Вы находитесь на странице: 1из 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktek Bengkel

Alasan penulisan makalah ini karena minimnya tingkat pengetahuan tentang roda gerinda
dan cara pengopersasian mesin gerinda. Dan di dalam makalah ini dijelaskan bahan-bahan dasar
pembuatan roda gerinda, jenis-jenis pengasah dan perekat. Makalah ini dapat menjadi referensi
untuk mengetahui roda gerinda lebih mendalam.

Makalah ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa pada umumnya dapat tahu banyak
tentang roda gerinda, karena telah mempunyai dasar pengetahuan dan bermanfaat untuk
mencegah kecelakaan kerja, memudahkan penggerindaan dengan penggunaan roda gerinda yang
sesuai dengan material benda kerja yang akan digerinda. Selain itu kita dapat mempelajari cara-
cara mengoperasikan mesin gerinda.

1.2 Landasan Teori

Penggerindaan adalah proses pemotongan/pengasahan logam. Roda gerinda mempunyai


beribu-ribu sisi-sisi potong yang sangat kecil sebagai pengganti sisi potong yang lebar dari pisau-
pisau potong yang berputar.

1. Bagian-Bagian dari Roda Gerinda

Setiap roda gerinda mempunyai dua komponen :

- Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.

- Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat butiran-butiran abrasive selama


pemotongan.

Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori dalam ukuran dan
jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda gerinda dalam pengasahannya.

1
2. Pembuatan roda-roda gerinda

Butiran-butiran abrasive dan perekat


dicampur, kemudian dicetak/dibentuk dan
dikeringkan dalam cetakan pada tekanan yang
tinggi dan suhu antara 42°- 45° C. Ukuran terakhir
dan bentuknya dibuat setelah proses pengeringan.
Perekat roda gerinda kemudian di “vitrify” kan pada
suhu antara 1200°- 1300°C dan didinginkan dengan
perlahan-lahan sekali. Proses pendinginan kadang-
kadang maksimum lamanya 120 hari. Sebagai tindakan pencegahan demi keamanan,
pemeriksaan yang teliti diadakan setelah proses pendinginan.

3. Aksi Potong (pemotongan)

Proyeksi dari permukaan roda gerinda akan terlihat beribu-ribu butiran tajam. Apabila
diputar dengan kecepatan tinggi dan dipertemukan dengan benda kerja, akan memotong beram-
beram. Beram-beram menjadi merah dan panas karena gesekan yang keras.

4.Bahan Asah/Pengasah

Amril (ampelas), corundum, silicon carbide, alumunium oxide, boron nitride, dan intan
yang dihancurkan adalah bahan-bahan asah yang digunakan sampai sekarang. Bahan-bahan
tersebut beraneka ragam dalam kekerasan dan kerapuhan ,mempunyai sifat dan bentuk yang
berbeda-beda.
- Amril adalah kristal dari alumunium oksida dan besi oksida dengan persentase campuran yang
bermacam-macam.
- Corundum adalah alumunium oksida dengan bermacam-macam tingkat kemurniannya. Amril
dan corundum adalah sebagian besar digunakan dalam pembuatan kertas pengasah dan kain
pengasah.
- Silicon carbide adalah kombinasi kimia dari karbon dan
silicon yang dibuat dari dapur tinggi listrik. Pekerjaan ini
memakan waktu ± 36 jam pada temperatur 2000°C. Setelah

2
silicon carbide
itu silicon carbide diambil dalam bentuk kristal-kristal yang banyak. Silicon carbide berwarna
hitam kehijau-hijauan.

- Alumunium oxide yang mula-mula berasal dari bauksit, juga


alumunium
dibuat dalam dapur tinggi listrik. Bauksit lebur dalam temperatur ± oxide
2100°C. Batangan-batangan dipatahkan, dihancurkan dan digiling
menjadi butiran-butiran kecil.

- Boron nitride adalah hasil produksi buatan General Electrik Corp.


Barang tersebut mempunyai
bentuk kristal berbentuk kubus keras sepertisilicon
carbide, suhunya stabil hingga 1400°C.

Boron
Nitride

- Intan adalah bahan asah yang terkeras. Carbon yang murni,


sekarang ini dibuat untuk pembuatan proses industri.
Intan /
diamond
5. Perekat

Perekat harus mengikat butiran-butiran pengasah bersama-sama dan melengkapi roda


gerinda dengan kekuatan dan kekerasan. Ada beberapa tipe perekat yang digunakan dan masing-
masing tipe mempunyai kegunaan tersendiri.
- Vitrified bonds adalah suatu campuran dari tanah liat, feldspar dan kwrsa dicampur pada suhu
kira-kira 1100°-1350°C. Roda gerinda ini sensitif terhadap hentakan dan pukulan tapi tidak
berubah karena panas atau dingin dan tidak dapat dipengaruhi oleh air, asam atau oli. Roda
gerinda ini tidak dibuat dalam bentuk yang tipis seperti roda gerinda gerinda untuk memotong
karena tidak dapat menerima beban dari samping. Perekat ini dicampur dalam bermacam-macam
persentase yang baik sehingga mendapatkan bermacam-macam tingkatan. Kepadatan dari roda
gerinda dapat dengan mudah ditentukan oleh proses “vitrified”.
- Silicate bonds (mineral bond) komponen ini digunakan silicate dari soda (water glass). Oksida
3
seng ditambahkan sebagai bahan anti air. Campuran butiran-butiran pengasah dan perekatnya
dipadatkan didalam cetakan besi dan dibakar pada temperatur 260°C selama 2 - 4 hari. Dengan
perekat ini butiran-butiran pengasah lebih mudah lepas dari pada vitrified bond dan roda gerinda
ini disebut “pulder acting” yang digunakan khusus untuk mengasah alat-alat potong.
- Shellac bonds (organik bond) Roda gerinda “shellac” dapat dibuat tipis 3 mm atau
kurang.Serbuk shellac dicampur dengan butiran-butiran pengasah dan dipanaskan sampai
shellacnya meleleh dan menyelimuti setiap butiran pengasah. Campuran ini diroll menjadi
lembaran dan dipotong. Perekat ini baik untuk pengerjaan halus dan ketahanan terhadap panas
rendah..
- Rubber bonds (organik bond) untuk membuat roda gerinda ini, karet murni dicampur dengan
sulfur sebagai komponen pemanas. Roda gerinda ini dapat digunakan juga sebagai pemotong.
- Synthetic resin bond bakelite adalah salah satu perekat yang digunakan untuk pembuatan roda
gerinda potong yang tipis. Perekat ini elastis dan ulet. Digunakan untuk menghilangkan kerak-
kerak besi tuang dan menggerinda las.

