Вы находитесь на странице: 1из 17

RESPONSI

HORDEOLUM

Pembimbing
dr.Retna Gemala Dewi, SpM
Disusun Oleh :
Dian Rahma Ridwansyah

201510401011063

SMF MATA
RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN
RESPONSI

Hordeolum

Responsi dengan judul Hordeolumtelah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu
tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di SMF Mata
RSU Haji Surabaya

Surabaya,Oktober2015
Pembimbing

dr.Retna Gemala Dewi, SpM

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................

Lembar Pengesahan ...........................................................................................

Daftar Isi ............................................................................................................

Kata Pengantar ..................................................................................................

Bab IStatus Pasien............................................................................................

1.1 Anamnesis ...........................................................................................

1.2 pemeriksaan..........................................................................................

1.3 Daftar Masalah ..................................................................................... 7


1.4 Diagnosis............................................................................................... 8
1.5 Rencana ................................................................................................ 8
Bab II Tinjauan Pustaka....................................................................................... 10
2.1 Definisi Hordeolum .............................................................................10
2.2 Etiologi dan Faktor predisposisiHordeolum......................................

10

2.3 Patofisiologi Hordeolum ...................................................................... 11


2.4 Gambaran Klinis Hordeolum ............................................................ 11
2.5 Diagnosis Hordeolum ......................................................................... 13
2.6 Diagnosis Banding Hordeolum .......................................................... 13
2.7 Penatalaksanaan Hordeolum .............................................................. 13
2.8 Komplikasi Hordeolum ...................................................................... 14
2.9 Prognosis Hordeolum.........................................................................

15

Bab IIIPembahasan ..........................................................................................

16

Daftar Pustaka ....................................................................................................17

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan responsidengan judul
Hordeolum. Penyusunan tugas ini merupakan salah satu tugas yang penulis
laksanakan selama mengikuti kepaniteraan di SMF Mata RSU Haji Surabaya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.Retna Gemala Dewi, Sp.M
selaku dokter pembimbing dalam penyelesaian tugas responsi ini, terima kasih
atas bimbingan dan waktunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga responsi ini dapat memberikan
manfaat pada pembaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih
jauh dari kesempurnaan. Dalam kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Surabaya,

Oktober 2015

BAB I
STATUS PASIEN

Nama

: Ny shinta ayu / 310606

Usia

: 28 tahun

Pekerjaan

: Bagian gizi di puskesmas

Agama

: Islam

Suku bangsa : Jawa indonesia


Alamat

: Surabaya

1. Anamnesis
1.1 Keluhan utama
Benjolan di kelopak mata kanan kiri bagian bawah.
1.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan benjolan pada kelopak mata kanan kiri
bagian bawah. Benjolan di kelopak mata kanan sejak 4 hari dan kelopak mata kiri
sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu sebelum ke poli mata. Pasien merasakan
benjolan tersebut mengganjal, nyeri bila ditekan. Pada kelopak mata kiri,
benjolannya 3 minggu yang lalu sebelum ke poli mata terasa lebih besar dan lebih
nyeri dibandingkan dengan yang sekarang.

Pasien kemudian mengobatinya

dengan amoxan, asam mefenamat, dexamethason.


1.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Pasien juga menyangkal
pernah sakit mata merah sebelumnya. Riwayat DM, hipertensi, alergi disangkal

1.4 Riwayat Penyakit Keluarga


Di rumah tidak ada yang sakit seperti ini sebelumnya ataupun sakit mata
merah. Riwayat DM, hipertensi, alergi dalam keluarga disangkal
1.5 Riwayat Sosial
Bekerja di puskesmas bagian gizi. Jarang di depan komputer. Sering
mengucek-ngucek mata karena asap dan debu.
2 Pemeriksaan
2.1 Tajam Penglihatan
OD : 6/6
OS : 6/6
2.2 Tekanan Intra Okuler
OD : OS : 2.3 Pergerakan Bola Mata
OD

OS

Baik Segala Arah

Baik Segala Arah

2.4 Segmen Anterior


OD

OS

OD

KETERANGAN

OS

Edema (+), Hiperemi (+)

Palpebra

Edema (+), Hiperemi (+)

Hordeolum (+)
CVI (-), PCVI (-)
Jernih
Dalam, Jernih
Reguler, Warna Coklat

Konjungtiva
Kornea
Bilikmatadepan
Iris

Hordeolum (+)
CVI (-), PCVI (-)
Jernih
Dalam, Jernih
Reguler, Warna Coklat

Bulatisokor, diameter 3 mm,

Pupil

Bulatisokor, diameter 3 mm,

Jernih

Lensa

Jernih

2.5 Segmen posterior


Tidak diperiksa
2.6 Pemeriksaan lainnya
Tidak ada

3. Daftar masalah
Benjolan pada palpebra inferior okuli dextra dan sinistra,
Nyeri tekan (+), Hiperemi (+), edema (+)
4. Diagnosis
7

