Вы находитесь на странице: 1из 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN SYOK ANAFILAKTIK


A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Anafilatik adalah suatu risiko pemberian obat melalui suntikan atau cara lain,
dimana reaksi tersebut dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa syok,
gagal nafas, henti jantung, dan kematian mendadak. (Arif Mansjoer, 1999 ; 622).
Anaphylaxis merupakan bentuk respon alergi yang timbul paling cepat dan
bahaya. (Price dan Wilson, 2005 ; 165).
Anafilatik adalah terjadinya suatu reaksi alergi yang luas diseluruh sistem
pembuluh darah dan jaringan. (Guyton&Hall,1997;368)
Anafilatik

merupakan

respon

klinis

terhadap

reaksi

imunologi

cepat

(hipersensitivitas tipe I) antara antigen yang spesifik dan antibody. (Brunner and
Suddarth, 2001 ; 1764)
Anaphylaxis (Yunani, Ana = jauh dari dan phylaxis = perlindungan). Anafilaksis
berarti menghilangkan perlindungan. Anafilaksis adalah reaksi alergi umum
dengan efek pada beberapa sistem organ terutama kardiovaskular, respirasi, kutan
dan gastro intestinal yang merupakan reaksi imunologis yang didahului dengan
terpaparnya alergen yang sebelumnya sudah tersensitisasi.
Anafilksis adalah reaksi alergi serius yang mengenai banyak bagian tubuh
sekaligus dan secara potensial bisa menyebabkan kematian. Reaksi ini dapat
terjadi dalam waktu beberapa menit atau berapa jam setelah memicu tertentu,
seperti makanan tertentu, sengatan serangga atau obat. Reaksi bahkan dapat di
sebabkan oleh lakteks atau olahraga yang banyak mengeluarkan tenaga.
Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersifat akut, menyeluruh dan bisa
menjadi berat.

2. Epidemiologi
Kejadian anafilaksis akhir-akhir ini dilaporkan meningkat, seiring dengan
meningkatnya prevalensi penyakit alergi. Namun demikian, data epidemiologi
mengenai insidensi anafilaksis kurang dapat dipercaya karena sangat bervariasi.
Sebagai gambaran data dari Inggris menunjukkan 1 dari 5800 rawat inap, 13250
kejadian anafilaksis yang dirawat selama tahun 1991-2001, 214 kematian karena
anafilaksis selama periode 1991-2001. Data di atas menunjukkan meskipun jarang
anafilaksis dapat menyebabkan kematian sehingga akan membawa dampak tidak
saja bagi pasien dan keluarganya, tetapi juga bagi petugas kesehatan umumnya
dan dokter khususnya. Kewaspadaan terhadap kejadian anafilaksis harus ada pada
setiap dokter, selain kejadiannya dapat berlangsung sangat cepat, juga
kejadiannya dapat terjadi dimana saja seperti di tempat praktek, di atas meja
operasi, bahkan di rumah korban sendiri. Pengenalan gejala anafilaksis,
menegakkan diagnosis, memberikan terapi yang adekuat serta melakukan upaya
pencegahan termasuk penyuluhan kepada pasien, dalam hal ini sangat diperlukan.
3. Klasifikasi
Menurut tipe-tipe reaksi anafilaksitik

Lokal : reaksi anafilaksitik local biasanya mekiputi urtikaria serta angioedema


pada tempat kontak dengan antigen dan dapat merupakan reaksi yang berat
tetapi jarang fatal

Sistemik : reaksi sistemik terjadi dalam tempo kurang lebih 30 menit sesudah
kontak dalam system organ berikut ini : kardiovaskuler, respiratorius,
gastrointestinal, dan integumen

4. Etiologi
Anafilaksis bisa tejadi sebagai respon terhadap berbagai alergen.
Penyebab yang sering ditemukan adalah:

Gigitan/sengatan serangga
Lebah Madu, Jaket kuning, Semut api Tawon (Wasp)

Serum kuda (digunakan pada beberapa jenis vaksin)

Alergi makanan
Lobster, udang dan kepiting, kerang, ikan, kacang-kacangan dan biji-bijian,
buah beri, putih telur, susu, coklat.

