Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Selain aspek umum yang tercakup dalam pedoman ini, dipadukan juga
serangkaian pedoman suplemen untuk aspek tertentu yang hanya
PRINSIP berlaku untuk industry farmasi yang aktivitasnya berkaitan.
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin 8. Pedoman ini berlaku terhadap pembuatan obat dan produksi jenis yang
obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan digunakan manusia.
sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek 9. Cara lain selain tercantum di dalam pedoman ini dapat diterima
produksi dan pengendalian mutu. sepanjang memenuhi prinsip pedoman ini. Pedoman ini bukanlah
UMUM bermaksud untuk membatasi pengembangan konsep baru, atau
1. Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh adalah sangat esensial teknologi baru yang telah di validasi dan memberikan tingkat
untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu pemastian mutu sekurang-kurangnya ekuivalen dengan cara yang
tinggi. tercantum dalam pedoman ini.
2. Tidaklah cukup bila produk jadi hanya sekedar lulus dari serangkaian
pengujian, tetapi yang lebih penting adalah mutu harus dibentuk ke
dalam produk tersebut. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan
pengemas, proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, BAB 1
peralatan yang dipakai dan personil yang terlibat. MANAJEMEN MUTU
3. Pemastian mutu suatu obat tidak hanya mengandalkan pada PRINSIP
pelaksanaan pengujian tertentu saja, namun obat hendaklah dibuat Manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui
dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau secara cermat. suatu “kebijakan mutu “, yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari
4. CPOB bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan semua jajaran di semua departemen di dalam perusahaan, para pemasok
sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya, bila perlu dilakukan dan para distributor.
penyesuaian pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat yang Unsur dasar manajemen mutu adalah :
telah ditentukan telah dicapai. Suatu infrastruktur atau system mutu yang tepat mencakup
5. Otoritas pengawasan obat hendaklah menggunakan pedoman ini struktur organisasi, prosedur, proses dan sumber daya, dan
sebagai acuan dalam penilaian penerapan CPOB, dan semua peraturan
Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapatkan kepastian
lain yang berkaitan dengan CPOB hendaklah dibuat minimal sejalan
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (jasa
dengan pedoman in.
pelayanan) yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang
6. Pedoman ini dimaksukan untuk digunakan oleh industry farmasi
telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian
sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan.
Mutu.
Semua bagian system pemastian mutu hendaklah didukung dengan e. Semua pengawasan terhadap produk antara dan
tersedianya personil yang kompeten, bangunan dan sarana serta peralatan pengawasan-selama-poses (in-process-control) lain serta
yang cukup dan memadai. Tambahan tanggung jawab hukum hendaklah validasi yang diperlukan dilakukan.
diberikan kepada kepala bagian manajemen mutu (Pemastian Mutu). f. Pengkajian terhadap semua dokumen yang terkait dengan
proses pengemasan dan pengujian bets, dilakukan sebelum
1.1Konsep dasar Pemastian Mutu, CPOB dan Pengawasan Mutu adalah memberikan pengesahan kelulusan untuk distribusi penilaian
aspek manajemen mutu yang saling terkait. Konsep tersebut hendaklah meliputi semua faktor yang relevan termasuk kondisi
diuraikan disini untuk menekankan hubungan dan betapa pentingnya pembuatan, hasil pengujian dan /atau pengawasan selama
unsure-unsur tersebut dalam produksi dan pengendalian obat. proses, pengkajian dokumen produksi termasuk pengemasan,
pengkajian penyimpangan dari prosedur yang telah ditetapkan,
pemenuhan persyaratan dari spesifikasi produk jadi dan
PEMASTIAN MUTU pemeriksaan produk dalam kemasan akhir.
1.2Pemastian mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal g. Obat tidak dijual atau dipasok sebelum kepala
baik secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan Manajemen Mutu atau Pemastian Mutu menyatakan bahwa typ
mempengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan. Pemastian mutu bets produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan
adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk persyaratan yang tercantum dalam izin edar dan peraturan lain
memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan yang berkaitan dengan aspek produksi, pengawasan mutu dan
tujuan pemakaiaanya. pelulusan produk.
Sistem Pemastian Mutu yang benar dan tepat bagi industri farmasi h. Tersedia pengaturan yang memadai untuk memastikan
hendaklah memastikan bahwa : bahwa, sedapat mungkin, produk disimpan, didistribusikan dan
selanjutnya ditangani sedemikian rupa agar mutu tetap dijaga
a. Desain dan pengembangan obat dilakukan dengan cara
selama masa edar/simpan obat.
yang memperhatikan persyaratan CPOB dan Cara
Berlaboratorium yang Baik.
i. Tersedia prosedur inspeksi diri dan/atau audit mutu yang
b. Semua langkah produksi dan pengendalian diuraikan secara berkala mengevaluasi efektivitas dan penerapan system
secara jelas dan CPOB diterapkan. Pemastian Mutu.
c. Tanggung jawab menejerial di uraikan dengan jelas j. Pemasok bahan awal dan pengemas dievaluasi untuk
dalam uraian jabatan. memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan oleh
d. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan, pasokan dan perusahaan.
penggunaan bahan awal dan pengemas yang benar. k. Penyimpangan dilaporkan, diselidiki dan dicatat.
l. Tersedia sistem persetujuan terhadap perubahan yang
berdampak pada mutu produk.
m. Prosedur pengolahan ulang dievaluasi dan disetujui. e. Operator memperoleh pelatihan untuk menjalankan
n. Evaluasi mutu produk berkala dilakukan untuk vertifikasi prosedur secara benar.
