Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur saya ucapkan atas berkah dan hidayah Alloh SWT, saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul Demokrasi Indonesia ini tanpa
hambatan yang berarti. Makalah ini dibuat sebagai bahan pembelajaran tentang
paham demokrasi serta bagaimana praktek demokrasi tersebut di Indonesia dan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaran.
Harapan kami semoga makalah yang sederhana ini bisa memberikan
pembelajaran dan pengetahuan bagi pembaca khususnya mengenai Demokrasi di
Indonesia, tidak lupa saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dalam
penulisan makalah ini demi perbaikan penulis dalam menulis makalah
selanjutnya.
Wassalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara)
atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Hasil Penelitian
menyatakan mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan
sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka agar pembahasan
tidak melebar atau meluas penulis membatasi kajian-kajiannya, dengan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengertian dan sejarah demokrasi ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa ?
3. Bagaimanakah pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat ini ?
4. Apakah tantangan dan harapan kedepannya untuk demokrasi di Indonesia
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan sejarah dari demokrasi.
2. Paham akan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa.
3. Mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena
Kuno pada abad ke-5 SM. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang
berarti rakyat dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Istilah demokrasi diperkenalkan pertama
kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang
menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat). Abraham
Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hal ini berarti
kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat
mempunyai hak, kesempatan, dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan
pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara
terbanyak (Mahfud, 2000:9).
1.1 Sejarah Demokrasi
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
2.
1.
2.
3.
Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
b. Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui
pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi
mereka.
1.5.2 Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas :
a. Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa
manusia adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam
system demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam
pelaksanaan demokrasi.
Pemikiran tentang Negara demokrasi sebagaimana dikembangkan oleh
Hobbe, Locke dan Rousseaue bahwa Negara terbentuk karena adanya perbenturan
kepentingan hidup mereka dalam hidup bermasyarakat dalam suatu natural state.
Akibatnya terjadilah penindasan di antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena
itu individu-individu dalam suatu masyarakat itu membentuk suatu persekutuan
hidup bersama yang disebut Negara, dengan tujuan untuk melindungi kepentingan
dan hak individu dalam kehidupan masyarakat Negara. Atas dasar kepentingan ini
dalam kenyataanya muncullah kekuasaan yang kadang kala menjurus ke
otoriterianisme.
Berdasarkan kenyataan yang dilematis tersebut, maka muncullah
pemikiran ke arah kehidupan demokrasi perwakilan liberal, dan hal inilah yang
sering dikenal dengan demokrasi-demokrasi liberal. Individu dalam suatu Negara
dalam partisipasinya disalurkannya melalui wakil yang dipilih melalui proses
demokrasi.
Menurut Held (2004:10), bahwa demokrasi perwakilan liberal merupakan
suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema keseimbangan
antara kekuasaan memaksa dan kebebasan. Rakyat harus diberikan jaminanan
kebebasan secara individual baik di dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial,
keagamaan bahkan kebebasan anti agama.
Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah
berkembang persaingan bebas, terutama dalam ekonomi sehingga akibatnya
individu yang tidak mampu menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam.
Akibatnya kekuasaan kapitalislah yang menguasai kehidupan Negara, hal ini
sesuai dengan analisis P.L. Berger bahwa dalam era globalisasi dewasa ini dengan
semangat pasar bebas yang dijiwai oleh filosofi demokrasi liberal, maka kaum
kapitalislah yang berkuasa.
b. Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)
Demokrasi rakyat disebut juga demokrasi proletar yang berhaluan
Marxisme-Komunisme.Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak
mengenal kelas sosial. Manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada pemilikan
pribadi tanpa ada penindasan atau paksaan. Akan tetapi, untuk mencapai
masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan cara paksa atau kekerasan.
Demokrasi Rakyat (Proletar) disebut juga adalah demokrasi yang
berlandaskan ajaran komunisme dan marxisme. Demokrasi ini tidak mengakui
hak asasi warga negaranya.
Negara
a. Demokrasi Sistem Parlementer
Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer.
Sistem
parlementer
ini
mulai
berlaku
sebulan
setelah
kemerdekaan
yang
kemudian
muncul
adalah
mengapa
demokrasi
lembaga Negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama
pancasila hanya digunakan sebagai legistimasi politis penguasa saat itu sebanyak
kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi.
KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan :
Juli 1959:
Bubarkan konstituante
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
Dominasi Presiden
Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur) Akhirnya
terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.
Presiden Soeharto ke Wakil Presiden B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
2.4 Pelaksanaan demokrasi Orde Reformasi 1998 sekarang
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah
demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan
penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak
demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi.
Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang
mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara
lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR
MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta
terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain. Masa reformasi berusaha
membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV. Pada Masa
Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu
tahun 1999, 2004, 2009, dan 2014.
persaiangan tingkat global. Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi dengan
pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang
ditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan
sekelompok tertentu saja. Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah
mengacu pada sendi-sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa
yaitu Pancasila dan UUD 1945.
