Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun
Kelompok 1
1.
2.
Jabar Rusdin
3.
Risno
4.
Masni
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita persermbahkan kekhadirat Allah SWT yang maha kuasa, karena
hanya dengan izin-Nya semata sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Benda dalam Kesetimbangan; Elastisitas dan Patahan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Dan tak lupa pula Shalawat serta Salam kami hanturkan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW. Semoga rahmat dan hidayah-Nya selalu bercucuran kepada kita selaku
umatnya pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen Pendidikan Kewarganegaraan.
Namun tidak hanya itu yang dilakukan, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pemahaman dan pengetahuan pembaca tentang Negara dan konstitusi. Selain itu kami sadar
bahwa tak ada gading yang tak retak, yang tak retak bukanlah gading, begitu juga dengan
penulis, penulis sadar bahwa makalah ini, sebenarnya masih jauh dari kata sempurna maka
dari itu kami sebagai penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
untuk kesempurnaan tulisan ini.
Ucapan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas selesainya
makalah ini, baik secara lansung maupun tidak lansung.
Penyusun
Kelompok 1
Bab IX
BENDA DALAM KESETIMBANGAN ;
ELASTISITAS DAN PATAHAN
Pada bab ini, akan mempelajari kasu khusus mengenai gerak-ketika gaya total dan
torsi total pada sebuah benda, atau sistem benda,keduanya nol. Pada kasus ini, benda atau
sistem bisa dalam keadaan diam,atau pusat massanya bergerak dengankecepatan konsta. Kita
terutama akan berhubungan dengan kasus yang pertama, di mana benda atau benda-benda
semuanya diam. Sekarang Anda mungkin berfikir bahwa studi mengenai benda yang diam
tidak terlalu menarik karena benda tidak mempunyai kecepatan ataupun percepatan; dan gaya
total torsi total akan nol. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa tidak ada gaya sama sekali yang
bekerja pada benda. Pada kenyataannya sebenarnya tidak mungkin ditemukan benda dimana
tidak ada gaya yang bekerja padanya sama sekali. Kadang-kadang,gaya-gaya tersebut bisa
sdemkian besar sehingga benda berubah bentuk dengan cukup nyata, atau mungkin sampai
patah (pecah)-dan untk menghindari masalah-masalah seperti itulah, bidang statika ini
menjadi sangat penting.
Fx = 0,
Fy = 0,
Fz = 0
(9-1)
Pada umumnya kita akan berhubungan dengan gaya gaya yang bekerja pada bidang,
sehingga kita hanya biasanya hanya memeran komponen x dan y. Kita harus ingat bahwa jika
sebuah komponen gaya tertentu menunjuk sepanjang arah sumbu x atau y negative, tandanya
harus negative. Persamaan 9-1 disebut syarat pertama kesetimbangan.
Walaupun persamaan 9-1 harus benar jika sebuah beda berada dalam keadaan
setimbang, persamaan tersebut bukan merupakan syarat yang cukup
Dengan mengacu ke persamaan 8-14, =I, kita lihat bahwa agar sebuah benda tetap
diam, torsi total yang bekerja padanya (dihitung dari sumbu mana saja) harus nol. Dengan
demikian kita memiliki syarat kedua kesetimbangan : bahwa jumlah torsi yang bekerja
pada benda harus nol :
= 0
(9-2)
Hal ini akan menjamin bahwa percepatan sudut, a, sekitar sumbu manapun akan nol. Jika
benda pada awalnya tidak berotasi ( = 0), ia tidak akan mulai berotasi. Hanya persamaan 9-1
dan 9-2 yang merupakan persyaratan agar benda setimbang.
Fx = 0,
Fy = 0,
dan
= 0
4. Untuk persamaan = 0 pilih sembarang sumbu yang tegak lurus terhadap bidang xy
yang anda sukai.
5. Selesaikan persamaan-persamaan ini untuk mencari yang tidak diketahui. Tiga
persamaan memungkinkan kita mncari tiga hal yang tidak diketahui; yang bias
berupa gaya,jarak,bahkan sudut.(jika sebuah gaya yang tidak diketahui ternyata
negatif dalam hasil Anda, berarti arah yang Anda pilih untuk gaya tersebut sebenarnya
berlawanan.)
