Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Alasan penulisan makalah ini karena minimnya tingkat pengetahuan tentang roda gerinda
dan cara pengopersasian mesin gerinda. Dan di dalam makalah ini dijelaskan bahan-bahan dasar
pembuatan roda gerinda, jenis-jenis pengasah dan perekat. Makalah ini dapat menjadi referensi
untuk mengetahui roda gerinda lebih mendalam.
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa pada umumnya dapat tahu banyak
tentang roda gerinda, karena telah mempunyai dasar pengetahuan dan bermanfaat untuk
mencegah kecelakaan kerja, memudahkan penggerindaan dengan penggunaan roda gerinda yang
sesuai dengan material benda kerja yang akan digerinda. Selain itu kita dapat mempelajari cara-
cara mengoperasikan mesin gerinda.
Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori dalam ukuran dan
jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda gerinda dalam pengasahannya.
1
2. Pembuatan roda-roda gerinda
Proyeksi dari permukaan roda gerinda akan terlihat beribu-ribu butiran tajam. Apabila
diputar dengan kecepatan tinggi dan dipertemukan dengan benda kerja, akan memotong beram-
beram. Beram-beram menjadi merah dan panas karena gesekan yang keras.
4.Bahan Asah/Pengasah
Amril (ampelas), corundum, silicon carbide, alumunium oxide, boron nitride, dan intan
yang dihancurkan adalah bahan-bahan asah yang digunakan sampai sekarang. Bahan-bahan
tersebut beraneka ragam dalam kekerasan dan kerapuhan ,mempunyai sifat dan bentuk yang
berbeda-beda.
- Amril adalah kristal dari alumunium oksida dan besi oksida dengan persentase campuran yang
bermacam-macam.
- Corundum adalah alumunium oksida dengan bermacam-macam tingkat kemurniannya. Amril
dan corundum adalah sebagian besar digunakan dalam pembuatan kertas pengasah dan kain
pengasah.
- Silicon carbide adalah kombinasi kimia dari karbon dan
silicon yang dibuat dari dapur tinggi listrik. Pekerjaan ini
memakan waktu ± 36 jam pada temperatur 2000°C. Setelah
2
silicon carbide
itu silicon carbide diambil dalam bentuk kristal-kristal yang banyak. Silicon carbide berwarna
hitam kehijau-hijauan.
Boron
Nitride
4
Bentuk ini biasa digunakan untuk menggerinda bagian luar dan bagian dalam, baik
pada mesin gerinda silindris, permukaan ataupun mesin gerinda meja.
Ukuran Butiran
Besarnya butiran didapat dengan cara menyaring butiran-butiran tersebut pada penyaring
dengan jumlah mata jala tertentu tiap 1’.
c. Konstruksi mesin.
Kecepatan potong roda gerinda adalah faktor yang berubah-rubah dan mempengaruhi
dalam pemilihan tingkat kekerasan roda gerinda. Disesuikan dengan keterangan-keterangan dari
pabrik pembuat ( lihat tablel kecpatan potong terlampir ).
Pengasahan ( dressing )
Tujuan : untuk mempertajam roda gerinda yang diakibatkan oleh loading dan glazing.
Loading adalah tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh kotoran yang
menutupi sisi potong butiran gerinda.
Glazing adalah tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh ausnya sisi potong
butiran pemotong. Pada umumnya terjadi pada roda gerinda yang keras.
Proses mempertahankan bentuk roda gerinda ( Truing )
Memperbaiki/meratakan permukaan roda gerinda dari permukaan yang tidak rata. Alat
untuk dressing yaitu intan tunggal, dipasang pada poros logam dengan cara di las perunggu.
Intan yang disatukan ( cluster ) di pasang pada poros logam dengan cara di las perunggu. Dalam
penggerindaan alat potong, bentuk gerinda yang digunakan sesuai dengan alat potong yang akan
di asah. Misalnya roda gerinda untuk mengasah sudut-sudut luar berbentuk mangkuk dan bentuk
piringan atau bentuk tipis digunakan untuk mengasah bagian dalam atau alur.
