Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
diinterpretasikan.1
Untuk suatu objek terfokus ke atas retina, semakin jauh objek itu, semakin
menipis lensa mata untuk memfokusnya. Pengubahan bentuk lensa dikawal oleh
otot siliari yang terdapat pada badan siliari, disebut akomodasi. Apabila terjadi
kontraksi, fiber dalam ligamen suspensori meregang dan menyebabkan lensa
menebal dan menjadi lebih konveks.1
Nervus optikus adalah juluran-juluran sentral asel bipolar di stratum optikum
retinae. Neuron-neuron tersebut mengantarkan impuls visual dari retina ke korpus
genikulatum lateral dan kulikulus superior. Impuls visual yang ada di korpus
genikulatum lateral dikirim ke korteks visual sebagai suatu penglihatan. Respon
rangsang visual adalah batang dan kerucut yang ada di lapisan retina terdalam.
Batang merupakan reseptor impuls visual pada penerangan yang berintensitas
rendah dan tidak peka terhadap rangsang warna. Sel kerucut merupakan reseptor
impuls visual pada penerangan terang, peka terhadap cahaya dan menyerap
rangsang visual terperinci.1,5
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
Nervus optikus memasuki ruang intrakranial melalui foramen
optikum. Di depan tuber sinerium (tangkai hipofisis) nervus optikus kiri dan
kanan bergabung menjadi satu berkas membentuk kiasma optikum, dimana
serabut bagian nasal dari masing-masing mata akan bersilangan dan kemudian
menyatu dengan serabut temporal mata yang lain membentuk traktus optikus
dan melanjutkan perjalanan untuk ke korpus genikulatum lateral dan nukleus
pretektalis.1
2 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
otak
menghantarkan
impuls
visual
(saraf
afferent)
yang
membangkitkan refleks visual seperti refleks pupil. 1,3 Selanjutnya, dari korpus
genikulatum lateral, jaras visual terus melalui traktus genikulokalkarina
(radiasio optik) ke korteks visual. Daerah berakhirnya serabut di korteks
disebut korteks striatum (area 17/area Brodmann). Ini merupakan pusat
persepsi cahaya. Di sekitar area 17, terdapat area yang berfungsi untuk
asosiasi rangsang visual, yaitu area 18 dan 19.3
Setelah sampai di korpus genikulatum lateral, serabut saraf yang
membawa impuls penglihatan akan berlanjut melalui radiatio optika (optik
radiation) atau traktus genikulokalkarina ke korteks penglihatan primer di
girus kalkarina. Korteks penglihatan primer tersebut mendapat vaskularisasi
dari a. kalkarina yang merupakan cabang dari a. serebri posterior. Serabut
yang berasal dari bagian parietal korpus genikulatum lateral membawa impuls
lapang pandang bawah sedangkan serabut yang berasal dari temporal
membawa impuls dari lapang pandang atas.1,6
3 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
sel saraf (neuron), yaitu sel-sel reseptor sensoris atau fotoreseptor (batang dan
kerucut), sel bipolar, serta sel ganglion. Sel batang bertanggung jawab untuk
penglihatan pada daerah kurang cahaya dan sel kerucut bertanggung jawab
untuk penglihatan pada daerah cukup cahaya dan warna.1,2
Badan-badan
sel-sel
struktur
ini
membentuk
traktus
pandangan
Serabut saraf bagian nasal retina menyilang kiasma optik.
Serabut saraf bagian temporal berjalan tidak bersilang pada kiasma optik.