konsistensi proses dan memastikan perbaikan proses yang f. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat
berkesinambungan. pencatat selama pembuatan yang menunjukkan bahwa semua
langkah yang dipersyaratkan dalam prosedur dan instruksi yang
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK ditetapkan benar-benar dilaksanakan dan jumlah serta mutu
1.3 CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.tiap
obat dijualdan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar penyimpangan dicatat dan di investigasikan.
mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersysratkan g. Catatan dan pembuatan termasuk distribusi yang
dalam izin edar dan spesifikasi produk. memungkinkan penulusuran riwayat bets secara lengkap,
CPOB mencakup Produksi dan Pengawsn Mutu. Persyaratan dari disimpan secara komprensif dan dalam bentuk yang mudah
CPOB adalah: diakses.
a. Semua proses pembuatan obat dijabarkan dengan jelas, h. Penyimpanan dan distribusi obat yang dapat memperkecil
dikaji secara sistematis berdasarkan pengalaman dan terbukti risiko terhadap mutu obat.
mampu secara konsisten menghasilkan obat yang memenuhi i. Tersedia system penarikan kembali bets obat manapun
persyaratan mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan. dari peredaran.
b. Tahap proses yang kritis dalam pembuatan, pengawasan j. Keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab
proses dan sarana penunjang serta perubahan yang signifikan cacat mutu diinvestigasi serta dilakukan tindakan perbaikan
divalidasi. yang tepat dan pencegahan pengulangan kembali keluhan.
c. Tersedia sarana yang dibutuhkan CPOB termasuk:
Personil yang terkualifikasi dan terlatih PENGAWASAN MUTU
Bangunan dan sarana dengan luas yang memadai 1.4 Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan
Peralatan dan sarana penunjang yang sesuai dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian , serta
Bahan, wadah dan label yang benar dengan organisasi,dokumentasi dan prosedur pelulusan yang yang
Prosedur dan instruksi yang disetujui memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah
Tempat penyimpanan an transportasi yang memadai dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskantidak digunakan
d. Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi serta produk yang belum diluluskantidak dijual atau dipasok
sebelummutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.
dengan bahasa yang jelas, tidak bermakna ganda, dapat
Setiap industry farmasi hendaklah mempunyai fungsi Pengawasan
diterapkan secara spesifik pada sarana yang tersedia.
Mutu. Fungsi ini hendaklah independen dari bagian lain. Sumber
daya yang memadai hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa menyimpan baku pembanding, memastikan kebenaran label wadah
semua fungsi Pengawasan Mutu dapat dilaksanakan secara efektif bahan dan produk, memastikan bahwa stabilitas dari zat aktif dan
dan dapat diandalkan. obat jadi dipantau, menganbil bagian dalam investigasi keluhan yang
Persyaratan dasar dari Pengawasan Mutu adalah bahwa : terkait dengan mutu produk, dan ikut mengambil bagian dalam
a. Sarana dan prasarana yang memadai, personil yang pemantauan lingkungan. Semua kegiatan tersebut hendaklah
terlatih dan prosedur yang disetujui tersedia untuk pengambilan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tertulis dan jika perlu dicatat.
sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan awal, bahan Personil Pengawasan Mutu hendaklah memiliki akses ke area
pengemas produk antara, produk ruahan, dan produk jadi, dan produksi untuk melakukan pengambilan sampel dan investigasi bila
bila perlu untuk pemantauan lingkungan sesuai dengan tujuan diperlukan
CPOB.
b. Pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, 1.5 Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan
produk antara, produk ruahan dan produk jadi dilakukan oleh terhadap semua obat terdaftar, termasuk obat ekspor, dengan tujuan
personil dengan metode yang disetujui oleh Pengawasan Mutu. untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi
c. Metode pengujian disiapkan dan divalidasi (bila perlu) bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi, untuk melihat trend dan
d. Produk jadi berisi zat aktif dengan komposisi secara mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan
kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan yang disetujui pada saat proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya dilakukan
pendaftaran, dengan derajat kemurnian yang dipersyaratkan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil
serta dikemas dalam wadah yang sesuai dan diberi label yang kajian ulang sebelumnya dan hendaklah meliputi paling sedikit :
benar. a. Kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang
e. Dibuat catatan hasil pemeriksaan dan analisis bahan digunakan untuk produk, terutama yang dipasok dari sumber
awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, dan baru
produk jadi secara formal dinilai dan dibandingkan terhadap b. Kajian terhadap pengawasan selama proses yang kritis
spesifikasi; dan dan hasil pengujian obat jadi
f. Sampel pertinggal dari bahan awal dan produk jadi c. Kajian terhadap semua bets yang tidak memenuhi
disimpan dalam jumlah yang cukup untuk dilakukan pengujian spesifikasi yang ditetapkan dan investigasi yang dilakukan
ulang bila perlu. Sampel produk jadi disimpan dalam kemasan d. Kajian terhadap semua penyimpangan atau
akhir kecuali untuk kemasan yang benar. ketidaksesuaian yang signifikan, dan efektivitas hasil tindakan
perbaikan dan pencegahan
Pengawasan Mutu secara menyeluruh juga mempunyai tugas lain, e. Kajian terhadap semua perubahan yang dilakukan
antara lain menetapkan, memvalidasi dan menerapkan semua terhadap proses atau metode analisis
prosedur pengawasan mutu, mengevaluasai, mengawasi, dan
f. Kajian terhadap variasi yang diajukan, disetujui, ditolak pemilik persetujuan pendaftaran hendaklah memastikan bahwa
dari dokumen registrasi untuk produk ekspor pengkajian mutu dilakukan tepat waktu dan akurat.
g. Kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan
segala tren yang tidak diinginkan
h. Kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan dan
penarikan obat yang terkait dengan nutu produk, termasuk
investigasi yang telah dilakukan
i. Kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses
produk atau peralatan yang sebelumnya
j. Kajian terhadap komitmen pasca pemasaran dilakukan
pada obat yang baru mendapatkan persetujuan pendaftaran dan
obat dengan persetujuan pendaftaran variasi
k. Status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal
system tata udara (HVAC), air, gas bertekanan dan lain-lain
l. Kajian terhadap Kesepakatan Teknis untuk memastikan
selalu up to date.
