Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nomor
: UK.01.10/II/
Tanggal
/2014
I.
PEMILIHAN
1.1. Pemilihan/seleksi Perbekalan Farmasi
a. Seleksi Perbekalan farmasi yang di Instalasi Farmasi RSUP Dr Mohammad Hoesin
Palembang berdasarkan buku standar.
b. Buku standar yang di gunakan adalah Formularium Nasional, Formularium Rumah
Sakit, Daftar Obat Inhealth dan Daftar Obat Generik.
1.2. Formularium Rumah Sakit
a. Formularium Rumah Sakit adalah daftar obat yang telah disetujui dan ditetapkan oleh
Direktur Utama RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang untuk digunakan dalam
pelayanan kesehatan di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang.
b. Departemen mengajukan usulan obat diluar formularium RS ke Panitia Farmasi dan
Terapi berdasarkan Evidance Base Medicine
c. Kriteria Obat yang masuk dalam formularium Rumah Sakit adalah :
- mengutamakan penggunaan Obat generik;
- memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan
penderita;
- mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas;
- praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan;
- praktis dalam penggunaan dan penyerahan;
- menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien;
- memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya
langsung dan tidak lansung; dan
- Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau.
perubahan dan penyesuaian setiap 6 (enam) bulan dan setiap obat yang belum
tercantum dalam formularium tetapi dibutuhkan untuk pengobatan dapat dilakukan
Addendum Formularium dengan melampirkan evidence base obat tersebut.
e. Kebijakan dan prosedur sistem formularium RS harus dimasukkan sebagai salah satu
peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua staf medik.
f. Sosialisasi dan Edukasi tentang Formularium Rumah Sakit dilakukan oleh Panitia
Farmasi Terapi / Komite Medik melalui persentasi dihadapan staf medis.
g. Buku Formularium yang sedang berlaku wajib tersedia di setiap lokasi pelayanan, di
ruang rawat, poli klinik, gawat darurat, ruang dokter, dan tempat pelayanan obat
(TPO)
II. PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI
2.1. Perencanaan Perbekalan Farmasi ( Secara E Purchasing)
a. Perbekalan farmasi yang direncanakan merujuk kepada harga E-Katalog yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Proses pengadaannya dilakukan secara E Purchasing oleh Unit Layanan Pengadaan
(ULP) RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang.
c. Perhitungan kebutuhan Perbekalan Farmasi berdasarkan metoda konsumsi .
2.2. Perencanaan Perbekalan Farmasi ( Dengan cara Pembelian langsung)
a. Perbekalan farmasi yang direncanakan merujuk kepada Formularium Nasional,
Formularium Rumah Sakit, Daftar Obat In Health, Standar harga RSMH, atau PP
tentang pengadaan barang dan jasa.
b. Perhitungan kebutuhan berdasarkan metoda konsumsi
c. Perbekalan farmasi yang diluar standar apabila sangat dibutuhkan untuk terapi pasien
dilakukan perencanaan sesuai kebutuhan berdasarkan permintaan dokter yang telah
disetujui oleh Komite Medik dan Direktur Utama RSUP Dr Mohammad Hoesin
Palembang yang didelegasikan kepada Depertemen Farmasi Klinik.
2.3. Perencanaan Perbekalan Farmasi ( Melalui Tender)
a. Perbekalan farmasi yang direncanakan melalui tender adalah Perbekalan Farmasi
untuk kebutuhan ruangan perawatan.
b. Perbekalan farmasi yang direncanakan berdasarkan kebutuhan pelayanan pasien
c. Perhitungan kebutuhan berdasarkan metoda konsums.
d. Perencanaan dibuat untuk kebutuhan 3 bulan atau 6 bulan.
2.4. Perencanaan Perbekalan Farmasi yang Tergolong Bahan-bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
2
a. Yang termasuk kedalam golongan bahan-bahan berbahaya dan beracun adalah adalah
bahan-bahan
yang
selama
pembuatannya,
pengolahannya,
pengangkutannya,
penyimpanan dan penggunaannya mungkin menimbulkan atau membebaskan debudebu, kabut, uap-uap, gas-gas, serat atau radiasi mengion yang mungkin menimbulkan
iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, mati lemas, keracunan dan bahaya-bahaya lain
dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan orang yang bersangkutan
dengannya atau menyebabkan kerusakan kepada barang-barang atau harta kekayaan.
b. Perencanaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berdasarkan kebutuhan ruangan.
c. Perhitungan kebutuhan berdasarkan metoda konsumsi.