Alergi obat
Golongan

antobiotik

penisilin,

amphisilin,

sefalosporin,

neomisin,

tetrasiklin,kloramphenicol, sulfanamid, kanamisin, serum antitetanus, serum


antidifteri, dan antirabies. Alergi terhadap gigitan serangga, kuman-kuman,
insulin, ACTH, zat radiodiagnostik, enzim-enzim, bahan darah, obat bius
(prokain, lidokain), vitamin, heparin, makan telur, susu, coklat, kacang, ikan
laut, mangga, kentang, dll juga dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.

Lain-lain
Lateks, glikoprotein seminal fluid

5. Gejala Klinis
Gejala-gejala yang bisa ditemui pada suatu anafilaksis adalah : (Brunner and
Suddarth, 2001 ; 1764)
-

Ringan :
Rasa kesemutan serta hangat pada bagian perifer, dan dapat disertai
dengan perasaan penuh dalam mulut serta tenggorok.
Kongesti nasal
Pembengkakan periorbital
Pruritus
Bersin bersin dan mata yang berair
Awitan gejala dimulai dalam waktu 2 jam pertama sesudah kontak
Sedang :
Rasa hangat
Cemas
Gatal gatal
Bronkospasme
Oedem saluran nafas atau laring dengan dispnea
Batuk serta mengi
Awitan gejala sama seperti reaksi yang ringan
Berat :

Reaksi sistemik yang berat memiliki onset mendadak dengan tanda tanda
serta gejala yang sama seperti diuraikan diatas dan berjalan dengan cepat
hingga terjadi bronkospasme, oedem laring, dispnea berat, serta sianosis.
Disfagia (kesulitan menelan), kram abdomen, vomitus, diare dan serangan
kejang kejang dapat terjadi. Kadang kadang timbul henti jantung dan
koma.

6. Patofisiologi

Alergen masuk lewat kulit, mukosa,


saluran nafas/saluran makan

Difagosit oleh makrofrag dan dibawa


ke nodus limfatikus terdekat

Limfosit T

Limfosit B

Sel - sel sitotoksik

Sel - sel plasma


(memory cell)

Secara langsung
menghancurkan antigen
dgn mengeluarkan bahan
kimia toksik tanpa
antibodi

Ig E

Berikatan dgn sel mast


dan basofil

Terpapar alergen kedua


kalinya

Antigen antibody (Ig E


yg berikatan dgn sel mast
dan basofil)

Antigen antibody (Ig E


yg berikatan dgn sel mast
dan basofil)

Pelepasan histamine, bradikinin dan leukotrien

Respiratori

Spasme
otot polos
bronkiolus

Kardiovaskuler

Peningkatan
permeabilitas kapiler

Oedema
Obstruksi
jalan nafas

Oedema
laring

Jalan nafas
tak efektif
PK Gagal Nafas

Integument

Gastrointestinal

Gatal

Peningkatan
sekresi mukus

Vasodilatasi
vena

Vasodilatasi
arteri

Peningkatan
kapasitas
vaskuler

Peningkatan
kapasitas
vaskuler

Gg. Rasa
Nyaman

Peningkatan
curah jantung

Hipotensi

Angidema
Hipovolemi

Resiko
ketidakseimbangan
volume cairan

Takikardi
PK Distritmia

Gg.
Integritas
Kulit

Diare

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik harus dilakukan pada
kesempatan pertama bertemu pasien. Riwayat kesehatan sebelumnya sangat
penting dengan reaksi yang sedang berlangsung maka dari itu perlu dilakukan
pendekatan dengan ABCDE
Airway
a.

pastikan kepatenan jalan napas

b.

atur posisi pasien

c.

siapkan gudel atau nasofaringeal jika perlu

d.

pertimbangkan untuk melakukan instubasi jika pasien tidak dapat


mempertahankan jalan napas.

Breathing
a.

berikan oksigen tekanan tinggi

b.

monitoring saturasi oksigen untuk mempertahankan saturasi diatas 92%

c.

monitor frekuensi napas

d.

kaji ventilasi dengan bag valve mask jika perlu

e.

ukur Peak Expiratory Flow Rate (PEFR)

f.

pertimbangkan pemberian nebulise Salbutamol melalui oksigen

Circulation
a.

lakukan pemberian intravena

b.

monitoring jantung

c.

rekam EKG

d.

monitor tekanan darah setiap 5 menit

e.

jika hypotensi (BP <>

f.