6. Penandaan Roda Gerinda

Bila memesan roda gerinda,keterangan yang harus ditunjukkan :

Kualitas (macam-macam bahan


asah),ukuran (garis tengah, lebar, lubang),
bentuk, ukuran butiran, tingkat dan struktur.
Perserikatan industri bahan asah telah
menyesuaikan sistem penandaan untuk roda
gerinda dengan British Standardised. Contoh :
A 46 K 15 V
Bahan asah Ukuran butiran Tingkat Struktur

Bentuk-Bentuk Batu gerinda


a. Batu Gerinda Lurus

4
Bentuk ini biasa digunakan untuk menggerinda bagian luar dan bagian dalam, baik
pada mesin gerinda silindris, permukaan ataupun mesin gerinda meja.

b. Batu Gerinda Silindris


Fungsinya, untuk menggerinda sisi benda kerja. Batu gerinda ini compatible
dengan mesin gerinda sumbu tegak dan sumbu mendatar.

c. Batu Gerinda Mangkuk Lurus


Fungsinya adalah untuk menggerinda bagian sisi benda kerja baik yang dipakai
pada mesin gerinda sumbu tegak ataupun sumbu mendatar.

d. Batu Gerinda Mangkuk Miring


Fungsi utamanya untuk menggerinda/mengasah alat potong, misalnya pisau frais,
pahat bubut, pisau-pisau bentuk, dan lain-lain.

e. Batu Gerinda Tirus Dua Sisi


Fungsi utamanya membersihkan percikan las pada benda-benda setelah dilas.

f. Batu Gerinda Cekung Satu Sisi


5
Pada prinsipnya batu gerinda ini digunakan untuk penggerindaan silindris, tetapi
banyak juga untuk penggerindaan pahat bubut.

g. Batu Gerinda Cekung Dua Sisi


Fungsi utama untuk penggerindaan silindris.

h. Batu Gerinda Piring


Fungsi utamanya untuk menggerinda pisau-pisau frais pada gerinda alat potong.

i. Batu Gerinda Piring Sisi Radius


Fungsi utamanya untuk membentuk gigi gergaji (gumming), bukan mengasah.

Ukuran Butiran
Besarnya butiran didapat dengan cara menyaring butiran-butiran tersebut pada penyaring
dengan jumlah mata jala tertentu tiap 1’.

Tingkat Kekerasan (Grade)

Yang dimaksud buka kekerasan butirannya melainkan kemampuan perekat untuk


mengikat butiran pemotong dalam melwan pelepasan butiran akibat adanya tekanan
pemotongan.
6
Faktor yang mempengaruhi tingkat kekerasan roda gerinda.

a. Kecepatan potong mesin gerinda

b. Kecepatan potong benda kerja

c. Konstruksi mesin.

Kecepatan potong roda gerinda adalah faktor yang berubah-rubah dan mempengaruhi
dalam pemilihan tingkat kekerasan roda gerinda. Disesuikan dengan keterangan-keterangan dari
pabrik pembuat ( lihat tablel kecpatan potong terlampir ).

Pengasahan dan pembentukan roda gerinda.

Pengasahan ( dressing )

Tujuan : untuk mempertajam roda gerinda yang diakibatkan oleh loading dan glazing.

 Loading adalah tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh kotoran yang
menutupi sisi potong butiran gerinda.
 Glazing adalah tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh ausnya sisi potong
butiran pemotong. Pada umumnya terjadi pada roda gerinda yang keras.
Proses mempertahankan bentuk roda gerinda ( Truing )
Memperbaiki/meratakan permukaan roda gerinda dari permukaan yang tidak rata. Alat
untuk dressing yaitu intan tunggal, dipasang pada poros logam dengan cara di las perunggu.
Intan yang disatukan ( cluster ) di pasang pada poros logam dengan cara di las perunggu. Dalam
penggerindaan alat potong, bentuk gerinda yang digunakan sesuai dengan alat potong yang akan
di asah. Misalnya roda gerinda untuk mengasah sudut-sudut luar berbentuk mangkuk dan bentuk
piringan atau bentuk tipis digunakan untuk mengasah bagian dalam atau alur.

Macam-macam Pengasah.

1) Pengasah dari intan.


Pemakaian intan sebagai alat dressing :

7
Intan digunakan untuk pekerjaan yang presisi.

Intan sangat keras dan tahan pakai tapi mudah pecah.

2) Pengasah dengan roda- roda Carborundum


Digunakan untuk mengasah roda-roda gerinda ukuran menengah. Pengasah
ditekankan kearah roda gerinda dan digerakkan melintang permukaan roda gerinda
hingga rata.

3) Pengasah dengan batang carborundum


Digunakan untuk mengasah roda gerinda yang kecil dan halus. Pengasah harus
ditahan oleh penahan alat.

4) Pengasah dengan roda gigi dan besi buang lunak


Digunakan untuk pengasahan roda gertinda ukuran besar dan kasar.

Selama pengasahan badan pengasah diletakkan / ditahan oleh penahan alat dan
dimajukan ke permukaan roda gerinda.

➢ Balancing batu gerinda


Balancing dari batu gerinda bertujuan untuk pembagian berat dari batu gerinda yang tidak
sama dengan menggunakan bobot penyetimbang.