a. Perbekalan Farmasi yang diadakan adalah Perbekalan Farmasi yang tidak tercantum
di dalam E-Katalog atau Perbekalan Farmasi yang tercantum di dalam E-Katalog
tetapi tidak bisa diadakan secara E-Purchasing.
b. Perbekalan Farmasi yang diadakan sesuai dengan kebutuhan pasien.
c. Pengadaan perbekalan farmasi dan harga berpedoman kepada peraturan yang
berlaku yaitu Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, Permenkes Harga
Obat Generik, Standar Harga RSMH, Daftar Obat Inhealth, harga Price List Nasional
masing-masing pabrik perbekalan farmasi serta Peraturan Pemerintah tentang
Pengadaan Barang dan Jasa di Instansi Pemerintah.
d. Surat Pesanan pengadaan perbekalan farmasi di ajukan oleh Ka IFRS dan disetujui
oleh Direktur Umum, SDM dan Pendidikan serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
3.3. Pengadaan Perbekalan Farmasi Yang Tidak Tersedia
a. Perbekalan farmasi yang tidak tersedia adalah perbekalan farmasi yang tidak bisa
tersedia di Rumah Sakit karena tidak bisa diperoleh dari distributor.
b. Petugas Farmasi akan menghubungi dokter penulis resep dan menyarankan obat
pengganti jika ada.
c. Jika tidak ada obat pengganti, petugas farmasi akan mengadakan obat tersebut
dengan pembelian tunai ke apotek yang terdekat dari RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang dengan harga yang paling murah. Jika obat tersebut tidak tersedia di
Apotik terdekat, maka dicarikan ke apotik lain yang ada di kota Palembang.
d. Bukti pembelian ditulis pada kuitansi rangkap 3 bermaterai cukup.
e. Petugas yang boleh melakukan pembelian tunai adalah pada saat jam kerja (7.30
WIB 14.00 WIB) adalah petugas gudang.
f. Di luar jam kerja, pembelian tunai dilakukan oleh petugas TPO Graha Spesialis dan
TPO Rawat Inap
3.4. Pengadaan Perbekalan Farmasi di Luar Jam Kerja (pada saat instalasi farmasi
tutup)
a.
Pengadaan obat dan perbekalan farmasi lainnya di luar jam kerja adalah
pengadaan yang dilakukan diatas jam 14.00 WIB pada saat instalasi farmasi/gudang
tutup.
b.
Petugas TPO melihat persediaan perbekalan farmasi di TPO lain melalui SIM RS.
Jika tersedia di TPO lain maka dilakukan permintaan perbekalan farmasi antar TPO.
4
c.
Jika tidak tersedia di TPO lain maka dilihat di persediaan Gudang melalui SIM
RS, jika tersedia di Gudang maka Gudang dibuka sesuai Kebijakan pembukaan
gudang diluar jam dinas jika tidak tersedia berarti obat tidak tersedia di Rumah Sakit,
petugas farmasi akan mengadakan perbekalan farmasi tersebut dengan pembelian
tunai ke apotek, sesuai dengan kebijakan pengadaan perbekalan farmasi yang tidak
tersedia.
b. Serah terima dilakukan antara petugas farmasi yang masuk dalam Tim Anti
Retroviral Terapi (ARV)dengan petugas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan dengan menggunakan bukti pengiriman barang.
V. PENYIMPANAN
5.1. Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Gudang , TPO dan Ruang Produksi Instalasi
Farmasi
a. Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Gudang, TPO dan Ruang Produksi Instalasi
Farmasi oleh petugas farmasi.
b. Area penyimpanan perbekalan farmasi tidak boleh dimasuki selain petugas farmasi.
c. Penyimpanan dilakukan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan
dibedakan berdasarkan :
- kelompok pasien ( BPJS, Jamsokes, Muba Semesta, In-Health, Umum )
- bentuk sediaan
- stabilitas sediaan
- alfabetis
- resiko tinggi, LASA, Narkotika atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
d. Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan dengan menggunakan metode FEFO dan
FIFO
e. Rak penyimpanan perbekalan farmasi berjarak 25 cm dari lantai
tersebut diminta ke pasien untuk dianalisa apakah masih layak pakai atau tidak.
Perbekalan farmasi yang layak atau tidak digunakan di catat di form Rekonsiliasi Obat-
Rekonsiliasi Obat-Daftar Obat di bawa dari Rumah dan pasien menanda tanganinya dan
menulis nama.