Berikan 1:1,000 0.5 ml (500 mcg) IM.

g.

Ulangi pemberian adrenalin dalam waktu 5 menit jika tidak ada perubahan
klinis.

Disability
Kaji dengan menggunakan AVPU atau Glasgow Coma Scale :
A-alert (kesadaran)
V-respon terhadap perintah verbal
P-respon terhadap nyeri
U-unresponsive/tidak berespon
Exposure
a. Perhatikan adanya tanda kemerahan dan luka pada kulit
b. Jika tidak yakinpada penyebab cari tanda adanya gigitan serangga dan ular
Selain hal tersebut diatas yang perlu dikaji:
a. Tanda-tanda pernapasan
Bendungan hidung
Gatal
Bersin
Batuk
Terjadi gawat napas berlanjut dengan cepat dan menyebabkan
bronkospasme/cedera larynx
Sesak dada
Kesulitan pernapasan lain, sepeti: mengi, dispnea, sianosis
b. Tanda-tanda kulit
Kulit tampak dalam betuk semburat merah
Gatal ke seluruh tubuh
Urtikaria
Angioedema fasial dapat menyebabkan oedema pernapasan atas
c. Tanda-tanda Kardiovaskuler
Takikardia/brakikardia
Kolaps pembuluh darah vaskuler ditandai dengan pucat, nadi lemah,
penurunan tekanan darah, kegagalan sirkulasi, yang menimbulkan koma
dan kematian.
d. Masalah Gastrointestinal
Mual
Muntah
Nyeri kolik abdominal
Diare
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi : Hitung sel meningkat, Hemokonsentrasi, trombositopenia,

eosinophilia naik/ normal / turun


Kimia: Plasma Histamin meningkat, sereum triptaase meningkat.
b. Radiologi
X foto: Hiperinflasi dengan atau tanpa atelektasis karena mukus, plug
EKG: Gangguan konduksi, atrial dan ventrikular disritm
9. Kriteria Diagnosis
Anafilaksis sangat mungkin bila salah satu dari tiga criteria di bawah ini
terpenuhi:

Terjadinya penyakit segera (beberapa menit atau jam), yang melibatkan


kulit, jaringan mukosa, atau keduanya (ultikaria yang merata, pruritus,
atau kemerahan, edema bibir-lidah-uvula) dan paling sedikit satu dari
berikit ini :
Gangguan pernapasan (sesak, mengi-bronkospasme, stidor,penurunan
arus puncak ekspirasi (APE), hipoksemia)
Penurunan tekanan darah atau berhubungan dengan disfungsi organ
(hipotoniaatau kolaps, pingsan, inkontinens)

Dua atau lebih petanda berikut ini yang terjadi segera setelah terpapar
serupa allergen pada penderita (beberapa menit atau jam)
Keterlibatan kulit-jaringan mukosa (ultikaria yang merata, prurituskemerahan, edema pada bibir-lidah-uvula)
Gangguan pernapasan (sesak, mengi-bronkospasme, stidor,penurunan
arus puncak ekspirasi (APE), hipoksemia)
Penurunan tekanan darah atau berhubungan dengan disfungsi organ
(hipotoniaatau kolaps, pingsan, inkontinens)
Gejala gastrointestinal yang menetap (kram perut,sakit, muntah)

Penurunan tekanan darah segera setelah terpapar allergen (beberapa menit


atau jam)
Bayi dan anak : tekanan darah sistolik rendah (tergantung umur),
penurunan lebih dari 30% tekanan sistolik

Dewasa : tekanan darah sistolik kurang dari 90mm Hg atau penurunan


lebih dari 30% nilai basal pasien
10. Therapy

Segera lakukan resusitasi kardiopulmonal bila ada dalam keadaan henti


jantung

Oksigen diberikan dengan konsentrasi yang tinggi selama pelaksanaan


resusitasi kardiopulmoner atau kalau pasien tampak mengalami sianosis,
dispnea atau mengi

Epinefrin diberikan dalam bentuk suntikan atau obat hirup, untuk membuka
saluran pernafasan dan meningkatkan tekanan darah.

Untuk mengatasi syok, diberikan cairan melalui infus dan obat-obatan untuk
menyokong fungsi jantung dan peredaran darah.

