Вы находитесь на странице: 1из 47

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti ini, semua negara berkompetensi meningkatkan
kualitas pendidikan. Salah satu aspek pendidikan yang mempunyai peranan adalah
dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berguna untuk pembangunan.
Makin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas akan lebih cepat negara
ini berkembang, dalam hal ini Perguruan tinggi mempunyai peran,
sebagai pusat kegiatan untuk meningkatkan dan pengembangan
kreativitas dan inovasi

mahasiswa sebagai kunci untuk menuju

tercapainya tujuan Pendidikan Nasional Perkembangan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu di Perguruan tinggi, pengembangan ilmu pengetahuan haruslah


sesuai dengan target kompetensi keahlian yang akan dicapai oleh mahasiswanya.
Perkembangan tersebut tidak bisa dipungkiri juga berdampak di Fakultas
Teknik, khusunya bidang Teknik Otomoitf. Hal ini diperkuat adanya sistem
pengoperasian mobil yang semakin lama, semakin canggih serta memudahkan
penggunanya. Sebagai contoh munculnya sistem Air Conditioner untuk kenyaman
dari pengunanya. Oleh sebab itu untuk mengimbangi teknologi dunia otomotif di
Indonesia agar tidak semakin jauh tertinggal, dalam hal ini bisa dilaksanakan
dengan meningkatkan mutu para peserta didik dengan penguatan dalam teori
maupun praktek. Serta dalam praktek sistem Air Conditioner, diperlukan trainer
Air Conditioner yang sesuai tuntutan lapangan dan sebanding dengan jumlah
mahasiswa yang mengikuti praktek.
Berdasarkan dari uraian diatas bahwa masih perlunya media pembelajaran
di Jurusan Teknik Mesin prodi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang, maka dalam perancangan mesin otomotif ini penulis
memilih judul LAPORAN PERANCANGAN MOTOR

PADA TRAINER AC

MOBIL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK AIR CONDITIONER


(AC) DI PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK
MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG merupakan
pilihan yang tepat. Dalam judul tersebut akan dibahas mengenai trainer sebagai
sebagai media pembelajaran praktikum pada progam studi S1 Pendidikan Teknik

Otomotif dan memperlancar proses pembelajaran di Fakultas Teknik Universitas


Negeri Malang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang perancangan mesin otomotif di atas, maka
penulis akan merumuskan beberapa hal yang perlu dibahas dalam perencanaan ini
sebagai berikut :
1. Bagaimana perancangan motor AC tipe 1 phasa yang akan
digunakan pada perancangan sistem AC mobil?
2. Bagaimana cara kerja motor AC tipe 1 phasa sebagai komponen
penggerak di sistem AC mobil pada trainer?
3. Bagaimana perhitungan daya, induksi tegangan, rpm pada motor
AC tipe 1 phasa yang akan digunakan pada perancangan sistem AC
mobil ?
C. Tujuan Perancangan
Maksud dalam penulisan laporan perancangan ini adalah sebagai salah satu
syarat utama untuk menyelesaikan mata kuliah perancangan mesin otomotif
pendidikan S1 Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang.
Sedangkan tujuan penulisan perancangan ini adalah :
1. Mampu menyebutkan komponen komponen penyusun motor AC tipe
1 phasa sebagai komponen penggerak di trainer sistem AC mobil.
2. Untuk mengetahui cara kerja motor AC tipe 1 phasa sebagai
komponen penggerak di sistem AC mobil pada trainer.
3. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa bagaimana perhitungan
daya, induksi tegangan, rpm pada motor AC tipe 1 phasa yang akan
digunakan pada perancangan sistem AC mobil.

D. Kegunaan Rancangan
Adapun fungsi dari perancangan trainer AC adalah untuk dapat membantu
mahasiswa Teknik Mesin khususnya S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas
Negeri Malang sebagai berikut :

1. Sebagai alat mempermudah pengajaran dan penyerapan materi


mengenai cara kerja sistem AC pada mobil bagi Mahasiswa Progam
Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang.
2. Sebagai bahan pembelajaran dalam pengembangan teknologi bagi
mahasiswa

Progam

Studi

S1

Pendidikan

Teknik

Otomotif

Universitas Negeri Malang.


3. Sebagai bahan praktek untuk mengetahui proses pembongkaran dan
pemasangan serta diagnosa komponen AC yang benar bagi
mahasiswa

Progam

Studi

Universitas Negeri Malang.

S1

Pendidikan

Teknik

Otomotif

E. Metode Pengumpulan Data


Perancangan mesin Otomotif ini merupakan program dari Jurusan Teknik
Mesin UM, untuk lebih memberdayakan pemanfaatan penggunaan laboratorium
kelistrikan otomotif sebagai media pembelajaran kelistrikan otomotif.
penyelesaian Perancangan Mesin Otomotif

Proses

kelompok ini diawali dengan

koordinasi tim Perancangan. Langkah berikutnya, pengadaan unit TRAINER


SISTEM AC oleh tim dan pembagian pokok bahasan media pembelajaran yang
akan direncanakan dengan melakukan modifikasi pada bagian-bagian (komponen)
TRAINER SISTEM AC tersebut.
Pada perencanaan ini, penulis akan merancang dan membuat sebuah trainer
rangkaian sistem AC mobil sebagai media pembelajaran. Dalam pengerjaannya,
Perancangan mesin Otomotif ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1.

Studi literatur, yang meliputi; sistem AC mobil.

2.

Perencanaan perangkat keras (hardware) yang


meliputi; rangkaian sistem AC mobil dan perencanaan tempat komponen
(stand) sesuai dengan yang direncanakan.

3.

Pengujian dan pengambilan data-data dari hasil


ujicoba alat pada sistem AC mobil.

4.

Pengujian dan pengetesan pada sistem AC mobil.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Air Conditioner (AC)
1. Pengertian AC
Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian
mesin yang memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di
sekitar mesin pendingin tersebut.
Secara khusus pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu
mesin yang di gunakan untuk mendinginkan udara dengan cara
mensirkulasikan gas refrigerant berada di pipa yang di tekan dan di hisap
oleh kompresor.
Adapun sebab mengapa gas refrigerant di pilih sebagai bahan yang
di sirkulasikan, yaitu karena bahan ini mudah menguap dan bentuknya
bisa berubah-ubah, yang berbentuk cairan dan gas. Panas yang berada
pada pipa kondensor berasal dari gas refrigerant yang di tekan oleh
kompressor sehingga bahan tersebut menjadi panas dan pada bagian
Automatic Expantion Valve pipa tempat sirkulasi gas refrigerant di
perkecil,sehingga tekanannya semakin meningkat dan pada pipa
evaporator menjadi dingin.

Gambar. 2.1 Komponen AC pada kendaraan

2. Komponen Utama AC
Dalam satu unit Air Conditioner (AC) ada beberapa komponen
yang akan bekerja secara independent dan menghasilkan fungsi AC

secara utuh. Komponen AC mobil dapat dikelompokkan menjadi 3


bagian, yaitu:
1. Komponen Utama
2. Komponen Pendukung
3. Komponen kelistrikan
2.1 Komponen Utama
Komponen utama AC mobil terdiri dari kompresor, kondensor,
katup ekspansi, dan evaporator. Gambar di bawah ini menunjukan
rangkaian komponen-komponen tersebut. Warna merah untuk sisi
tekanan tinggi, dan warna biru untuk sisi tekanan rendah.