Industri farmasi dan pemegang izin edar, bila berbeda, hendaklah
melakukan evaluasi terhadap hasil kajian, dan suatu penilaian
hendaklah dibuat untuk menentukan apakah tindakan perbaikan dan
pencegahan ataupun validasi ulang harus dilakukan. Alasan tindakan
perbaikan hendaklah didokumentasikan. Tindakan pencegahan dan
perbaikan yang telah disetujui hendaklah diselesaikan secara efektif
dan tepat waktu. Hendaklah tersedia prosedur manajemen untuk BAB 2
manajemen yang sedang berlangsung dan pengkajian aktivitas serta PERSONALIA
efektivitas prosedur tersebut yang diverifikasi pada saat inspeksi
diri. PRINSIP
Bila pemilik persetujuan pendaftaran bukan industry farmasi, maka Industi farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang
perlu ada suatu Kesepakatan Teknis dari semua pihak terkait yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua
menjabarkan siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan kajian tugas. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB dan
mutu. Kepala bagian Manajemen mutu (Pemastian Mutu), yang memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi
bertanggung jawab untuk melakukan sertfikasi bets, bersama dengan mengenai hygiene yang berkaitan dengan pekerjaan.
b. Memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan
UMUM produksi dan memastikan bahwa petunjuk kererja di terapkan
2.1 Industri farmasi hendaklah memiliki personil yanf terkualifikasi dan secara tepat.
berpengalaman dan praktis dan dalan jumlah yang memadai. c. Memastikan bahwa catatan produksi telah di evaluasi dan di
2.2 Industri farmasi harus memiliki struktur organisasi. Tugas pesifik dan tanda tanganin oleh kepala bagian produksi sebelum di serahkan
kewenangan dari personil pada posisi penanggung jawab hendaklah kepada kepala menejemen mutu ( pemastian mutu).
dicantumkan dalam uraian tugas tertulis. Tugas mereka boleh d. Memeriksa pemelaharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan
didelegasikan kepada wakil yang ditunjuk serta memiliki tingkat di bagian produksi.
kulifikasi yang memadai. e. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah di laksanakan.
f. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi
PERSONIL KUNCI personil da depertemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai
2.3 Personil kunci mencangkup kepala bagian produksi, kepala bagian kebutuhan.
Pengawasan Mutu dan kepala bagian Menajemen Mutu(Pemastian 2.6 Kepala Bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang Apoteker. Kepala
Mutu). Posisi utama di jabat oleh personil purnawaktu. Bagian Pengawasan Mutu memiliki wewenang dan tanggunng
jawab:
ORGANISASI, KUALIFIKASI DAN TANGGUNG JAWAB a. Menyetujui menolak bahan awal, bahan pengemas, produk
2.4 Struktur organisasi hendaklah sedemikian rupa sehingga bagian antara, produk ruahan dan produk jadi
produksi,menajemen mutu (Pemastian Mutu)/pengawasan mutu b. Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah
dipimpin oleh orang berbeda serta tidak saling bertanggung jawab dilaksanakan
satu terhadap yang lain. c. Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja
2.5 Kepala bagian produksi hendaklah seorang apoteker yang terdaftar dan pengambilan contoh, metode pengujian dan prosedur
pengawasan mutu lain
terkualifikasi, memperoleh pelatrihan yang sesuai, memiliki
d. Memberi persetujuan dan memantau semua kontrak analisis
pengalaman praktis yang memadai dalam bidang pembuatan obat
e. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan
dan keterampilan menejerial sehingga memungkinkan untuk
dibagian pengawasan mutu
melaksakan tugas secara professional. Kepala bagian produksi
f. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan
hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab.
g. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi
a. Memastikan bahwa obat di produksi dan di simpan sesuai
personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai
prosedur agar memenuhi persyaratan. Mutu yang di tetapkan.
kebutuhan.
2.7 Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah a. otoritas prosedur tertulis dan dokumen lain, termasuk
seorang Apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memiliki amandemen
pengalaman praktis yang memadai dan kemampuan manajerial.
a. memastikan penerapan (dan bila diperlukan membentuk) sistem b. pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan obat
mutu
c. higiene pabrik
b. ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan acuan mutu
d. validasi proses
perusahaan
e. pelatihan
c. memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri
berkala f. persetujuan dan pemantauan terhadap pemasok bahan
d. melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan g. persetujuan dan pemantauan terhadap pembuat obat atas
Mutu dasar kontrak
e. Memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit h. penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan
eksternal (audit terhadap pemasok) produk
g. memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan j. pemantauan pemenuhan terhadap persyaratan CPOB
Otoritas Pengawasan Obat (OPO) yang berkaitan dengan mutu
produk jadi k. inspeksi, penyelidikan dan pengambilan sampel
h. mengevaluasi/mengkaji catatan bets l. pemantauan faktor yang mungkin berdampak terhadap mutu
produk
i. meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan
mempertimbangkan semua faktor terkait. PELATIHAN
2.8 Masing-masing kepala bagian Produksi, Pengawasan Mutu 2.9 Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh
(Pemastian Mutu) memiliki tanggung jawab bersama dalam personil yang karena tugasnya harus berada di area produksi,
menerapkan semua aspek yang berkaitan dengan mutu : gudang penyimpanan atau laboratorium.