Macam-macam Pengasah.
7
Intan digunakan untuk pekerjaan yang presisi.
Selama pengasahan badan pengasah diletakkan / ditahan oleh penahan alat dan
dimajukan ke permukaan roda gerinda.
1. Struktur butiran batu gerinda yang tidak seragam saat dihasilkan oleh pabrik.
2. Batu gerinda basah akibat memberhentikannya pada saat pendingin masih keluar dari
keran.
Akibat yang ditimbulkan dari batu gerinda yang tidak seimbang diantaranya :
8
Perlengkapan untuk melakukan penyetimbangan antara lain :
9
3) Batu gerinda ditandai dengan kapur pada bagian teratas yang berlawanan dengan pusat
gravitasi.
4) Salah satu bobot penyetimbang dipasang dan dikencangkan searah dengan tanda kapur dan
berlawanan dengan pusat gravitasi bumi. Jangan digeser selama penyetimbangan berlangsung.
Dua bobot penyetimbang lainnya dipasang dekat dengan pusat gravitasi dan masing-masing
mempunyai jarak yang sama ke bobot penyetimbang yang pertama.
5) Batu gerinda diletakkan kembali di posisi tengah jalur dudukan penyetimbang. Batu gerinda
diputar 90° ke arah kanan dan dilepaskan sampai berhenti dengan sendirinya.
6) Bila batu gerinda kembali pada posisi pertama, dua bobot penyetimbang harus diatur
mendekati bobot penyetimbang yang pertama.
10
–
7) Sebaliknya, bila batu gerinda bergulir berlawanan dengan posisi pertama (tanda kapur bawah),
dua bobot penyetimbang harus digeser menjauhi bobot penyetimbang yang pertama.
1. Pukul perlahan batu gerinda dengan kayu atau plastik. Batu gerinda yang baik akan
berbunyi seperti lonceng, sedangkan batu gerinda yang retak tidak akan berbunyi.
2. Pasang batu gerinda pada pencekam.
3. Lakukan proses dressing dan periksa kembali kesetimbangannya.
Pasang batu gerinda pada poros spindle mesin.
7. Pemilihan roda gerinda
A. Sifat fisik dari material yang akan digerinda mempengaruhi pemilihan dari bahan asah.
Gunakan roda gerinda alumunium oksida untuk material-material berkekuatan tarik yang tinggi.
Seperti contoh baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besiI tempa, perunggu dll.
Gunakan roda gerinda silicon carbide untuk material berkekuatan tarik yang rendah. Seperti
contoh besi kelabu, kuningan dan perunggu, alumunium dan tembaga, granite, karet, kulit dll.
11
Gunakan roda gerinda keras untuk material yang lunak dan gunakan roda gerinda lunak untuk
material yang keras. Bila menggerinda material keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari
material lunak, maka lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah
atau meninggalkan roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai
penggantinya.Material lunak kurang cepat penumpulan butiran-butirannya. Perekat kuat
memungkinkan pemegangan butiran-butiran lebih lama.
B. Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta mempengaruhi
Pemilihan dari ukuran butiran, struktur dan tipe perekat. Gunakan roda gerinda yang kasar dan
berpori-pori untuk pemkanan banyak. Gunakan roda gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian
yang baik.
Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk material liat dan berbutiran halus untuk
material keras.Disini kecepatan produksi bukan faktor yang penting,gunakan roda gerinda elastis
untuk penyelesaian yang terbaik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gerinda Silinder
1.1 Definisi
Menggerinda silinder adalah salah satu proses pemotongan/ pengasahan benda kerja yang
berbentuk silinder dengan menggunakan alat potong (batu gerinda) yang berputar. Prinsip
12
kerjanya ialah batu gerinda memotong benda kerja silinder dengan arah putaran yang
berlawanan.
13
Mesin gerinda silinder memiliki beberapa bagian – bagian utama antara lain:
Keterangan :
14
d. Knob pengatur waktu j. pengatur pemakanan otomatis
m. Pengatur langkah
3. Kepala Lepas
Digunakan sebagai penyangga apabila
mencekam benda kerja dengan dua senter.
