Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Distribusi Frekuensi
1.1. Daftar Distribusi Frekuensi
Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data acak
yang dapat dibuat menjadi data yang berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke
dalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi
frekuensi atau tabel frekuensi. Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas
interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar (Hasan, 2001).
Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian yang akan dipakai
dalam membuat sebuah daftar distribusi frekuensi. Bagian-bagian tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut (Sudjana, 2005) :
1. Kelas interval adalah banyak objek yang dikumpulkan dalam kelompok-kelompok
berbentuk a b. Kedalam kelas interval a b dimasukkan semua data yang
bernilai mulai dari a sampai dengan b. Urutan kelas interval disusun mulai data
terkecil terus ke bawah sampai nilai data terbesar. Kelas-kelas interval tersebut ada
di kolom kiri.
2. Frekuensi adalah bilangan-bilangan yang menyatakan berapa buah data terdapat
dalam kelas interval. Frekuensi ini disingkat dengan f dan diisi pada kolom kanan.
3. Ujung bawah adalah bilangan-bilangan di sebelah kiri kelas interval.
4. Ujung atas adalah bilangan-bilangan di sebelah kanan kelas interval.
5. Panjang kelas interval adalah selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan.
6. Batas kelas (class limits) adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan
kelas yang lain. Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di
antara kelas yang satu dengan kelas yang lain masih terdapat lubang tempat angkaangka tertentu. Terdapat dua batas kelas untuk data-data yang telah diurutkan,
yaitu: batas kelas bawah (lower class limits) dan batas kelas atas (upper class
limits).
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, kita
lakukan sebagai berikut.
1. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini, karena
data terbesar = 99 dan data terkecil = 35, maka rentang = 99 35 = 64
2. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas sering biasa
diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut
keperluan. Cara lain untuk n berukuran besar n 200 misalnya, dapat
menggunakan aturan Sturges, yaitu :
Banyak kelas = 1 + (3,3) log n
dengan n menyatakan banyak data dan hasil akhir dijadikan bilangan bulat.
Contoh : untuk n = 80, banyak kelas = 1 + (3,3) log 80
= 1 + (3,3) (1,9031) = 7,2802
Kita bisa membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 7 atau 8 buah.
3. Tentukan panjang kelas interval p, dapat ditentukan dengan aturan :
p =
harga p diambil sesuai dengan ketelitian satuan data yang digunakan. Jika
berbentuk satuan, ambil harga p teliti sampai satuan. Untuk data hingga satu
desimal, p ini juga diambil hingga satu desimal, dan begitu seterusnya.
Contoh : p =
4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama dengan data
terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus
kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan.
Jika ujung bawah kelas pertama diambil sama dengan data terkecil, yakni 31 maka
daftarnya menjadi seperti berikut :
Tabel. 1. Daftar Distribusi Frekuensi
Nilai Ujian Statistika untuk 80 Mahasiswa
Nilai Ujian Frekuensi (f)
31 40
41 50
51 60
61 70
23
71 80
20
81 90
19
91 100
Jumlah
80
F abs
3
3
8
23
20
19
4
80
F rel
2,50
3,75
6,25
17,50
30,00
25,00
15,00
100
Ada lagi sebuah daftar yang biasa dinamakan daftar distribusi frekuensi kumulatif.
Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi frekuensi
biasa, dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Dikenal dua macam
distribusi frekuensi kumulatif ialah kurang dari atau lebih. Untuk distribusi frekuensi
kurang dari atau lebih masing-masing dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. 3. Nilai Ujian Statistika
untuk 80 Mahasiswa
( Kumulatif kurang dari )
Nilai Ujian
F kum
Kurang dari 31
0
Kurang dari 41
2
Kurang dari 51
5
Kurang dari 61
10
Kurang dari 71
24
Kurang dari 81
48
Kurang dari 91
68
Kurang dari 101
80
Perhatikan bahwa dalam kedua daftar di atas tidak terdapat baris yang menyatakan
jumlah frekuensi. Kalau daftar distribusi frekuensi kumulatif dengan frekuensi relatif
dikehendaki, maka hasilnya seperti dalam daftar-daftar di bawah ini
Tabel. 3. Daftar Distribusi Frekuensi
Kumulatif Relatif
( Kumulatif kurang dari )
Nilai Ujian
F kum (%)
Kurang dari 31
0
Kurang dari 41
2,50
Kurang dari 51
6,25
Kurang dari 61
12,50
Kurang dari 71
30,00
Kurang dari 81
60,00
Kurang dari 91
85,00
Kurang dari 101
100,00
Pada tabel di atas, data yang ada dikelompokkan ke dalam tujuh kelas interval.