4. Tantangan dan Harapan
Amartya Sen, penerima nobel bidang ekonomi menyebutkan bahwa
demokrasi dapat mengurangi kemiskinan. Pernyataan ini akan terbukti bila pihak
legislatif menyuarakan hak-hak orang miskin dan kemudian pihak eksekutif
melaksanakan program-program yang efektif untuk mengurangi kemiskinan.
Sayangnya, dalam masa transisi ini, hal itu belum terjadi secara signifikan.
Demokrasi di Indonesia terkesan hanya untuk mereka dengan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang cukup. Sedangkan bagi golongan ekonomi bawah,
demokrasi belum memberikan dampak ekonomi yang positif buat mereka. Inilah
tantangan yang harus dihadapi dalam masa transisi. Demokrasi masih terkesan isu
kaum elit, sementara ekonomi adalah masalah riil kaum ekonomi bawah yang
belum diakomodasi dalam proses demokratisasi. Ini adalah salah satu tantangan
terberat yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Demokrasi dalam arti sebenarnya terkait dengan pemenuhan hak asasi
manusia. Dengan demikian ia merupakan fitrah yang harus dikelola agar
menghasilkan output yang baik. Setiap manusia memiliki hak untuk
menyampaikan pendapat, berkumpul, berserikat dan bermasyarakat. Dengan
demikian, demokrasi pada dasarnya memerlukan aturan main. Aturan main
tersebut sesuai dengan nilai-nilai Islam dan sekaligus yang terdapat dalam
undang-undang maupun peraturan pemerintah.
Di masa transisi, sebagian besar orang hanya tahu mereka bebas berbicara,
beraspirasi,
berdemonstrasi.
Namun
aspirasi
yang
tidak
sampai
akan
Demokrasi di masa transisi tanpa adanya sumber daya manusia yang kuat akan
mengakibatkan masuknya pengaruh asing dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Ini adalah tantangan yang cukup berat juga dalam demokrasi yang
tengah menapak. Pengaruh asing tersebut jelas akan menguntungkan mereka dan
belum tentu menguntungkan Indonesia. Dominannya pengaruh asing justru
mematikan demokrasi itu sendiri karena tidak diperbolehkannya perbedaan
pendapat yang seharusnya menguntungkan Indonesia. Standar ganda pihak asing
juga akan menjadi penyebab mandulnya demokrasi di Indonesia.
Anarkisme yang juga menggejala pasca kejatuhan Soeharto juga menjadi
tantangan bagi demokrasi di Indonesia. Anarkisme ini merupakan bom waktu era
Orde Baru yang meledak pada saat ini. Anarkisme pada saat ini seolah-olah
merupakan bagian dari demonstrasi yang sulit dielakkan, dan bahkan kehidupan
sehari-hari. Padahal anarkisme justru bertolak belakang dengan hak asasi manusia
dan nilai-nilai Islam.
Harapan dari adanya demokrasi yang mulai tumbuh adalah ia memberikan
manfaat sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat dan juga bangsa. Misalnya
saja, demokrasi bisa memaksimalkan pengumpulan zakat oleh negara dan
distribusinya mampu mengurangi kemiskinan. Disamping itu demokrasi
diharapkan bisa menghasilkan pemimpin yang lebih memperhatikan kepentingan
rakyat banyak seperti masalah kesehatan dan pendidikan.
Tidak hanya itu, demokrasi diharapkan mampu menjadikan negara kuat.
Demokrasi di negara yang tidak kuat akan mengalami masa transisi yang panjang.
Dan ini sangat merugikan bangsa dan negara. Demokrasi di negara kuat (seperti
Amerika) akan berdampak positif bagi rakyat. Sedangkan demokrasi di negara
berkembang seperti Indonesia tanpa menghasilkan negara yang kuat justru tidak
akan mampu mensejahterakan rakyatnya. Negara yang kuat tidak identik dengan
otoritarianisme maupun militerisme.
Harapan rakyat banyak tentunya adalah pada masalah kehidupan ekonomi
mereka serta bidang kehidupan lainnya. Demokrasi membuka celah berkuasanya
para pemimpin yang peduli dengan rakyat dan sebaliknya bisa melahirkan
pemimpin yang buruk. Harapan rakyat akan adanya pemimpin yang peduli di
masa demokrasi ini adalah harapan dari implementasi demokrasi itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, S. dkk. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 SMU.
Jakarta: Yudhistira.
Maruf, 2005. Optimisme Hadapi Pilkada Langsung. www.kompas.com. edisi
selasa, 22 Februari 2005.
Tugas:
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
DEMOKRASI INDONESIA
OLEH KELOMPOK: V
LA ODE SUKMO MARUF (F1C1 12 079)
AMRIN (F1C1 14 059)
SUGIANTI TAHIR (F1C1 14 099)
CICI SUMARNI (F1C1 14 061)
DELPIANTI (F1C1 14 063)
DWI ANDIYANI (F1C1 14 067)
ASRIANI HASAN (F1C1 14 037)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015