Вы находитесь на странице: 1из 8

LTM 3 Perpindahan Kalor

Konveksi Alamiah
Nama

: Muhamad Ruby Mujakki

NPM

: 140660812

Jurusan

: Teknik Kimia

Outline

: Definisi Konveksi Alamiah dan Koefisien Konveksi

Pembahasan :

Definisi Konveksi

Konveksi merupakan suatu mekanisme perpindahan panas antara permukaan


benda padat dan fluida (cairan atau gas) yang bergerak. Dengan kondisi ada medium,
medium ikut berpindah, dan driving force berupa perbedaan suhu.
Bila ada fluida yang bergerak terhadap suatu permukaan, dan kedua suhunya
tidak sama, maka akan terjadi mekanisme perpindahan panas secara konveksi.
Semakin cepat gerakan fluida tersebut, maka semakin besar laju perpindahan panas
konveksinya. Bila fluida tidak bergerak, maka mekanisme perpindahan panas akan
menjadi mekanisme perpindahan konduksi kembali.

Gambar 1. Perpindahan kalor dari permukaan panas ke udara dengan konveksi

(a)

(b)

Gambar 2(a). Pendinginan telur panas pada lingkungan dingin dengan konveksi alamiah; (b)
Penghangatan cola dingin pada lingkungan hangat dengan konveksi alamiah.

Karena konveksi terjadi akibat adanya gerakan fluida, maka dikenal istilah
konveksi alami dan konveksi paksa. Konveksi alami (konveksi bebas) terjadi karena
fluida bergerak secara alamiah dimana pergerakan fluida tersebut lebih disebabkan
oleh perbedaan massa jenis fluida akibat adanya variasi suhu pada fluida tersebut.
Logikanya, jika suhu fluida tinggi, maka fluida tersebut akan menjadi lebih ringan
dan mulai bergerak keatas.
Disebut juga konveksi alamiah (natural convection), terjadi karena fluida
mengalir secara alamiah/tidak dipompa/tidak dihembus. Fluida dapat mengalir secara
alamiah karena adanya perubahan sifat fisis (terutama rapat massanya) dan pengaruh
dari gaya apung (bouyancy force).
Buoyancy force adalah gaya yang menyebabkan terdorongnya fluida dengan
densitas lebih rendah sehingga mengalami gerak vertikal ke atas. Gaya gaya apung
(buoyancy forces) yang menyebabkan terjadinya konveksi alamiah disebut sebagai
body force (gaya badan).
Dalam perpindahan kalor konveksi alami, fluida yang mengalami kontak
dengan benda yang memiliki suhu lebih tinggi akan mengalami peningkatan

temperatur. Peningkatan temperatur akan mengakibatkan ekspansi fluida yang


berdampak pada penurunan densitas fluida, sehingga akan tampak gradien densitas
antara fluida dengan temperatur yang berbeda. Fluida yang lebih panas dan lebih
ringan (karena densitasnya yang lebih rendah) akan mengalami gerak vertikal ke atas
dan digantikan dengan fluida yang lebih berat dengan densitas lebih tinggi (umumnya
berada dalam kondisi ambien). Peran kedua gaya di atas tampak dalam proses
pergerakan fluida tersebut (di mana kedua gaya merupakan faktor yang menyebabkan
terjadinya pergerakan vertikal fluida).
Batasan agar proses perpindahan kalor dikatakan konveksi alami, antara lain:
o Fluida berubah densitasnya karena proses pemanasan.
o Fluida bergerak naik karena mengalami gaya apung (bouyancy force)
apabila densitas fluida di dekat permukaan perpindahan kalor
berkurang akibat proses pemanasan.
o Fluida hanya mengalami sesuatu gaya dari luar seperti gravitasi
Sementara konveksi paksa terjadi karena bergeraknya fluida bukan karena
faktor alamiah. Fluida bergerak karena adanya alat yang digunakan untuk
menggerakkan fluida tersebut, seperti kipas, pompa, blower dan sebagainya.
Laju perpindahan panas konveksi dirumuskan melalui hukum pendinginan
Newton (Newtons Law of Cooling) yang dinyatakan dengan:

dimana h adalah koefisien konveksi, A luas permukaan konveksi, Tw adalah suhu


permukaan
sementara T adalah
suhu
fluida.
Satuan
untuk
koefisien
2
konveksi h adalah W/(m .K).

Koefisien Konveksi Alamiah

Koefisien
parameter yang
kepada semua
permukaan, sifat

konveksi bukan merupakan properti dari suatu fluida. h merupakan


diperoleh berdasarkan experimen yang mana nilainya bergantung
variabel yang mempengaruhi proses konveksi seperti geometri
aliran fluida, properti fluida dan kecepatan fluida.