Gambar. 2.2 Diagram kerja unit AC Mobil

2.1.1 Kompresor
Kompresor merupakan komponen utama AC yang berfungsi untuk
mensirkulasikan refrigerant ke seluruh unit AC dengan cara menaikkan
tekanan refrigerant. Fungsi kompresor mirip dengan fungsi jantung pada
tubuh manusia dan refrigerant sebagai darahnya. Kompresor memiliki dua
saluran, yaitu saluran hisap (suction) dan saluran buang (discharge).
Saluran hisap dihubungkan dengan evaporator dan merupakan sisi tekanan

rendah, sedangkan saluran buang dihubungkan dengan kondensor dan


merupakan sisi tekanan tinggi. Refrigeran dalam fase gas pada tekanan dan
temperature rendah dihisap oleh kompresor melalui saluran hisap
kemudian dimampatkan sehingga tekanan dan temperaturnya naik
selanjutnya mengalir ke kondensor melalui saluran buang. Tipe kompresor
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe resipro (crankshaft), tipe swash
plate, dan tipe wooble plate.

Gambar. 2.3 Kompresor AC


2.1.2 Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi
memindahkan kalor dari refrigerant ke udara lingkungan dengan bantuan
ekstra fan. Konstruksi kondensor sama dengan konstruksi radiator, terdiri
dari susunan pipa-pipa persegi dan sirip-sirip-sirip yang berfungsi untuk
memperbesar laju perpindahan kalor. Kondensor ditempatkan di depan
radiator agar memperoleh aliran udara maksimum. Gambar di bawah ini
menunjukkan konstruksi kondensor.

Gambar. 2.4 Konstruksi Kondensor AC Mobil

Refrigeran dalam fase uap pada tekanan dan temperatur tinggi,


mengalir ke dalam kondensor melalui saluran masuk yang terletak di
bagian atas. Di dalam kondensor, refrigerant mengalami proses
pendinginan dan perubahan fase dari gas menjadi cair akibat pelepasan
kalor ke udara lingkungan, sehingga keluar dari kondensor, refrigerant ada
dalam fase cair pada temperature rendah.
2.1.3 Katup Ekspansi
Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperature
refrigerant, sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator. Ada 2
jenis katup ekspansi yang digunakan dalam system AC mobil, yaitu katup
ekspansi jenis termostatik dan katup ekspansi jenis pipa orifice. Gambar di
bawah ini menunjukkan kostruksi katup ekspansi termostatik.

Gambar 2.4 Konstruksi Katup Ekspansi

Bagian-bagian katup ekspansi terdiri dari orifice, sensor, pipa


kapiler, diafragma, pen penekan, plat dan bola, dan pegas. Di dalam
sensor dan pipa kapiler berisi gas yang mudah mengembang (refrigerant,
CO2). Selain menurunkan suhu dan tekanan refrigerant, katup ekspansi
termostatik juga berfungsi mengatur banyaknya refrigerant yang
mengalir di dalam system AC mobil. Banyaknya aliran refrigerant
disesuaikan dengan beban panas pada evaporator.
Prinsip kerja katup ekspansi termostatik dapat dijelaskan sebagai
berikut. Pada kondisi beban panas normal, refrigerant cair bertekanan
tinggi masuk ke dalam katup ekspansi melewati orifice dalam jumlah
yang sesuai dengan di atur pembukaannya oleh pegas. Pada kondisi ini
tekanan di sisi atas diafragma sama dengan tekanan di sisi bawah. Saat
melewati orifice, refrigerant mengalami proses pengabutan sehingga

tekanan dan temperaturnya turun yang selanjutnya mengalir ke


evaporator.
Ketika beban panas di evaporator meningkat, refrigerant yang
mengalir pada saluran keluar evaporator akan mengalami kenaikan
temperature. Kondisi ini menyebabkan gas yang ada di dalam sensor dan
pipa kapiler akan mengembang dan mengalami kenaikan tekanan.
Selanjutnya, gas akan menekan diafragma dan mendorong plat dan pegas
melalui pen penekan. Ini menyebabkan saluran orifice terbuka lebih lebar
sehingga lebih banyak refrigerant yang mengalir ke evaporator. Kondisi
ini akan berlangsung terus sampai beban panas kembali normal.
Kondisi sebaliknya terjadi saat beban panas berkurang. Pada
kondisi ini, refrigerant pada saluran keluar evaporator mengalami
penurunan temperature. Hal ini menyebabkan gas yang ada di dalam
sensor dan pipa kapiler mengalami penyusutan. Akibatnya tekanan di sisi
atas diafragma menjadi lebih kecil dari pada tekanan di sisi bawah. Pegas
akan menekan plat dan bola ke atas. Akibatnya saluran orifice akan
mengecil sehingga hanya sedikit refrigerant yang mengalir ke evaporator.
Kondisi ini akan berlangsung terus sampai beban panas kembali normal.

Gambar 2.5 Katup Ekspansi Jenis Pipa Office

Berbeda dengan katup ekspansi termostatik, katup ekspansi pipa


orifice hanya berfungsi menurunkan tekanan refrigerant dan tidak
mengatur jumlah aliran refrigerant ke evaporator. Oleh karena itu, pada
system AC yang menggunakan katup jenis ini, di saluran sebelum masuk
evaporator di pasang akumulator yang berfungsi untuk menampung
sementara refrigerant sebelum masuk evaporator.
Pada katup ekspansi pipa orifice terdapat sebuah lubang kecil yang
berdiameter tetap sebagai media untuk menurunkan tekanan refrigerant
dan kasa penyaring (filter screen) di sisi masuk dan keluar untuk
menyaring kontaminan yang terbawa oleh refrigerant. Namun, katup pipa

orifice jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia.


Biasanya digunakan pada mobil-mobil keluaran Eropa atau Amerika.
2.1.4 Evaporator
Evaporator merupakan alat penukar kalor yang berfungsi
memindahkan kalor dari udara yang dikondisikan ke refrigerant. Seperti
kondensor, evaporator tersusun dari pipa-pipa dan sirip-sirip dalam
jumlah yang banyak. Refrigeran masuk evaporator dalam bentuk kabut
pada tekanan dan temperature rendah. Udara dari kabin dihembuskan
oleh blower melewati kisi-kisi evaporator. Udara yang bertemperatur
lebih tinggi daripada refrigerant yang mengalir dalam evaporator, akan
melepaskan kalor dan diserap oleh refrigerant, sehingga temperature
udara turun menjadi lebih dingin yang selanjutnya akan mendinginkan
udara dalam kabin. Refrigeran keluar dari evaporator dalam fase uap.

Gambar 2.6 Konstruksi Evaporator dan motor blower


3. Komponen Pendukung
Komponen pendukung pada system AC mobil terdiri dari receiver
(filter dryer), accumulator, minyak pelumas (oli kompresor), shaft seal,
pipa refrigerant, idle up, pulley dan belt, dan ekstra fan.
3.1 Receiver (Filter Dryer)
Komponen ini sering digunakan pada AC

mobil

yang

menggunakan katup ekspansi termostatik untuk menurunkan tekanan


refrigerant. Komponen ini diletakkan di antara kondensor dan evaporator
sebelum katup ekspansi. Di dalam receiver terdapat saringan dan
pengering yang berfungsi menyerap kotoran dan air yang terbawa
bersirkulasi bersama refrigerant. Filter terpasang pada saluran keluar

receiver bagian dalam. Filter ini terbuat dari kasa tembaga dan berfungsi
menyaring kotoran agar tidak masuk ke katup ekspansi. Pada bagian atas
receiver terdapat sight glass yang berfungsi untuk mengetahui kondisi
refrigerant dalam system AC. Di dalam dryer berisi desiccant (zat yang
dapat menyerap uap air) yang berupa silicagel untuk penggunaan R-12 dan
zeolit untuk penggunaan R-134a.
Receiver merupakan tempat penyimpanan sementara refrigerant
setelah dicairkan oleh kondensor dan sebelum masuk ke katup ekspansi.
Fungsi lainnya adalah sebagai penyaring kotoran dalam system sirkulasi
AC. Receiver juga berfungsi memisahkan kadar air dan kotoran yang
terbawa saat bersirkulasi bersama refrigerant.