Interval yang pertama yaitu 50 54 dimana frekuensinya adalah 2, artinya siswa yang
mendapat nilai ulangan di antara 50 54 ada 2 orang. Pada interval tersebut, nilai 50
menjadi batas bawah sementara nilai 54 menjadi batas atas kelas.
Selain terdapat batas atas dan batas bawah, dikenal juga istilah tepi bawah dan
tepi atas kelas. Tepi bawah dan tepi atas kelas tersebut digunakan untuk memastikan
bahwa data yang masuk benar-benar berada di kelas interval yang tepat. Di samping
itu, tepi bawah dan tepi atas kelas juga berfungsi untuk menentukan panjang dari
kelas interval apabila data-data yang ada telah tersaji dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Adapun cara menentukan tepi bawah dan atas kelas adalah sebagai berikut:
Tepi bawah kelas = batas bawah kelas 0,5
Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5
Sementara panjang kelas innterval merupakan selisih yang terjadi antara tepi
atas dan tepi bawah kelas. Kita ambil contoh dari tabel di atas untuk interval yang
pertama yaitu 50 54 dapat ditentukan:
Tepi bawah kelas = 50 0,5 = 49,5
Tepi atas kelas = 54 + 0,5 = 54,5
Panjang kelas = 54,5 49,5 = 5
Dari tabel distribusi frekuensi kita bisa membuat sebuah diagram dengan
menggunakan beberapa persegi panjang yang disebut sebagai histogram. Bentuk dari
histogram hampir sama dengan diagram batang namun pada histogram persegi
panjang atau batang-batang yang ada saling berhimpitan. Pada histogram, tiap-tiap
persegi panjang menentukan kelas tertentu, lebar persegi panjang menunjukkan
panjang kelas sementara tinggi persegi panjang menunjukkan frekuensinya. Dari tabel
yang sudah dijelaskan di atas, kita dapat membuat histogramnya menjadi seperti yan
gtampak pada gambar di bawah ini:
Langkah langkah :
Buka program SPSS dan masuk ke Variable View untuk membuat variabel NILAI
seperti gambar dibawah ini
Setelah membuat variabel nilai maka masuk kembali ke Data View untuk
memasukkan nilai-nilai sesuai data diatas
Selanjutnya klik menu Analyze > Descriptive Statistic lalu klik Frequencies maka
akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini dan pindahkan variabel Nilai dari
sebelah kiri ke sebelah kanan. Setelah itu klik Statistics.
10
Gambar 6. Output
11
Interprestasi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi nilai mahasiswa dengan banyak intervalnya
14 dan lebar interval 5 maka dapat dilakukan adalah membuat sebuah variabel lagi
yang dinamakan Kelas
12
Selanjutnya masuk kembali ke Analyze > Descriptive Statistic lalu klik Frequencies
dan masukan variabel Kelas ke sebelah kanan lalu klik Charts.
13
Pada kotak dialog Charts pilih Histogram dan beri centang pada Show normal curve
on histogram.
Setelah semua proses dilakukan maka akan muncul output seperti dibawah ini
14
2.
rata skor dan dapat mengetahui ditribusi data yang representative. Dalam statistik
rata-rata representative skor disebut tendensi sentral.
Tendensi sentral adalah pengukuran statistik untuk menentukan skor tunggal yang
menetapkan pusat dari distribusi. Tujuan tendensi sentral adalah untuk menemukan
skor single yang paling khusus atau paling representatif dalam kelompok (Gravetter
& Wallnau, 2007).