5. 5. Penyimpanan Obat Kategori High Alert
a. Yang termasuk Kategori Obat High Alert di RSUP Dr Mohammad Hoesin adalah :
N
O
1
2
3
4
5
NAMA GENERIK
Epinefrin
Propofol
NAMA PATEN
Phinev/Adrenalin
Proanest/Recofol/Safol/Tri
vam
Ivanes/Ketalar/Ketamin
Inviclot/Heparin B Braun
Seluruh Obat Kemoterapi
BENTUK
SEDIAAN
Ampul
Ampul
Vial
Vial
Ampul/Vial/
Tablet
Ketamin
Heparin Intravena.
Obat-Obat
Kemoterapi
(Parenteral
Dan
Oral)
Dextrose 40%
D 40% Otsuka
7
8
Digoxin Injeksi
Midazolam
Ampul
Ampul
9
10
11
12
Kloralhidrat
Pethidin
Fentanil
Morfin
Fargoxin
Fortanest/Dormicum/Sed
acum
Pethidin/Clophedin
Fentanyl
Morphin
Ampul
Botol
Ampul
Vial
Ampul
8
13
14
15
16
17
18
19
Kodein
Lidokain
Amiodarone
Insulin Subcutan
Dan IV
Oxitosin Iv
Kcl Pekat
NaCl Hipertonik >
0,9%
Codein/Coditam
Lidokain
Cordaron/Kendaron/Tyarit
Seluruh Sediaan Insulin
Piton
S/Syntocinon/Induxin
Kcl Otsu
Nacl 3% Otsu
Tablet
Ampul
Ampul
Vial/Flexpe
n
Ampul
Ampul
Botol
b. Obat High Alert ditandai dengan penempelan label HIGH ALERT warna merah, khusus
untuk obat kemoterapi ditempel label OBAT KANKER warna ungu.
c. Pelabelan dilakukan di kemasan terkecil setiap sediaan.
d. Penyimpanan Obat High Alert di Gudang /TPO / troli emergensi ditandai dengan garis
merah.
e. Khusus untuk obat kemoterapi disimpan di lemari terpisah.
f. Penyimpanan obat High Allert milik pasien di ruang perawatan disimpan bersama-sama
dengan obat lain di kotak pasien di lemari obat dengan berlabelkan stiker High Allert
warna merah.
5.6. Penyimpanan Obat Elektrolit Konsentrasi Tinggi
a. Yang termasuk obat kategori elektrolit konsentrasi tinggi di RSUP Dr Mohammad
Hoesin Palembang adalah :
- NaCl 3% b/v
- KCl 7,46% b/v
b. Obat elektrolit konsentrasi tinggi tidak boleh disediakan di ruang rawat kecuali ICCU,
NICU, PICU, ICU, NHCU, IRD.
c. Obat elektrolit konsentrasi tinggi ditandai dengan penempelan label High Allert .
d. Label ditempelkan di setiap kemasan terkecil.
e. Permintaan obat elektrolit konsentrasi tinggi ke TPO tidak boleh secara lisan atau melalui
telepon.
5.7. Penyimpanan Obat dengan Nama Obat dan Rupa Mirip (Look Alike Sound Alike =
LASA)
a. Yang termasuk Kategori obat LASA di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang ditulis
dalam daftar obat LASA yang tercantum dalam Panduan Obat LASA.
b. Obat LASA ditandai dengan penempelan label LASA warna kuning.
c. Pelabelan dilakukan di kotak terluar obat.
d. Penyimpanan obat-obat LASA di Gudang dan TPO Instalasi Farmasi disimpan di tempat
yang tidak bersebelahan.
e. Penyimpanan obat Kategori LASA milik pasien di ruang perawatan disimpan bersamasama dengan obat lain di kotak pasien di lemari obat
9
a. Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan inspeksi setiap tiga bulan untuk melihat
cara penyimpanan perbekalan farmasi dan masa kadaluarsa kecuali untuk perbekalan
farmasi yang masa kadaluarsa nya pendek.
b. Petugas yang melakukan inspeksi ditetapkan oleh Ka. Instalasi Farmasi.
c. Petugas yang melakukan inspeksi dilengkapi dengan surat tugas dari Ka. Instalasi
Farmasi.
d. Petugas yang ditunjuk tidak boleh menginspeksi tempat tugasnya sendiri.
e. Apabila ada hal yang tidak sesuai dengan SPO penyimpanan obat agar segera
ditindaklanjuti.