Gambar 2.7 Konstruksi Receiver


3.2
Accumulator
Accumulator biasanya digunakan pada system AC mobil yang
menggunakan pipa orifice sebagai alat penurun tekanan refrigerant.
Accumulator terletak diantara evaporator dan kompresor. Accumulator
berfungsi sebagai alat penampung sementara refrigerant cair yang
bertemperatur rendah, serta campuran minyak pelumas dari evaporator.
Refrigeran yang telah disimpan berupa gas, dialirkan dari bagian atas
accumulator melalui saluran isap menuju ke kompresor. Accumulator juga
berfungsi mencegah refrigerant cair agar tidak mengalir ke kompresor. Di
dalam accumulator terdapat desiccant seperti pada receiver.

Gambar. 2.8 Konstruksi Accumulator


3.3 Minyak Pelumas (Oli Kompresor)
Oli kompresor pada system AC berfungsi sebagai pelumas bagianbagian kompresor yang bergesekan, untuk meredam panas dan
melancarkan pergerakan bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil oli
kompresor bercampur dengan refrigerant dan ikut bersirkulasi melewati
kondensor dan evaporator. Minyak pelumas kompresor harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
a. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah
berreaksi dengan refrigerant atau benda lain yang
b.
c.
d.
e.
f.
g.

digunakan pada system pendingin.


Tidak merusak bahan tembaga pada suhu 120oC.
Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya.
Mempunyai titik beku yang rendah.
Tidak berbusa.
Mempunyai tahanan listrik (dielektrik) yang kuat.
Dapat memberikan pelumasan yang baik pada temperature
tinggi maupun rendah.

Proses penyaluran dan jenis minyak pelumas pada tiap-tiap


kompresor berbeda. Untuk kompresor jenis resipro, penyaluran minyak
pelumas dari bagian bawah kompresor (di bak alas kompresor) yang
diisap oleh pompa yang terpasang di bagian belakang kompresor.
Kemudian minyak pelumas yang masuk ke dalam saluran poros engkol
dialirkan kedua jurusan, yaitu ke bagian bearing muka-belakang dan ke
dinding piston melalui pena piston. Minyak pelumas yang sudah
disalurkan ke bagian-bagian tersebut akan kembali lagi ke bak alas
kompresor untuk sirkulasi berikutnya.
Pada kompresor tipe swash plate, terdapat plat rotasi miring yang
menggerakkan torak ke kana dan ke kiri. Minyak pelumas yang keluar
dari saluran dalam poros penggerak mengalir hingga ke permukaan plat
rotasi miring akibat gaya sentrifugal. Minyak pelumas yang terhambur

dengan putaran plat rotasi miring ini mampu melumasi torak sehingga
tidak cepat aus.
3.4 Shaft Seal
Refrigeran dan minyak pelumas dalam kompresor sangat rentan
terhadap kebocoran, baik saat kompresor sedang beroperasi maupun
tidak. Untuk mencegah kebocoran, digunakan penyekat (seal) yang
dipasang pada poros kompresor. Komponen ini terdiri dari dua bagian,
yaitu shaft seal dan plate seal. Shaft seal ada dua jenis, yaitu mechanical
seal dan lip seal. Shaft seal terdiri dari gelang penahan, O-ring, ring
karbon, dan plate seal. Plate seal yang tertahan rapat oleh gelang penahan
dengan ring karbon akan tertekan oleh pegas, sehingga mampu mencegah
kebocoran refrigerant dan minyak pelumas.

Gambar 2.9 Konstruksi Shaft Seal


3.5 Pipa Refigerant
Pipa refrigerant AC terbuat dari karet (pipa elastic) dan pipa logam
yang tahan terhadap tekanan dan temperature tinggi serta tahan terhadap
getaran. Bagian dalam pipa logam terbuat dari tembaga dan alumunium
yang diproses dengan baik sehingga lebih tahan terhadap unsur kimia
dalam refrigerant. Pipa karet dibuat berlapis-lapis agar lebih kuat
menahan kebocoran dan reaksi unsur kimia.

Gambar 2.10 Konstruksi pipa Refigerant


3.6 Pulley dan Belt
Pulley berfungsi sebagai rumah belt. Pulley dan belt merupakan
komponen penerus tenaga dari mesin ke kompresor AC mobil. Jenis belt
yang digunakan pada AC mobil diantaranya adalah V belt dan ribbed
belt. Perbedaan keduanya terletak pada bentuk dan kemampuan
meneruskan tenaga. Jenis ribbed belt memiliki kemampuan meneruskan
tenaga lebih baik dari pada jenis V belt dan tidak mudah slip.

Gambar 2.11 Konstruksi Pully dan Belt


3.7 Kipas (Ekstra Fan)
Ekstra fan berfungsi mensirkulasikan udara di dalam dan di luar
kabin. Motor blower terdapat di dalam kabin, sedangkan fan (extra fan)
terletak di luar kabin. Blower pada kabin terdiri atas motor penggerak
dan blower/ sudu-sudu yang digerakkan. Umumnya, tipe blower yang
sering digunakan adalah tipe sirrocco. Extra fan yang terdapat di luar
kabin (pada kondensor) juga terdiri dari motor penggerak dan fan yang
digerakkan. Jenis fan yang umum digunakan adalah jenis axial flow.

Gambar 2.12 Konstruksi Kipas (Ekstra Fan)


4. Komponen Kelistrikan
Komponen kelistrikan terdiri dari sakelar (Selector switch), kopling
magnet (Magnetic clutch), thermostat (Thermoswitch), pengatur suhu
elektronik (Thermistor), pressure switch, relay, dan amplifier.

4.1 Sakelar (Potensiometer)


Sakelar yang digunakan pada system AC mobil umumnya adalah
jenis sakelar putar. Sakelar ini digunakan untuk mematikan dan
menghidupkan kompresor, serta memilih kecepatan putaran blower
evaporator. Sakelar terdiri dari tombol putar (menunjuk posisi off, low,
medium, dan high) dan terminal listrik.
Saat tombol diputar pada posisi off, hubungan antar terminal
terputus. Pada posisi low, sakelar akan menghubungkan terminal line ke
posisi low dan kompresor. Pada posisi medium, sakelar akan
menghubungkan terminal line ke posisi medium dan kompresor. Pada
posisi high, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi high
dan

kompresor.

Untuk

mengetahui

adanya

arus

listrik

yang

menghubungkan antar terminal pada sakelar, digunakan multitester.

Gambar 2.13 Konstruksi Saklar (Switch)


4.2 Kopling Magnet (Magnetic Clutch)
Kopling magnet berfungsi memutus

dan

menghubungkan

kompresor dengan pully penggeraknya. Saat mesin mobil bekerja, pulley


berputar karena terhubung dengan mesin melalui belt. Pada saat ini
kompresor belum bekerja. Ketika system AC dihidupkan, amplifier
memberikan arus listrik ke koil stator sehingga timbul medan
electromagnet yang akan menarik pressure plate dan menekan
permukaan pulley. Hal ini menyebabkan pressure plate berputar

mengikuti putaran pulley sehingga kompresor akan berputar. Kopling


magnet memiliki tiga bagian utama sebagai berikut.
a. Stator
Stator merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang
terpasang pada rumah kompresor.
b. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar yang terhubung
dengan poros mesin melalui belt. Diantara permukaan
bagian dalam dari rotor dan front housing dari kompresor
terpasang bantalan.
c. Pressure Plate
Pressure plate merupakan bagian yang dipasang pada
poros kompresor.

