Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ORCHITIS
Pendamping :
Dr. A. Riska Rahadi, M.KesM
Disusun Oleh :
Dr. Yathestha Yoga Dwi R.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Laporan kasus ini kami buat dengan tujuan memenuhi tugas selama menjalani program intersip
di rumah sakit umum daerah dr. Moh Anwar dan juga dengan laporan kasus ini kami bisa
mempelajari proses perjalanan penyakit baik secara subjektif maupun objektif.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pendamping kami Dr. A. Riska Rahadi, M.KesM,
yang telah membantu serta membimbing kami dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Terima
kasih juga pada semua pihak yang telah membantu kami dalam mengkaji pasien dan
mengumpulkan data. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Kami harapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk
menambah kesempurnaan laporan kasus selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................3
BAB I
PEMBAHASAN...................................................................................................4
Identisas Pasien.....................................................................................................4
Analisa Kasus........................................................................................................9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................10
Pendahuluan...........................................................................................................................10
Anatomi..................................................................................................................................10
BAB III
ORCHITIS............................................................................................................13
Definisi............................................................................................................13
Etiologi............................................................................................................13
Epidemilogi.....................................................................................................13
Faktor resiko....................................................................................................14
Patofisiologi.....................................................................................................14
Diagnosis.........................................................................................................15
Differensial diagnosis......................................................................................16
Penatalaksanaan...............................................................................................16
Komplikasi......................................................................................................17
Prognosis.........................................................................................................18
Kesimpulan......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
BAB I
PEMBAHASAN
IDENTITAS
Nama Pasien
: Tn. M F
3
Usia
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: laki laki
Status
: Menikah
Alamat
: Kota Sumenep
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Tanggal Masuk RS
: 13 Juli 2015
No RM
: 6533452015
AUTO ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Nyeri daerah kelamin (testis) sejak 2 hari yang lalu.
KELUHAN TAMBAHAN
Testis sebelah kiri bengkak dan panas
Kencing kadang panas dan nyeri
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang berobat ke RS dengan keluhan nyeri pada daerah kelamin sejak 2 hari
SMRS. 3 hari yang lalu awalnya terdapat bengkak di daerah testis dan pasien belum
merasakan adanya gejala lain. 2 hari SMRS pasien merasakan benjolan disertai nyeri di
daerah testis dan terasa panas. Pasien mengaku tidak demam hanya hangat-hangat, nyeri
kepala (-), mual (-), muntah (-), batu (-), pilek (-), penurunan berat badan drastis (-) dan
nyeri perut (-). BAB pasien normal. BAK pasien kadang-kadang disertai panas dan nyeri,
kencing tampak kemerahan disangkal oleh pasien.
RIWAYAT PENGOBATAN
RIWAYAT ALERGI
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
Suhu
: 37,8 C
Nadi
: 80 x/menit regular
Pernapasan
: 20 x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala
Wajah
: pucat (-)
Mata
Hidung
Mulut
(-/-)
Telinga
Leher
Thorax
Pulmo
I: Bentuk dan pergerakkan simetris, retraksi sela iga (-/-)
5
P: Tidak ada gerak dinding dada yang tertinggal, vokal fremitus kanan dan kiri sama, sela
iga tidak melebar
P: Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS V
A: Pernafasan vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
Cor
I: Ictus cordis tidak tampak
P: Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula sinistra
P: Batas lateral jantung tidak melebar
A: Bunyi jantung 1 dan 2 murni, reguler , murmur (-), gallop (-)
Abdomen
I : Cembung, scar (-)
A: Bising usus (+) normal
P: Nyeri tekan epigastrium (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
P: Timpani pada seluruh kuadran abdomen, asites (-)
Extremitas :
Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-)
Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), ekimosis (-/-)
Status urologi
o Status lokalis : regio lumbal
Nyeri ketok CVA -/-, ballotement -/o Status lokalis : regio supra pubik
Palpasi : nyeri tekan (-)
o Status lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : OUE tidak menyempit, hiperemis (-), sekret (-), terlihat pembesaran pada
skrotum kiri, kemerahan (+).