5.19. Inspeksi Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Troli/Kit Emergensi
diantar oleh petugas ruangan perawatan) dan perbekalan farmasi tersebut diantar
paling lambat pukul 13.00 WIB.
c. Perbekalan farmasi selain obat oral untuk pemakaian siang diserahkan ke perawat
oleh TTK.
d. Obat oral untuk pemakaian siang diserahkan oleh TTK kepada pasien pada pukul
11.00 14.00 WIB,
e. Obat oral untuk pemakaian malam, pagi dan siang pada hari libur didelegasikan
pemberiannnya ke perawat di ruang perawatan.
f. TTK mencatat semua Perbekalan farmasi yang diberikan di Catatan Pemberian
Perbekalan Farmasi (CPPF) dan di input ke SIM RS
6.6. Permintaan Perbekalan Farmasi yang digunakan di Troli Emergensi/Kit Emergensi
a. Permintaan Perbekalan Farmasi yang digunakan di Troli/Kit Emergensi adalah
permintaan perbekalan farmasi yang telah digunakan oleh pasien
b. Perbekalan farmasi yang terpakai di Troli/Kit Emergensi diisi oleh TTK berdasarkan
permintaan perawat di ruang perawatan.
c. Pengisian perbekalan farmasi berdasarkan pemakaian yang dicatat pada form yang
sudah disiapkan dan
halaman 2)
d. Pengisian perbekalan farmasi emergensi paling lama 4 jam setelah pemakaian (segel
dibuka)
e. Petugas Farmasi akan menyegel kembali Troli/Kit Emergensi dan mencatat ke Form
yang telah disediakan.
6.7. Permintaan Perbekalan Farmasi Oleh TPO Ke Gudang Farmasi Pada Saat Gudang
Farmasi Tutup
Dapat dilakukan dengan cara menelepon Katim Gudang
14
IX. ADMINISTRASI
9.1. Review sistem managemen perbekalan farmasi dilakukan setiap awal tahun oleh Ka
IFRS.
9.2. Pelaporan yang harus dilakukan:
a. Laporan bulanan pelayanan farmasi dilaporkan oleh Ka. IFRS ke Direktur
b. Laporan triwulan pelayanan farmasi dilaporkan oleh Ka. IFRS ke Direktur
c. Laporan semester pelayanan farmasi dilaporkan oleh Ka. IFRS ke Direktur
d. Laporan tahunan pelayanan farmasi dilaporkan oleh Ka. IFRS ke Direktur
e. Narkotika:
- Dibuat setiap bulan oleh Ka.IFRS dan dilaporkan ke Direktur Umum. SDM dan
Pendidikan.
- Laporan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Badan POM
f. Standar Pelayanan Minimal (SPM) waktu tunggu pelayanan obat dan peresepan
sesuai formularium dilaporkan setiap bulan oleh Ka IFRS ke bagian mutu.
15
g. Laporan pemakaian obat obat ARV dikirim setiap bulan ke Dinas Kesehatan
Provinsi.
h. Laporan pemakaian obat DOTS dikirim setiap 3 bulan ke Dinas Kesehatan Kota.
i. Laporan pemakaian obat TB-MDR dikirim setiap 3 bulan ke Dinas Kesehatan
Provinsi.
i.3. Pengarsipan
a. Pengarsipan dilakukan terhadap semua resep.
b. Resep disusun setiap hari
c. Setiap 3 bulan disimpan ke gudang arsip di IFRS
PELAYANAN RESEP
Pelayanan resep adalah kegiatan penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep,
penyiapan perbekalan farmasi termasuk peracikan, pemeriksaan, penyerahan disertai
informasi.
1.1. Penerimaan
a. Tempat Pelayanan Resep:
- Pelayanan resep pasien rawat jalan: TPO Rawat Jalan dan TPO Graha
- Pelayanan resep pasien rawat inap: TPO Rawat Inap dan TPO BHC
- Pelayanan resep untuk pasien tindakan: TPO IRD, TPO OK IRD, TPO COT,
TPO ODC.
b. Yang Berwewenang Menulis Resep:
- Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) yang mempunyai Surat Izin Praktek
di RSUP.Dr. Mohammad Hoesin Palembang
- .Dokter yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di
RSUP.Dr. Mohammad Hoesin Palembang di bawah pengawasan Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
- Dokter yang dalam keadaan dan situasi tertentu diperbantukan di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
c. Peresepan untuk pasien rawat jalan
Resep ditulis di lembar resep sesuai kriteria pasien yaitu :
16
Pasien JKN, Jamsoskes : lembar resep yang dikeluarkan oleh TU Rawat Pasien
Pasien Umum, Pasien Perusahan dan Pasien Inhealth : lembar resep ber kop
RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
Tanggal resep
Status Alergi
No Telp/HP
17
Hanya dapat dilakukan di ruang perawatan IRNA Utama apabila dokter tidak
berada di RS
1.2. Pemeriksaan Ketersediaan
a. Perbekalan farmasi yang diresepkan
Perbekalan farmasi yang diresepkan tercantum dalam buku standar sesuai
dengan kriteria pasien yaitu :
- Pasien JKN, Jamsoskes : Formularium Nasional
- Pasien Umum
: Formularium Rumah Sakit dan permintaan dokter
- Pasien Perusahaan : Perjanjian Kerja Sama Perusahaan
- Pasien Inhealth
: Daftar Obat Inhealth, Formularium Rumah Sakit
b. Peresepan Perbekalan Farmasi di luar Formularium Nasional
Untuk pasien JKN, Jamsoskes SumSel Semesta dan Muba Semesta, apabila
dibutuhkan perbekalan farmasi diluar Formularium Nasional, maka harus
melampirkan resep dan protokol terapi yang ditandatangani oleh DPJP dan
disetujui oleh Komite Medik dan Direktur yang dalam hal ini di delegasikan ke
Departemen Farmasi Klinik.