2.10 Personil baru hendaklah mendapat pelatihan sesuai dengan tugas
yang diberikan.
PERAWATAN
4.18Peralatan dirawat sesuai jadwal,
4.19Kegiatan perbaikan dan perawatan hendaklah menimbulkan resiko
terhadap produk
4.20Bahan pendingin,pelumas dan bahan kimia seperti cairan alat penguji
suhu di evaluasi dan disetujui dengan proses formal.
BAB 5
SANITASI DAN HIGIENE 5.10Personil diintruksikan supaya menggunakan sarana mencuci tangan
sebelum
PRINSIP 5.11Merokok, makan, minum, mengunyah, memelihara tanaman,
Tingat sanitasi dan hygiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap menyimpan makanan minuman hanya diperbolehkan di area tertentu
aspek pembuatan obat.Ruang lingkup sanitasi dan hygiene meliputi 5.12Persyaratan khusus untuk pembuatan produk steril dicakup dalam
personil,bangunan ,peralatan,dan perlengkapan ,bahan produksi serta Aneks 1
wadahnya dan segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pencemaran
produk.Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu SANITASI BANGUNAN DAN FASILITAS
program sanitasi dan hygiene yang menyeluruh dan terpadu. 5.13 Bangunan yang digunakan untuk pembuatan obat di desaian dan
dikontruksi dengan tepat
HIGIENE PERORANGAN 5.14 Hendaklah tersedia dalam jumlah yang cukup, sarana toilet dengan
5.1 Tiap personil yang masuk kearea pembuatan hendaklah mengenakan ventilasi yang baik.
pakaian pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang 5.15Disediakan sarana yang memadai untuk penyimpanan pakaian
dilaksanakannya. personil dan milik pribadinya ditempat yang tepat.
5.2 Prosedur higien perorangan termasuk persyaratan untuk mengenakan 5.16 Penyiapan penyimpanan dan konsumsi dibatasi di area khusus
pakaian pelindung hendaklah diberlakukan untuk personil baik 5.17 Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk
karyawan purnawaktu, paruh waktu.
5.18 Rodentisida, insektisida, agenfumigasi dan bahan sanitasi tidak
5.3 Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran pakaian kerja
boleh mencemari peralatan bahan awal bahan pengemas, bahan yang
kotor dan lap pembersih kotor hendaklah disimpan dalam wadah
sedang diproses
tertutup hingga saat pencucian.
5.19 Pada prosedur tertulis untuk pemakaian rodentisida, insektisida,
5.4 Program higien yang rinci dibuat dan diadaptasikan terhadap berbagai
fungisida, agenfumigasi, pembersih dan sanitasi yang tepat
kebutuhan didalam area pembuatan.
5.20 Prosedur tertulis yang menunjukkan penanggung jawab untuk
5.5 Semua personil menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat direkrut.
sanitasi mengenai jadwal, metode, peralatan dan bahan pembersih
5.6 Semua personil menerapkan higien perorangan yang baik.
yang harus digunakan
5.7 Tiap personil yang mengidap penyakit atau yang dapat merugikan
5.21 Prosedur sanitasi berlaku untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh
mutu produk dilarang menangani bahan awal.
kontraktor
5.8 Semua personil diperintahkan dan didorong untuk melaporkan kepada
atasan langsung tiap keadaan. 5.22 Segala praktek tidak higienis di area pembuatan dapat merugikan
5.9 Dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator dengan mutu produk
bahan awal 5.23 Persyaratan khusu untuk pembuatan produk steril dicakup dalam
Aneks 1
PRODUKSI
PEMBERSIHAN DAN SANITASI PERALATAN
5.24Setelah digunakan peralatan dibersihkan baik bagian luar maupun PRINSIP
dalam sesuai prosedur Produksi dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
5.25 Metode pembersihan dengan cara vakum atau cara basah lebih dan memenuhi Ketentuan CPOB.
dianjurkan.
5.26 Pembersihan dan penyimpanan peralatan yang dapat dipindah- UMUM
pindahkan dan penyimpanan bahan pembersih dilaksanakan dalam 6.1 Produksi dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten.
ruangan terpisah dari ruangan pengelolaan. 6.2 Penanganan bahan dan produk jadi dilakukan sesuai prosedur atau
5.27Prosedur tertulis yang cukup rinci untuk pembersihan dan sanitasi instruksi tertulis.
peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat dibuat divalidasi 6.3 Seluruh bahan yang diterima diperiksa untuk memastikan
dan ditaati. kesesuaiannya dengan pemesanannya.
5.28Catatan mengenai pelaksanaan pembersihan, sanitasi, sterilisasi dan 6.4 Kerusakan wadah dan masalah lain yang merugikan mutu bahan harus
inspeksi sebelum penggunaan peralatan disimpan secara benar. diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan
5.29Disinfektan dan diterjen dipantau terhadap pencemaran mikroba mutu.
6.5 Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secaa fisik
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN DAN SANITASI atau administrative.
5.30Prosedur pembersihan sanitasi dan higien divalidasi dan dievaluasi 6.6 Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani
secara berkala seperti penerimaan bahan awal.
6.7 Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara teratur pada
kondisi yang disarankan d n diatur agar ada pemisahan antar
bets dan memudahkan rotasi stok.
6.8 Pemeriksaan jumlah hasil nyata dan rekonsiliasinya dilakukan
sedemikian untuk memastikan tidak ada penyimpangan dari
batas yang telah ditetapkan.
6.9 Pengolahan produk yang berbeda hendaklah tidak dilakukan
bersamaan atau bergantian dalam ruang kerja yang sama kecuali
tidak ada resiko terjadinya campur baur ataupun kontaminasi
silang.