ODS Hordeolum eksternal palpebra inferior


5. Rencana
5.1 Diagnostik : 5.2 Terapi :
kompres hangat tiga atau empat kali sehari selama 10-15 menit.
Gentamycin eye ointment 3 dd ODS
5.3 Monitoring
Keluhan pasien,tajam penglihatan, segmen anterior
5.4 Edukasi
-Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit pasiendan kemungkinan re-infeksi
-Menjelaskan kepada pasien hal-hal yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit
pasien
-Menghindari dan mengurangi kebiasaan mengucek mata, menjaga kebersihan
daerah mata
-Menjaga kebersihan tangan penderita, hindari menekan atau memencet benjolan,
biarkan benjolan pecah dengan sendirinya
-Jangan memakai make-up disekitar daerah mata dan jaga kebersihan peralatan
make-up

Gambar 1.1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Definisi Hordeolum
Hordeolum adalah infeksi pada kelenjar kelopak mata. Infeksi pada
kelenjar meibom disebut hordeolum internal. Hordeolum eksternal adalah infeksi
kelenjar Zeiss atau Moll.1Pada sebagian kasus hordeolum dapat mengalami
perbaikan spontan tanpa pengobatan, tetapi jika tidak mengalami perbaikan dapat
menjadi kronis dalam bentuk khalazion dan rekuren.2
2.2Etiologi dan Faktor predisposisiHordeolum
Penyebab terbanyak adalah bakteri Staphylococcus aureus.Bakteri ini
sebenarnya merupakan flora normal yang ada di mata, namun pada kondisi
hordeolum

Staphylococcus aureus mengalami proliferasi dan menyebabkan

inflamasi.Tidak banyak laporan mengenai insidensi hordeolum, namun kasus ini


banyak ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, meskipun tidak
menunjukkan keterbatasan dalam faktor usia, jenis kelamin, maupun kelompok
ras. Adanya acne rosacea, blefaritis, sikatrik pada ektropion, diduga memiliki
hubungan dengan insiden hordeolum. Pasien dengan riwayat hordeolum
sebelumnya dan penyakit sistemik seperti diabetes melitus memiliki faktor resiko
yang lebih tinggi untuk mengalami hordeolum. Pada penderita mata lelah karena
gangguan otot maupun gangguan refraksi dan kebiasaan seperti menggosok-gosok
mata menggunakan jari juga merupakan salah satu faktor predisposisinya. Faktor
metabolisme seperti peningkatan intake karbohidrat dan alkohol juga berperan
sebagai faktor predisposisi.2,3

10

2.3 PatofisiologiHordeolum
Infeksi bakteri yang mengenai kelenjar meibom, zeiss dan moll
menyebabkan terjadinya pembentukan nanah pada lumen kelenjar. Apabila infeksi
ini terjadi di kelenjar meibom maka akan terjadi pembengkakan yang agak besar
berupa hordeolum internum yang penonjolannya mengarah ke kulit kelopak mata
atau konjungtiva. Kalau yang terinfeksi di kelenjar zeiss dan moll, penonjolannya
akan mengarah ke kulit palpebra yang disebut hordeolum eksternum.4
2.4 Manifestasi klinisHordeolum
Gejala subyektif dirasakan mengganjal pada kelopak mata dan terasa
bertambah saat menunduk, nyeri bila ditekan. Gejala obyektif tampak suatu
benjolan pada kelopak mata atas atau bawah yang berwarna merah dan sakit bila
ditekan disekitar pangkal bulu mata, secara umum gambaran ini sesuai dengan
suatu abses kecil.4
Pasien dengan hordeolum juga dapat menunjukkan manifestasi berupa
inflamasi pada konjungtiva akibat discharge yang keluar dari kelenjar yang
terinfeksi maupun melalui dasar cilia. Tajam penglihatan biasanya tidak terganggu
dengan adanya hordeolum di sepanjang tepi palpebra selama tidak mengganggu
lapang pandang, atau mengakibatkan efek distorsi dari tekanan pada kornea
maupun adanya keratopati.6

11

Gambar 2.1
Hordeolum eksternal
Ada 2 tahapan proses dari perjalanan penyakit hordeolum tahap pertama
adalah tahap selulitis yang ditandai dengan pembengkakan, hiperemi, nyeri tekan,
dan teraba keras dengan batas edema yang jelas.Tahap yang kedua adalah tahapan
abses yang ditandai dengan terlihatnya tempat keluarnya pus (pus point) pada
batas kelopak mata.5