Perhatikan
contoh
disamping,
keposisi awalnya.
Dipihak lain, sebuah pensil yang
berdiri
diujungnya
merupakan
-nya
PG
dengan sedikit getaran atau arus udara yang kecil akan ada torsi yang bekerja padanya, dan
pensil akan terus jatuh dengan arah perpindahan awalnya. Akhirnya, contoh dari sebuah benda
yang berada dalam kesetmbangan netral adalah sebuah bola yang berada diatas meja
horizontal. Jika diletakkan sedikit kesatu sisi bola tersebut akan tetap pada posisinya yang
baru.
Pada umumnya, sebuah benda yang
PG-
akan stabil jika garis vertika yang diproyeksikan kebawah dari PG sampai kedalam dasar
penompang. Hal ini karena gaya normal keatas pada benda (yang mengimbangi gravitasi)
dapat diberikan hanya dalam area kontak, sehingga jika gaya gravitasi bekerja diluar area ini,
torsi total akan bekerja untuk mendorong benda tersebut. Dengan demikian, stabilitas bias
relative.
(9-3)
Disini F menyatakan gaya atau berat yang menarik benda, L adalah perubahan
panjang, dan k adalah konstanta pembanding. Persamaan 9-3, yang kadang kadang disebut
hokum Hooke, dari Robert Hooke (1635-1703) yang pertama kali menemukannya, ternyata
berlaku untuk semua materi padat dari besi sampai tulang, tetapi hanya sampai batas suatu
tertentu. Karena jika gaya terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya patah.
Samapai satu titik yang disebut batas proposional. Persamaan 9-3 merupakan pendekatan
yang baik untuk banyak materi umum, dan kurvanya merupakan garis lurus. Setelah ini,
gravik menyimpang dari garis lurus dan tidak ada satu hubungan sederhana antara F dan L.
Meskipun demikian, sampai suatu titik yang lebih jauh sepanjang kurva yang disebut batas
Elastik, benda akan kembali kepanjannya semula jika gaya dilepaskan. Daerah dari titik awal
ke batas elastic disebut daerah elastic Jka benda diregangkan melewati batas elastic, ia
memasuki daerah plastik : benda tidak akan kembali kepanjang awalnyaketika gaya eksternal
dilepaskan, tetapi tetap berubah bentuk secara permanen. Gaya maksimum yang dapat
diberikan tanpa benda tersebut patah disebut kekuatan ultimat dari materi tersebut.
Besarnya pertambahan panjang sebuah benda, tidak hanya bergantung pada gaya yang
diberikan padanya, tetapi juga pada bentuk materi pembentuk dan dimensinya. Yaitu,
konstanta k pada persamaan 9-3 dapat dinyatakan dalam factor factor ini. Jika kita
membandingkan batang yang dibuat dari materi yang sama tetapi dengan panjang dan
penampang lintang yang berbeda, ternyata untuk gaya yang sama, besarnya regangan (sekali
lagi dianggap kecil jika dibandingkan dengan gaya total) sebanding dengan panjang awal dan
berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. Yaitu, makin panjang benda, makin besar
pertambahan panjangnya untuk suatu gaya tertentu; dan makin tebal benda tersebut, makin
kecil pertambahan panjangnya. Penemuan penemuan ini dapat digabungkan dengan
persamaan 9-3 untuk mendapatkan
L =
1 F
L0
L A
(9-4)
Dimana L0 adalah panjang awal benda, A adalah luas penampang lintang, dan L adalah
perubahan panjang yang disebakan gaya F yang diberikan. E adalah konstanta pembanding
yang disebut sebagai modulus elastic, atau modulus Young, dan nilaiya hanya bergantung
pada materi.