6.10Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah dilindungi
BAB 6 terhadap pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
6.11Bila bekerja dengan bahan atau produk kering hendaklah dilakukan 6.22Apabila dalam satu pengiriman terdapat lebih dari satu bets maka
tindakan khusus untuk mencegah debu timbul serta untuk tujuan pengambilan sampel, pengujian dan pelulusan,
penyebarannya. hendaklah dianggap sebagai bets yang terpisah
6.12Selama pengolahan semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan atau 6.23Pada tiap penerimaan hendaklah dilakukan pemeriksaan visual tentang
mesin produksi dan ruang kerja hendaklah diberi label atau kondisi umum, keutuhan wadah dan segelnya, ceceran dan
penandaan dari produ atau bahan yang sedang diolah. kemungkinan adanya kerusakan bahan, dan tentang kesesuaian
6.13Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti catatan pengiriman dengan label dari pemasok.
ganda dan dengan format yang telah ditetapkan. 6.24Wadah dari masa sampel bahan awal diambil hendaklah diberi
6.14pemeriksaan perlu dilakukan untuk memestikan pipa penyalur dan alat identifikasi.
lain. 6.25 Sampel bahan awal hendaknya diuji pemenuhannya terhadap
6.15penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur sedapat mungkin spesifikasi.
dihindarkan. 6.26Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah pada
6.16akses kebangunan dan fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya suatu pengiriman berisi bahan awal yang benar, dan melakukan
untuk personil yang berwenang. pengamanan terhadap kemungkinan salah penandaan wadah
6.17Pada umumnya pembuatan produk no-obat hendaklah dihindarkan oleh pemasok.
dibuat di area dan dengan peralatan yang khusus untuk produk 6.27 Bahan awal yang diterima hendaklah dikarantina sampai
obat. disetujui dan diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian
Pengawasan Mutu.
BAHAN AWAL 6.28 Bahan awal di awal di area penyimpanan hendaklah diberi label
6.18 Pengadaan bahan awal hendaklah dari pemasok yang telah yang tepat.
disetujui dan memenuhi spesifikasi yang relevan. • Nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan
6.19Semua penerimaan pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah • Nomor bets/control yang diberikan pada saat penerimaan
dicatat. bahan
6.20 Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal • Status bahan
hendaklah memenuhi spesifikasi dan diberi label dengan nama
• Tanggal daluarsa atau tanggal uji ulang bila perlu
yang dinyatakan dalam spesifikasi.
• Jika digunakan system penyimpangan dengan
6.21Tiap pengiriman atau bets bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan
komputerisasi yang divalidasi lengkap.
yang akan menunjukkan identitas pengiriman atau bets selama
6.29 Label yang menunjukkan status bahan awal hendaklah
penyimpanan dan pengolahan.
ditempelkan oleh personil yang ditunjuk oleh kepala bagian
Pengawasan Mutu.
6.30 Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa secara berkata untuk
meyakinkan bahwa wadah tertutup rapat dan diberi label dengan PENIMBANGAN DAN PENYERAHAN
benar,dan dalam kondisi yang baik. 6.47 Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal,
6.31 Bahan awal, terutama yang dapat mengalami kerusakan karena bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap
terpapar sebagai bagian dari siklus produksi dan memerlukan
6.38 Hendaklah secara rutin dilakukan validasi dan/atau peninjauan dokumentasi serta rekonsilisasi yang lengkap.
ulang secara kritis terhadap proses dan prosedur produksi untuk 6.48 Cara penanganan, penimbangan, penghitungan dan penyerahan
memastikan bahwa proses dan prosedur tersebut tetap mampu bahan awal, bahan pengemas, produk antara, dan produk ruahan
memberikan hasil yang dinginkan hendaklah tercakup dalam prosedur tertulis.
6.39 Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk 6.49 Semua pengeluaran bahan awal, bahan pengemas, produk antara
dan produk ruahan termasuk bahan tambahan yang telah
lain harus dihindarkan.
diserahkan sebelumnya ke produksi, hendaklah
6.40 Tiap tahap proses , produk dan bahan hendaklah dilindungi
didokumentasikan dengan benar.
terhadap pencemaran mikroba dan pencemaran lain
6.41 Pencemaran silang hendaklah dihindari dengan tindakan teknis
6.50 Hanya bahan awa, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan yang telah diluluskan oleh Pengawasan Mutu dan masih
atau pengaturan yang tepat.
belum daluarsa yang boleh diserahkan.
6.42 Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan
6.51 Untuk menghindar terjadinya campur baur, pencemaran silang,
efektifitasnya hendaklah diperiksa secara berkala sesuai
hilangnya identitas dan keragu-raguan
prosedur yang ditetapkan.
6.52 Sebelum penimbangan dsn penyerahan, tiap wadah bahan awal
hendaklah diperiksa kebenaran penandaan,termasuk label
SISTEM PENOMORAN BETS/LOT
pelulusan dari bagian Pengawasan Mutu.
6.43 Hendaklah tersedia system yang menjelaskan secara rinci
6.53 Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat ukur
penomoran bets/lot dengan tujuan untuk memastikan bahwa tiap
yang dipakai hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang
bets/lot produk antara, produk ruahan atau produk jadi dapat
ditimbang atau ditakar.
diidentifikasi.
6.44 Sistem ponomaran bets/lots yang digunakan pada tahap 6.54 Untuk penimbangan atau pengukuran hendaklah dilakukan
pembuktian kebenaran Identitas dan jumlah bahan yang
pengolahan dan tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan
ditimbang atau ditakar.
6.45 Sistem penomoran bets/lot hendaklah menjamin bahwa nomor
6.55 Ruang timbang dan penyerahan hendaklah dijaga
bets/lot yang sama tidak dipakai secara berulang
kebersihannya.
6.46 Alokasi nomor bets/lot hendaklah segera dicatat dalam suatu
buku log.