Gambar 2.2
Hordeolum interna

12

2.5 DiagnosisHordeolum
Diagnosis hordeolum dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang
dikeluhkan oleh pasien dan dengan melakukan pemeriksaan fisik mata secara
sederhana. Karena kekhasan dari manifestasi klinis penyakit ini, biasanya
pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum.
2.6 Diagnosis BandingHordeolum
Diagnosis banding dari hordeolum yaitu kalazion, tumor palpebra, dan
selulitis pra septal. Kalazon merupakan suatu peradangan granulomatosa kelenjar
meibom yang tersumbat. Kalazion memberikan gejala benjolan pada kelopak
mata, tidak hiperemi, dan tidak nyeri tekan, serta adanya pseudoptosis. Hal yang
membedakan antara kalazion dan hordeolumadalah pada hordedolum terdapat
palpebra hiperemi dan nyeri tekan.7
2.7 Penatalaksanaan Hordeolum
Pengobatan terdiri atas kompres hangat tiga atau empat kali sehari selama
10-15 menit. Antibiotik topikal seperti, neomycin, polimyxin, chloramphenicol,
ciprofloxacin, tobramycin, fucidic acid, bacitracin diberikan selama 7-10 hari saat
fase inflamasi. Antibiotik sistemik diindikasikan jika terjadi selulitis contoh
obatnya yaitu ampicilin250 mgper-oral 4 kali sehari, erytromicin, tetracyclin dosis
rendah.4

13

Jika tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif atau sudah


masuk fase abses maka dianjurkan untuk insisi dan drainage. Cara insinya yaitu:
-

Berikan tetes mata pantocain untuk anatesi setempat.


Kalau perlu berikan anastesi umum, misal pada anak atau orang yang

takut.
Untuk anastesi lokal bisa dipakai lidocain 2% dilakukan secara

infiltratif dan tetes mata pantocain 2%.


Pada hordeolum internum insisi dilakukan pada konjungtiva, kearah
muka dan tegak lurus terhadapnya (vertikal) untuk menghindari

banyaknya kelenjar yang terkena.


Pada hordeolum eksterna arah insisinya horizontal sesuai lipatan kulit.4

Gambar 2.3
Insisi horizontal pada hordeolum eksterna
2.8KomplikasiHordeolum
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hordeolum adalah terjadinya
selulitis palpebra, dimana proses peradangan terjadi pada jaringan ikat longgar
palpebra, septum orbita, serta abses palpebra. Untuk itu, pada setiap kegagalan
terapi, perlu dilakukan evaluasi ulang diagnosis dan etiologinya. Tindakan
debridement dan injeksi antibiotik intravena secara intensif diperlukan pada
kondisi yang tidak membaik disertai dengan selulitis atau kerusakan jaringan
lainya.6
14

2.9 PrognosisHordeolum
Walaupun hordeolum tidak berbahaya dan komplikasinya sangat jarang,
tetapi hordeolum sangat mudah kambuh. Hordeolum biasanya sembuh sendiri
atau pecah dalam beberapa hari sampai minggu, dengan pengobatan yang baik,
hordeolum cenderung sembuh dengan cepat dan tanpa komplikasi.3

BAB III
PEMBAHASAN

15

Pada pasien ini di dapatkan dari anamnesis berupa wanita usia 28 tahun
(dewasa muda) keluhan benjolan pada kelopak mata kanan dan kiri bawah.
Benjolandi kanan sejak 4 hari sedangkan yang kiri sejak 1 bulan yang lalu
sebelum ke poli mata. Pasien merasakan benjolan tersebut mengganjal, nyeri bila
ditekan. Tiga minggu yang lalu sebelum ke poli mata, benjolonan mata kiri terasa
lebih besar dan lebih nyeri. Pasien kemudian mengobatinya dengan amoxan,
asam mefenamat, dexamethason. Pasien juga mengatakan bahwa sebelumnya
sering mengucek mata jika terpapar debu dan asap. Pada pemeriksaan lokalis
didapatkan konjungtiva palpebra inferior okuli dextra sinistra terdapat hiperemi,
edema, nyeri tekan. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan
bahwa pasien menderita hordeolum eksterna.
Untuk rencana terapi pada pasien ini adalah kompres hangat dan
pemberian antibiotik topikal. Dan diedukasi untuk menjaga kebersihan tangan
maupun mata dan tidak mengucek mata pada saat sakit dan setelah sembuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsu Budiono, Meostijab, Eddyanto.Ilmu Kesehatan Mata. Surabaya :


Airlangga University Press, 2013. 978-602-7924-18-5.

16

2. Lindsley, K., Nichols, J.J. & Dickersin, K., 2012. Interventions for Acute
Internal Hordeolum. National Institute of Health Public Access, Cohcrane
Database Syst Rev, pp.1-8.
3. Paul Riordan, John P. Whitcher.Voughan & Asbury OFTALMOLOGI UMUM .
Jakarta : EGC, 2008. 0-07-144314-2.
4. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. 2006.
Surabaya: RSU dokter Soetomo. pp 84-85
5. Khurana, A K.Comprehensive Opthalmology. India : New Age International,
2007.
6. Sowka, J.J., Gurwood, S.A. & Kabat, A.G., 2012. The Handbook of Ocular
Disease Management. 14th ed. review of Ophtometry.
7. Lang, Gerhard K.Ophthalmology. stuttgart : thieme, 2008.

17

Вам также может понравиться