Antihistamin (contohnya diphenhydramine) dan kortikosteroid (misalnya


prednison) diberikan untuk meringankan gejala lainnya (setelah dilakukan
tindakan penyelamatan dan pemberian epinephrine).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1.

Pengkajian
a. Sistem kardiovaskular: palpitasi, takikardia, hipotensi, renjatan, pingsan,
pada EKG dapat ditemukan aritmia, T mendatar atau terbalik, irama nodal,
fibrilasi ventrikel sampai asistol
b. Sistem respirasi: rinitis, bersin, gatal di hidung, batuk, sesak, gawat nafas,
takipnea sampai apnea
c. Sistem gastrointestinal: mual, muntah, sakit perut, diare.
d. Sistem intergumen: pruritus, urtikaria, angioedema.
e. Sistem sensori: gatal, laktrimasi, merah bengkak.
f. Sistem neuro: disorientasi, alusinasi, rasa logam, kejang, koma.

2.

Diagnosa
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan oedema ditandai dg
adanya sesak nafas.
b. Kerusakan integritas kulit b.d. peningkatan produksi histamin ditandai dg
gatal-gatal
c. Resiko terhadap ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan
meningkatnya kapasitas vaskuler ditandai dengan hipovolemi.
d. Gangguan rasa nyaman berhubungan respon nyeri ditandai dengan gatalgatal
e. Pk gagal ginjal
f. Pk distritmia

3.

Perencanaan menurut diagnosa prioritas

Diagnosa Keperawatan 1
Tujuan

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan sesak nafas klien
berkurang.
Dengan Kriteria Hasil

Pasien terlihat

Pasien dapat bernafas normal

tenang, tidak gelisah dan tidak sesak nafas lagi

Rencana Tindakan
Mandiri

Mengauskultasi bunyi nafas

Mengkaji frekuensi pernafasan pasien, catat rasio inspirasi dan ekspirasi

Mengkaji keadaan pasien agar berada pada posisi yang lebih nyaman saat duduk
atau tidur, (biasanya lebih nyaman dengan posisi semifowler)

Membantu melatih pasien barnafas dengan bibir atau mulut.

Mempertahankan kondisi lingkungan, hindarkan dari polusi udara

Rasionalisasi

Mengetahui derajat spasme bronkus, ada atau tidak bunyi nafas tambahan

Mengetahui kelancaran jalan nafas pasien serta frekuensi rata-rata pasien agar
kondisi pasien tidak bertambah parah

Dilakukan agar pasien dapat bernafas dengan lebih mudah. Peninggian kepala
akan mempermudah fungsi pernafasan dengan bantuan gravitasi

Membantu pasien dalam mengatasi kesulitan bernafas melalui hidung

Polusi udara dari debu, bulu bantal atau asap yang berhubungan dengan kondisi
pasien dapat mencetus tipe reaksi alergi pernafasan

Diagnosa Keperawatan 2
Tujuan
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...24 jam diharapakan kulit pasien kembali
normal
Dengan Kriteria Hasil

kulit tampak bersih

tidak ada tanda kemerahan

lesi (-)

Rencana Tindakan
Mandiri

Inspeksi sluruh area kulit adanya kemerahan dan pembengkakan

Lakukan masase dan lubrikasi pada kuit dengan losion/minyak

Bersihkan dan keringkan kulit kususnya daerah-daerah dengan kelembaban tinggi

Rasional

Kulit biasanya cenderung rusak karena perubahan sirkulasi perifer ketidak


mampuan merasakan tekanan imobilisasi dan gangguan pengaturan suhu

Meningkatkan sirkulasi dan melindungi permukaan kulit

Kulit yang bersih dan kering tidak akan cenderung mengalami


eksoriasi/kerusakan

Kolaborasi

Pemberian terapi kinetik/matras berikan tekanan sesui dengan kebutuhan

Rasional

Meningkatkan sirkulasi sistemik dan perifer dan menurunkan tekanan pada kulit,
mengurangi kerusakan kulit

4. Evaluasi
Dx1:
-

Pasien terlihat tenang, tidak gelisah dan tidak sesak nafas lagi

Pasien dapat bernafas normal

Dx2:
- Setelah diberikan tindakan keperawatan kulit tampak bersih tidak ada
kemerahan lesi dll
Dx3:

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Volume 3.
Jakarta : EGC.
Doengoes, Marylynn E. Dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Prince, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Corwin. 2000. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Masjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : EGC
Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran edisi 9. Jakarta : EGC