6.56 Kegiatan penimbangan dan penyerahan hendaklah dilakukan 6.66 Wadah dan tutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah,
dengan memakai peralatan yang sesuai dan bersih produk antara dan produk ruahan hendaklah bersih dan dibuat
6.57 Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang diserahkan dari bahan yang tepat sifat dan jenisnya untuk melindungi
hendaklah diperiksa ulang kebenarannya dan ditandatangani produk atau bahan terhadap pencemaran atau kerusakan.
oleh supervisor produksi sebelum dikirim ke bagian produksi. 6.67 Semua wadah dan peralatan yang berisi produk antara
6.58 Sesudah ditimbang atau dihitung, bahan untuk tiap bets hendaklah diberi label dengan benar yang menunjukkan tahap
hendaklah disimpan dalam satu kelompok dan diberi penandaan pengolahan.
yang jelas. 6.68 Semua produk antara dan ruahan hendaklah diberi label dengan
benar dan dikarantina sampai diluluskan oleh bagian
pengawasan mutu.
PENGEMBALIAN 6.69 Semua pengawasan selama proses yang dipersyaratkan
6.59 Semua bahan awa, bahan pengemas, produk antar dan produk hendaklah dicatat dengan akurat pada saat pelaksanaannya.
ruahan yang dikembalikan ke gudang penyimpanan hendaklah 6.70 Hasil nyata tiap tahap pengolahan bets hendaklah dicatat dan
didokumentasikan dengan benar dan direkonsiliasi. diperiksa serta dibandingkan dengan hasil teoritis.
6.60 Semua bahan awa, bahan pengemas, produk antar dan produk 6.71 Dalam semua tahap pengolahan perhatian utama hendaklah
ruahan hendaklah tidak dikembalikan ke gudang penyimpanan diberikan kepada masalah pencemaran silang.
kecuali memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. 6.72 Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam proses
hendaklah ditetapkan.
PENGOLAHAN 6.73 Untuk system komputerisasi yang kritis hendaklah disiapkan
6.61 Semua bahan yang dipakai didalam pengolahan hendaklah system pengganti manakala terjadi kegagalan.
diperiksa sebelum dipakai.
6.62 Kegiatan pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan BAHAN DAN PRODUK KERING
bersamaan atau berurutan didalam ruang yang sama kecuali 6.74 Untuk mengatasi masalah pengendalian debu dan pencemaran
tidak ada resiko terjadinya campur baur atau pencemaran silang. silang yang terjadi pada saat penanganan bahan dan produk
6.63 Kondisi lingkungan diarea pengolahan hendaklah dipantau dan kering.
dikendalikan agar selalu berada pada tingkat yang 6.75 Sistem penghisap udara yang efektif hendaklah dipasang dengan
dipersyaratkan untuk kegiatan pengolahan. letak lubang pembuangan sedemikian rupa untuk menghindari
6.64 Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan hendaklah pencemaran dari produk atau proses lain.
diperiksa sebelum digunakan. 6.76 Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk melindungi produk
6.65 Semua kegiatan pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikuti terhadap pencemaran serpihan logam atau gelas.
prosedur yang tertulis.
6.77 Hendaklah dijaga agar tablet atau kapsul tidak ada yang terselip 6.87 Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa
atau tertinggal tanpa terdeteksi dimesin, alat penghitung atau keausan dan kesesuaiannya terhadap spesifikasi. Catatan
wadah produk ruahan. pemakaian hendaklah disimpan.
7.7 Personal.
a) Tiap peronil yang bertugas melakukan supervisi atau
melakukan kegiatan laboratorium hendaklah memiliki
pendidikan, mendapatkan pelatihan dan pengalaman yang
sesuai atau kombinasinya untuk memungkinkan pelaksanaan
tugas dengan baik.
b) Tiap personil hendakalah memakai pakaian pelindung dan b) baku pembanding hendaklah digunakan sesuai
alat pengaman, seperti masker atau respirator. peruntukkannya seperti yang diuraikan dalam monografi yang
7.8 Peralatan. bersangkutan
a) Perlatan dan instrument laboratorium hendaklah sesuai c) daku pembanding sekunder atau baku pembanding kerja dapat
dengan prosedur pengujian yang dilakukan. dibuat dan dipakai setelah dilakukan pengujian yang sesuai
b) Prosedur tetap untuk pengoperasian tiap instrument dan dan pemeriksaan berkala untuk mengoreksi penyimpangan
peralatan hendaklah tersedia dan diletakkan di dekat yang terjadi serta menjamin ketepatan hasilnya.
instrument atau peralatan yang bersangkutan. d) semua baku pembanding hendaklah disimpan dan ditangani
c) Perlatan, instrument dan perangkat lunak terkait hendaklah secara tepat agar tidak berpengaruh terhadap mutunya.
dikualifikasi , dan di rawat. e) pada label baku pembanding hendaklah dicantumkan kadar,
d) Tanggal kalibrasi, perawatan dan kalibrasi ulang sesuai tanggal pembuatan, tanggak daluarsa, tanggal pertama kali
dengan jadwal hendaklah tertera dengan jelas pada peralatan tutup wadahnya dibuka dan bila perlu kondisi
atau dengan cara lain yang sesuai. penyimpanannya.
e) Hendaklah diberi penandaan yang jelas pada alat yang rusak 7.12 Bila perlu, tanggal penerimaan tiap bahan yang digunakan untuk
atau dalam perawatan. kegiatan pengujian hendaklah tercantum pada wadahnya.
f) Pancuran air, keselamatan dan pembasuh mata hendaklah 7.13 Hewan yang digunakan untuk pengujian komponen, bahan atau
tesedia di dekat area kerja laboratorium. produk, hendaklah bila perlu dikarantina sebelum digunakan.
