Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pitiriasis Rosea
Yth. dr. R.A. Lucia Devianty, Sp. KK.
Pendahuluan
Status Pasien
Nama: Ny. FN
Umur: 27 tahun
Agama: Islam
Pendidikan: D3
Alamat: Palembang
Anamnesis
Keluhan utama:
Keluhan Tambahan:
Tanggal 28 Maret 2016 pasien mengeluh hal yang sama, terdapat bercak
merah pada kedua lengan bagian atas, leher, dada, punggung, perut hingga
kedua paha yang belum juga menghilang dan gatal masih dirasakan.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Riwayat Higiene
Status Dermatologikus
ad regio ante
braci destra
ad regio
ante braci
sinistra
regio thorakalis
anterior
regio thorakalis
posterior
regio abdomen
Diagnosis Banding
Pitiriasis Rosea
Tinea Korporis
Dermatitis Seboroik
DIAGNOSIS KERJA
Pitiriasis Rosea
Pemeriksaan Penunjang
Saran:
Pemeriksaan Histopatologi
Diagnosis Kerja:
Pitiriasis Rosea
Tatalaksana
UMUM
KHUSUS
Sistemik
Topikal:
Prognosis
Etiologi
Gambaran Klinis
Gejala Klasik
Lesi sekunder terdiri dari lesi dengan bentuk yang sama dengan lesi
primer, ukuran lebih kecil, sejajar dengan haris kulit dan sejajar
dengan kosta sehingga memberi gambaran Christmas tree
Gejala Atipikal
Diagnosis Banding
Tinea Korporis
Dermatitis Seboroik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Histopatologi
Penatalaksanaan
Umum
Khusus
Topikal: Untuk mengurangi rasa gatal dapat menggunakan
zink oksida, kalamin losion atau 0,25% mentol
Pembahasan
Pada anamnesis terdapat seorang pasien perempuan ibu rumah tangga usia 27 tahun datang ke RS AK Gani dengan
keluhan bercak merah pada lengan kiri bagian atas sejak 2 minggu yang lalu disertai gatal. Menurut literatur, gejala
klasik dari Pitiriasis Rosea mudah untuk dikenali. Penyakit dimulai dengan lesi pertama berupa makula eritematosa
yang berbentuk oval atau anular dengan ukuran yang bervariasi antara 2-4 cm, soliter, bagian tengah ditutupi oleh
skuama halus dan bagian tepi mempunyai batas tegas yang ditutupi oleh skuama tipis. Lesi ini disebut Herald Patch.
123
Keluhan tersebut menyebabkan rasa kurang nyaman pada pasien yang merupakan wanita dengan usia produktif
sehingga pasien berobat ke klinik terdekat, pasien diberi obat berwarna puth dan merah muda namun setelah
mengonsumsi obat tersebut pasien belum juga merasakan perubahan pada bercak merahnya, namun keluhan gatal
sedikit berkurang. Menurut literatur, pitiriasis rosea akan lebih sering mengenai wanita dibanding pria dengan
prevalensi adalah 0,13% pada laki-laki dan 0,14% pada wanita per total penduduk dunia dengan usia antara 10-34
tahun1.
Semakin hari bercak merah bertambah dan menyebar ke lengan kanan atas, dada, punggung, perut dan kedua paha
bagian atas dan gatal masih dirasakan. Menurut literatur, tempat predileksi Pitiriasis Rosea adalah badan, lengan atas
bagian proksimal dan paha atas sehingga membentuk seperti gambaran pakaian renang.2
Menurut literatur, gejala akan berkembang setelah 2 minggu, dimana mencapai puncaknya. Fase penyebaran ini
secara perlahan-lahan akan mengilang setelah 2-4 minggu. Lesi-lesi ini muncul terutama pada batang tubuh dengan
sumbu panjang sejajar pelipatan kulit. Tampilannya tampak seperti pohon natal terbalik (inverted christmas tree
appeareance. Tapi bagaimanapun terlepas dari tampilan lesi yang mirip dengan pohon natal, terbalik atau pun tidak,
tidak diragukan lagi Herald Patch merupakan lesi patognomonik dari pitiriasis rosea6. Sehingga mucul dugaan bahwa
pasien kali ini mengalami pitiriasi rosea.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada thoracalis anterior et posterior, antebrachii dextra et sinistra, abdomen, dan
femoralis dekstra et sinistra: makula eritematosus, multipel, berbatas tegas dengan ukuran milier sampai lentikuler,
bentuk oval dan anular, skuama halus berwarna putih (+).
Menurut literatur, lesi makula-papula berwarna kemerahan ( salmon colored ) berbentuk oval, circinate tertutup
skuama collarette, soliter dan lama kelamaan menjadi konfluen.2 Ketika lesi digosok menurut aksis panjangnya,
skuama cenderung terlipat melewati garis gosokan ( hanging curtain sign ).2 Tempat predileksi Pitiriasis Rosea
adalah badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas sehingga membentuk seperti gambaran pakaian renang2.
Tanda-tanda tersebut memperkuat dugaan pitiriasis rosea.
Untuk mendiagnosis pitiriasis rosea sebenarnya tidak ada pemeriksaan khusus bahkan dengan tanda klinis yang
ditemukan sudah dapat menegakkan diagnosis ptiriasis rosea namun bila ada keraguan dan fasilitas memadai
disarankan dilakukan kerokan kulit dengan KOH 10%.6
Diagnosis banding pada kasus ini antara lain adalah tinea korporis didapatkan gambaran herald patch atau bercak
merah yang dapat menyerupai gambaran yang biasanya ditemukan pada tinea korporis. Tinea korporis juga memiliki
lesi makula eritema skuamosa yang bentuknya anular. Namun pada tepinya bisa terdapat papul, pustul dan
skuamanya kasar. Bagian tepi lesi yang lebih aktif pada infeksi jamur ini menunjukan adanya hifa pada pemeriksaan
kultur. Pada tinea korporis gatal yang dirasakan sangat hebat dan jarang menyebar luas pada seluruh tubuh, Hal ini
melemahkan hipotesis bahwa pasien terkena tinea korporis dan semakin memperkuat dugaan pitiriasis rosea.
Pada dermatitis seboroik, kulit kepala dan alis mata biasanya berskuama dan ruam kulitnya ditutupi skuama yang
berminyak dengan predileksi tempat di sternum, regio intercapsular, dan permukaan fleksor dari persendianpersendian11. Sedangkan pada pitiriasis rosea skuamanya halus dan tak berminyak. Sumbu panjang lesi sejajar
dengan garis kulit5.
Kesimpulan
Pitiriasis rosea adalah kelainan kulit yang termasuk dalam golongan dermatosis eritroskuamosa,
sifatnya akut, self limiting disease, tidak menular. Etiologinya masih belum diketahui, namun partikel
HHV telah terdeteksi pada 70% pasien penderita pitiriasis rosea. Lesi primernya berupa soliter makula
eritem atau papul eritem. Lesi primer ini disebut sebagai herald patch / mother plaque / medallion.
Predileksi tempat yang paling banyak ditemukan yaitu pada batang tubuh, lengan atas dan paha atas.
Tidak ada tes laboratorium yang menunjang diagnosa pitiriasis rosea. Beberapa penyakit yang
menyerupai gambaran klinis pitiriasis rosea yaitu tinea korporis dan dermatitis seboroik. Diagnosa
pitiriasis rosea dapat ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan klinis.