Penyebab tidak seimbangnya batu gerinda antara lain :

1. Struktur butiran batu gerinda yang tidak seragam saat dihasilkan oleh pabrik.

2. Batu gerinda basah akibat memberhentikannya pada saat pendingin masih keluar dari
keran.

3. Adanya cacat pada roda gerinda akibat benturan

Akibat yang ditimbulkan dari batu gerinda yang tidak seimbang diantaranya :

1. Kualitas permukaan benda kerja yang dihasilkan kurang bagus.

2. Mempercepat keausan bantalan pada mesin gerinda.

8
Perlengkapan untuk melakukan penyetimbangan antara lain :

– Dudukan penyetimbang sistem roller.


– Dudukan penyetimbang dengan water pas berbentuk lingkaran.
– Arbor penyetimbang tanpa ulir.
– Arbor penyetimbang dengan ulilr.
– Pencekam batu gerinda dengan 3 bobot penyetimbang yang dapat dilepas.
– Pencekam batu gerinda dengan 3 bobot penyetimbang yang tidak dapat dilepas.
– Pencekam batu gerinda dengan 2 bobot penyetimbang yang dibelah.
Pada kenyataannya setiap batu gerinda tidak
mempunyai kerapatan yang sama pada setiap titiknya. Hal
ini bisa dicek dengan cara memutar batu gerinda pada
sumbunya, kemudian ditunggu sampai berhenti. Jika ada
titik tertentu selalu berada di bawah, batu gerinda tidak
setimbang. Batu gerinda ini jika akan digunakan harus
disetimbangkan terlebih dahulu. Batu gerinda dikatakan
setimbang apabila saat diputar pada sum bunya dapat
berhenti di mana saja. Pada proses penggerindaan presisi, kesetimbangan batu gerinda
merupakan hal yang sangat penting dibandingkan dengan penggerindan tangan/manual. Batu
gerinda yang setimbang akan menghilangkan getaran, serta akan mendapatkan hasil yang
permukaan yang lebih baik dan memakainya lebih mudah.
Dalam penyetimbangan batu gerinda ada beberapa peralatan yang dibutuhkan antara lain:
collet batu gerinda, bobot penyetimbang, sumbu penyetimbang, dan dudukan penyetimbang.
Bobot penyetimbang berfungsi untuk mengimbangi titik-titik yang lebih rapat (berat) dan
dipasang pada alur muka yang ada pada collet.
Langkah-langkah penyetimbangan batu gerinda sebagai berikut.
1) Batu gerinda yang terpasang pada arbor, diletakkan pada jalur penyetimbang. Posisi arbor
harus tegak lurus dan di tengah kedua jalur penyetimbang. Untuk mendapatkan ketegaklurusan
arbor, dapat menggunakan alat ukur waterpass (Gambar 10.86).
2) Batu gerinda dibiarkan bergulir ke kiri dan ke kanan dengan sendirinya sampai berhenti.
Bagian yang terberat ada pada bagian yang terbawah (pusat gravitasi).

9
3) Batu gerinda ditandai dengan kapur pada bagian teratas yang berlawanan dengan pusat
gravitasi.

4) Salah satu bobot penyetimbang dipasang dan dikencangkan searah dengan tanda kapur dan
berlawanan dengan pusat gravitasi bumi. Jangan digeser selama penyetimbangan berlangsung.
Dua bobot penyetimbang lainnya dipasang dekat dengan pusat gravitasi dan masing-masing
mempunyai jarak yang sama ke bobot penyetimbang yang pertama.

5) Batu gerinda diletakkan kembali di posisi tengah jalur dudukan penyetimbang. Batu gerinda
diputar 90° ke arah kanan dan dilepaskan sampai berhenti dengan sendirinya.

6) Bila batu gerinda kembali pada posisi pertama, dua bobot penyetimbang harus diatur
mendekati bobot penyetimbang yang pertama.

10

7) Sebaliknya, bila batu gerinda bergulir berlawanan dengan posisi pertama (tanda kapur bawah),
dua bobot penyetimbang harus digeser menjauhi bobot penyetimbang yang pertama.

Untuk batu gerinda yang baru, langkah penyetimbangannya antara lain :

1. Pukul perlahan batu gerinda dengan kayu atau plastik. Batu gerinda yang baik akan
berbunyi seperti lonceng, sedangkan batu gerinda yang retak tidak akan berbunyi.
2. Pasang batu gerinda pada pencekam.
3. Lakukan proses dressing dan periksa kembali kesetimbangannya.
Pasang batu gerinda pada poros spindle mesin.
7. Pemilihan roda gerinda

Syarat utama yang diperhatikan dalam pemilihan roda gerinda ialah :

A. Sifat fisik dari material yang akan digerinda mempengaruhi pemilihan dari bahan asah.
Gunakan roda gerinda alumunium oksida untuk material-material berkekuatan tarik yang tinggi.
Seperti contoh baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besiI tempa, perunggu dll.
Gunakan roda gerinda silicon carbide untuk material berkekuatan tarik yang rendah. Seperti
contoh besi kelabu, kuningan dan perunggu, alumunium dan tembaga, granite, karet, kulit dll.

11
Gunakan roda gerinda keras untuk material yang lunak dan gunakan roda gerinda lunak untuk
material yang keras. Bila menggerinda material keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari
material lunak, maka lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah
atau meninggalkan roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai
penggantinya.Material lunak kurang cepat penumpulan butiran-butirannya. Perekat kuat
memungkinkan pemegangan butiran-butiran lebih lama.

B. Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta mempengaruhi
Pemilihan dari ukuran butiran, struktur dan tipe perekat. Gunakan roda gerinda yang kasar dan
berpori-pori untuk pemkanan banyak. Gunakan roda gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian
yang baik.

Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk material liat dan berbutiran halus untuk
material keras.Disini kecepatan produksi bukan faktor yang penting,gunakan roda gerinda elastis
untuk penyelesaian yang terbaik.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Gerinda Silinder

1.1 Definisi
Menggerinda silinder adalah salah satu proses pemotongan/ pengasahan benda kerja yang
berbentuk silinder dengan menggunakan alat potong (batu gerinda) yang berputar. Prinsip

12
kerjanya ialah batu gerinda memotong benda kerja silinder dengan arah putaran yang
berlawanan.