Palpasi : teraba bengkak pada skrotum kiri, terasa lunak, panas (+) dan nyeri tekan (+).
Phren test (-), test transluminasi (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 13/07/2015
6
Hematologi
o Hb
: 14,5 g/dl
o Hematokrit
: 45 %
o Leukosit
: 13.000 u/l
o Trombosit
: 300.000 mm2
Urinalisa
o Leukosit
: 4-8 /lp
o Eritrosit
:0
o Sel epitel
:-
o Berat jenis
: 1.005
o Ph
:8
Epididimitis
DIAGNOSIS KERJA
Orchitis sinistra
TATALAKSANA
Non-medikamentosa
Rawat inap (pasien minta berobat jalan)
Bed rest
Elevasi scrotum
Medikamentosa
Cefixime 2 x 200mg.
Asam mefenamat 3 x 500mg
Paracetamol 3x 500mg
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Sanationam
Ad Functionam
:Dubia ad bonam
:Dubia ad bonam
:Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
DASAR DIAGNOSIS
Pada kasus ini pasien di diagnosa orchitis sinistra dengan dasar:
i.Identitas Pasien
Pasien adalah lelaki. Secara anatomi, testis hanya dimiliki oleh lelaki. Usia pasien 35 tahun.
Menurut literatur, kebanyakan kasus orchitis terjadi pada lelaki yang aktif secara sesual dan
berumur lebih dari 15 tahun atau lelaki yang berumur lebih dari 50 tahun dengan benign prostate
hyperthropy (BPH).
ii.Anamnesis
8
Dikeluhkan nyeri pada daerah skrotum kiri. Dikeluhkan juga benjolan (+) di daerah skrotum kiri.
Dikeluhkan juga demam(+), bengkak (+), terasa panas (+), , BAK pasien kadang-kadang panas
(+) dan nyeri (+), kencing tampak kemerahan (-).
iii. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan Status lokalis Regio genitalia eksterna pada Inspeksi : terlihat pembesaran
pada skrotum kiri, kemerahan (+) dan palpasi : bengkak (+), terasa lunak, panas (+) dan nyeri
tekan (+). Pada tes transluminasi didapatkan hasilnya negatif, tes Phren (-). Penemuan ini sesuai
dengan gambaran klinis orchitis.
iv. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan USG Scrotum.Menurut literatur pemeriksaan dengan menggunakan ultrasonografi
merupakan pemeriksaan dengan sensitifitas tinggi untuk menyingkirkan diagnosa torsio testis
dan dapat digunakan untuk melihat inflamasi pada testis maupun epididimis.Pada hasil USG
scrotum didapatkan pada scrotum kiri dengan ukuran membesar , tekstur halus, tak tampak
massa dan tampak koleksi cairan disekitarnya.
v.Dasar penatalaksanaan
Pada OS diberikan cefixime 2 x 200 mg. Menurut literatur pasien berumur kurang dari 35 tahun
yang masih aktif secara seksual dengan orchitis yang disebabkan bakteri diberikan antibiotik
yang bisa melumpuhkan patogen sexually transmitted disease seperti gonorrhae dan klamidia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi. Sebagian
besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.
Insidensi orchitis umumnya ditemukan pada pria prepubertas terutama pasien yang
mengalami penyakit gondong. Bakteri yang dapat menyebabkan orchitis antara lain Neisseria
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae , Pseudomonas
aeruginosa , Staphylococcus, Streptococcus, bakteri tersebut biasanya menyebar dari
epididimitis terkait dalam seksual pria aktif atau laki-laki dengan BPH
Untuk menegakkan diagnosis orchitis diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
baik. Pemeriksaan penunjang tidak terlalu membantu untuk menegakkan diagnosis orchitis. USG
dapat membantu menyingkirkan diagnosis lain nya seperti torsio testis.