5. Panel Kontrol
Pengontrol proses kerja mesin.
6. Perlengkapan Pendingin
Tempat pengatur aliran cairan pendingin.
1.2 Langkah Kerja
1. Menggerinda silinder rata
- Setting batu gerinda agar seimbang ketika dipasang pada mesin.
- Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “lathe dog” pada ujung benda kerja.
- Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu
15
terhadap benda kerja, putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kelurusan meja gerinda
dengan menggunakan dial indicator.
- Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga
mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua, lalu posisi
akhir.
- Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel pemakanan
ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda kerja dengan
ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
- Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai
dengan gambar kerja.
- Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.
2. Menggerinda silinder tirus
- Ukur benda kerja dari dimensi panjang, diameter awal dan diameter akhir, dan hitung pula
sudut tirusnya dengan menggunakan rumus phytagoras.
- Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “lathe dog” pada ujung benda kerja.
- Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu
terhadap benda kerja, putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kemiringan meja gerinda
dengan menggunakan dial indicator.
- Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga
mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua, lalu posisi
akhir.
- Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel pemakanan
ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda kerja dengan
ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
- Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai
dengan gambar kerja.
- Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.
16
- Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “head dog” pada ujung benda kerja.
- Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu
terhadap benda kerja (langkah jalan benda kerja hanya sepanjang tingkatan yang telah dipilih),
putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kelurusan meja gerinda dengan menggunakan dial
indicator.
- Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu
hingga mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua,
lalu posisi akhir.
- Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel
pemakanan ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda
kerja dengan ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol
pemakanan.
- Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang
sesuai dengan gambar kerja.
- Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.
mengatur meja tirus
a. Pasang poros pemeriksa taper diantara senter dan serongkan meja menurut skala
sudut.
b. Sentuhkan permukaan poros pemeriksa dengan ujung pengukur dari dial dan
gerakkan meja dengan menggunakan roda pemutar.
d. Lepas poros pemeriksa dan pasang benda kerja antara senter,gerinda sampai
bersih.
Pengecekan tirus.
pengecekan benda kerja digaris dengan arah sejajar sumbu longitudinal,garis-garis berbeda
90º.
17
a. Pasangkan benda kerja dan ring pemeriksa bersama-sama. Putar keduanya saling
berlawanan satu sama lain dengan sedikit tekanan.
b. Apabila garis tidak terhapus untuk seluruh permukaan,berarti tirus tidak seluruhnya
bersentuhan diatur dengn mengunakan slip gauges.
c. Sebelum proses penyerongan meja, meja harus diatur pada posisi nol yang tepat. Ini
harus dilakukan dengan menggerinda poros dengn keselindrisan yang teliti.
d. Setelah x dihitung dan dial dipasang nol, meja disorongkan ,sedang slip gauges
diletakkan diantara bidang dasar dan dial. Meja diatur sampai dial menunjukan posisi nol seperti
semula.
a. The flood system : coolant (cairan pendingin) disemprot pada permukaan benda kerja
dan batu gerinda dan sisa coolant ditampung kembali pada reservoir kemudian
difilter untuk digunakan kembali
18
b. Through the wheel cooling : coolant disalurkan ke lekukan rongga di pinggir roda
gerinda, sewaktu mesin menyala gaya sentrifugal mendorong coolant menyebar pada
permukaan antara benda kerja dan roda gerinda.
c. The mist cooling system : sistem ini menggunakan udara sebagai media coolant. Udara
membawa sejumlah kecil coolant sewaktu melewati tabung T dan menyalurkan ke dalam
pipa yang berhubungan dengan permukaan antara benda kerja dan roda gerinda. Uap air
tersebut kemudian menguap dan mendinginkan permukaan dan juga menghilangkan
geram.
Tuas utama dalam operasinya.
• Memajukan gerinda, roda berputarnya benda kerja dan geraknya meja.
• Setelah selesai (sparking out).
• Mundurnya roda gerinda, dan kembali ke posisi kedalam semula,benda kerja dan meja
berhenti.
Dalam gerinda silinder senter tetap dan spindle di bedakan.