Jenis Mesin Gerinda Silinder

Berdasarkan konstruksi mesinnya, gerinda silinder dapat dibedakan menjadi beberapa


jenis antara lain ;

1. Mesin gerinda silinder luar


Digunakan untuk menggerinda diameter
luar yanng berbentuk silindris dan tirus.

2. Mesin gerinda silinder dalam dengan


benda kerja berputar
Digunakan untuk menggerinda diameter
dalam yang berbentuk silindris dan tirus.

3. Mesin gerinda silinder dalam dengan


benda kerja diam
Digunakan untuk menggerinda diameter dalam benda kerja yang berukuran besar.

4. Mesin gerinda silinder universal


Untuk menggerinda diameter luar dan dalam yang berbentuk silindris dan tirus.

5. Mesin gerinda silinder luar tanpa senter (centreless)


Digunakan untuk menggerinda diameter luar yang berbentuk silindris secara massal
untuk benda kerja pendek ataupun panjang.

6. Mesin gerinda silinder dalam tanpa senter (centreless)


Digunakan untuk menggerinda diameter dalam yang berbentuk silindris secara massal.

Bagian - bagian Mesin Gerinda Silinder

13
Mesin gerinda silinder memiliki beberapa bagian – bagian utama antara lain:

1. Kepala Utama (Head Stock)


Sebagai penghasil gerak
putaran batu gerinda. Ada dua
jenis kepala utama yaitu :

a. kepala utama dengan sudut


yang dapat diatur
b. kepala utama dengan sudut
yang tidak dapat diatur

2. Spindle Utama dan Pengontrol Gerakan Meja

Keterangan :

a. Spindel Utama g. Knob pengontrol kecepatan meja

b. Spindel pengatur gerak meja. h. Pengaturan pemberhentian kiri.

c. Tuas pembalik i. Pengaturan pemberhentian kanan.

14
d. Knob pengatur waktu j. pengatur pemakanan otomatis

e. Pengaturan pemakanan bertahap k. Tuas utama

f. Pengunci spindle utama l. Tuas otomatis

m. Pengatur langkah

3. Kepala Lepas
Digunakan sebagai penyangga apabila
mencekam benda kerja dengan dua senter.

4. Bed atau Meja


Sebagai tempat kedudukan kepala lepas dan
spindle utama. Meja ini juga dapat diatur
menyudut.

5. Panel Kontrol
Pengontrol proses kerja mesin.

6. Perlengkapan Pendingin
Tempat pengatur aliran cairan pendingin.
1.2 Langkah Kerja
1. Menggerinda silinder rata
- Setting batu gerinda agar seimbang ketika dipasang pada mesin.
- Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “lathe dog” pada ujung benda kerja.
- Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu

15
terhadap benda kerja, putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kelurusan meja gerinda
dengan menggunakan dial indicator.
- Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga
mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua, lalu posisi
akhir.
- Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel pemakanan
ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda kerja dengan
ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
- Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai
dengan gambar kerja.
- Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.
2. Menggerinda silinder tirus
- Ukur benda kerja dari dimensi panjang, diameter awal dan diameter akhir, dan hitung pula
sudut tirusnya dengan menggunakan rumus phytagoras.
- Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “lathe dog” pada ujung benda kerja.
- Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu
terhadap benda kerja, putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kemiringan meja gerinda
dengan menggunakan dial indicator.
- Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu hingga
mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua, lalu posisi
akhir.
- Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel pemakanan
ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda kerja dengan
ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol pemakanan.
- Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang sesuai
dengan gambar kerja.
- Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.

3. Menggerinda silinder bertingkat

- Setting batu gerinda agar seimbang ketika dipasang pada mesin.

16
- Pasang benda kerja pada mesin. Gunakan “head dog” pada ujung benda kerja.
- Setting mesin gerinda dengan menyetel panjang langkah jalan benda kerja, jarak batu
terhadap benda kerja (langkah jalan benda kerja hanya sepanjang tingkatan yang telah dipilih),
putaran benda kerja, putaran mesin gerinda, kelurusan meja gerinda dengan menggunakan dial
indicator.
- Hidupkan mesin gerinda pada posisi satu, kemudian tarik ke kanan sedikit. Tunggu
hingga mesin utama hidup. Kemudian tarik panel kerja pada posisi satu, lanjutkan posisi dua,
lalu posisi akhir.
- Lakukan proses penggerindaan dengan sangat hati-hati dengan memutar handel
pemakanan ke arah kanan. Kemudian perhatikan apakah batu gerinda telah menyentuh benda
kerja dengan ditandai bunga api. Setelah terdapat bunga api, anggap titik itu adalah titik nol
pemakanan.
- Lakukan terus proses pemakanan dengan hati-hati hingga didapat ukuran kerja yang
sesuai dengan gambar kerja.
- Lepas benda kerja, kemudian letakkan di atas V-Blok.
mengatur meja tirus

Menggunakan poros pemeriksa tirus.

a. Pasang poros pemeriksa taper diantara senter dan serongkan meja menurut skala
sudut.

b. Sentuhkan permukaan poros pemeriksa dengan ujung pengukur dari dial dan
gerakkan meja dengan menggunakan roda pemutar.

c. Atur kemiringan meja sampai jarum dial berhenti.

d. Lepas poros pemeriksa dan pasang benda kerja antara senter,gerinda sampai
bersih.

Pengecekan tirus.

pengecekan benda kerja digaris dengan arah sejajar sumbu longitudinal,garis-garis berbeda
90º.

