Вы находитесь на странице: 1из 4

A.

Syarat terbentuknya KAPET


Berdasarkan Keppres 89/1996, yang dimaksud dengan KAPET adalah wilayah
geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi persyaratan:
1. Memiliki potensi untuk cepat tumbuh.
2. Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi di wilayah sekitarnya dan/atau
3. Memiliki potensi pengembalian investasi yang besar.
B. Tujuan dan Fungsi KAPET
Adapun tujuan dari pembentukan KAPET adalah pemerataan
pebangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh wilayah Indonesia dengan
memberikan peluang kepada dunia usaha agar mampu berperan serta dalam
kegiatan pembangunan di KTI yang relatif tertinggal dan beberapa lainnya di
KBI. Inti dari pendekatan KAPET adalah mendorong terbentuknya suatu
kawasan

yang

berperan

sebagai

penggerak

utama

(prime

mover)

pengembangan wilayah. Pemilahan kawasan-kawasan pembangunan dengan


meentukan prioritas atas suatu kawasan merupakan strategis agar percepatan
pembangunan dapat dilakukan.
C. Faktor yang mempengaruhi pengembangan KAPET
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangannya, antara lain:
1. Badan Pengembangan KAPET Pusat
Badan Pengembangan KAPET Pusat kurang memainkan
perannya sebagaimana tugas dan fungsinya dalam pengembangan
KAPET. Dari struktur Badan Pengembangan KAPET terdiri dari
sekian banyak kementrian terkait yang diketahui oleh Menteri
Koordinator Perekonomian dengan sekretarisnya Badan Perncanaan
Pembangunan Nasional. Kelihatannya masih kaya struktur tetapi
miskin fungsi, karena selama ini belum kelihatan jelas intervensi baik
dalam hal regulasi, program maupun penganggaran untuk mendorong
pengembangan KAPET.
2. Pembiayaan (Badan Pegelola dan Kawasan)
Pembiayaan KAPET telah dijelaskan dalam KEPPRES 150
Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. Pasal
9 ayat (1) : Segala biaya untuk pengelolaan dan pembangunan di
KAPET dibebankan kepada Anggaran pendapatan dan Belanja 1.
Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Darah (APBD)
Provinsi dan Kabupaten/Kota serta sumber-sumber dana lain yang sah
sesuai ketentuan peraturan perundang-perundangan yang berlaku. Ayat
(2) : Segala biaya penyelenggaraan Badan Pengelola KAPET,

dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


(APBN).
3. Kebijakan/Regulasi
Beberapa tahun terakhir, kebijakan pemerintah dalam perlakuan
perpajakan/insentif di wilayah KAPET hampir tidak ada bedanya
dengan kawasan-kawasan lainnya. Badan Pengembangan KAPET
pusat harus mendorong tersedianya regulasi perpajakan/insentif yang
menarik di wilayah KAPET termasuk penyelesaian RANPERPRES
KAPET (Rancangan Peraturan Presiden) menjadi PERPRES.
4. Pemerintah Daerah
KAPET berada di daerah, sehingga pengembangan KAPET
tidak dapat dilepas pisahkan dari dukungan Pemerintah Daerah, baik
berupa dukungan regulasi, pendanaan dan lainnya. Dukungan
Pemerintah Daerah diharapkan dapat ditingkatkan sehingga dapat
mendorong pengembangan KAPET.
5. Badan Pengelola KAPET di daerah
Kelembagaan KAPET di daerah sebagaimana ditetapkan dalam
KEPPRES 150 Tahun 2000 tentang KAPET harus direvisi termasuk
mengatur kedudukan Badan Pengolahan KAPET dengan SKPD-SKPD
serta hubungan kerja antara SKPD-SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) agar lebih jelas tugas dan fungsinya masing-masing dalam
pengembangan KAPET.
D. Apa Yang Terjadi di Indonesia Setiap Pergantian Presiden
Berikut Daftar Nama Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia:
1. Nama Presiden: Soekarno
Menjabat
: 18 Agustus 1945-22 Februari 1967
Wakil Presiden: Mohammad Hatta
Soeharto
2. Nama Presiden: Soeharto
Menjabat
: 22 Februari 1967-21 Mei 1998
Wakil Presiden: Hamengkubuwana IX
Adam Malik
Umar Wirahadikusumah
Soedharmono
Tri Sutrisno
BJ Habibie
3. Nama Presiden: Bacharuddin Jusuf Habibie
Menjabat
: 21 Mei 1998-20 Oktober 1999
Wakil Presiden: Abdurrahman Wahid
4. Nama Presiden: Abdurrahman Wahid
Menjabat
: 20 Oktober 1999-23 Juli 2001
Wakil Presiden: Megawati Soekarnoputri
5. Nama Presiden: Megawati Soekarnoputri

