Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
8.
karena piutang yang tidak tertegih seharusnya tidak dapat dianggap sebagai
pendapatan maupun aset. Perbedaan persepsi mengenai pengakuan pendapatan terjadi
di pihak internal PT KAI. Ada yang berpendapat bahwa puitang belum tertagih sudah
bisa diakui sebagai pendapatan karena suatu waktu akan tertagih sebagai pendapatan.
Namun beberapa pihak berpendapatan berkebalikan bahwa puitang belum tertagih
tidak seharusnya dicatat sebagai pendapatan karena faktor-faktor yang membuatnya
diakui dan dicatat sebagai pendapatan bahkan belum dapat terpenuhi. Kasus seperti
ini terjadi karena PT KAI belum dapat menyamakan persepsi mengenai pengakuan
dan pencatatan pendapatan yang sesuai dengan aturan dan kebijakan yang telah
disepakati.
PT KAI dalam pelaporan keuangan tidak sesuai PSAK 14 mengenai
persediaan. Penurunan nilai persediaan suku cadang dan perlengkapan sebesar Rp 24
Miliar yang diketahui pada saat dilakukan inventarisasi tahun 2002 diakui manajemen
PT KAI sebagai kerugian secara bertahap selama lima tahun. Pada akhir tahun 2005
masih tersisa saldo penurunan nilai yang belum dibebankan sebagai kerugian sebesar
Rp 6 Miliar, yang seharusnya dibebankan seluruhnya dalam tahun 2005.
PT KAI dalam pelaporan keuangan tidak sesuai PSAK 9 mengenai penyajian
aktiva lancar dan kewajiban lancar. Manajemen PT KAI tidak melakukan
pencadangan kerugian terhadap kemungkinan tidak tertagihnya kewajiban pajak yang
seharusnya telah dibebankan kepada pelanggan pada saat jasa angkutannya diberikan
PT KAI tahun 1998 sampai 2003.
Akuntan manajemen dalam menyajikan laporan keuangan PT KAI tidak bisa
dianggap benar karena adanya penyimpangan. Sanksi yang dapat diberikan antara lain
dibekukan atau dicabut izin atas praktik terhadap akuntan manajemen tersebut.