Dari persamaan 9-4, kita lihat bahwa perubahan panjang pada sebuah benda
berbanding lurus dengan hasil kali panjang benda L0 dan gaya persatuan luas F / A yang
diberikan padanya. Umumnya, gaya persatuan luas didefinidikan sebagai tegangan :
tegangan =
gaya
F
=
,
luas
A
yang memiliki satuan N/m2. Juga, regangan didefinisikan sebagai perbandingan peubahan
panjang terhadap panjang awal :
regangan = perubahan panjang / panjang awal = L / L0
dan tidak berdimensi (tidak mempunyai satuan). Regangan dengan demikian merupakan
perubahan fraksional dari panjang benda, dan merupakan ukuran mengenai seberapa jauh
batang tesebut berubah bentuk. Tegangan diberikan pada materi dari arah luar, sementara
regangan adalah tanggapan materi terhadap tegangan. Persamaan 9-4 dapat dituiskan kembali
menjadi
L
F
= E L
A
Atau
(9-5)
E=
A = tegangan
L L regangan
Dengan demikian kita lihat bahwa regangan bebanding lurus dengan tegangan, pada daerah
linier (elastic).
Batang yang ditunjukan pada gambar 9.3 dikatakan mengalami tarikan atau tegangan
tarik. Regangan atau perubahan bentuk yang disebabkan oleh tegangan tarik merupakan satu
tipe tegangan yang bisa dialami materi. Ada dua jenis umum lain dari tegangan: tekan dan
geser. Tekanan tekan berlawanan langsung dengan tegangan tarik. Materi bukan ditarik,
melainkan ditekan; gaya gaya yang bekerja di dalam benda.
Benda yang mengalami tegangan geser memiliki gaya gaya yang sama dan
berlawanan arah yang diberikan melintasi sisi sisi yang berlawanan. Sebuah persamaan
yang sama dengan persamaan 9-4 dapat digunakan unutk menghitung tegangan geser:
L =
1 F
L0
G A
(9-6)
Jika benda mengalami gaya internal dari semua sisi, volumenya akan berkurang.
Situasi umum adalah benda yang dimasukkan pada fluida; karena pada kasus ini, fluida
memberikan tekanan pada benda disemua arah, tekanan didefinisikan sebagai gaya perluas,
dan dengan demikian ekivalen dengan tegangan. Untuk situasi ini, perubahan volume, V,
ternyata sebanding dengan volume awal V0, dan dengan penambahan tekanan P. dengan
demikian kita dapatkan hubungan dengan bentuk yang sama seperti persamaan 9-4 tetapi
dengan konstanta pembanding yang disebut modulus Young, B:
V
V
=-
1
P
B
(9-7)
Atau
B = - V
9-7 Patahan
Jika tegangan pada benda padat terlalu besar, benda tersebut akan patah. Table 9.2
(Fisika GianColli) menunjukan daftar kekuatan tarik, kekuatan tekan, dan kekuatan geser
maksimum untuk berbagai materi. Nilai nilai ini menyatakan gaya maksimum persatuan
luas yang bisa ditahan benda yang mengalami salah satu dari ketiga jenis tegangan ini.
4. Sebuah tangga bersandar di dinding membuat sudut 600 terhadap tanah. Kapan
tangga akan lebih mungkin tergelincir. Ketika seseorang berdiri dekat puncak
atau dekat dasar tangga ? Jelaskan !
(PERTANYAAN. No.6 )
Jawaban :
Tangga akan tergelincir pada saat posisi tangga ketika sudut yang dibentuk oleh
tangga terhadap tanah semakin kecil dan gaya tekan kebawah tehadap tangga
yang disebabkan oleh posisi seseorang yang berdiri dekat puncak tangga.
5. Jelaskan mengapa menyentuh jari kaki sewaktu duduk dilantai dengan kaki
terjulur kedepan menghasilkan tegangan yang lebih kecil pada tulang belakang
sebelah bawah daripada menyentuhnya dari posisi berdiri.
(PERTANYAAN. No.7 )
Jawaban :
Karena tubuh pada saat posisi duduk tidak benar benar membungkuk. Ketika
sudut pada batang tubuh bertambah besar maka tekanan pada punggung bagian
bawah akan lebih sedikit.
6. Mengapa Anda cenderung miring kebelakang ketika membawa beban berat
ditangan anda.?