Penatalaksanaan dari orchitis terutama bersifat suportif karena biasanya sebagian besar
pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari, kecuali bila penyebabnya bakteri, perlu
diberikan antibiotik.
akan diturunkan, otot cremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Temperatur
testis dalam scrotum selalu dipertahankan dibawah temperatur suhu tubuh 2-3 oC untuk
kelangsungan spermatogenesis. Molekul besar tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam
tubulus) melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli yang disebut sawar
darah testis. Fungsi dari sawar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh
dapat membuat antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sawar.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Testis berperan
pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
Fungsi testis:
11
BAB III
ORCHITIS
DEFINISI
Orchitis adalah reaksi inflamasi akut akibat infeksi sekunder pada testis. Dapat
disebabkan virus maupun bakteri. Umumnya sumber infeksi tidak jelas, dapat disebabkan
12
penyebaran lokal dari uretra (infeksi menular seksual) atau vesika urinaria (infeksi saluran
kemih) (Schwartz, 2000)
ETIOLOGI
Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi Coxsackievirus tipe A, varicella,
dan echoviral jarang terjadi.
Beberapa laporan kasus telah dijelaskan imunisasi gondong, campak, dan rubella (MMR)
dapat ,enyebabkan orchitis
Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual pria aktif
atau laki-laki dengan BPH; bakteri termasuk Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae , Pseudomonas aeruginosa ,
Staphylococcus, Streptococcus
Idiopatik
EPIDEMIOLOGI
Dalam orchitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih muda dari
10 tahun).
Di Amerika Serikat sekitar 20% dari pasien prepubertal dengan gondong berkembang
orchitis. Kondisi ini jarang terjadi pada laki-laki postpubertal dengan gondong.
13
FAKTOR RISIKO
Tidak berhubungan penyakit menular seksual (Widjaja, 2004)
Refluks urin
Berganti-ganti pasangan
PATOFISIOLOGI
Hippocrates pertama kali melaporkan orchitis pada abad ke-5 SM. Radang pada testis
dapat disebabkan oleh berbagai virus ataupun bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses
inflamasi pada testis yang meliputi kalor, rubor, dolor, tumor, dan function laesa.
Kebanyakan penyebab orchitis pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan
(mumps), dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 3 sampai 4 hari setelah
pembengkakan kelenjar parotis. Virus parotitis juga dapat mengakibatkan orchitis sekitar 15 %
20% pria menderita orchitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra pubertas
dengan orchitis parotitika dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi testis. Pada
pria dewasa atau pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan pada beberapa
kasus merusak sel-sel leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi testosteron. Ada
resiko infertilitas yang bermakna pada pria dewasa dengan orchitis parotitika. Tuberkukosis
genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal unilateral pada kutub bawah
epididimis. Dapat terbentuk nodula-nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit.
Infeksi dapat menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran lebih lanjut
terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan ginjal. (Price, 2005)
14
Paling umum disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun trauma, Infeksi virus (Mumps)
menyebar secara hematogen Orchitis. Infeksi bakteri (ISK atau Infeksi menular seksual)
menyebar per kontinuatum dan hematogen gejala dan tanda hematogen.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala (Widjaja, 2004)
Nyeri dan bengkak pada skrotum unilateral maupun bilateral secara akut.
Pada orchitis karena infeksi menular seksual, didapatkan gejala-gejala uretritis atau
adanya discharge uretra. Namun biasanya uretritis asimptomatik.
Pada orchitis karena uropatogen terdapat gejala ISK (infeksi salurah kemih), atau riwayat
bakteriuria.
Tanda
Pada palpasi scrotum dan testis teraba lunak, nyeri tekan pada sisi yang sakit.