17
a. Pasangkan benda kerja dan ring pemeriksa bersama-sama. Putar keduanya saling
berlawanan satu sama lain dengan sedikit tekanan.

b. Apabila garis tidak terhapus untuk seluruh permukaan,berarti tirus tidak seluruhnya
bersentuhan diatur dengn mengunakan slip gauges.

c. Sebelum proses penyerongan meja, meja harus diatur pada posisi nol yang tepat. Ini
harus dilakukan dengan menggerinda poros dengn keselindrisan yang teliti.

d. Setelah x dihitung dan dial dipasang nol, meja disorongkan ,sedang slip gauges
diletakkan diantara bidang dasar dan dial. Meja diatur sampai dial menunjukan posisi nol seperti
semula.

Fungsi Cairan Cloolant

Fungsi dari cairan coolant adalah

a. mengurangi efek thermal dari


gesekan dan menghilangkan
temperatur tinggi pada permukaan
benda kerja selama proses gerinda
b. melumasi permukaan antara benda
kerja dan roda gerinda sehingga
menghasilkan finishing yang baik
c. menghilangkan chip (sisa benda
kerja setelah melalui proses machining)
d. menghindarkan bahaya percikan api dan debu sisa grinding demi keselamatan pekerja.
Metoda – metoda penggunaan cairan gerinda, antara lain:

a. The flood system : coolant (cairan pendingin) disemprot pada permukaan benda kerja
dan batu gerinda dan sisa coolant ditampung kembali pada reservoir kemudian
difilter untuk digunakan kembali

18
b. Through the wheel cooling : coolant disalurkan ke lekukan rongga di pinggir roda
gerinda, sewaktu mesin menyala gaya sentrifugal mendorong coolant menyebar pada
permukaan antara benda kerja dan roda gerinda.
c. The mist cooling system : sistem ini menggunakan udara sebagai media coolant. Udara
membawa sejumlah kecil coolant sewaktu melewati tabung T dan menyalurkan ke dalam
pipa yang berhubungan dengan permukaan antara benda kerja dan roda gerinda. Uap air
tersebut kemudian menguap dan mendinginkan permukaan dan juga menghilangkan
geram.
Tuas utama dalam operasinya.
• Memajukan gerinda, roda berputarnya benda kerja dan geraknya meja.
• Setelah selesai (sparking out).
• Mundurnya roda gerinda, dan kembali ke posisi kedalam semula,benda kerja dan meja
berhenti.
Dalam gerinda silinder senter tetap dan spindle di bedakan.
• Senter tetap: Jika menggerinda antara senter, hanya plat pemutar yang berputar. Sedang
senter dijaga tak berputar dengan pin.
• Spindle : Jika menggerinda dengan ragum (chuck), spindle berputar dengan benda kerja.
Sedang pemutar (drive dag) dimasukan kecelah spindle. Spindle harus berputar secara
baik, harus diatur dengan teliti menjaga supaya benar-benar bulat benda kerja yang
dihasilkan.

Prinsip konstruksinya:

• Pin masuk, apabila bekerjanya sebagai “senter tetap”.

• Pin keluar, dan pemutar di masukan kecelah spindle apabila bekerja dengan spindle.

19
1.3 Perlengkapan Mesin Gerinda Silinder

Perlengkapan yang digunakan antara lain :

Chuck 3 rahang

CHUCK RAHANG TIGA


• Digunakan untuk mencekam benda
silindris
• Dengan gigi chuck dapat bergerak
secara bersamaan
• Digunakan untuk benda kerja
dengan diameter besar
Digunakan untuk mencekam benda kerja pada proses penggerindaan diameter dalam.

Collet

COLLET
• Untuk mencekam benda kerja
silindris
• Kolet mempunyai berbagai
ukuran sesuai diameter benda
kerja
• Biasa digunakan pada benda
kerja dengan diameter kecil
Digunakan untuk mencekam benda kerja yang permukaan diameter luarnya halus.

Alat pembawa (Lathe dog)

20
LATHE DOG
• Alat untuk membawa benda kerja
yang berhubungan dengan pelat
pembawa

Face plate

– Digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan cekam 3
rahang ataupun collet.
– Digunakan untuk menggerinda permukaan diameter dalam benda kerja.
Senter dengan ulir

Digunakan sebagai senter penyangga dan dipasang pada spindle utama bendakerja untuk
pencekaman dengan 2 senter.

Senter tanpa ulir

• Senter ½ , untuk menumpu benda kerja diameter kecil.


• Senter penuh, untuk menumpu benda kerja diameter besar.
Cekam magnet

Digunakan untuk mengikat benda kerja berdiameter agak besar namun pendek.

Dial indicator

Digunakan untuk mengatur kemiringan meja mesin.

Penyangga tetap (Fix steady) dengan 3 point

21
Digunakan untuk menumpu pada penggerindaan dalam benda kerja panjang.

Penyangga tetap (Fix steady) dengan 2 point

Digunakan untuk menumpu pada penggerindaan benda kerja diameter luar kecil dan
panjang.

Pengasah batu gerinda (Dresser)

Digunakan untuk mengasah batu gerinda.

Kunci Chuck

KUNCI CHUCK
Kunci yang dipakai untuk mengencangkan
rahang/gigi chuck

Penggerindaan Permukaan Diameter Dalam Silinder

Untuk melakukan penggerindaan dalam, kita dapat menggunakan tiga roda gerinda antara
lain :

1. Roda gerinda yang bertangkai

22
Pemasangannya dapat dilakukan dengan menggunakan collet dan pemegang collet.
Kemudian pemegang collet dapat dipasang langsung pada spindel mesin.

2. Roda gerinda berlubang


Roda gerinda dikencangkan pada adaptor dengan
menggunakan baut, kemudian adaptor dipasang pada
spindel mesin.

3. Poros pencekam roda gerinda


Digunakan untuk penggerindaan diameter dalam yang
dipasang langsung pada spindel roda gerinda.

Sebelum memulai proses penggerindaan, kita harus melakukan pen-dial-an terlebih dahulu

Silinder dan lubang konis dapat diselesaikan dengan penggerindaan diameter dalam dua metode,
diantaranya :
1. Penggerindaan dengan benda kerja berputar, misalnya : ring, bush, dll.
2. Penggerindaan dengan benda kerja tidak berputar, misalnya : jig, dies, dll.
Untuk penggerindaan diameter dalam, roda gerinda tidak boleh lebih besar dari 3/4 lubang
diameter benda kerja. Selain itu, poros roda gerinda dibuat sependek dan sekuat mungkin.