Gambar 2.14 Konstruksi Bagian Kopling Magnet


4.3 Thermostat (Thermoswitch)
Alat ini berfungsi memberikan sinyal kondisi temperature kabin ke
kompresor secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang
akan mendeteksi suhu pada evaporator. Jika thermostat rusak, evaporator
bisa membeku karena pemutus arus listrik tidak bekerja. Tanda-tanda
kerusakannya antara lain keluarnya asap dari kisi-kisi AC serta adanya
tetesan air seperti embun yang keluar dari evaporator.
Thermostat juga berfungsi mengatur proses kerja kompresor AC.
Pada thermostat terdapat tabung indra panas yang berisi gas yang sangat
peka terhadap perubahan suhu. Tabung ini terpasang pada evaporator di
bagian saluran angin keluar. Ketika suhu penguapan refrigerant cair di
dalam evaporator naik, gas di dalam tabung indra panas akan memuai
dan mendorong alas diafragma ke atas. Dengan demikian, sakelar yang
terhubung dengan magnetic clutch akan mendapat aliran listrik, sehingga
kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada saluran angin keluar di

evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam tabung indra panas
akan menyusut. Alas diafragma yang sebelumnya terdorong oleh tekanan
gas akan kembali ke bawah karena terikan pegas, sehingga sakelar
memutus arus listrik ke kopling magnet. Akibatnya kompresor berhenti
bekerja.

Gambar 2.15 Konstruksi Thermsostat (Thermoswitch)


4.4 Pengatur Suhu Elektronik
Termistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien termal
negative. Artinya, semakin rendah suhunya, semakin tinggi tahanannya,
dan

sebaliknya.

Sifat

ini

dimanfaatkan

oleh

amplifier

untuk

menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada suhu tinggi, tahanan


thermistor rendah, amplifier akan mengalirkan arus listrik dari baterai ke
kopling magnet, sehingga kompresor bekerja. Pada saat suhu rendah,
tahanan thermistor tinggi, amplifier akan memutus arus listrik dari
baterai ke kopling magnet, sehingga kompresor tidak bekerja.

Gambar 2.16 Konstruksi Thermistor


4.5 Pressure Switch
Pressure switch merupakan komponen kelistrikan AC mobil yang
berfungsi memutus dan menghubungkan aliran listrik yang menuju ke
kompresor yang bekerja berdasarkan tekanan refrigerant. Pada tekanan
refrigerant yang tidak normal, pressure switch akan bekerja. Pressure

switch yang banyak digunakan pada system AC mobil adalah tipe dual
pressure switch. Pressure switch dipasang pada pipa yang berisi cairan
diantara receiver dan katup ekspansi. Alat ini mampu mendeteksi
ketidaknormalan tekanan di dalam system dan akan memutus aliran
listrik yang menuju kopling magnet jika terjadi tekanan yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah, sehingga kompresor berhenti bekerja. Pressure
switch akan bekerja pada tekanan 448 psi untuk R-134a dan 378 psi
untuk R-12.
Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antar
komponen sehingga tekanan dalam system cukup rendah, sekitar 28 psi
untuk R-134a dan 378 psi untuk R-12, pressure switch akan mematikan
kopling magnet.

Gambar 2.17 Konstruksi Pressure Switch


4.6 Relay
Relay berfungsi mengalirkan arus listrik ke kopling magnet, blower
motor, dan ke peralatan lain pada system AC mobil. Relay diperlukan
untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Aliran listrik yang
langsung dari baterai ke kopling magnet atau ke blower melalui kunci
kontak akan menyebabkan titik-titik kunci kontak cepat aus dan terbakar.
Jika menggunakan relay, kunci kontak hanya mengalirkan arus listrik
yang kecil ke koil relay. Kemagnetan pada koil relay akan
menghubungkan titik-titik kontak relay yang akan mengalirkan arus
listrik yang cukup besar dari baterai ke kopling magnet ataupun ke motor
blower. Jika kunci kontak memutuskan arus listrik ke koil relay, maka
kontaktif relay akan terputus secara otomatis sehingga arus listrik dari
baterai ke kopling magnet ataupun ke motor blower akan terputus.

Gambar 2.17 Konstruksi Relay


4.7
Amplifier
Amplifier merupakan

rangkaian

elektronik

yang

berfungsi

mengatur kerja AC mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai
dengan keinginan pemakai. Pada prinsipnya amplifier bekerja sebagai
relay otomatis yang menghubungkan dan memutus aliran listrik dari
baterai yang menuju ke kopling magnet. Terdapat dua jenis amplifier
yang digunakan pada AC mobil, yaitu temperature control amplifier dan
temperature control idling stabilizer amplifier.
a. Pengatur suhu (Temperature Control)
Amplifier jenis ini bekerja mengatur suhu dari ruangan yang
didinginkan sehingga selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar
temperature control adalah thermistor dan resistor pengatur temperature.
Resistor pengatur temperature adalah suatu resistor yang nilai tahananya
dapat diubah-ubah secara manual. Jika tahanan resistor ditetapkan pada
nilai tertentu, ini berarti sama dengan menetapkan suhu ruangan yang
didinginkan pada batas-batas tertentu.
Thermistor pada rangkaian control temperature berfungsi sebagai
sensor suhu berdasarkan perubahan nilai tahanannya digabungkan
dengan nilai tahanan dari resistor pengatur temperature. Hasilnya dikirim
ke amplifier berupa sinyal listrik. Pada amplifier sensor suhu diolah lagi
secara elektronik yang hasilnya dapat menutup dan membuka kontaktif
relay di amplifier.
b. Idling stabilizer amplifier
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil
agar selalu bekerja pada batas minimal putaran mesin mobil. Ini
dimaksudkan agar pada putaran rendah mesin tidak mengalami kelebihan

beban (overload) ketika system AC bekerja. Sumber sensor putaran


mesin diambil dari system pengapian, yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal
listrik yang didapat kemudian diolah secara elektronik di dalam amplifier
yang hasilnya dapat membuka dan menutup kontak relay amplifier.
Selanjutnya sinyal listrik yang menghubungkan baterai dengan kopling
magnet diatur agar hanya bekerja mengalirkan arus listrik dari baterai ke
kopling magnet pada batas putaran minimal (umumnya 850 1050 rpm).

Gambar 2.18 Konstruksi Amplifier AC mobil


5. Cara Kerja Komponen Pada Sistem AC

Gambar 2.19 Langkah Kerja AC mobil


Sedangkan untuk diagram kelistrikanya dan langkah kerja arus
listrik yang mengalir dari unit AC ini bisa dilihat pada gambar dibawah.