Tiga
metode
dalam
pengukuran
tendensi
sentral
yakni: mean,
median,
modus. Mean biasanya diketahui sebagai ilmu hitung rata-rata. Rata-rata untuk
populasi diidentifikasi dalam huruf yunani yakni (mew), dan rata-rata untuk sampel
adalah M atau x
yakni median, yakni skor yang membagi distribusi menjadi dua. Median sama
dengan persentil ke-50. Ukuran tendensi sentral yang ketiga yakni modus (mode),
modus adalah skor atau kategori yang paling besar dari frekuensi. Kata mode/modus
berarti gaya yang paling populer, definisi statistik modus adalah skor yang paling
sering terlihat dalam kelompok data/ skor yang paling sering muncul.
x
i 1
................................................................. (1)
Contoh : sebuah sampel berukuran 10. Dari sampel tersebut diukur variabel X yang
menyatakan skor-skor mata kuliah Statistika. Hasil pengukuran adalah sebagai
berikut : 125, 100, 650, 159, 170, 865, 900, 920, 900, 760. Berapa rata-rata hitung
sampel itu?
16
Penyelesaian :
n
x
i 1
125 1000 650 159 170 865 900 920 900 760
554,9
10
fx
i 1
n
i i
f
i 1
...........................................(2)
xi
fi
45
3
56
1
69
6
70
5
80
1
(45 x3) (56 x1) (69 x6) (70 x5) (80 x1)
x
3 1 6 5 1
1035
x
64, 687564, 7
16
Rata-rata Hitung dari Tabel Distribusi Frekuensi
17
Contoh :
Nilai Ujian Frekuensi (f) Tanda kelas (xi) Hasil kali (fixi)
31 40
35,5
71
41 50
45,5
136,5
51 60
55,5
277,5
61 70
14
65,5
917
71 80
24
75,5
1812
81 90
20
85,5
1710
91 100
12
95,5
1146
Jumlah
80
6070
fx
i 1
n
i i
f
i 1
6070
85,87585,9
80
18
Contoh : untuk nilai ujian statistika 80 orang mahasiswa dibuat lagi tabel seperti
berikut :
Nilai Ujian Frekuensi (f) Tanda kelas (xi) ci Hasil kali (fici)
31 40
2
35,5
-4
-8
41 50
3
45,5
-3
-9
51 60
5
55,5
-2
-10
61 70
14
65,5
-1
-14
71 80
24
75,5
0
0
81 90
20
85,5
+1
+20
91 100
12
95,5
+2
+24
Jumlah
80
+3
fi ci
x x0 p
8000
19
d1
: interval kelas
Kelas
Frekuensi (fi)
16-23
24-31
32-39
40-47
48-55
56-63
Jumlah ()
10
17
7
10
3
3
50
Kelas Modus = 24 - 31
TBB Kelas Modus = 23.5
i=8
frek. kelas Modus = 17
frek, kelas sebelum kelas Modus = 10
frek. kelas sesudah kelas Modus = 7
d1 = 17 - 10 = 7
d2 = 17 - 7 = 10
7
7
Modus = 23.5 + 8
= 23.5 + 8 = 26.7941... 27
7 10
17
20
2.3. Median
a. Median untuk Ungrouped Data
Median
n 1
2
Letak Median =
n : banyak data
n 1
2
n
Median = [Data ke2
n
+ Data ke-(
2
+1)] : 2
Contoh :
Tinggi Badan 5 mahasiswa :
1.75
1.78
n=5
1.60
1.75 1.78
Letak Median =
1.73
1.78 meter
1.78 meter
51 6
=
=3
2
2
Contoh :
Tinggi 6 mahasiswa : 1.60
1.73
1.75 1.78
1.78
n= 6
Letak Median
61 7
= = 3.5
2
2
21
Median
(ascending)
n
2
n : banyak data
Median
s'
atau
di mana :
TBB
s
TBA
s
: interval kelas
fM
22
Contoh 3 :
Kelas Median
Kelas
Frekuensi
Frek. Kumulatif
16 - 23
24 - 31
32 - 39
40 - 47
48 - 55
56 - 63
10
17
7
10
3
3
50
10
27
34
44
47
50
----
interval = i = 8
Letak Median =
n
50
=
= 25
2
2
s = 25 - 10 = 15
s = 27 - 25 = 2
Median
=
=
=
Median
=
=
=
= 23.5 + 8 (0.8823...)
= 30.5588... 30.6
s'
= 31.5 - 8 (0.1176...)