6 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
bawah 60-75 derajat. Ada tiga metode standar dalam pemeriksaan lapang
pandang yaitu dengan metode konfrontasi, perimeter, dan kampimeter atau
tangent screen.7
Pemeriksaan lapangan pandang (visual field) yang sederhana dapat
dilakukan dengan jalan membandingkan lapang pandang pasien dengan
pemeriksa (yang dianggap normal) yaitu dengan metode konfrontasi dari
Donder. Teknik pemeriksaan tes konfrontasi adalah dengan cara pasien duduk
atau berdiri berhadapan dengan pemeriksa dengan jarak kira-kira 1 meter. Bila
mata kanan yang hendak diperiksa lebih dahulu, maka mata kiri pasien harus
ditutup, misalnya dengan tangannya atau kertas, sedangkan pemeriksa harus
menutup mata kanannya. Pasien diminta untuk memfiksasi pandangannya
pada mata kiri pemeriksa.1,2,4
Kemudian pemeriksa menggerakkan jari tangannya di bidang
pertengahan antar pemeriksa dan pasien. Gerakan dilakukan dari arah luar ke
dalam. Jika pasien sudah melihat gerakan jari-jari pemeriksa, ia harus
memberi tanda dan dibandingkan dengan lapang pandang pemeriksa. Bila
terjadi gangguan lapang pandang, maka pemeriksa akan lebih dahulu melihat
gerakan tersebut. Gerakan jari tangan ini dilakukan dari semua arah (atas,
bawah, nasal, temporal). Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata.7
Bila pasien tidak dapat melihat jari pemeriksa sedangkan pemeriksa
sudah dapat melihatnya, maka hal ini berarti bahwa lapang pandang pasien
menyempit. Kedua mata diperiksa secara tersendiri dan lapang pandang tiap
mata dapat memperlihatkan bentuk yang khas untuk tipe lesi pada susunan
nervus optikus.1,2,7
Pemeriksaan Lapang Pandang dengan Tes Konfrontasi
Skrining
Skrining dimulai dari lapang pandang temporal karena kebanyakan
gangguan melibatkan daerah ini. Bayangkan, lapang pandang pasien
diproyeksikan pada mangkuk kaca yang melingkupi bagian depan kepala
pasien. Minta kepada pasien untuk melihat mata Anda dengan kedua
8 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
ataupun
supraselar.
Kraniofaringioma
dapat
merupakan
Contoh :
Lapang pandang normal
Temporal
Temporal bawah
Bawah
Nasal
Nasal bawah
Nasal atas
Atas
Atas temporal
% lapang pandang
Contoh :
Derajat
85
85
55
55
50
55
45
55
485
Lapang pandang
Derajat
Temporal
45
Temporal bawah
25
Bawah
30
Bawah nasal
25
Nasal
25
Nasal atas
25
Atas
25
Temporal atas
35
Jumlah
235
% efisiensi lapang pandang 235 x 100/485 = 46%
Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk memeriksa batas
perifer penglihatan, yaitu batas dimana benda dapat dilihat bila mata
difiksasi pada satu titik. Lapang pandang yang normal mempunyai bentuk
tertentu dan tidak sama ke semua jurusan, misalnya ke lateral kita dapat
melihat 90 100 derajat dari titik fiksasi, ke medial 60 derajat, ke atas 50
60 derajat dan ke bawah 60-75 derajat. Terdapat dua jenis pemeriksaan
lapang pandang yaitu pemeriksaan secara kasar (tes konfrontasi) dan
pemeriksaan yang lebih teliti dengan menggunakan kampimeter atau
perimeter.5,7,8
Kampimeter adalah papan hitam yang diletakkan di depan
penderita pada jarak 1 atau 2 meter, dan sebagai benda penguji (test
object) digunakan bundaran kecil berdiameter 1 sampai 3 mm. Mata
pasien difiksasi di tengah dan benda penguji digerakkan dari perifer ke
11 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
tengah dari segala jurusan. Kita catat tempat pasien mulia melihat benda
penguji. Dengan demikian diperoleh gambaran kampus penglihatan.7
Perimeter adalah setengah lingkaran yang dapat diubah-ubah
letaknya pada bidang meridiannya. Cara pemakaiannya serta cara
melaporkan keadaan sewaktu pemeriksaan sama dengan kampimeter.7,8
Pemeriksaan
lapang
pandang
dilakukan
dengan
perimeter,
12 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
juga dipejamkan.
Tangan pemeriksa direntangkan, salah satu tangan pemeriksa atau
kedua tangan pemeriksa digerak-gerakkan dan penderita diminta
untuk menunjuk kea rah tangan yang bergerak (dari belakang
penderita).
b. Metode Kampimeter
Dalam ruang, penderita duduk menghadap kampimeter.
Pemeriksa berdiri disamping penderita.
Mata penderita yang tak diperiksa ditutup.
Mata yang diperiksa berada pada posisi lurus dengan titik tengah
kampimeter.
Bila penderita telah melihat objek tersebut, maka pemeriksa
derajat
sehingga
13 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
dapat
14 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
15 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
mempengaruhi retina atau saraf optik. Titik pusat buta disebabkan oleh degenerasi
makula cukup dimengerti. Di bagian belakang retina, makula bertanggung jawab
untuk penglihatan sentral. Namun, degenerasi makula dapat menyebabkan sel
fotoreseptor atau sel kerucut di mata mati, yang menyebabkan blind spot pusat.1
Klasifikasi Skotoma 1
1. Skotoma Sentralis
- Etiologi
Ada 2 penyebab tersering skotoma sentralis, yaitu :
a. Degenerasi makula atrofi.
b. Eksudatif (hemoragik) yang terkait usia.