• Senter tetap: Jika menggerinda antara senter, hanya plat pemutar yang berputar. Sedang
senter dijaga tak berputar dengan pin.
• Spindle : Jika menggerinda dengan ragum (chuck), spindle berputar dengan benda kerja.
Sedang pemutar (drive dag) dimasukan kecelah spindle. Spindle harus berputar secara
baik, harus diatur dengan teliti menjaga supaya benar-benar bulat benda kerja yang
dihasilkan.
Prinsip konstruksinya:
• Pin keluar, dan pemutar di masukan kecelah spindle apabila bekerja dengan spindle.
19
1.3 Perlengkapan Mesin Gerinda Silinder
Chuck 3 rahang
Collet
COLLET
• Untuk mencekam benda kerja
silindris
• Kolet mempunyai berbagai
ukuran sesuai diameter benda
kerja
• Biasa digunakan pada benda
kerja dengan diameter kecil
Digunakan untuk mencekam benda kerja yang permukaan diameter luarnya halus.
20
LATHE DOG
• Alat untuk membawa benda kerja
yang berhubungan dengan pelat
pembawa
Face plate
– Digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan cekam 3
rahang ataupun collet.
– Digunakan untuk menggerinda permukaan diameter dalam benda kerja.
Senter dengan ulir
Digunakan sebagai senter penyangga dan dipasang pada spindle utama bendakerja untuk
pencekaman dengan 2 senter.
Digunakan untuk mengikat benda kerja berdiameter agak besar namun pendek.
Dial indicator
21
Digunakan untuk menumpu pada penggerindaan dalam benda kerja panjang.
Digunakan untuk menumpu pada penggerindaan benda kerja diameter luar kecil dan
panjang.
Kunci Chuck
KUNCI CHUCK
Kunci yang dipakai untuk mengencangkan
rahang/gigi chuck
Untuk melakukan penggerindaan dalam, kita dapat menggunakan tiga roda gerinda antara
lain :
22
Pemasangannya dapat dilakukan dengan menggunakan collet dan pemegang collet.
Kemudian pemegang collet dapat dipasang langsung pada spindel mesin.
Sebelum memulai proses penggerindaan, kita harus melakukan pen-dial-an terlebih dahulu
Silinder dan lubang konis dapat diselesaikan dengan penggerindaan diameter dalam dua metode,
diantaranya :
1. Penggerindaan dengan benda kerja berputar, misalnya : ring, bush, dll.
2. Penggerindaan dengan benda kerja tidak berputar, misalnya : jig, dies, dll.
Untuk penggerindaan diameter dalam, roda gerinda tidak boleh lebih besar dari 3/4 lubang
diameter benda kerja. Selain itu, poros roda gerinda dibuat sependek dan sekuat mungkin.
23
1.1. Lubang Silindris
25
2. Penggerindaan dengan benda kerja tidak berputar
Untuk penggerindaan benda kerja yang tidak dapat dicekam pada poros roda gerinda,
penggerindaan harus dilakukan dengan menggunakan mesin jig boring dengan memakai gerinda
planet khusus.
26
(rpm)
Di mana:
n = kecepatan putar (rpm)
Vc = kecepatan potong (m/det)
d = diameter batu gerinda (mm)
Contoh:
Sebuah batu gerinda dengan diameter 100 mm, kecepatan potong
10 m/det. Hitung kecepatan putar batu gerinda!
Jawab:
n = vc 1.000 60
d
=
10 m/det 1.000 60
3,14 100 mm
=
1.910 rpm
2) Menghitung kecepatan putar benda kerja
Kecepatan putar benda kerja secara teoritis dapat dihitung dengan
rumus:
nw = vw 1.000
d
(rpm)
Di mana:
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
Vw = kecepatan potong benda kerja (m/mnt)
d = diameter benda kerja (mm)
Contoh:
Sebuah poros dengan diameter 50 mm yang akan digerinda dengan
kecepatan potong 15m/menit. Hitung kecepatan putar batu gerinda!