Вам также может понравиться

  • LP Kad Diabetikum
    LP Kad Diabetikum
    Документ23 страницы
    LP Kad Diabetikum
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • LP Cedera Kepala
    LP Cedera Kepala
    Документ31 страница
    LP Cedera Kepala
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Bagan Patofis KAD
    Bagan Patofis KAD
    Документ1 страница
    Bagan Patofis KAD
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Bagan Patofis KAD
    Bagan Patofis KAD
    Документ1 страница
    Bagan Patofis KAD
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Bagan Patofis KAD
    Bagan Patofis KAD
    Документ1 страница
    Bagan Patofis KAD
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan KLP III
    Satuan Acara Penyuluhan KLP III
    Документ9 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan KLP III
    dessy
    Оценок пока нет
  • Askep DM
    Askep DM
    Документ14 страниц
    Askep DM
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • LP Post Partum
    LP Post Partum
    Документ20 страниц
    LP Post Partum
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Pohon Masalah
    Pohon Masalah
    Документ3 страницы
    Pohon Masalah
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Pohon Masalah
    Pohon Masalah
    Документ2 страницы
    Pohon Masalah
    Ayu Komang Dian Cahyanti
    Оценок пока нет
  • Contoh LP
    Contoh LP
    Документ19 страниц
    Contoh LP
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Stroke
    Stroke
    Документ16 страниц
    Stroke
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Askep Ahd (Emy)
    Askep Ahd (Emy)
    Документ19 страниц
    Askep Ahd (Emy)
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Askep CKD
    Askep CKD
    Документ15 страниц
    Askep CKD
    mandamufa
    33% (3)
  • Sejarah Pak Aris
    Sejarah Pak Aris
    Документ7 страниц
    Sejarah Pak Aris
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Uraikan Manfaat Terapi Akupresure Serta Contoh Minimal 2buah
    Uraikan Manfaat Terapi Akupresure Serta Contoh Minimal 2buah
    Документ1 страница
    Uraikan Manfaat Terapi Akupresure Serta Contoh Minimal 2buah
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Jurnal Kanguru KLP 4 Grup B
    Jurnal Kanguru KLP 4 Grup B
    Документ13 страниц
    Jurnal Kanguru KLP 4 Grup B
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • LP Intranatal Dengan Persalinan Normal
    LP Intranatal Dengan Persalinan Normal
    Документ45 страниц
    LP Intranatal Dengan Persalinan Normal
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Usaha Jus
    Usaha Jus
    Документ7 страниц
    Usaha Jus
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Antenatal PDF
    Antenatal PDF
    Документ13 страниц
    Antenatal PDF
    Poorboys Wine
    Оценок пока нет
  • MAKALAH Harapan Kelompok 4
    MAKALAH Harapan Kelompok 4
    Документ12 страниц
    MAKALAH Harapan Kelompok 4
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Bangsa Belanda Rika
    Bangsa Belanda Rika
    Документ11 страниц
    Bangsa Belanda Rika
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Makalah Masa Kekuasaan Inggris
    Makalah Masa Kekuasaan Inggris
    Документ11 страниц
    Makalah Masa Kekuasaan Inggris
    Yogadiputra
    100% (1)
  • Praplanning PTD Banjar Tunjung Sari
    Praplanning PTD Banjar Tunjung Sari
    Документ7 страниц
    Praplanning PTD Banjar Tunjung Sari
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ12 страниц
    Presentation 1
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Pathway Hemoroid
    Pathway Hemoroid
    Документ1 страница
    Pathway Hemoroid
    Yogadiputra
    100% (1)
  • Sap Hemoroid
    Sap Hemoroid
    Документ12 страниц
    Sap Hemoroid
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Askep Infeksi Saluran Isk 2
    Askep Infeksi Saluran Isk 2
    Документ12 страниц
    Askep Infeksi Saluran Isk 2
    Sri Utami
    100% (1)
  • Askep Diare
    Askep Diare
    Документ6 страниц
    Askep Diare
    Yogadiputra
    Оценок пока нет
  • Penyakit Gagal Ginjal
    Penyakit Gagal Ginjal
    Документ3 страницы
    Penyakit Gagal Ginjal
    Zhiroro Peace D'Tramp
    Оценок пока нет