Penyebab lain dari skotoma sentralis adalah cedera makula, degenerasi
makula miopik, penyakit saraf optikus dan gangguan makula kongenital.
-
Gejala Klinis
Gambaran klinis dari skotoma sentralis, terkait pada stadium perjalan
penyakitnya
Stadium awal :
1. Pasien dengan
skotoma
sentralis
sering
mengeluhkan
normal.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk memeriksa fungsi penglihatan, digunakan ketajaman penglihatan
Snellen, Amsler grid dan sensitivitas kontras apabila terdapat
penurunan
kontras
pada
pemriksaan,
mengisyaratkan
perlunya
16 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
didemonstrasikan
ke
pasien
sewaktu
pemeriksaan
Gejala Klinis
Penurunan alapangn pandang perifer, namun pada penyakit
retinitis pigmentosa tahap lanjut, pasien masih mampu membaca
huruf berukuran kecil tetapi memerlukan bantuan untuk berjalan-
jalan.
fotofobia
Terapi
a) Fotofobia pada pasien dapat diatasi dengan lensa kuning gading,
yang dapat menahan sinar ultraviolet dan sinar tampak yang
kurang dari 527 nm,
b) Apabila terjadi penurunan persepsi kontras akibat katarak, maka
kombinasi uji sensitivitas kontras dan kilau mungkin dapat
menunjukan saat yang tepat untuk bedah katarak.
17 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
18 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
dengan yang putih) mengisaratkan edema atau penekanan (kompresi), lesi iskemik
atau vaskular cendrung menghasilkan defek lapangan pandang dengan batas-batas
curam (yakni defek berukuran sama tanpa memandang ukuran atau warna objek
pemeriksaan yang digunakan).1,4,5,8
Penyamarataan lain yang penting adalah bahwa semakin kongren defek
lapangan pandang homonim (yakni semakin mirip ukuran, bentuk dan lokasi
defek pada lapangan pandang terkait dikedua mata), semakin posterior letak lesi
di jaras penglihata. Lesi di regio oksipitalcendrung menyebabkan defek identik di
masing masing lapangan pandang, sedangkan lesi di traktus optikus menyebabkan
defek lapangan pandang homonim yang inkongruen (tidak serupa).1,2,4
Kasus lesi dikorteks oksipitalis, tempat lapangan pandang sentral diwakili
diposterior dan di lapangan pandang bagian atas diwakili di inferior, terdapat
hubungan antara defek lapangan pandang dan lokasi lesi. Karena lobus oksipital
mendapatkan perdarahan ganda dari sirkulasi serebral posterior dan media infark
oksipitalis bisa atau bisa juga tidak menimbulkan kerusakan pada polus
oksipitalis. Ini menyisakan lapangan pandang atau menimbulkan kehilangan
lapangan pandang pada sisi hemianopsia; ada lapangan pandang sisa disebut
sebagai macular sparing. Lesi oksipital juga dapat menimbulkan fenomena
penglihatan residual. Pada fenomena ini, respon terhadap gerakan mingkin dapat
dipertunjukan di lapangan pandang yang hemianopsia tanpa adanya penglihatan
yang terbentuk.1,3
Suatu
hemianopsia
homonim
lengkap,
dimanapun
letak
lesinya,
seyogianya masih memiliki ketajaman penglihatan yang utuh disetiap mata karena
masih adanya fungsi makula dilapangan penglihatan yang tersisa.1,3,4
Jika terdapat lesi disepanjang lintasan nervus optikus (N.II) hingga korteks
sensorik, akan menunjukkan gejala gangguan penglihatan yaitu pada lapang
pandang atau medan penglihatan. Lesi pada nervus optikus akan menyebabkan
hilangnya penglihatan monokular atau disebut aniopsia. Hal ini disebabkan
karena penyumbatan arteri centralis retina yang mendarahi retina tanpa kolateral,
ataupun arteri karotis interna yang akan bercabang menjadi arteri oftalmika yang
19 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
kemudian menjadi arteri centralis retina. Kebutaan tersebut terjadi tiba-tiba dan
disebut amaurosis fugax.5,7
Lesi pada traktus optikus akan menyebabkan hemianopsia homonim
kontralateral. Serabut-serabut dari retina pada bagian temporal akan rusak,
bersamaan dengan serabut dari bagian nasal retina mata yang lain yang
bersilangan. Lesi pada radiasio optika bagian medial akan menyebabkan
quadroanopsia inferior homonim kontralateral, sedangkan lesi pada serabut
lateralnya akan menyebabkan quadroanopsia superior homonim kontralateral.