Menjabat
: 23 Juli 2001-20 Oktober 2004
Wakil Presiden: Hamzah Haz
Susilo Bambang Yudhoyono
6. Nama Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono
Menjabat
: 20 Oktober 2004Wakil Presiden: Yusuf kalla
Boediono
7. Nama Presiden: Jokowi Dodo
Menjavbat
: - sekarang
Wakil Presiden: Yusuf Kalla
Di Indonesia telah mengalami beberapa penggantian pemimpin. Pada
saat penggantian kepemimpinan, sering kali terjadi kontroversi di kalangan
masyarakat. Salah satu kontroversi yang pernah terjadi adalah pada saat
pengangkatan Habibie sebgai pengganti Soeharto. Pada tahun 1998, terjadi
krisis moneter di Indonesia. Hal tersebut sangat meresahkan masyarakat
Indonesia. Harga barang meningkat dengan pesat. Mereka berpendapat bahwa
Soeharto tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang
kepala negara. Mereka menuntut agar menurunkan Soeharto dari kursi
kepresidenan. Pada saat itu, rakyat Indonesia membutuhkan seorang pemimpin
yang mampu mengatasi krisis yang sedang terjadi di Indonesia.
Menurut sebagian orang, pengangkatan Habibie adalah sah. Hal ini
dapat dibuktikan dalam UUD 1945 yang menyebutkan bahwa bila presiden
atau kepala negara mangkat atau tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik, maka wakil presiden atau menteri-menteri yang terkait dapat
menggantikannya menjadi kepala negara. Namun, ada juga sebagaian besar
orang, menganggap bahwa pengangkatan Habibie tersebut adalah tidak sah
karena Habibie tidak mengucapkan sumpah atau janji presiden di depan MPR.
Pengangkatan seorang presiden dianggap sah apabila telah mengucapkan
sumpah atau janji presiden di depan MPR. Habibie tidak mengucapkan janji di
depan MPR karena pada saat itu di gedung MPR sedang diduduki oleh
mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Oleh karena itu, terjadi kontroversi
antara pihak yang pro dengan pihak yang kontra akan pengangkatan tersebut.
Walaupun terjadi kontroversi anatara pihak yang pro dengan pihak yang
kontra akan pengangkatan tersebut. Walaupun terjadi kontroversi, Habibie
tetap menjadi presiden menggantikan Soeharto.
Kontroversi-kontroversi yang terjadi setiap penggantian presiden
dikarenakan rakyat Indonesia ingin mendapatkan seorang pemimpin terbaik

yang dapat membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang makmur dan
tentram. Mereka berharap presiden yang terpilih tersebut dapat mengatasi
segala permasalahan yang dihadapi Indonesia. Tetapi pada kenyataannya,
pemimpin-pemimpin terdahulu belum dapat menjadikan bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang makmur dan tentram. Masalah-masalah yang dihadapi
bangsa Indonesia tidak pernah terselesaikan. Hal tersebut dikarenakan masa
pemerintahan seorang presiden yang singkat. Sebelum tugas seorang presiden
diselesaikan, masa pemerintahannya telah berakhir. Oleh karena itu, tugastugas yan telah disusun tidak pernah terselesaikan. Masa pemerintahan
seorang presiden adalah 5 tahun. Untuk mengurus sebuah keluarga saja, waktu
1 tahun tidaklah cukup. Jangka waktu 5 tahun tidak akan cukup untuk
membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang makmur dan tentram. Maka
dari itu, pemerintahan seorang presiden sangat berpengaruh terhadap
kemajuan negara Indonesia. Dengan memiliki masa pemerintahan yang
panjang, seorang pemimpin akan dapat menyelesaikan senmua tugas dengan
baik.

Вам также может понравиться