1. Penggerindaan dengan benda kerja berputar

23
1.1. Lubang Silindris

Langkah – langkah pengerjaannya :

a. Majukan roda gerinda dengan menggerakkan


tuas pada posisi 2.

b. Lepaskan roda gerinda yang besar dan turun


kan roda gerinda untuk penggerindaan dalam.

c. Buka penutup yang ada di belakang kepala poros


roda gerinda dan tempatkan poros 40 mm

untuk menahan gerakan maju mundurnya roda gerinda (langkah 40).

d. Tutup kembali penutup tersebut.


e. Cekam benda kerja pada chuck dan dekatkan permukaan diameter silinder dalam dengan
roda gerinda.
f. Nyalakan mesin dan dengan hati – hati sentuhkan roda gerinda pada permukaan dalam
benda kerja.
g. Mulai pemakanan dengan feeding 2-5 mikron.
24
1.1. Lubang tirus

Langkah – langkah pengerjaannya :

a. Majukan roda gerinda dengan menggerakkan tuas pada posisi 2.


b. Lepaskan roda gerinda yang besar dan turunkan roda gerinda untuk penggerindaan
dalam.
c. Buka penutup yang ada di belakang kepala poros roda gerinda dan tempatkan poros 40
mm untuk menahan gerakan maju mundurnya roda gerinda.
d. Tutup kembali penutup tersebut.
e. Cekam benda kerja pada chuck dan miringkan bed sesuai dengan ketirusan yang
diinginkan (Untuk ketirusan yang curam, yagn dimiringkan adalah kepala poros spindel
benda kerja)
f. Dekatkan permukaan diameter silinder dalam dengan roda gerinda.
g. Nyalakan mesin dan dengan hati – hati sentuhkan roda gerinda pada permukaan dalam
benda kerja.
h. Mulai pemakanan dengan feeding 2-5 mikron.

25
2. Penggerindaan dengan benda kerja tidak berputar

Untuk penggerindaan benda kerja yang tidak dapat dicekam pada poros roda gerinda,
penggerindaan harus dilakukan dengan menggunakan mesin jig boring dengan memakai gerinda
planet khusus.

Penggerindaan lubang tembus


Untuk penggerindaan lubang tembus, pemakanan dilakukan hingga 2/3 panjang lubang
kemudian BK dibalik untuk menggerinda sisanya.

Penggerindaan lubang tak tembus


Untuk penggerindaan lubang tak tembus, pemakanan dilakukan dengan cara membaca
skala pada spindel hingga panjang yang ditentukan.

Perhitungan Teoritis pada Mesin Gerinda Silindris

1) Menghitung kecepatan putar batu gerinda


Kecepatan putar batu gerinda secara teoritis dapat dihitung dengan rumus:
n = vc 1.000 60
d


26

  (rpm)
Di mana:
n = kecepatan putar (rpm)
Vc = kecepatan potong (m/det)
d = diameter batu gerinda (mm)
Contoh:
Sebuah batu gerinda dengan diameter 100 mm, kecepatan potong
10 m/det. Hitung kecepatan putar batu gerinda!
Jawab:
n = vc 1.000 60
d


=
 
10 m/det 1.000 60
3,14 100 mm


=
 1.910 rpm
2) Menghitung kecepatan putar benda kerja
Kecepatan putar benda kerja secara teoritis dapat dihitung dengan
rumus:
nw = vw 1.000
d

(rpm)
 
Di mana:
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
Vw = kecepatan potong benda kerja (m/mnt)
d = diameter benda kerja (mm)
Contoh:
Sebuah poros dengan diameter 50 mm yang akan digerinda dengan
kecepatan potong 15m/menit. Hitung kecepatan putar batu gerinda!

27
Jawab:
nw = vw 1.000
d

=
 
15 m/det 1.000
3,14 20 mm

=
 239 rpm
3) Menghitung kecepatan gerak meja (feeding) pada mesin gerinda
silindris
Kecepatan gerak meja mesin gerinda silindris secara teoritis dapat dihitung
dengan rumus:
Ls = nw × s
Di mana:
Ls = kecepatan gerak meja (m/mnt)
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
S = kecepatan pemotongan setiap putaran benda kerja (m/putaran).

Contoh:
Sebuah poros akan digerinda dengan kecepatan putar benda kerja
250 rpm, kecepatan pemotongan setiap putaran 0,02 m/putaran. Hitung
kecepatan gerak meja!
Jawab:
Ls = nw × s = 250 rpm × 0,02 m/putaran = 5 m/menit

28
2. Gerinda Datar

2.1 Definisi
Menggerinda datar adalah proses pemakanan benda kerja dengan menggunakan batu
gerinda yang berputar, dimana benda kerja di cekam pada bidang datar menggunakan alat
cekam khusus.
2.2 Jenis Mesin Gerinda
1.1 Berdasarkan Sumbu Utama

- Mesin Gerinda Datar Horisontal dengan gerak meja bolak-balik, digunakan untuk
menggerinda benda-benda permukaan rata dan menyudut.

- Mesin Gerinda Datar Horisontal dengan gerak meja berputar, digunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros.

- Mesin Gerinda Datar Vertikal dengan gerak meja bolak-balik,digunakan untuk


menggerinda benda-bnda rata lebar dan menyudut.

29
- Mesin Gerinda Datar Vertikal dengan gerak meja berputar, digunakan untuk menggerinda
permukaan rata poros.

1.2 Berdasarkan Prinsip Kerja Mesin

- mesin gerinda datar semi otomatik:prosesnya masih menggunakan manual dan otomatis
mesin.

- mesin gerinda datar otomatis:untuk proses kerja nya digunakn system ototmatis yaitu
dengan system pemrogaraman NC dan CNC.(numerical control dan computer numerical
control).