= 30.5588... 30.6
23
n
4
2n
n
=
=
4
2
3n
=
4
Letak Median
n : banyak data
Kuartil ke-q
s
TBB Kelas Kuartil ke-q + i
fQ
s'
TBA Kelas Kuartil ke-q - i
fQ
atau
Kuartil ke-q
di mana :
: 1,2 dan 3
TBB
TBA
s
: interval kelas
fQ
24
Frekuensi
Frek. Kumulatif
16 - 23
24 - 31
32 - 39
40 - 47
48 - 55
56 - 63
10
17
7
10
3
3
50
10
27
34
44
47
50
----
3n
3 50
=
= 37.5
4
4
s = 37.5 - 34 = 3.5
s = 44 - 37.5 = 6.5
Kuartil ke-3
=
=
=
Kuartil ke-3
=
=
s
TBB Kelas Kuartil ke-3 + i
fQ
.
35
39.5 + 8
10
39.5 + 2.8
= 39.5 + 8 (0.35)
= 42.3
s'
TBA Kelas Kuartil ke-3 - i
fQ
6.5
47.5 - 8
= 42.3
10
25
b. Desil
Desil Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir
(ascending) menjadi 10 bagian yang sama besar
Letak Desil ke-1
n
10
5n
n
=
10
2
9n
10
Letak Median
n : banyak data
s
TBB Kelas Desil ke-d + i
fD
s'
TBA Kelas Desil ke-q - i
fD
atau
Desil ke-d
d : 1,2,3...9
di mana :
TBB
s
TBA
s
: interval kelas
fD
Frekuensi
Frek. Kumulatif
16 - 23
10
10
24 - 31
17
27
32 - 39
34
40 - 47
10
44
48 - 55
47
56 - 63
50
50
----
9n
9 50
=
= 45
10
10
fD=3
Frek. Kumulatif sebelum Kelas Desil ke-9 = 44
s = 45 - 44 = 1
s = 47 - 45 = 2
Desil ke-9
s
TBB Kelas Desil ke-9 + i
fD
1
47.5 + 8
3
47.5 + 2.66... =
= 47.5 + 8 (0.333...)
50.166...
27
Desil ke-9
c.
s'
TBA Kelas Desil ke-9 - i
fD
2
55.5 - 8
3
= 47.5 - 8 ( 0.666...)
55.5 -5.33...
= 50.166...
Persentil
Persentil Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir (ascending)
menjadi 100 bagian yang sama besar
n
100
50n
n
=
100
2
99n
10
Letak Median
n : banyak data
s
TBB Kelas Persentil ke-p + i
fP
Persentil ke-p =
s'
TBA Kelas Persentil ke-p - i
fP
Persentil ke-p
atau
: 1,2,3...99
28
di mana :
TBB
s
TBA
s
: interval kelas
fP
Kelas
Frekuensi
Frek. Kumulatif
16 - 23
24 - 31
32 - 39
40 - 47
48 - 55
56 - 63
10
17
7
10
3
3
50
10
27
34
44
47
50
----
56n
56 50
=
= 28
100
100
dan
fP=7
29
s = 28 - 27 = 1
s = 34 - 28 = 6
Persentil ke-26
Persentil ke-26
s
TBB Kelas Persentil ke-56 + i
fP
1
31.5 + 8
7
s'
TBA Kelas Persentil ke-56 - i
fP
6
39.5 - 8 = 39.5 - 8 (0.857...)
7
= 31.5 + 8 (0.142...)
30
3. Setelah melakukan instruksi di atas maka akan muncul tampilan seperti ini:
Dalam kotak sebelah kiri ada dua variabel, yang dianalisis adalah variabel dengan
data interval, dalam hal ini adalah variabel nilai. Kemudian blok variabel nama, lalu
klik kotak di tengah yang ada tanda panahnya. Sehinngga variabel yang di blok
pindah ke kotak Variables (s). kemudian klik statistics.
31
4. Setelah klik STATISTIK dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini:
Untuk tendensi sentral silahkan centang tanda mean, median, mode dan
klik CONTINUE lanjutkan klik OK sehingga muncul output seperti di bawah ini:
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang data, selain dengan tabel dan
diagram, masih diperlukan ukuran-ukuran lain yang merupakan wakil dari data
tersebut. Ukuran yang dimaksudkan dapat berupa :
Ukuran Pemusatan (Rata-Rata Hitung atau Mean, Median dan Modus)
Ukuran Letak (Quartil dan Persentil)
Ukuran Penyimpangan/Penyebaran (Range, Ragam, Simpangan Baku dan Galat
Baku)
32
Analyse
-->
b.