7.9 Personil, bangunan dan fasilitas serta peralatan laboratorium 7.14 Spesifikasi dan prosedur pengujian
hendaklah sesuai untuk jenis tugas yang ditentukan dan skala a) prosedur pengujian hendaklah divalidasi dengan
kegiatan pembuatan obat memperhatikan fasilitas dan peralatan.
7.10 Pereaksi dan media perbenihan b) semua kegiatan pegujian hedaklah dilakukan sesuai dengan
a) Penerimaan atau pembuatan pereaksi hendaklah dicatat metode.
b) Pereaksi dan perbenihan yang dibuat di laboratorium c) spesifikasi dan prosedur pengujian untuk tiap bahan awal
hendaklah mengikuti prosedur pembuatan tertulis dan diberi hendaklah mencakup spesifikasi dan prosedur pengujian
label yang sesuai mengenai identitas, kemurnian, mutu dan kadar.
c) Baik kontrol positif aupun kntrol negatif hendaklah digunakan d) prosedur pengujian hendaklah mencakup :
untuk memastikan kesesuaianmedia perbenihan. - jumlah sampel
7.11 Baku pembanding - jumlah tip pereaksi
- rumus perhitungan yang digunakan
a) baku pembnding hendaklah menjadi tanggung jwab
- nilai yang diharapkan dan batas toleransi dari tiap
personilyang ditunjuk.
pengujain
e) prosedur pengujian hendaklah mencakup frekuensi pengujian b) prosedur pengambilan sampel
ulang. c) prosedur dan catatan pengujian
f) semua pengujian handaklah mengikuti instruksi yang d) laporan dan atau sertifikat analisis
tercantum dalam prosedur pengujian e) data pemantauan lingkungan
7.15 Catatan analisis f) catatan validasi metode analisis
a) nama dan nomor bets sampel an bentuk sediaan g) prosedur dan catatan kalibrasi instruyen serta perawatan
b) nama petugas yang mengambil sampel peralatan
c) metode analisis 7.18 Semua dokumentasi pengawasan mutu yang terkait dengan catatan
d) semua data seperti berat dan pembacaan buret bets hendaklah disimpan sampai satu tahun setelah tanggal
e) perhtungan dan rumus yang digunakan daluarsa bets yang bersangkutan
f) pernyataan mengenai batas toleransi 7.19 Untuk beberapa jenis data hendaklah dibuat sedemikian rupa
g) pernytaan memenuhi atau tidak memenuhi spesifikasi untuk memungkinkan pelaksanaan evaluasi tren.
h) tanggal dan tanda tangan petugas yang melakukan pengujian 7.20 Di samping informasi yang merupakan bagian dagi catatan bets,
i) pernyataan diluluskan atau ditolak dan usul pemusnahan data asli lain seperti buku, catatan laboratorium dan atau rekaman
j) nama pemasok dan jumlah keseluruhan yang diterima hendaklah disimpan yang tersedia.
k) jumlah keseluruhan dan jumlah wadah bahan awal
PENGAMBILAN SAMPEL
PENGAWASAN BAHAN AWAL, PRODUK ANTARA, PRODUK 7.21 Pengambilan sampel merupakan kegiatan penting di mana hanya
RUAHAN, PRODUK JADI sebagian kecil saja dari bets yang di ambil.
7.16 Spesifikasi 7.22 Personal yang mengambil sampel hendaklah memperoleh
a) tiap spesifikasi hendaklah disetujui dan disimpan oleh bagian pelatihan awal dan pelatihan berkalanjutan. Pelatihan tersebut
Pengawasan Mutu kecuali untuk produk jadi yang harus hendaklah meliputi:
disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu a) Pola pengambilan sampel,
b) revisi berkala dari tiap spesifikasi perlu dilakukan agar b) Prosedur tertulis,
memenuhi Farmakope Indonesia edisi terakhir dan c) Teknik dan peralatan untuk mengambil sampel,
kompendia resmi lain d) Reseko pencemaran silang,
e) Tindakan pencegahan,
DOKUMENTASI f) Pentingnya memperhatikan pemerian bahan, wadah dan label
7.17 Dokumentasi penting yang berkaitan dengan pengawasan mutu secara visual,
berikut ini hendaklah tersedia di bagian Pengawasan Mutu : g) Pentingnya mencatat hal yang tidak diharapkan
a) spesifikasi
Bahan Awal h) Kondisi penyimpanan,
7.23 Identitas suatu bets bahan awal biasanya hanya dapat dipastikan i) Instruksi tentang cara pembersihan dan penyimpanan alat
apabila sampel diambil dari tiap wadah dan dilakakan uji identitas pengambil sampel.
terhadap identitas tiap sampel. 7.29 Tap wadah sampel hendaklah diberi label yang menunjukan;
7.24 Mutu suatu bets bahan awal dapat dinilai dengan mengambildan a) Nama bahan sampel
menguji sampel yang representatif. b) No bets
c) No wadah yang diambilsampel
Bahan Pengemas d) Tanda tangan petugas
7.25 Pola pengambilan sampel bahan pengemas hendaklah setidaknya e) Yanggal pengambilan sampel
memperhatikan hal berikut 7.30 Sebelum dan sesudah tiap pemakaian, alat pengambilan sampel
a) Jumlah yang diterima, hendaklah dibersihkan.
b) Mutu yang dipersyaratkan, 7.31 Pada saat pengambilan hendaklah dilakukan pencegahan agar
c) Sifat bahan, tidak terjadi pencemaran atau campur baur terhadap atau oleh
d) Metode produksi, bahan yang diambil sampelnya.
e) Pengetahuan tentang pelaksanaan sistem Pematian Mutu di
pabrik pembuat bahan pengemas berdasarkan audit.