Gambar. 2.20 Rangkaian kelistrikan unit AC mobil


Urutan cara kerja kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a. Ignition switch dihidupkan (ON)
b. Blower switch dihidupkan (ON) mengakibatkan heater relay
bekerja mengalirkan arus listrik dan memutar motor blower.
c. Saat switch AC di ON kan, amplifier akan bekerja
mengeluarkan arus ke relay kopling magnet dan ECU mesin.
Proses ini terjadi jika pressure switch bekerja dengan tekanan
refrigerant sesuai standar berikut.
R-134a : 28 448 psi
R-12 : 29,4 378 psi
d. Thermostat akan memberikan informasi suhu pada evaporator
ke amplifier. Saat suhu evaporator di bawah 3oC 10oC,
kopling magnet akan mati dan kompresor berhenti bekerja.
e. Saat kopling magnet bekerja, amplifier akan mengirim sinyal
ke ECU mesin agar VSV bekerja dan meningkatkan putaran
mesin.
f. Saat kendaraan berjalan, ECU mesin akan memberikan
informasi berupa sinyal ke amplifier sehingga relay kopling
magnet akan OFF dan kompresor berhenti bekerja.
6. Gambar Trainer AC Mobil Yang Dirancang

Gambar 2.21 trainer AC perancangan

Gambar. 2.22 Penampang dari depan trainer AC

Gambar. 2.23 Penampang dari samping trainer AC


7. Prosedur Pembuatan
1. Pembuatan rangka utama
Rangka sebagai penyangga komponen-komponen sistem AC,
pembuatan rangka yang memakai pipa besi, plat L, pipa besi
bengkok, dan besi persegi yang telah disediakan dengan ukuran
tebal 2 mm. Setelah itu melakukan pemotongan pipa besi, plat L, dan
besi persegi

Kemudian bahan tersebut disatukan dengan

menggunakan las busur listrik sesuai dengan desain yang telah


dibuat.

2. Pembuatan rangka pendukung

Pembuatan rangka pendukung terdiri dari dudukan kompresor,


kondensor dan fan, evaporator, katup ekspansi, power suplay dan
motor AC 1 phasa. Dari semua itu digunakan bahan kayu triplek
yang dipotong

menggunakan gergaji dan khusus dudukan

Penempatan Komponen AC, power suplay dan motor AC 1 phasa


menggunakan plat L dan besi persegi.
3. Penempatan komponen AC
Dalam hal ini AC didesain untuk media praktik, pengenalan,
kelistrikan dan diagnosa. Dikarenakan trainer sudah terbentuk posisi
Penempatan AC secara vertikal, hal ini terlihat dimana komponen
komponen trainer dipasang di papan triplek yang vertikal dan posisi
horisontal khusus untuk penempatan power suplay, motor dan
kompresor.

B. Perancangan Awal
1. Konsep Rancangan
Perancangan
ini

merupakan

modifikasi

dan

pengembangan dari perancagan trainer yang pernah


dirancang

sebelumnya.

perencanaan
semua

ini

sistem

disesuaikan

sebagai

Sesuai
media

kelengkapan

dengan

dengan

kondisi

tujuan

pembelajaran

yang
normal

ada

pada

yang

ada

dari
maka

trainer
pada

kendaraan sesungguhnya.
Pada perancangan trainer tersebut diaplikasikanya
proses-proses sirkulasi pada AC agar dapa beroprasi
dengan baik. Proses tersebut diantaranya:
1. Trainer sistem AC
2. Motor .
Sebagai pelengkap dari beberapa proses tersebut
pada trainer yang dirancang ini juga dilengkapi dengan:
1. Panel yang disertai gambar rangkaian kelistrikan pada sistem
AC mobil.

2. Relay untuk mengalirkan arus listrik ke magnetic clutch,


blower motor, dan ke peralatan lainnya pada sistem AC mobil,
untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak.
3. Kunci kontak sebagai kontrol sistem kelistrikan dan
juga sebagai kontrol dari kerja sistem magnetic.
4. Sakelar yang digunakan pada sistem AC mobil pada umumnya
adalah jenis sakelar putar(rotary switch). Sakelar ini digunakan
untuk mematikan dan menghidupkan kompresor, serta memilih
kecepatan putaran blower evaporator.
5. Sekring sebagai pengaman

sirkuit

kelistrikan,

pencegah konsleting pada rangkaian.


6. Kabel pendukung sebagai rangkaian

sirkuit

kelistrikan pada sistem AC mobil.


Trainer yang dirancang ini telah diintegrasikan dengan sistemsistem utama pada sebuah AC sehingga akan membentuk suatu rangkaian
beberapa sistem secara praktis dan ekonomis. Sehingga ketika mahasiswa
mengunakan trainer ini, maka banyak informasi yang didapatkannya
mengenai ilmu materi sistem AC.
2. Spesifikasi Trainer
Trainer yang akan dirancang secara garis besar
terdiri dari bebrapa bagian utama. Bagian-bagian tersebut
harus ada pada trainer supaya trainer dapat bekerja
dengan baik. Bagian yang dipasang dan digunakan pada
trainer

tersebut

merupakan

produk

dari

pabrik.

Kebanyakan komponen yang digunakan adalah komponen


utama pada sistem AC mobil dan komponen pendukung
lain yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa bagian komponen yang dimaksudkan
adalah sebagai berikut:
1. Kompresor merupakan komponen yang bekerja memompa
refrigerant agar dapat bersikulasi ke seluruh unit AC mobil,
sehingga terdapat perbedaan tekanan, baik sebelum atau
sesudah masuk refrigerant.. Pada bagian masuk kompresor

tersebut sebagai daerah tekanan rendah dan bagian keluar


kompresor disebut sebagai daerah tekanan tinggi.
2. Kondensor adalah alat penukar panas, lebih

tepatnya

membuang panas dari refrigerant setelah dikompresi oleh


kompresor.

Sebelum

masuk

ke

kondensor,

temperatur

refrigerant masih tinggi, tetapi di dalam kondensor temperatur


refrigerant didinginkan oleh udara dengan bantuan kipas (extra
fan).
3. Katup Ekspansi berfungsi menurunkan tekanan dan temperatur
refrigerant, sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator
sebelum diembuskan ke ruang kabin.
4. Evaporator merupakan sebuah alat penukar panas, yaitu
mengubah refrigerant (freon) dari yang semula berwujud cair
berubah menjadi gas (berlawanan dengan fungsi kondensor).
5. Receiver (Filter Dryer) berfungsi menyerap kotoran dan air
yang terbawa ketika bersikulasi bersama refrigerant. Filter
terpasang pada saluran keluar receiver bagian dalam. Filter ini
terbuat dari tembaga kasa dan berfungsi sebagai menyaring
kotoran agar tidak masuk ke katup ekspansi.
6. Pulley dan Belt merupakan komponen penerus tenaga, yaitu
meneruskan tenaga putar dari mesin menuju ke kompresor AC
mobil.
7. Ekstra Fan (Kipas) berfungsi mensirkulasikan udara di dalam
kabin dan di luar kabin. Motor blower terdapat di dalam kabin,
sedangkan fan (extra fan) terletak di kondensor (di luar kabin).
8. Thermostat alat ini bekerja memberikan sinyal kondisi
temperatur kabin kompresor secara otomatis. Di dalam
thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu pada
evaporator.
9. Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien
thermal negatif pada sistem AC yang menggunakan amplifier.
Artinya semakin rendah suhunya, semakin tinggi resistansinya,
sebaliknya semakin tinggi suhunya, akan semakin rendah pula
resistensinya.