Analyse
-->
c.
Analyse
-->
Descriptive Statistics
-->
Frequencies
Descriptive Statistics
-->
Description
Descriptive Statistics
-->
Explore
-->
Descriptive Statistics
-->
Descriptive Statistics
-->
Frequencies
Frequencies
- Sorot variabel yang akan dianalisa lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara
mengklik tanda }
- Klik Statistics, berilah tanda pada semua check box Percetile Values
(Keterangan : untuk menentukan nilai Percentile 10,25 dan seterusnya, dilakukan
dengan cara memberi tanda pada check box percentile)
- Klik chart, pilih Histogram jika ingin menampilkan
- Klik format, beri tanda pada ascending value pada pilihan order by untuk
mengurutkan data dari nilai terkecil terbesar.
- Klik OK .
Menggunakan Analisa Deskripsi
Untuk melakukan analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS harus dimulai
dengan menginput data (menginput data ke dalam program SPSS). Seperti di bawah
ini :
33
34
Dalam kotak sebelah kiri ada dua variabel, yang dianalisis adalah variabel dengan
data interval, dalam hal ini adalah variabel nilai. Kemudian blok variabel nama, lalu
klik kotak di tengah yang ada tanda panahnya. Sehinngga variabel yang di blok
pindah ke kotak Variables (s). kemudian klik OK
2. Pengaturan Analisis
Pengaturan analisis dilakukan untuk memberikan perintah kepada komputer aspek
mana saja yang perlu dianalisis. Sehingga outputnya sesuai dengan kebutuhan.
1). Statistics
Klik kotak Statistics, sehingga akan muncul tampilan seperi di bawah ini :
35
Pada menu Frequencies Statistcs di atas terdapat empat kelompok analisis yaitu :
Percentile Values, yaitu untuk menghitung nilai persentil. Misalnya kita akan
menghitung nilai persentil, maka kita klik pada Quartiles danPercentiles (s).
misalnya pada analisis ini kita ingin menghitung nilai persentil ke 10 dan 90, maka
pada kotak di samping kanan Percentiles (s) kita ketik 10 kemudian klik Add dan
ketik 90 kemudian klik Add, sehingga angka 10 dan 90 masuk ke kotak di bawahnya.
Central Tendensy (ukuran tendensi sentral).
misalnya kita akan menghitung besarnya mean (rata-rata), median, mode (modus),
dan sum (jumlah nilai keseluruhan), maka kita klik pada kotak yang akan dianalisis
sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.
Dispersion (ukuran penyebaran data).
Misalnya kita akan menghitung besarnya stsndar deviasi, varians, range, minimum
(nilai terendah), maksimum (nilai tertinggi) dan standar deviasi, maka kita klik pada
kotak pilihan yang akan dianalisis sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.
Distribution, untuk mengetahui skewness dan kurtosis pada distribusi data. Misalnya
kita akan menghitung besarnya kurtosis dan skewness maka klik kotak menu kurtosis
dan skewness, sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.
Tampilannya seperti di bawah ini
36
Charts
Menu Charts adalah untuk menampilkan data dalam bentuk diagram. Misalnya pada
analisis ini kita ingin menyajikan data dalam bentuk histogram yang disertai dengan
kurva normal, maka klik kotak Charts kemudian klik bulatan histogram dan
kotak with normal curve, sehingga akan muncul tampilan berikut.
Misalkan pada analisis ini kita ingin menyajikan data yang diurutkan dari nilai
terendah ke nilai yang paling tinggi, maka klik bulatan Ascending values. kemudian
klik Continue.
Dengan demikian kita telah melakukan pengaturan analisis deskriptif sesuai
dengan kebutuhan yang kita inginkan. Untuk proses analisis maka klik-
37
lah OK. Babarapa saat kemudian akan keluar outputprogram SPSS (SPSS 11,5)
sebagai berikut :
38
39
DAFTAR PUSTAKA
Gravetter, Frederick J. & Larry B. Wallnau. 2007. Statistik for The Behavioral
Sciences (seventh edition).USA : Thomson Wadsworth
Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif), Bumi
Aksara. Jakarta.
40