27
Jawab:
nw = vw 1.000
d
=
15 m/det 1.000
3,14 20 mm
=
239 rpm
3) Menghitung kecepatan gerak meja (feeding) pada mesin gerinda
silindris
Kecepatan gerak meja mesin gerinda silindris secara teoritis dapat dihitung
dengan rumus:
Ls = nw × s
Di mana:
Ls = kecepatan gerak meja (m/mnt)
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
S = kecepatan pemotongan setiap putaran benda kerja (m/putaran).
Contoh:
Sebuah poros akan digerinda dengan kecepatan putar benda kerja
250 rpm, kecepatan pemotongan setiap putaran 0,02 m/putaran. Hitung
kecepatan gerak meja!
Jawab:
Ls = nw × s = 250 rpm × 0,02 m/putaran = 5 m/menit
28
2. Gerinda Datar
2.1 Definisi
Menggerinda datar adalah proses pemakanan benda kerja dengan menggunakan batu
gerinda yang berputar, dimana benda kerja di cekam pada bidang datar menggunakan alat
cekam khusus.
2.2 Jenis Mesin Gerinda
1.1 Berdasarkan Sumbu Utama
- Mesin Gerinda Datar Horisontal dengan gerak meja bolak-balik, digunakan untuk
menggerinda benda-benda permukaan rata dan menyudut.
- Mesin Gerinda Datar Horisontal dengan gerak meja berputar, digunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros.
29
- Mesin Gerinda Datar Vertikal dengan gerak meja berputar, digunakan untuk menggerinda
permukaan rata poros.
- mesin gerinda datar semi otomatik:prosesnya masih menggunakan manual dan otomatis
mesin.
- mesin gerinda datar otomatis:untuk proses kerja nya digunakn system ototmatis yaitu
dengan system pemrogaraman NC dan CNC.(numerical control dan computer numerical
control).
30
B. Mesin Gerinda Mata Bor dibagi menjadi 2 bagian :
a. Untuk diameter kecil
Digunakan untuk mengasah mata bor yang diameternya kecil sampai Ø 6 mm
a. Kepala Utama:
bagian yang menghasilkan gerak putar roda gerinda dan gerakan pemakanan.
b. Meja :
Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
c. Panel Kontrol
Bagian pengatur proses kerja mesin.
31
d. Perlengkapan Pendingin
Berfungsi sebagai tempat pengatur aliran cairan pendingin.
1. Pencekaman elektromagnetik
Bentuk umum konstruksi dan rupa dari pencekam ini sama dengan tipe listrik, beda
prinsipnya hanya pada magnitnya yang permanen. Magnit2 dipasang dalam butiran2 besi
silikon untuk muatan magnit. Butiran-butiran ini sebagai unit kekuatan. Butiran-butiran
dikurung dalam selubung yang non-magnit, diantara dasar dan pelat atas, yang keduanya
dibuat dari baja lunak. Pelat atas memiliki logam yang disisipkan, terpisah kemagnitannya
dari pelat baja dengan menyisipkan material anti magnit di sela-selanya. Butiran dalam
selubung mempunyai gerakkan longitudinal yang diatur oleh batang eksentrik, dilakukan
dengan tuas.
33
Dalam posisi OFF magnit dipindahkan sehingga butiran dan penyisip tidak segaris.
Aliran magnit masih melalui pelat dasar dan butiran-butiran, tetapi tertutup oleh perlat atas
dan penyisip, apalagi untuk melalui benda kerja.
Keuntungan dari magnit permanen yaitu tak tergantung dari listrik (DC) dan dapat
dipasang juga di ragum berputar. Permanen magnit dapat hilang kemagnitannya oleh karena
waktu.
3. Packing berlapis
Jika diperlukan pemegangan benda kerja pada ragum magnit dengan bantuan blok
penahan anara benda kerja dan ragum, blok penahan dari baja seluruhnya sangat tidak
menguntungkan karena menyerap seluruh aliran magnit, sehingga tidak ada kekuatan untuk
memegang benda.
Jika jarak antara kutub meja magnit terlalu besar untuk memegang benda kerja kecil dan
tipis, pengurang jarak kutub dapat digunakan.