Quadroanopsia atau kuadranopia biasanya terjadi pada lesi yang terdapat pada
bagian temporo-parietal. Lesi pada bagian posterior radiasio optika akan
mengakibatkan hemianopsia homonim yang sama dan sebangun dengan
mengecualikan penglihatan makular.5,8
Selain hemianopsia klasik dan kuadranopia, gangguan lapang pandang
lain dan fenomena terkait yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan lapangan
pandang adalah skotoma sentral merupakan hilangnya penglihatan sentral yang
umumnya berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan dan merupakan
karakteristik penyakit nervus optikus dan penyakit makula retina. Perluasan bintik
buta fisiologis, yang terlihat dengan pembengkakan diskus optikus (edema papil)
yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, dan umumnya terjadi
dengan ketajaman penglihatan yang masih baik. Penglihatan seperti terowongan
(tunnel
vision)
merupakan
hilangnya
lapang
pandang
perifer
dengan
20 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
unilateral dan terutama mengenai wanita dengan awitan terbanyak pada decade
ketiga dan keempat kehidupan.1
Gambaran klinis: 1
Hilang penglihatan yang subakut, berkembang setelah 2-7 hari. Pada orang
dewasa sekitar sepertiga pasien memiliki penglihatan yang lebih baik dari 20/40
selama serangan pertama. Sepertiga lebih, penglihatannya lebih buruk dari
20/200. Penglihatan warna dan sensitifitas kontras juga terganggu. Didapatkan
juga keluhan rasa nyeri pada mata.
Hampir semua defek lapangan pandang terjadi, tetapi yang paling sering
adalah skotoma sentral. Skotoma tersebut biasanya sirkular, dengan ukuran dan
kepadatan yang sangat bervariasi.1,4
Pemeriksaan dan diagnosis banding.1
Pemeriksaan lapang pandang sentral dengan automated perimetry paling
sering menunjukkan kehilangan lapang pandang difus. Reflex cahaya pupil
melambat, dan bila kelainan nervus optikusnya tidak simetris, akan dijumpai
defek pupil aferen.1,5,8
Adanya gangguan atipik khususnya penglihatan yang tak kunjung
membaik setelah 6 minggu, harus dipikirkan kemungkinan adanya penyakit lain.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk membedaka dengan neuropati optik
kompresif yaitu MRI atau CT. Visual evoket respon (VER) mata yang terkena
mungkin menunjukkan penurunan amplitude atau peningkatan masa laten selama
episode akut neuritis optic. 4,5,8
Terapi:
Terapi steroid misalnya metylprednisolon 1g/hari selama 3 hari kemudian
diturunkan perlahan. Pada multisenter besar Optik Neuritis treatment di Amerika
Serikat, prednisolone oral saja tidak mempercepat pemulihan penglihatan dan
meningkatkan resiko kekambuhan neuritis di mata yang manapun.1
Prognosis:
Tanpa terapi, penglihatan secara khas mulai membaik dalam 2-3 minggu
22 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
dan kadang-kadang membaik dalam bebrapa hari saja. Setelah beberapa bulan
ketjaman penglihatan menjadi 20/40 atau lebih asalkan tidak ada episode neuritis
optik lebih lanjut. Visus yang lebih buruk pada serangan akut berhubungan
dengan hasil penglihatan yang lebih buruk tetapi penglihatan tanpa persepsi
cahaya sekalipun akan mencapai visus 20/20 tanpa pemulihan. Hasil yang buruk
juga berkaitan dengan lamanya lesi di nervus optikus. 1
Sklerosis Multipel
Sklerosis multiple khasnya adalah suatu penyakit demielinasi pada sistem
saraf pusat yang sering kambuh dan revisi. Penyebabnya belum diketahui. Khas
yaitu lesinya terjadi pada waktu yang berlainan dan di lokasi-lokasi yang tidak
berbatasan pada system saraf. Yakni lesi-lesi tersebar dalam ruang dan waktu.