3. Perencanaan Material yang Dibutuhkan ( Material


Requrement Planning/MRP)
Adapun untuk material yang dibutuhkan dalam
perancangan trainer ini termuat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Material yang dibutuhkan dalam perancangan trainer
N
o
1

Nama
komponen
Engine stand

Jumlah
komponen
1

Material yang
digunakan
- Besi siku
-

Besi Pipa

Keterangan
- Ukuran panjang 727
cm, tebal 3mm
- Ukuran Panjang 495
cm, Diameter 43
cm, Tebal 2 mm

Besi Plat
- Ukuran 10x8,5 cm,
dudukan
Tebal 5mm,
roda
Jumlah 4 Buah
- Kayu papan
Ukuran 100x180
cm, Tebal 1,5 cm
- Tiner
- Pernis
- Cat biru
- Cat Kuning
- Dempul
- Refrigrant
R134a
- Oli Pelumas
Kompresor
Akrilik Putih
tebal 4 mm dan
ukuran 25 cm x 45
cm
Jenis 3 piston, Tipe
Swash Plate

Papan
komponen

Kompresor

4
5

Kondensor
Evaporator
lengkap 1 set
Motor Listrik

1
1

Aluminium
Aluminium

Lampu
Indikator
V belt
Ekstra Fan
Receifer/Draye

Jenis Motor
duduk bermerk
vema
Tipe Bholam 12
12 volt

6
7
8
9
10

1
1
1

Daya 12 Volt

Tipe Tube
Tipe Plate Fin

11

r
Selang Saluran

12

Selang Saluran

13
14

Klem Selang
Socket

15

Socket

34

16

Kabel

17
18
19

Relay
Puli
Rumah Lampu
Indikator
Kunci kontak
Roda
Saklar Motor

Panjang
Kabel 450 cm
1
2
1

20
21
22
23
24
25

Diameter 1,5
cm
Panjang 50
cm
Diameter 1
cm
Panjang 50
cm
8
25

1
4
1

Karet campuran

Karet campuran

Aluminium
Banana Jack
4mm
Socket jenis
banana Laki
Normally Closed
Plastik
Karet

Diameter 100 mm
Type QS5 15 A
500V = 15 A
Tipe Tabung
Tipe Tabung

1
1
24 Biji

Plastik
Tabung Kaca
Besi

10 Biji

Besi

4 Biji

Besi

11 Biji
1

Besi

31

Box sikring
Sikring
Jumlah Baut
dan Mur
ukuran 12 mm
Jumlah Baut
dan Mur
ukuran 10 mm
Jumlah Baut
dan Mur
ukuran 14 mm
Sekrup
Soket Motor
Blower
Soket Kopling
Magnet
Cat besi

1 liter

Cair

32

tiner

1 liter

Cair

26
27
28
29
30

4. Prinsip kerja produk yang dihasilkan

Cat warna biru muda


untuk pewarnaan
trainer
Pencampur cat

Prinsip kerja dari trainer yang dirancang ini sangatlah


sederhana. Sebelum trainer bekerja, perlu adanya sumber
tegangan listrik 220 Volt untuk menggerakkan motor
sebagai pengganti putaran mesin, serta batrei 12 Volt
sebagai power suply dari sirkuit kelistrikan pada AC.
Ketika kunci kontak di on kan maka arus dari
baterai mengalir menuju komponen-komponen sirkuit
kelitrikan yang terpasang pada panel, seperti relay, saklar
blower, saklar AC (termoswitch), fan kondensor, dan
kopling magnet pada kompresor.
Setelah semua komponen mendapatkan arus listrik,
selanjutnya

dapat

menyalakan

sistem

AC

dengan

memutar sakalar pada thermoswitch, sehingga kopling


magnet pada kompresor bekerja untuk mensirkulasikan
gas refrigant ke dalam sistem, bersamaan itu juga
dinyalakanya saklar motor blower untuk menghidupkan
motor blower pada evaporator, sehingga udara sejuk pada
evaporator dapat dihembuskan ke dalam ruangan.
Setelah trainer AC mobil dianggap dapat bekerja
dengan baik maka tinggal mematikan saklar kunci kontak,
yang sebelumnya dimatikanya saklar thermoswitch dan
saklar motor blower.
5. Perancangan Teknik (Engineering Design)
Pada perancangan teknik
ini akan dijelaskan
aktivitas,

yang

memberi

solusi

terhadap

kekuatan

komponen berdasarkan material dan beban yang diterima


dengan cara melakukan perhitungan berdasarkan prinsipprinsip dan prosedur perhitungan kekuatan komponen
yang

relevan

Sehingga,

(perhitungan

menghasilkan

kekuatan

besaran

komponen).

dimensi

yang

mempresentasikan kapasitas komponen-komponen yang


akan digunakan berdasarkan hasil perhitungan dimaksud.
adapun bagian yang dirancang adalah rangka trainer.

BAB III
PERANCANGAN PRODUK
A. Perancangan Teknik (Trainering Design)
1. Generator
Listrik sudah menjadi bagian yang penting bagi kehidupan manusia
saat ini. Arus listrik dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk
menghidupkan berbagai macam alat-alat lisrik. Arus listrik didapatkan dari
proses konversi sumber energi lainya

energi panas, energi gerak, dll

menjadi energi listrik.


Generator merupakan sebuah alat yang mampu menghasilkan arus
listrik. salah satu jenis generator adalah generator arus bolak balik yang
akan dibahas saat ini. Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah
tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus
Bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator atau generator AC
(alternating current) atau juga generator singkron.

Alat ini sering

dimanfaatkan di industri untuk mengerakkan beberapa mesin yang


menggunakan arus listrik sebagai sumber penggerak.

Generator arus

bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:


a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
Prinsip Kerja Generator Prinsip dasar generator arus bolak-balik
menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar
berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar
tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Besar tegangan generator bergantung pada :
Kecepatan putaran (N)
Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan
magnet (f)

2. Konstruksi Generator

Generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu
1. Stator, merupakan bagian diam dari generator yang mengeluarkan
tegangan bolak balik 2. rotor, merupakan bagian bergerak yang
menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator. Stator terdiri
dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi
bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti
Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan
terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang
merupakan tempat untuk menghasilkan

tegangan. Sedangkan, rotor

berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata
(rotor silinder).
Konstruksi dari generator sinkron dapat dilihat pada gambar berikut
ini.

Gambar 3.1 generator dan rotor


a. Stator
Merupakan bagian yang tidak berputar (tetap/diam) yang
mengeluarkan tegangan bolak-balik.

Stator terdiri dari badan generator

yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian dalam generator,
kotak terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari
bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat
meletakkan lilitan stator. Berikut ini adalah gambar dari stator :

Gambar. 3.2 stator pada generator


Komponen-komponen dari stator tersebut adalah :

Rumah stator
Inti stator
Lilitan stator
Alur stator
Kontak hubung
Sikat (terletak di luar)

Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bahagianbahagian sebagai berikut.
1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat
meletakkan belitan (kumparan stator).
4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.
Rangka stator motor induksi ini didisain dengan baik dengan empat tujuan
yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung
dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh gangguan
objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh
karena itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan
goncangan.

4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan


lebih efektif.
b. Rotor
Jika lilita stator berfungsi untuk menghasilkan lilitan tegangan,
maka stator adalah bagian yang berputar yang menghasilkan medan magnit
dan medan mganit tersebut diinduksikan ke stator. Rotor dapat berbentuk
kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor
silinder). Berikut adalah gambar rotor dari generator arus bolak-balik :

Gambar. 3.3 Rotor pada generator


Komponen dari rotor tersebut adalah ;

Kutub magnit
Lilitan penguat megnit
Cincin srert (slip ring)
Poros

Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bahagianbahagian sebagai berikut.


1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama
dengan inti stator.