Pada pemeriksaan rectal toucher dapat ditemukan pembesaran dari prostat (prostatitis)
yang berkaitan dengan orchitis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan penunjang untuk orchitis antara lain (Tubridy dan Sinert, 2009) :
torsio testis, aliran darah tidak mengalir kedalam testis, sedangkan pada orchitis aliran
darah meningkat.
Analisa air kemih (urin). Untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih (ISK). Karena
ISK merupaka faktor resiko terjadinya orchitis.
Apusan gram dari uretra. Apabila pada penderita terdapat sekret uretra, pemeriksaan
sekret uretra dianjurkan untuk dilakukan meskipun gejala uretritis tidak ada.
DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
Torsio testis: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan parah. Lebih
umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia berapapun). Pada torsio
testis tidak ada aliran darah ke testis sedangkan pada orchitis terdapat peningkatan aliran
darah.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan suportif: Bed rest, elevasi scrotum, penghangatan lokal, analgetik, penopang
terhadap testis dapat menigkatkan kenyamanan. Yang paling penting adalah membedakan
orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang
diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.
Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat
diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone,
doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena
sudah resisten.
16
KOMPLIKASI
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis.
Abscess scrotalis
Infark testis
Rekurensi
Epididymitis kronis
Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang
didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya
sementara.
Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan
oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita epididymitis
yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum
diketahui.
PROGNOSIS
Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari.
Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat
sembuh tanpa komplikasi.
KESIMPULAN
18
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi. Sebagian besar
kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.
Etiologi orchitis Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi bakteri dan
pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan Streptococcus. Granulomatous:
T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Actinomycetes, trauma, virus
lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus .
Insidensi orchitis karena gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih
muda dari 10 tahun). Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan
epididimitis (epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual
lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak
(BPH).
Gejala klinis: nyeri dan pembengkakan testis. Kelelahan, demam dan menggigil , mual,
sakit kepala Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran testis dan skrotum, lebih hangat, kadang
pembesaran KGB inguinal.
Penatalaksanaan meliputi terapi supportif dan antibiotika yang sesuai jika penyebabnya
bakteri.Komplikasi: sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis, gangguan kesuburan dilaporkan pada tingkat 7-13%, kemandulan jarang dalam
kasus-kasus orchitis unilateral, abscess scrotal , infark testis, rekurensi
Prognosis sebagian besar baik, jika penyebabnya virus, dapat hilang 3 -10 hari, jika
penyebabnya bakteri dengan pemberian antibiotik dapat sembuh tanpa komplikasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Mark B. Orchitis- Department of Emergency Medicine. Diunduh pada 30 Juli 2015.
Tersedia dari: http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview
2. Andrew T.R,Michael S.D.Testes and Epidydimis.Churchills Pocketbooks of Surgery 3rd
Edition. United States of America.Elsvier;2006.hal.397-398
3. James G.,Andrew W,John L,Rowan W.Epidymo-orchitis.Davidson Principles & Practice
of Surgery 5th Edition.United States of America. Elsvier;2007.hal.506-507
4. Timothy J. Testicular Torsion-Department if Emergency Medicine. Diunduh pada 30 Juli
2015. Tersedia dari : http://emedicine.medscape.com/article/778086-overview
5. Christina B.Epididymitis. Diunduh pada 30 Juli 2015/ Tersedia dari:
http://emedicine.medscape.com/article/436154-overview
6. Paul A,Mark C,Mohamad E.Orchitis.Campbell-Walsh Urology 9th Edition.
Philadelpia.Saunders-Elsvier;2007
7. Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6 Vol 2.
Jakarta: EGC
8. Schwartz. 2000 Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah 6th. EGC. Jakarta
9. Puspo, E. 2010 Epididimoorkhitis. Diakses tanggal 23 Juli
2015
dari
http://www.scripd.com
10. Widjaja, A.R. 2004 Kelainan Urogenital Pada Laki-Laki. Cetakan ke-3. Balai Penerbit
Trisakti. Jakarta
20