Koefisien perpindahan panas konveksi (h) pada konveksi alamiah juga sangat
dipengaruhi oleh sifat fisis fluida dan bentuk geometri benda.
Sifat fisis fluida ini dievaluasi pada suhu lapisan film (Tf) dengan,

Penyelesaian umum pada persamaan perpindahan panas konveksi


memunculkan suatu parameter berupa bilangan tak berdimensi yang disebut dengan
bilangan Grashof (Gr).

dimana :
-

: percepatan gravitasi, m/s2


: koefisien ekspansi volum (1/Tf), 1/K

Tw
T
L

: viskositas kinematik fluida, m2 /s


: suhu permukaan benda, K
: suhu fluida pada jarak tak hingga dari benda, K
: panjang karakteristik, m

Selain bilangan Grashof ( Gr), koefisien perpindahan panas pada konveksi


bebas juga dipengaruhi oleh bilangan Prandtl.

= viskositas kinematis
= difusifitas termal
Koefisien perpindahan panas konveksi bebas rata-rata untuk berbagai situasi
dapat didekati dengan persamaan empiris sebagai berikut:

dengan k: konduktivitas termal fluida; L: panjang karakteristik; dan Ra : bilangan


Rayleigh = Gr.Pr. Nilai C dan n tergantung pada geometri benda dan daerah aliran
yang dikarakterisasikan dalam bilangan Rayleigh.

Beberapa persamaan empiris untuk kasus-kasus perpindahan panas konveksi


bebas pada berbagai geometri benda terangkum dalam table 9-1 (Cengel,2003).
Bentuk geometri yang ditinjau meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

Plat tegak (vertical plate)


Plat datar (horizontal plate)
Plat yang dimiringkan (inclined plate)
Silinder
Bola

Contoh Soal:
Karena terdapat perbedaan antara suhu tubuh normal dengan suhu lingkungan,
maka secara alami manusia akan kehilangan panas ke lingkungan sekitar setiap saat.
Jika suhu lingkungan rata-rata adalah 29C, suhu normal tubuh manusia adalah 37C,
dan panas yang hilang ke lingkungan dianggap mengikuti mekanisme perpindahan
panas konveksi bebas, hitung berapa panas yang hilang setiap saat!
Asumsi yang digunakan:
1. Panas yang hilang hanya disebabkan oleh beda suhu antara tubuh
dengan lingkungan.
2. Tidak ada gaya luar yang menyebabkan aliran udara sehingga
perpindahan panas mengikuti mekanisme konveksi bebas.
3. Tubuh manusia adalah silinder tegak dengan diameter 30 cm dan
tinggi 160 cm.
4. Perpindahan panas terjadi pada steady-state.
5. Udara dianggap sebagai gas ideal.
6. Tekanan udara 1 atm.
Jawaban :
Sifat-sifat fisis udara ditentukan berdasarkan suhu film (Tf)
Tw = Suhu rata-rata tubuh manusia = 37C = 310 K
T = Suhu lingkungan = 29C = 302 K

Berikut adalah data sifat fisis udara pada suhu 33C dan tekanan 1 atm
k

= 0,026 W/m.K

= 1,874x10-5 kg/m.s

= 1,148 kg/m3

Cp

= 1012 J/kg.K

o Viskositas kinematis :
o Panjang karakteristik = L = tinggi tubuh manusia = 160 cm = 1,6 m.
o Koefisien ekspansi volum :
o Percepatan gravitasi, g = 9,8 m/s2

o Bilangan Grashof (Gr)

)(

)(

o Bilangan Prandtl (Pr)


(

)(

o Bilangan Rayleigh (Ra)


o Silinder tegak dapat disamakan dengan plat tegak jika

diketahui diameter silinder = 30 cm =0,3 m (> 0,22 m) , sehingga untuk kasus


ini persamaan Nu yang digunakan sama dengan persamaan untuk plat tegak
pada kisaran Ra 109 1013

o Koefisien perpindahan panas konveksi bebas

o Luas permukaan silinder


(
o Panas hilang

o Panas yang hilang selama 1 hari

Energi manusia secara alami akan berkurang akibat beda suhu antara tubuh
dengan lingkungan. Jadi minimal energi yang dibutuhkan oleh manusia dalam
sehari adalah sejumlah panas yang hilang yaitu sebesar 631,204kcal.

Daftar Pustaka:
Holman, J. P. 1997. Perpindahan Kalor, terj. E. Jasfi. Edisi Keenam.

Jakarta:

Erlangga.
Pitts, Donald R dan Leighton E. Sissom. 1987. Teori dan Soal-Soal Perpindahan
Kalor. Jakarta : Erlangga

Вам также может понравиться