Terdapat kecendrungan melibatkan nervus optikus, dan kiasma optikus, batang
otak, pedunculus serebelum, dan medulla spinalis. 1,4,6
Gambaran klinis :
Diplopia merupakan gejala awal yang ditemukan karena akibat
oftalmoplegia internuklear yang sering mengenai kedua mata. Nistagmus juga
merupaka tanda yang umum terjadi. Selain kelainan pada mata ditemukan juga
kelemahan motorik yang disertai tanda-tanda pyramidal, ataksia, disartria,
parestesia.1
Pemeriksaan:
Pada MRI otak, didapatkan kelainan cairan serebrospinalis dan adanya
penyakit substansia alba sistem saraf pusat yang tersebar dapat mendiagnosis
sklerosis multiple.
Terapi :
Terapi steroid misalnya metylprednisolone oral dapat membantu
mempercepat pemulihan setelah kekambuhan akut.
optikus.
Diagnosa
biasanya
dimungkinkan
dengan
gambaran
utuh.1,10
Lesi traktus optikus atau nukleus genikulatus lateralis jarang di jumpai.
Setelah beberapa minggu sampai bulan, discus mungkin menjadi pucat dan lebih
jelas dimata kontralateral, dengan defek lapisan serat saraf retina. Pada lesi
traktus, dapat dijumpai defek pupil aferen relatif kontra lateral. Traktus optikus
atau nukleus genikulatus lateral sedikitnya memiliki pasokan darah ganda,
sehingga jarang terjadi lesi vaskuler primer. Sebagian besar kasus disebabkan oleh
trauma, tumor, malformasi arterovenosa, abses dan penyakit demilienisasi.1,4
Lesi yang mengenai traktus genikulokalkarina tidak menimbulkan atrofi
optik (karena sinaps dinucleus geniculatus) kecuali bila lesinya berlangsung lama,
biasanya kongenital. Jaras inferior trktus genikulokalkarina berjalan melalui lobus
temporalis dan jaras superiornya melalui lobus parietalis, dengan fungsi makula
diantara keduanya. Lesi dijaras inferior terutama menyebabkan defek lapang
pandang superior. Proses proses yang mempengaruhi lobus midtemporalis dan
anterior umumnya bersifat neoplastik; proses di lobus parietal dan temporalis
posterior dapat bersifat vaskuler atau neoplastik. Awitan penyakit yang perlahan
dengan defisit neurologik ringan dan multipel lebih khas untuk proses
neoplastik.sedangkan kelainan neurologik berat yang akut lebih khas untuk proses
vaskuler.1,4
Lesi vaskuler dilobus oksipitalis sering dijumpai dan merupakan penyebab
80% kasus defek lapang pandang homonim terisolasi pada pasien berusia 50
yahun atau lebih. Ujung paling posterior dari masing masing lobus oksipitalis
mewakili fungsi makula, perwakilan lapang pandang yang semakin perifer
terletak semakin anterior. Karena sering terdsapat suplai darah ganda, sumbatan
pembuluh darah dapat menyisakakn korteks posterior secara selektif dan
menimbulkan defek lapangan pandang homonim tanpa mengenai makula
(macular sparing) atau sebaliknya, mengenai korteks oksipital posterior dan
menimbulkan skotoma makula koingruen homonim. Pusat pusat dikorteks yang
berperan dalam pembentukan nistagmus optokinetik terletak didaerah diantara
lobus oksipital dan temporal dan didaerah oksipital posterior, yang berada dalam
wilayah vaskulerisasi arteria cerebri media. Nistagmus optokinetik asimetrik
27 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
pandangan
Serabut saraf bagian nasal retina menyilang kiasma optik.
Serabut saraf bagian temporal berjalan tidak bersilang pada kiasma optik.
juga dipejamkan.
Tangan pemeriksa direntangkan, salah satu tangan pemeriksa atau
kedua tangan pemeriksa digerak-gerakkan dan penderita diminta
untuk menunjuk kea rah tangan yang bergerak (dari belakang
penderita).
b. Metode Kampimeter
Dalam ruang, penderita duduk menghadap kampimeter.
Pemeriksa berdiri disamping penderita.
Mata penderita yang tak diperiksa ditutup.
Mata yang diperiksa berada pada posisi lurus dengan titik tengah
28 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata
derajat
sehingga
dapat
29 Referat Skotoma
Kepaniteraan Klinin Bagian Ilmu Penyakit Mata