Kegiatan Pengambilan Sampel. 7.32 Sampel Pertinggal
7.26 Pengambilan sampel hendaklah dilakukan sedemikian rupa untuk
a) Sampel pertinggal dengan identitas yang lengkap yang
mencegah kontaminasi atau efek lain yang berpengaruh tidak baik
mewakili tiap bets bahan aeal untuk tiap penerimaan
terhadap mutu.
hendaklah disimpan untuk jangka waktu tertentu.
7.27 Semua alat pengambil sampel dan wadah sampel hendaklah
b) Sampel pertinggal dengan identitas lengkap yang mewakili
terbuat dari bahan yang inert dan di jaga kebersihannya.
tiap bets produk jadi dalam bentuk kemasan lengkap
7.28 Instruksi pengambilan sampel hendaklah mencakup:
hendaklah disimpan untuk jangka waktu tertentu.
a) Metode dan pola pengambilan sampel,
c) Jumlah sampel pertinggal sekurang-kuragnya dua kali dari
b) Peralatan yang digunakan,
jumlah sampel yang dibutuhkan untuk pengujian lengkap,
c) Jumlah sampel yang diambil,
kecuali untuk uji sterilisasi.
d) Instruksi pembagian sampel sesuai kebutuhan,
d) Sampel Pertinggal hendaklah mewakili tiap bets bahan atau
e) Jenis wadah sampel,
produk yang diambil sampelnya.
f) Identitas wadah yang diambil sampelnya,
e) Sampel pertinggal dari tiap bets produk jadi hendaklah
g) Peringatan khusus yang harus diperhatikan terutama yang
disimpan hingga satu tahun setelah tanggal daluarsa.
berkaitan dengan sampel bahan steril atau berbahaya,
c) Pengujian berkala terhadap lingkungan sekitar area produksi
PERSYARATAN PENGUJIAN untuk mendeteksi produk lain yang dapat mencemari produk
7.33 Bahan awal yang sedang diproses,
Tiap bahan awal hendaklah diuji terhadap pemenuhan d) Pengendalian cemaran udara.
spesifikasiidentitas, kekuatan, kemurnian, dan parameter mutu
lain. Pengawasan Selama Proses
7.34 Bahan Pengemas. 7.38 Semua pengawasan selama proses termasuk yang dilakukan di
Bahan pengemas hendaklah memenuhi spesifikasi, dengan areaa produksi oleh personil produksi, hendaklah dilakukan
penekanan pada kompatibilitas bahan terhadap produk yang menurut metode yang disetujui oleh bagian Pengawasan Mutu dan
diisikan kedalamnya. hasilnya dicatat
7.35 Produk Antara dan Produk Ruahan
a) Untuk memastikan keseragaman dan keutuhan bets, Pengujian Ulang Bahan yang Diluluskan
pengawasn selama proses hendaklah dilakukan pengujian 7.39 Hendaklah ditetapkan batas waktu penyimpanan yang sesuai
sampel yang representatif dari tiap bets produk antara produk untuk tiap bahan awal, produk antara produk ruahan dan produk
ruahan untuk identitas, kekuatan, kemurnian dan mutunya. jadi.
b) Produk antara produk ruahan yang ditolak hendaklah diberi 7.40 Bila suatu bahan disimpan pada kondisi yang tdak sesuai dengan
penandaan dan dikendalikan dengan sistem karantina. yang ditetapkan, bahan tersebut hendaklah diuji ulang dan
dinyatakan lulus oleh bagian Pengawasan Mutu sebelum
7.36 Produk jadi digunakan dalam proses.
a) Tiap bets produk jadi hendaklah diuji terhadap spesifikasi
yang ditetapkan dan dinilai memenuhi syarat sebelum
diluluskan untuk distribusi.
b) Produk jadi yang tidak memenuhi spesifikasi dan kriteria Pengolahan Ulang
mutu lain yang ditetapkan hendaklah ditolak. 7.41 Pengujian tambahan terhadap produk jadi hasil pengolahan ulang
c) Pengendalian Lingkungan hendaklah dilakukan sesuai ketentuan.
7.37 Pengendalian lingkungan hendaklah dilakukan sebagai berikut 7.42 Uji stabilitas lanjut hendaklah dilakukan terhadap produk hasil
a) Pemantauan teratur air untuk proses termasuk pada titik pengolahan ulang sesuai keperluan.
penggunaan, terhadap mutu kimiawi dam mikrobiologis.
b) Pemantauan mikrobiologis secara berkala pada lingkungan Evaluasi Pengawasan Mutu terhadap Prosedur Produksi
produksi,
7.43 Bagian Pengawasan Mutu hendaklah berperan serta dalam d) Bets yang diluluskan dengan pengecualian,
pengembangan prosedur. e) Produk yang beredar.
7.44 Bagian Pengawasan Mutu hendaklah berperan serta dalam
pengembangan prosedur pembersihan dan sanitasi peralatan
produksi.
Studi Stabilitas
7.45 Hendaklah dirancang program uji stabilitas untuk menilai
karakteristik stabilitas obat dan untuk menentukan kondisi
penyimpanan yang dan tanggal daluarsa.
7.46 Program tertulis hendaklah dipatuhi dan mencakup;
a) Jumlah sampel dan interval pengujian berdasarkan kriteria
statistik untuk tiap atribut yang diperiksa untuk memastikan
estimasi stabilitas,
b) Kondisi penyimpanan,
c) Metode pengujian yang dapat diandalkan, bermakana dan
spesifik,
d) Pengujian produk dalam bentuk kemasan yang sama dengan
yang diedarkan,
e) Pengujian produk untuk rekonstitusi dilakukan sebelum dan
sesudah rekonstitusi.