2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama


dengan inti. Alur merupakan tempat meletakkan belitan
(kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.
Jumlah Kutub pada Generator Jumlah kutub generator arus bolakbalik tergantung dari kecepatan rotor dan frekuensi dari ggl yang
dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan persamaan
berikut ini.

f=

P.n
120

Keterangan:
f = frekuensi tegangan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor (rpm)

3. Cara Kerja Generator AC


1. Prinsip Operasi motor Induksi didasarkan pada interaksi medan
magnet putar pada stator dengan medan magnet lawan pada
rotor. Medan magnet putar dihasilkan oleh arus AC pada
kumparan stator
2. Medan magnet pada rotor dapat berupa :
1. medan magnet induksi ( motor induksi) atau
2. dihasilkan dari sumber arus DC terpisah ( motor
sinkron)
3. Interaksi kedua medan menghasilkan torsi yang akan memutar
motor.Prinsip kerja mengapa rotor bisa berputar adalah sebagai
berikut :

a. Kumparan dihubungkan dengan tegangan 3 fase dengan


beda fase masing-masing 120.
b. Besar Medan magnet akibat masing-masing kumparan
berubah sebanding dengan perubahan arus AC pada
kumparan.
4. Pada akhir satu siklus arus AC masukan, maka medan magnet
berputar 360
5. Kombinasi medan magnet dari ketiga kumparan stator
menghasilkan medan magnet yang bergeser (berputar).
6. Tegangan Induksi, Saat power supplai terhubung ke kumparan
stator akan menyebabkan medan elektromagnet memotong
kumpran rotor secara tegak lurus.
Akibatnya pada konduktor rotor akan timbul tegangan induksi
electromagnet. Tegangan induksi ini akan menyebabkan arus mengalir di
konduktor bar rotor dan di end ring rotor.Arus yang mengalir melalui
konduktor bar rotor akan menghasilkan medan magnet di sekeliling bar
rotor. Karena power yang terhubung berupa tegangan AC yang selalu
berubah-ubah arah dan besarnya, maka resultan medan magnet dari stator
dan rotor akan berubah-ubah juga. Sehingga rotor menjadi electromagnet
yang berubah-ubah kutub utara dan selatan

4. Memilih Motor Listrik Untuk Trainer Sistem AC Mobil


Setiap motor listrik sebagai alat penggerak sudah mempunyai
klasifikasi tertentu sesuai dengan maksud penggunaannya menurut
kebutuhan yang diinginkan.
Klasifikasi tiap motor listrik bisa dibaca pada papan nama (name
plate) yang dipasang padanya sehingga untuk berbagai keperluan bisa
dipilih motor yang sesuai.

Di dalam pemakaian sederhana, klasifikasi motor hanya dikenal


menurut:
1. Tenaga output motor (HP).
2. Sistem tegangan (searah, bolak-balik, ukurannya, fasenya).
3. Kecepatan motor (rendah, sedan, tinggi).
Dalam pemakaian yang sederhana ini belum dicapai hal-hal lain yang
sangat penting dalam memilih motor yang sesuai. Jadi dapat disimpulkan
bahwa klasifikasi motor ini sangatlah luas mencakup dalam:
1. Hal-hal yang dibutuhkan oleh mesin-mesin yang digerakkan
(driven machines) yang sesuai dengan: tenaga dan torsi yang
dibutuhkan
2. Karakteristik beban dan macam-macam kerja yang diperlukan
3. Konstruksi mesin-mesin yang digerakkan
Hal-hal yang demikian akan memberikan pula macam-macam variasi
bentuk dari motor termasuk alat-alat perlengkapannya (alat-alat pengusutan
dan pengaturan).
Dengan demikian maka untuk pemilihan Generator atau motor AC
untuk digunakan dalam trainer sistem AC mobil, syarat utamanya adalah
daya output minimal 1.5 HP dan ditemukanlah motor yang sekiranya paling
tepat dalam pemakaian sistem AC mobil sebagai berikut datanya :
MOTOR LISTRIK TIPE YC 90L 1-2
1,1 KW
50 Hz
1,5 HP
8,47 A
220 V
INS CLF
1400 Rpm
NO. VM1204026

Keterangan:
Tenaga Output
Frekuensi (f)
Arus listrik (i)
Daya (P)

=
=

1.5 HP =1.5 PK
=
50 hz
=
8.47 A
1.1 KW

Dengan putaran rpm motor yang hanya 1400 rpm


maka diperlukan berbadingan pully untuk meningkatkan
putaran rpm yang menggerakan kompresor AC, nantinya
sehingga untuk mendapatkan perbandingan yang pas pully
motor sebesar 5 cm dan untuk pully dikompresor kita cari
diameter yang tepat untuk mendapatkan putaran rpm yang
tepat pula, menggunakan rumus perbandingan, rumusnya
antara lain sebagai berikut,
a. Rumus perbandingan

Rpm 1 D 2
=
Rpm 2 D 1

1400 rpm 12cm


=
rpm2
5 cm

7000 rpm
=Rpm 2
12

Rpm 2=583,33 583 rpm

Jadi dalam penggunaan pully penggerak kompresor kurang lebih


dapat memakai pully dengan ukuran 12 cm dan dapat memutar kompresor
583 rpm yang dibutuhkan untuk menggerakan sistem AC Mobil.
Untuk spesifikasi Motor

Listrik tipe YC 90 L1-2, data yang

diperlukan adalah data perhitungan power faktor, induksi motor, daya input
1phasa, kecepatan singkron.
b. Menghitung kecepatan singkron motor
Untuk hasil perhitungan pada Dimensi Utama, hasil perhitungan,
yang meliputi sebagai berikut :
Jumlah Kutub = 4, Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang
diberikan oleh persamaan berikut:

Ns =

120 x f
p

di mana :
Ns
= kecepatan serempak, dalam rpm
F
= frekuensi daya AC
p
= jumlah kutup per lilitan phase

Ns

120 x f
p

120 x 50
4

6000 Hz

4lilitan

1500

Rpm
c. Menghitung power faktor (PF)
P OUT

VI . Pf
746

Dimana
V
I
PF
P OUT

:
: Voltase (V)
: Ampere (A)
: Power faktor (Hp)
VI . Pf
746

1.5 HP

220 V x 8.47 A x PF
746

1.5 HP

1863.4 VA x PF
746 VA

1.5 HP x 746 VA
1863.4 VA

PF 0.6 HP

d. Menghitung daya semu


S (VA)
=
VxI
Dimana :
V
=
Voltase
I
=
Ampere
Perhitungannya antara lain sebagai berikut.
S
=
220V x 8.47A
=
1863.4 VA
e. Menghitung Daya Input
Dimana untuk efisiensi motornya tidak diketahui di dalam plate
name sehingga menguunakan perkiraan efisiensi sekiranya 15%.
Rumusnya sebagai berikut.

motor

P x 100
P out

Menghitung Daya Inputnya motor AC 1 phasa


P x 100
P out
motor
=

15%

P x 100
o ,6 HP

P in

o , 6 HP
x 100
15

P in

f. Menghitung Slip dari motor AC 1 phasa :


slip=
Ns
S
N

(Nsn)
x 100
Ns

= Kecepatan putar teoritis (rpm)


= Slip normal
= Kecepatan Putaran Motor (rpm)

Jadi Dalam perhitungan Slip dapat di tentukan dengan hasil


(Nsn)
slip=
x 100
Ns

slip=

(1500 rpm1400 rpm)


x 100
1500 rpm

slip=

(100 rpm)
x 100
1500 rpm

slip=

(10000 rpm)
x 100
1500 rpm

Slip = 6.67
g. Menghitung Torsi Motor

Rumus Torsi

T xn
5250

Perhitungan Torsi Motor Ac


P

1.5 Hp

T xn
5250

T x 1400 rpm
5250
1.5 Hp x 5250
1400 rpm

5.625 lb,ft

BAB IV
PENUTUP

7875 Hp
1400 rpm

A. Saran Pemanfaatan
Media
pembelajaran

yang

direncanakan

dalam

perancangan ini digunakan dalam pembelajaran praktikum


AC mobil. Hasil perencanaan terdiri dari gabungan beberapa
sistem utama pada AC mobil . sehingga dalam satu trainer
yang dirancang ini dapat digunakan untuk mempelajari
beberapa komponen diantaranya:
1. Trainer AC, dan
2. Motor AC
Agar

tujuan

pembelajaran

yang

dilakukan

dapat

tercapai dengan menggunakan media ini, maka dalam


menggunakan media pembelajaran berupa trainer AC ini
perlu

memperhatikan

beberapa

tahapan

yaitu:

tahap

persiapan, menentukan tujuan pembelajaran, penggunaan


media dalam pembelajaran, serta pengayaan.
B. Kelemahan-kelemahan Rancangan dan Saran
Perbaikanya
Dalam perancangan ini ada beberapa kelemahankelemahan yang perlu diperbaiki agar alat yang dihasilkan
bisa berdaya guna dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar

dan

media

pembelajaran.