1.3 Berdasarkan Kegunaannya

A. Mesin Gerinda Meja


Mesin Gerinda Meja digunakan untuk menggerinda alat-alat potong sedehana dan
peralatan kerja bangku.

30
B. Mesin Gerinda Mata Bor dibagi menjadi 2 bagian :
a. Untuk diameter kecil
Digunakan untuk mengasah mata bor yang diameternya kecil sampai Ø 6 mm

b. Untuk diameter besar


Digunakan untuk mengasah mata bor yang diameternya besar dan ditambah
perlengkapan khusus. Digunakan untuk mengasah Ø mata bor dari Ø 13 ke atas.

C. Mesin Gerinda Alat Potong Sederhana


Digunakan untuk mengasah alat potong seperti, pahat bubut, counter bor, dll. Semua
gerakan diatur secara manual.

D. Mesin Gerinda Alat Potong Semi Otomatis


Prinsif kerjanya sama seperti yang seperti Mesin Gerinda sederhana tetapi hanya
dilengkapi mekanisme gerkan heliks yang dapat diatur gerakannya sesuai dengan
kebutuhan dimensi yang diinginkan.

E. Mesin Gerinda Alat Potong Otomatis


Semua gerakan diatur secara otomatis. Kelebihannya : ukuran yang di inginkan akan
sesuai. Tetapi itu semua tergantung si operator yang menggunnakannya.

F. Mesin Gerinda Pisau gergaji


Digunakan untuk mengasah alat potong yang berbentuk tipis dan mata potongnya
banyak seperti pisau gergaji.

2. Bagian-bagian Mesin Gerinda Datar

a. Kepala Utama:
bagian yang menghasilkan gerak putar roda gerinda dan gerakan pemakanan.

b. Meja :
Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.

c. Panel Kontrol
Bagian pengatur proses kerja mesin.

31
d. Perlengkapan Pendingin
Berfungsi sebagai tempat pengatur aliran cairan pendingin.

2.3 Sistem Pencekaman


Roda-roda gerinda dipasang pada poros-poros mesin melalui lubangnya dan diklem
antara dua pencekam (flanges). Pnceka (flanges) harus mempunyai celah dengan roda
gerinda. Kedua pencekam harus berdiameter sama dan sekurang-kurangnya 1/3 dari roda
gerinda yang baru. Untuk roda gerinda yang lebih kecil dari 50 mm tidak ada peraturan
pemakaian pencekaman. Material yang liat harus digunakan untuk pencekam. Besi kelabu
tidak boleh digunakan. Cekam pemutar harus terkunci bersama-sama poros mesin. Ring dari
material yang dapat ditekan (mempat) seperti kertas, karet atau kulit harus dipasang antara
roda gerinda dan pencekamnya. Diameter ring harus sama dengan dengan diameter
pencekam. Material lunak (timah, plastik) harus digunakan jika dibutuhkan bush antara
lubang lubang roda gerinda dan poros mesin. Lubang dari bush roda gerinda tersebut harus
0,1 lebih besar diameternya dari diameter poros mesin atau diameter utama dari
pencekaman. Baut atau mur pencekaman dikencangkan secukupnya, agar dapat menhan
roda gerinda.

Pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar

1. Pencekaman elektromagnetik

Pencekaman ini biasanya berbentuk


segi empat atau lingkaran yang
diengkapi dengan elektro magnet.
Dalam konstruksinya, badan atau
pencekam disatukan dengan batang-

batang magnet. Batang magnet


ini dililit oleh lilitan kawat,
32
sehingga bagian dari batang magnet ini menghasilkan kutub U (north) dan S (south). Pelat
bagian atas terbuat dari baja dan bahan dari magnet yang saling bergantian. Bahan anti
magnet ini berfungsi untuk mengarahkan aliran magnet, sehingga garis-garis gaya dipaksa
keluar (naik) dari plat atas dan lewat benda kerja yang harus dicekam. Pencekam elektro
magnetic harus dialiri dari arus searah dan bi asanya dengan tegangan 110 dan 220 volt.

2. Pencekaman dengan magnit tetap

Bentuk umum konstruksi dan rupa dari pencekam ini sama dengan tipe listrik, beda
prinsipnya hanya pada magnitnya yang permanen. Magnit2 dipasang dalam butiran2 besi
silikon untuk muatan magnit. Butiran-butiran ini sebagai unit kekuatan. Butiran-butiran
dikurung dalam selubung yang non-magnit, diantara dasar dan pelat atas, yang keduanya
dibuat dari baja lunak. Pelat atas memiliki logam yang disisipkan, terpisah kemagnitannya
dari pelat baja dengan menyisipkan material anti magnit di sela-selanya. Butiran dalam
selubung mempunyai gerakkan longitudinal yang diatur oleh batang eksentrik, dilakukan
dengan tuas.

• Magnit permanen dalam posisi ON

Memasukkan posisi ON dilakukan


dengan menggerakkan butiran. Dalam
posisi ON, posisi butiran magnit sebidang
dengan kutub sisipan di pelat atas. Dalam
posisi ini, aliran magnit mengalir dari
kutub S ke kutub luar (pelat atas), N ke
pelat dasar melalui butiran kutub dalam
(sisipan), aliran akan terjadi dengan
melalui benda kerja.

• Magnit permanen dalam posisi OFF

33
Dalam posisi OFF magnit dipindahkan sehingga butiran dan penyisip tidak segaris.
Aliran magnit masih melalui pelat dasar dan butiran-butiran, tetapi tertutup oleh perlat atas
dan penyisip, apalagi untuk melalui benda kerja.

Keuntungan dari magnit permanen yaitu tak tergantung dari listrik (DC) dan dapat
dipasang juga di ragum berputar. Permanen magnit dapat hilang kemagnitannya oleh karena
waktu.

Kekuatannya hilang kembali setelah beberapa tahun, sehingga diperlukkan pemagnitan


kembali.

