Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
tujuan
untuk
menghasilkan
pembangunan
berkelanjutan,
yaitu
menurut
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia,
Lingkungan
Hidup
dan
Pembangunan
Nasional
yang
pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan
dan pengendalian
lingkungan hidup (Pasal 1 ayat (2) UU No. 23 Tahun 1997). Lebih lanjut
dikatakan dalam Pasal 3 UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997,
bahwa pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggerakan dengan asas
tanggungjawab, asas keberlanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup melalui penerapan prinsipprinsip good environmental governance, guna meningkatkan kesejahteraan rakyat
Indonesia. Ada beberapa misi yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi
pengelolaan lingkungan hidup yaitu, :
1.
2.
pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan lingkungan hidup secara efisien, adil
dan berkelanjutan.
3.
Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran SDA
dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup
(Zoer`aini, 2009;26)
Agar tujuan pengelolaan lingkungan hidup tersebut dapat dicapai, maka
perangkat hukum positif telah memberikan pengakuan adanya hak dan kewajiban
yang dipunyai baik individu-individu, warga masyarakat atau kelompok social
tertentu seperti ditetapkan dalam pasal 5 UUPLH No. 23/1997. Dengan demikian
berarti bahwa pasal 5 ini dapat ditafsirkan bahwa setiap manuisa tanpa kecuali
berhak untuk menikmati/memanfaatkan lingkungan hidup, manusia juga
mempunyai kewajiban untuk memelihara, mencegah, dan menanggulangi, sesuatu
akibat dan penggunaan hak atas lingkungan hidupnya.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup atau untuk
mendapatkan mutu lingkungan yang baik, dilakukan upaya memperbesar manfaat
lingkungan dan memperkecil resiko lingkungan, agar pengaruh yang merugikan
dapat dijauhkan sehingga kawasan lingkungan hidup dapat terpelihara.
Sujatmoko (1983) mengatakan bahwa Indonesia menghadapi 2 macam
masalah mengenai lingkungan hidup, yaitu pertama kemelaratan dan kepadatan
penduduk. Masalah yang kedua adalah pengrusakan dan pengotoran lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh proses pembangunan. Pembangunan erat kaitanya
dengan lingkungan hidup, dimana pembangunan itu membutuhkan sumber daya
alam dan sumber daya manusia. Menurut Hardjasumantri (2002) bahwa
pembangunan dapar berjalan, tanpa menganggu lingkungan hidup. Untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah,
dibutuhkan swadaya masyarakat banyak untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna sistem pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Selain dengan proses pembangunan, manusia dapat bertindak sebagai
subjek pembangunan yaitu sebagai pengelola, pencemar maupun perusak
lingkungan, tetapi juga manusia dapat juga sebagai objek pembangunan yaitu
menjadi korban pencemaran air, udara dan lain-lain. Pencemaran lingkungan
hidup tidak hanya dalam bentuk pencemaran fisik, tetapi juga dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan sosial.
Oleh karenanya setiap pengelolaan terhadap lingkungan hidup harus pula
dilakukan secara sadar dan terencana. Hubungan keserasian antara arah
pembangunan
kelestarian
lingkungan
hidup
perlu
diusahakan
dengan
Book IUCN (International Union for the Conservation of Nature). Di sisi lain,
pelestarian plasma nutfah asli Indonesia belum berjalan baik.
Kerusakan
pengelolaan
hutan
secara
berkelanjutan
belum
optimal
perundang-undangan,
menjadi
berbeda-beda
penafsirannya.
yang tinggi. Ciri lainnya adalah jenis kegiatan pembangunan yang ada bersifat
merusak lingkungan pulau itu sendiri atau memarjinalkan penduduk lokal.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya beberapa pulau kecil yang
berpotensi memiliki konflik dengan pihak asing, terutama pulau-pulau kecil
yang berada di wilayah perbatasan. Pada saat ini terdapat 92 pulau-pulau kecil
menjadi base point (titik pangkal) perbatasan wilayah RI dengan 10 negaranegara tetangga. Sampai sekarang baru dengan satu negara, yaitu Australia
telah dibuat perjanjian yang menetapkan pulau-pulau kecil Nusantara sebagai
titik pangkal batas wilayah. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus
dalam pembangunan pulau-pulau kecil yang ada, yang berbeda pola
pendekatannya dengan pulau-pulau besar lainnya.
9. Sistem mitigasi bencana alam belum dikembangkan. Banyak wilayah
Indonesia yang rentan terhadap bencana alam. Secara geografis Indonesia
terletak di atas tiga lempeng aktif besar dunia yaitu lempeng Indo-Australia,
Eurasia, dan Pasifik. Disamping itu, juga merupakan wilayah pertemuan arus
panas dan dingin yang berada di sekitar Laut Banda dan Arafura. Kondisi ini,
dari satu sisi, menggambarkan begitu rentannya wilayah Indonesia terhadap
bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami dan taufan. Apabila tidak disikapi
dengan pengembangan sistem kewaspadaan dini (early warning system) maka
bencana alam tersebut akan mengancam kehidupan manusia, flora, fauna, dan
infrastruktur prasarana publik yang telah dibangun; seperti yang terjadi di
NAD, Sumatra Utara, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Dalam jangka
menengah ini, pengembangan kebijakan sistem mitigasi bencana alam menjadi
sangat penting, yang antara lain melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mampu membantu mengurangi dampak negatif bencana
tersebut. Disamping itu, dukungan pemahaman akan kawasan rawan bencana
geologi (Geological Hazards Mapping) perlu dipetakan secara baik, dan
rencana tata ruang yang disusun dengan memperhitungkan kawasan rawan
bencana geologi dan lokasi kegiatan ekonomi, serta pola pembangunan kota
disesuaikan dengan daya dukung lingkungan lokal. Upaya-upaya lain yang
dengan
strategi
pembangunan
sektor
kesehatan,
pertanian,
belum
dipahami
dan
diterapkan
dalam
daerah.
pengarusutamaan
Untuk
memberikan
prinsip-prinsip
penguatan
pembangunan
sebagai
upaya
berkelanjutan
maka
pemeliharaan
secara
seimbang,
yaitu
menguntungkan
secara
ekonomi
1.
2.
3.
daerah;
Meningkatkan upaya harmonisasi pengembangan hukum lingkungan dan
4.
5.
pembangunan;
Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup baik di tingkat
kegiatan
7.
hidup; dan
Meningkatkan penyebaran data dan informasi lingkungan, termasuk informasi
wilayah-wilayah rentan dan rawan bencana lingkungan dan informasi
kewaspadaan dini terhadap bencana.
1.5 Hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas
tanggung jawab negara, asas berkelanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pengelolaan lingkungan
hidup tersebut adalah:
a. Tercapainya keselarasan, keserasian, keseimbangan antara manuisa dan
lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesai sebagai INSAN LINGKUNGAN HIDUP
c.
d.
e.
f.
Keikutsertaan
masyarakat
dalam
pengelolaan
lingkungan
hidup
1)
2)
3)
4)
5)
DAFTAR PUSTAKA
[1].Fahmi,Sudi.2011. Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jurnal Hukum No. 2 Vol.
18 April 2011: 212 228. Pekanbaru.
[2].Indonesia Policy Briefs.Mengelola Lingkungan Hidup
[3].Presiden Republik Indonesia. Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. Bab 32.
[4].Santosa, Sigit.2005. Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Perhitungan Sumber Daya Alam: Upaya
[5].