Adapun

kelemahan-

kelemahan dari produk perancangan ini adalah sebagai


berikut:
1. Dimensi dari perancangan ini terlalu besar sehingga memakan
tempat yang luas.
2. Pada perancangan ini volt meter dan ampere meter tidak dipasang
sehingga pengukuran terhadap arus dan tegangan pada sirkuit
kelistrikan tidak diketahui.
3. Pada perancangan ini pressure meter tidak dipasang sehingga
pengukuran terhadap tekanan gas refrigrant yang bersirkulasi tidak
diketahui.

C. Dimensi Produk
Sebagaimana tujuan perencanaan, dengan selesainya
perancangan

ini

diharapkan

dapat

menambah

media

pembelajaran di lembaga pendidikan kejuruan serta dapat


memberikan tambahan khazanah keilmuan dalam dunia
pendidikan

kejuruan

kita

sekaligus

ikut

menjembatani

kesenjangan yang terjadi antara dunia pendidikan kejuruan


dengan perkembangan dunia otomotif saat ini dalam hal
keterbatasan tersedianya media pembelajaran.
Produk rancangan trainer AC mobil ini ditujukan kepada
laboratorium

praktikum

program

S1

Pendidikan

Teknik

Otomotif, jurusan teknik mesin, fakultas teknik, Universitas


Negeri Malang untuk media pembelajaran tambahan pada
beberapa

mata

kuliah

yang

aa

hubunganya

dengan

praktikum sistem AC mobil. Namun jika ingin diaplikasikan


untuk sekolah atau universitas lain juga bisa dilakukan.
Karena trainer AC mobil merupakan media pembelajaran
yang umum dipelajari untuk memperluas pengetahuan
tentang cara kerja dari sistem AC mobil dan perkembangan
teknologi saat ini. Pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran trainer AC mobil ini diharapkan dapat
berlangsung dengan baik sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
D. Pengembangan Lebih Lanjut
Produk rancangan trainer AC mobil ini masih memiliki
banyak

kekurangan

sehingga

saran

penulis

untuk

pembuatan atau pengembangan selanjutnya antara lain:


1. Gunakan trainer yang lebih baik dan tahun produksinya
lebih baru yang mempunyai teknologi terbaru.
2. Gunakan bahan-bahan yang lebih berkualitas agar
trainer AC mobil lebih awet.

3. Bisa

ditambahkan

lagi

indikator-indikator

yang

mendukung untuk mengobservasi kinerja sistem atau


trainer AC mobil tersebut.
4. Bisa ditambahkan lagi sistem pengisian refrigant pada
trainer AC supaya lebih banyak hal yang bisa dipelajari
data satu trainer AC mobil.
DAFTAR PUSTAKA

A.E. Fitzgerald, Djoko Achyanto, Mesin mesin listrik, Erlangga, Edisi ke empat,
Jakarta, 1992.
Anonim. Memelihara/Servis Sistam AC (Air Conditioner). Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas.
Basuki dan Leksono. 2000. Listrik Otomotif & AC. Malang: PPPGT VEDC.
Budi, S. 2010. Pembuatan Sistem Pendingin (AC) Pada Mobil bahan Bakar
Etanol.Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
DRS. Sumanto, M.A, Motor listrik arus bolak-balik, Andi offset Yogyakarta, Edisi
pertama , 1993.
Muslimin Marappung, IR, Teori Soal dan Penyelesaian : Teknik Tenaga Listrik,
cetakan pertama Juni 1979.
Wahono. 2011. Pedoman Matakuliah Perancangan Mesin Produksi. Malang:
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
Wahyu, T. 2005. Pemeliharaan/Servis Sistem AC (Air Conditioner). Bogor:
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Zuhal; Dasar Tenaga Listrik;, Penerbit ITS, Bandung, Edisi ke-2,1986

LAMPIRAN

Lampiran 1
Proses Perancangan Trainer Sistem AC Mobil
Berikut ini merupakan gambar proses perancangan/pembuatan trainer AC mobil:
1. Proses pemotongan bahan.

2. Proses pengelasan rangka trainer.

3. Proses dempul dan pengamplasan.

4. Proses pengecatan rangka

5. Proses perbaikan komponen-komponen sistem AC mobil.

6. Proses perakitan komponen-komponen AC mobil ke trainer.

7. Hasil akhir dari perancangan/pembuatan trainer AC Mobil

Lampiran 2
Hasil Perancangan Trainer Sistem AC Mobil
Berikut ini merupakan gambar hasil perancangan/pembuatan trainer AC mobil
serta komponen-komponennya:
1. Trainer Sistem AC Mobil

2. Motor dan Kompresor

3. Evaporator dan Motor Blower

4. Kondensor dan Ekstra Fan

5. Dryer dan Rangkaian Kelistrikan

Вам также может понравиться

  • Workshop Head
    Workshop Head
    Документ3 страницы
    Workshop Head
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • Makalah Motor Listrik
    Makalah Motor Listrik
    Документ23 страницы
    Makalah Motor Listrik
    intankartikaningrum
    89% (9)
  • Makalah Motor Listrik
    Makalah Motor Listrik
    Документ23 страницы
    Makalah Motor Listrik
    intankartikaningrum
    89% (9)
  • Overhoul Kepala Silinder
    Overhoul Kepala Silinder
    Документ8 страниц
    Overhoul Kepala Silinder
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • Elektro Dasar
    Elektro Dasar
    Документ1 страница
    Elektro Dasar
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • EFI
    EFI
    Документ21 страница
    EFI
    Gigih Bagoesz
    100% (1)
  • Silabus Bhs Ind Xii Berkaraker 2011
    Silabus Bhs Ind Xii Berkaraker 2011
    Документ6 страниц
    Silabus Bhs Ind Xii Berkaraker 2011
    Ola' Paleoliticum
    Оценок пока нет
  • Isi
    Isi
    Документ6 страниц
    Isi
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • Modul Ac 20121
    Modul Ac 20121
    Документ36 страниц
    Modul Ac 20121
    Hasfhi
    Оценок пока нет
  • Peralatan Dan Keamanan Kerja
    Peralatan Dan Keamanan Kerja
    Документ6 страниц
    Peralatan Dan Keamanan Kerja
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • Isi
    Isi
    Документ6 страниц
    Isi
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • Sistem Pendingin
    Sistem Pendingin
    Документ22 страницы
    Sistem Pendingin
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • SISTEM PENGISIAN
    SISTEM PENGISIAN
    Документ14 страниц
    SISTEM PENGISIAN
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • SISTEM PENGISIAN
    SISTEM PENGISIAN
    Документ14 страниц
    SISTEM PENGISIAN
    SolehRahmat
    Оценок пока нет
  • Sistem Pendingin
    Sistem Pendingin
    Документ22 страницы
    Sistem Pendingin
    SolehRahmat
    Оценок пока нет