5. Penghilang magnit
Setelah benda kerja berada di meja magnit diperlukan penghilangan magnit yaitu sisa
kemagnitan yang mungkin akan menghalangi dalam pemakaiannya. Penghilangan magnit
dilakukan dengan memberikan pada benda kerja aliran magnit yang berbeda, yang mana
akan menghilangkan sisa-sisa kemagnitan. Benda kerja dilewatkan melalui celah antara 2
kutub magnit yang berbeda.
6. Ragum penggerindaan
34
(USTER). Ragum ini mempunyai keuntungan bahwa benda kerja tidak akan terangkat ketika
dijepit dan semua permukaan tergerinda tegak lurus.
Permukaan benda kerja yang dijepit oleh ragum ini menghasilkan bidang yang akan
tergerinda dengan kesikuan dan kesejajaran yang baik. Ragum dicekam dengan
menggunakan pencekam magnet dalam posisi yang bias diubah-ubah sesuai dengan
penggerindaan yang diinginkan. Bidang-bidang dari ragum digunakan sebagai bidang dasar
dan penahan.
Permukaan bidang pencekam dan tercekam harus bersih dari kotoran-kotoran yang
mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan.
Menggerinda benda kerja tegak lurus, ragum diputar 90° tanpa membuka benda kerja,
bidang-bidang dari ragum digunakan sebagai bidang dasar dan penahan. Harus diperhatian
bahwa benda kerja harus keluar salah satu sisinya dari rahang-rahang ragum, sebelum
memulai penggerindaan pada permukaan pertama.
7. Meja sinus
35
8. Pemegangan benda kerja dengan bidang penahan (kontak) yang kecil
Benda kerja dengan bidang penahan yang kecil, harus dijepit dalam ragum
penggerindaan. Untuk mendapatkan kesejajaran dua bidang dengan tepat, pemegangan
langsung pada meja magnit mungkin diperlukan. Benda kerja harus dicegah berputar dengan
meletakkan batang pemberhenti di dekat bidang yang digerinda. Packing berlapis dan blok
paralel dapat digunakan untuk tujuan ini. Benda kerja tidak boleh menyentuh packing
berlapis karena packing berlapis tersebut dapat menarik benda kerja itu dan mengakibatkan
benda kerja itu tidak paralel sebab packing tidak tepat siku.
Benda kerja bengkok dipegang di meja magnit dengan tujuan benda kerja tidak akan
bergoyang. Pelat-pelat baja harus diletakkan di bawah bagian yang bengkok agar dapat
mencegah perubahan bentuk material selama tertarik dalam bidang magnit.
10. Posisi dari benda kerja persegi panjang pada meja magnit
Dalam aturan umum, benda kerja persegi panjang diletakkan di meja magnit dengan
bidang yang panjang sesumbu dengan gerakan longitudinal dari meja mesin. Di posisi ini
benda kerja menyilang lebih banyak magnit-magnit dan bergeraknya benda kerja terkurangi
Alat-alat pencekaman
• Meja sinus
Digunakan untuk penggerindaan menyudut dengan ketelitian hingga detik. Sistim
pencekaman menggunakan magnit permanen atau klem.
36
Meja jenis ini selain dapat membentuk sudut kea rah vertical, juga ke arah
horizontal.
c). beralur-V
37
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan melakukan praktik kerja gerinda ini memerlukan ketelitian yang extra, dan
diharapkan agar praktikan dapat melaksanakan kegiatan praktik dengan sabar, teliti ,
bertanggung jawab serta mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh instruktur hal ini
bertujuan agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak dapat terjadi kecelakaan kerja tidak akan
terjadi jika praktikan mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan kecuali atas kehendak
Tuhan Yang Maha Kuasa.
38
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id/bookmark/4666/pemakanan
http://www.virtualmachineshop.com/library/grinding
http://www.virtualmachineshop.com/library/grindingwheel
http://www.scribd.com/mempergunakan_mesin_gerinda.html
http://www.wikipedia.com/surface_grinding
http://www.wikipedia.com/cylindrical_grinding
39