3. Packing berlapis

Jika diperlukan pemegangan benda kerja pada ragum magnit dengan bantuan blok
penahan anara benda kerja dan ragum, blok penahan dari baja seluruhnya sangat tidak
menguntungkan karena menyerap seluruh aliran magnit, sehingga tidak ada kekuatan untuk
memegang benda.

4. Pengurang jarak kutub

Jika jarak antara kutub meja magnit terlalu besar untuk memegang benda kerja kecil dan
tipis, pengurang jarak kutub dapat digunakan.

5. Penghilang magnit

Setelah benda kerja berada di meja magnit diperlukan penghilangan magnit yaitu sisa
kemagnitan yang mungkin akan menghalangi dalam pemakaiannya. Penghilangan magnit
dilakukan dengan memberikan pada benda kerja aliran magnit yang berbeda, yang mana
akan menghilangkan sisa-sisa kemagnitan. Benda kerja dilewatkan melalui celah antara 2
kutub magnit yang berbeda.

6. Ragum penggerindaan

Bentuk-bentuk ragum yang digunakan di mesin-mesin


gerinda datar biasanya sama. Tetapi bentuk regum
penggerindaan yang khusus dibuat oleh pabrik Swiss

34
(USTER). Ragum ini mempunyai keuntungan bahwa benda kerja tidak akan terangkat ketika
dijepit dan semua permukaan tergerinda tegak lurus.

Permukaan benda kerja yang dijepit oleh ragum ini menghasilkan bidang yang akan
tergerinda dengan kesikuan dan kesejajaran yang baik. Ragum dicekam dengan
menggunakan pencekam magnet dalam posisi yang bias diubah-ubah sesuai dengan
penggerindaan yang diinginkan. Bidang-bidang dari ragum digunakan sebagai bidang dasar
dan penahan.

Permukaan bidang pencekam dan tercekam harus bersih dari kotoran-kotoran yang
mengganggu pencekaman dan ketelitian penggerindaan.

Menggerinda benda kerja tegak lurus, ragum diputar 90° tanpa membuka benda kerja,
bidang-bidang dari ragum digunakan sebagai bidang dasar dan penahan. Harus diperhatian
bahwa benda kerja harus keluar salah satu sisinya dari rahang-rahang ragum, sebelum
memulai penggerindaan pada permukaan pertama.

7. Meja sinus

Meja ini mampu mendapatkan sudut-sudut


dengan tepat dalam ketelitian detik (busur).
Pemasangan (setting) dilakukan dengan
menyisipkan slip gaugee di bawah meja yang
dapat dimiringkan pada jarak jari-jari R dari
sumbu. Meja ini dicekam pada meja magnet.

Kemiringan sudut yang dikehendaki diatur


dengan cara mengganjal pada bagian bawah
memakai slip-gauges. Benda kerja dipasang
pada bidang atas meja sinus dengan sistim
pencekaman meja magnet.

35
8. Pemegangan benda kerja dengan bidang penahan (kontak) yang kecil

Benda kerja dengan bidang penahan yang kecil, harus dijepit dalam ragum
penggerindaan. Untuk mendapatkan kesejajaran dua bidang dengan tepat, pemegangan
langsung pada meja magnit mungkin diperlukan. Benda kerja harus dicegah berputar dengan
meletakkan batang pemberhenti di dekat bidang yang digerinda. Packing berlapis dan blok
paralel dapat digunakan untuk tujuan ini. Benda kerja tidak boleh menyentuh packing
berlapis karena packing berlapis tersebut dapat menarik benda kerja itu dan mengakibatkan
benda kerja itu tidak paralel sebab packing tidak tepat siku.

9. Pemegangan benda kerja yang bengkok di meja magnit

Benda kerja bengkok dipegang di meja magnit dengan tujuan benda kerja tidak akan
bergoyang. Pelat-pelat baja harus diletakkan di bawah bagian yang bengkok agar dapat
mencegah perubahan bentuk material selama tertarik dalam bidang magnit.

10. Posisi dari benda kerja persegi panjang pada meja magnit

Dalam aturan umum, benda kerja persegi panjang diletakkan di meja magnit dengan
bidang yang panjang sesumbu dengan gerakan longitudinal dari meja mesin. Di posisi ini
benda kerja menyilang lebih banyak magnit-magnit dan bergeraknya benda kerja terkurangi

Alat-alat pencekaman

• Ragum sinus presisi


Dapat digunakan untuk mencekam benda kerja dalam penggerindaan yang
membentuk sudut dengan ketelitian yang mencapai detik.

• Meja sinus
Digunakan untuk penggerindaan menyudut dengan ketelitian hingga detik. Sistim
pencekaman menggunakan magnit permanen atau klem.

• Meja sinus universal

36
Meja jenis ini selain dapat membentuk sudut kea rah vertical, juga ke arah
horizontal.

• Blok penghantar magnit(packing berlapis)


Berfungsi untuk meneruskan aliran medan magnit dari sumber magnit ke benda
kerja. 3 bentuk standar blok penghantar magnit :

a). bentuk persegi

b). bentuk segitiga

c). beralur-V

• Blok pengurang jarak kutub


Digunakan untuk mencekam benda kerja kecil.

37
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dengan melakukan praktik kerja gerinda ini memerlukan ketelitian yang extra, dan
diharapkan agar praktikan dapat melaksanakan kegiatan praktik dengan sabar, teliti ,
bertanggung jawab serta mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh instruktur hal ini
bertujuan agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak dapat terjadi kecelakaan kerja tidak akan
terjadi jika praktikan mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan kecuali atas kehendak
Tuhan Yang Maha Kuasa.

38
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.its.ac.id/bookmark/4666/pemakanan

http://www.virtualmachineshop.com/library/grinding

http://www.virtualmachineshop.com/library/grindingwheel

http://www.scribd.com/mempergunakan_mesin_gerinda.html

Modul Gerinda Datar

Modul Gerinda Silinder

http://www.wikipedia.com/surface_grinding

http://www.wikipedia.com/cylindrical_grinding

39

Вам также может понравиться