kedalam
3 kelompok.

Grup A, mendapat terapi bubuk kopi.

Grup B, mendapat terapi krim sulfadiazine.

Grup C, sebagai kelompok kontrol tidak diberikan terapi apapun.

Desain Penelitian
Studi Hewan

Tiap tikus dimasukkan kedalam kandang yang terpisah.

Observasi dilakukan tiap minggu mencakup:


Sekresi cairan dari luka
Kapan luka mengering
Menandakan seluruh permukaan luka ditutupi oleh epitelisasi
tipis yang dapat menghentikan sekresi cairan dari luka.
Tanda awal dari proses penyembuhan luka adalah
permukaan luka yang kering.

Desain Penelitian
Studi Hewan

Sekresi cairan pada luka akut memiliki efek angiogenik besar.

Sekresi cairan pada luka kronik memilik zat anti-angiogenik


dan menghambat granulasi.

Bubuk kopi memiliki kemampuan


mengatasi kedua hal tersebut.

yang

lengkap

untuk

Desain Penelitian
Studi manusia
Total 130 pasien dengan berbagai jenis luka, dikumpulkan
sejak 1 Januari 2003 1 Januari 2014, berusia antara 16 76
tahun yang menolak tindakan skin grafting.
Dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok A mendapat terapi
kopi, kelompok B mendapat terapi Saline 0.9%.
Pengobatan mengunakan bubuk kopi topikal akan diganti dan
diamati setiap 4 minggu.
Pada semua kasus tidak ditemukan adanya luka jenis iskemik.

Desain Penelitian
Jenis luka

Jumlah

Ulkus DM tipe-2

90

Autoimun (juvenille rheumatoid


arthritis)

Luka pasca amputasi Buergers


Disease

15

Selulitis

Deep femoral soft tissue wound

Luka bakar

Malformasi vena

10

Desain Penelitian
Studi manusia

Setelah dilakukan debridement, luka ditutupi dengan kopi dengan


jumlah yang cukup banyak hingga seluruh bagian luka tertutupi.

Ditutupdengan perban dan tidak boleh dibiarkan basah selama 4


minggu.

Bila kopi basah karena sekresi cairan luka dan berbau, kopi dapat
diganti dengan bubuk kopi yang baru.

Penyembuhan luka dengan bubuk kopi (n=82) dibandingkan


dengan rendaman pada saline 0.9% (n=78)

Desain Penelitian

Hasil Penelitian...

Hasil
Hasil / keuntungan dari luka yang diobati dengan
kopi antara lain:

Tidak ada lalat beterbangan disekitar luka.


Memiliki aroma kopi yang khas dan mengeliminasi bau.
Tidak menimbulkan nyeri saat penggantian.
Proses penyembuhan yang cepat.
Tidak ada komplikasi.
Lamanya waktu penggantian.
Cost-effective.

Hasil

Proses penyembuhan luka pada diabetic foot selalu


berhubungan dengan perbaikan level glukosa darah pasien.

Seluruh pasien tidak memerlukan nekrotomi berulang.

Berdasarkan luas luka dan kedalaman luka, pengeringan luka


yang diobati oleh kopi
terjadi pada minggu ke-8 dan
penutupan dari epitel kulit terjadi pada minggu ke 12 dan
16.

Hasil
Pada pasien dengan juvenille rheumatoid arthritis, yang mana
telah
mengkonsumsi
kortikosteroid
jangka
panjang,
pengobatan dengan menggunakan kopi pada luka mendapat
hasil yang memuaskan.
Jaringan lunak dan kulit telah tumbuh dan menutup luka
dengan scar normal pada minggu ke-8.

Hasil

Hasil

Hasil
Rentang waktu penggantian bahan yang lebih
lama
Menghilangkan bau

Menjaga kelembapan luka

Aktivitas antibakteri

Fungsi hemostatic

Kesimpulan
Penggunaan bubuk kopi sebagai terapi pada luka
telah memberikan pengaruh yang kuat terhadap
paradigma baru dalam manajemen luka.

Dalam hal ini termasuk durasi pergantian yang lebih


lama, menjaga kelembapan luka, antioksidan,
antimikrobial, menyerap cairan dan menetralisir bau,
mengurangi bekas luka, mengurangi nyeri, hemat,
dan tidak ada komplikasi.

TERIMAKASIH...

Вам также может понравиться