c. Yang termasuk Automatic Stop Order adalah :
Kategori Obat
Ketorolac Parenteral
Kegunaan
Mencegah
pendarahan
gastrointestinal
Narkotika
7 hari
Mencegah
ketagihan/ketergantungan
Jika persepan obat diatas melebihi batas Automatic Stop Order nya harus mendapat
persetujuan dari Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dengan melampikan Panduan
Praktek Klinik.
1.3. Substitusi Perbekalan Farmasi yang Tidak Tersedia
Apabila Perbekalan Farmasi tidak tersedia di gudang IFRS dapat dilakukan substitusi
atas persetujuan dokter dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.4. Pengkajian Resep
a. Dilakukan oleh Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian dibawah pengawasan
Apoteker dengan mengisi form Telaah Resep Pasien
b. Dilakukan untuk semua resep.
1.5. Penyiapan Perbekalan Farmasi
a. TTK yang melakukan tahapan penyiapan perbekalan farmasi membubuhkan paraf
dan nama jelas pada form yang sudah disediakan.
19
b. Pencucian tangan dengan air dilakukan oleh semua petugas sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan penyiapan, peracikan dan pencampuran sediaan farmasi. Tata
cara pencucian tangan dengan air sesuai standar yang telah ditetapkan WHO.
c. Peracikan perbekalan farmasi dilakukan di ruang racik.
1.6. Pemeriksaan
Dilakukan oleh Apoteker / Tenaga Teknis Kefarmasian dibawah pengawasan Apoteker
dengan mengisi kolom yang sudah disediakan.
1.7. Penyerahan Disertai Informasi
Telaah obat yang meliputi pemeriksaan 6 Benar yaitu tepat pasien, tepat obat, tepat
indikasi, tepat rute, tepat aturan pakai dan tepat dokumentasi
II. PENELUSURAN RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
2.1 Dilakukan oleh Apoteker.
2.2 Dilakukan pada pasien yang di rawat di ruang perawatan yang sudah dilakukan
pelayanan farmasi klinik.
2.3 Hasil penelusuran ditulis di lembar kerja Apoteker.
III. REKONSILIASI OBAT
c.1Rekonsiliasi obat ditulis oleh Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian di lembar
Rekonsiliasi Obat-Daftar Obat di bawa dari Rumah (RM 007 halaman 1).
c.2Penulisan berdasarkan asesmen medis di RM 003 halaman 5 dan berdasarkan pertanyaan
yang diajukan ke pasien/kelurga pasien.
IV. PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
4.1 Diberikan kepada pasien,dan/keluarga pasien, dokter, perawat atau tenaga kesehatan
lainnya di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
4.2 Di ruang perawatan yang dilaksanakan pelayanan farmasi klinik, dilakukan oleh
Apoteker.
4.3 Di ruang perawatan yang belum dilaksanakan pelayanan farmasi klinik dilakukan oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian dibawah pengawasan Apoteker.
4.4 Informasi yang diberikan kepada pasien oleh Apoteker ditulis di lembar kerja Apoteker
V. KONSELING
5.1. Dilakukan oleh Apoteker
5.2. Dilakukan kepada pasien :
a. Berdasarkan permintaan dokter.
b. Dinilai membutuhkan konseling dan bisa menerima konseling.
c. Konseling yang diberikan di catat di lembar kerja Apoteker.
VI. VISITE
6.1. Dilakukan oleh Apoteker.
6.2. Dilakukan terhadap
a. pasien di ruang perawatan yang dilakukan pelayanan farmasi klinik.
b. Pasien yang sudah keluar dari RS atas permintaan pasien atau program RS
6.3. Pasien yang di visite ditulis di lembar kerja Apoteker.
20
22