(PERTANYAAN. No.13 )
Jawaban :
Karena hal ini untuk menjaga posisi seimbang pada tubuh sehingga kita mudah
bergerak saat membawa beban yang berat tersebut.
7. Mengapa tidak mungkin duduk tegak dikursi kemudian berdiri tanpa terlebih
dahulu membungkuk kedepan?
(PERTANYAAN. No.15 )
Jawaban :
Karena digunakan otot untuk menopang batang tubuh ketika seseorang
membungkuk kedepan. Pada batang tulang belakang berfungsi sebagai titik
tumpu pada posisi ketika membungkuk.
8. Mengapa lebih sulit untuk melakukan sit-up dengan lutut tertekuk daripada
ketika kaki lurus?
(PERTANYAAN. No.16 )
Jawaban :
Karena pada posisi lutut tertekuk posisi badan kita akan bergerak yang
menyebabkan posisi badan kita tidak seimbang dan menyebabkan kita sulit
untuk melakukan gerakan tersebut.
9. Perhatikan bagaimana sebuah gunting atau pemotong geser memotong selembar
karton. Apakah nama geser cocok ?
(PERTANYAAN. No.17 )
Jawaban :
Ya, karena konsep ini bisa kita terapkan pada bende benda tertentu. Misalnya
saat memotong plastic.
10. Bahan seperti beton dan batu sangat lemah dibawah tarikan atau geseran.
Apakah bijaksana untuk menggunakan materi seperti itu untuk salah satu
penompang. Jika ya, yang mana ?
(PERTANYAAN. No.18 )
Jawaban :
Beton dapat digunakan sebagai tiang vertical yang tertekan tetapi kurang
bermanfaat sebagai balok karena tidak dapat menahan gaya tarik yang muncul.
Maka diperluan beton bertulang dimana batang batang besi ditanamkan dalam
beton tersebut yang menjadikan beton tersebut menjadi kuat.
(200kg )( g )
(200kg )( g )
=
0,5
sin 30
= (400 kg)(g)
= 400 kg x 9,8 m/s2
= 3920 N
F2 = F1 cos 30 = 3920 x
= 3390,8 N
2.
Fx = 0
Fy = 0
F1x - F2x = 0
F1y + F2y - 30 = 0
0,8 F1 - 0,6 F2 = 0
F1 =
0,6
0,8
0,6 F1 + 0,8F2 30 = 0
F2
= 0,75 F2
1,25 F2 = 30
F2 = 24 N
Jadi F1 = 0,75 x 24
= 18 N
3. Tentukan gaya FN yang diberikan oleh titik tumpu pada papan jungkat- jungkit
pada gambar ?
(Soal soal subbab 9-1 SAMPAI 9-3. no 14)
Jawaban
Fn = m x g
= 55 kg x 9,8 m/s2
= 539 N
4. Tiga orang anak mencoba untuk menyeimbangkan sebuah jungkat jungkit
yang terdiri batu sebagai titik tumpu ditengah, dan papan yang sangat ringan
dengan panjang 3,6 meter. Dua anak telah duduk dikedua ujung. Satu
mempunyai massa 50 kg dan yang lainnya 35 kg. dimana anak ketiga dengan
massa 25 kg, harus menepatkan dirinya untuk menyeimbangkan jungkat
jungkit tersebut ?
(Soal soal subbab 9-1 SAMPAI 9-3. no 18)
Jawaban
= 50 kg + 35 kg (g) (3,6 m) 25 kg (g)(x)
= 85 (36) 25 kg (x)
x=
85(36)
306
=
= 1,2 meter
25
25
5. Kira kira berapa gaya Fm yang harus diberikan oleh otot ekstensor lengan
atas kepada lengan bawah untuk memegang peluru 7,3 kg? Anggaplah lengan
bawah bermassa 2,8 kg dan PG-nya 12 cm dari titik tumpu ?
(Soal soal subbab 9-4. no 35)
Jawaban
= (2,5 m)(Fm) (0,12 m)(2,8 kg) (30 m)(7,3 kg)
= 2,5 Fm 219,336
Fm =
219,336
2,5
= 87,73 (g)
= 87,73 x 9,8
= 859,75 N