Вы находитесь на странице: 1из 9

Pengaruh Pola Olahraga Rutin terhadap Siklus Menstruasi pada

Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan


Samuel Bertua Halomoan Manurung1, Irfannuddin2, Budi Santoso2
2.

1. Peserta Program Studi Pendidikan Dokter, FK Unsri


Staff Pengajar Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya Jl. dr. Mohammad Ali Komplek
RSMH Palembang Km. 3,5, Palembang, 30126, Indonesia
E-mail : samuel94.manru@gmail.com

Abstrak
Olahraga intensitas berat, frekuensi yang sering dan durasi yang lama, merupakan faktor risiko untuk terjadinya
gangguan menstruasi karena terganggunya sekresi GnRH di Hipotalamus. SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan adalah salah satu sekolah di Kota Palembang yang memberikan perhatian dan pengajaran khusus tentang
olahraga kepada para siswa dan siswi yang bersekolah di SMA tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pola olahraga rutin terhadap siklus menstruasi pada siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan.
Penelitian analitik dengan desain cross sectional telah dilakukan di SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan
pada November 2015 sampai dengan Desember 2015. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswi
SMA Negeri Olahraga Sumatera Selatan yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam pada siswi dan pelatih SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi-square dan Fishers exact menggunakan IBM SPSS Statistics
versi 22. Dari 31 responden yang memenuhi kriteria inklusi, 64,5% mengalami gangguan menstruasi. Kejadian
gangguan menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan paling banyak 32,3% pada usia 15
tahun dan 51,9% pada IMT normal. Hasil uji statistik Fishers exact menunjukkan variabel yang memiliki pengaruh
bermakna (p<0,05) terhadap gangguan menstruasi adalah intensitas olahraga (p=0,047), dan durasi olahraga (p=0,047)..
Pola olahraga rutin (intensitas dan durasi olahraga) berpengaruh terhadap siklus menstruasi.
Kata kunci: pola olahraga rutin, siklus menstruasi, siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Abstract
Heavy intensity, high frequency and the long duration of doing sports are the main risk factors that can cause
menstruation problem because its affecting the GnRH secretion in Hypothalamus. SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan is one of the school in Palembang city, that focused on the sports activity for its students. This study
was aimed to know the effect of routine exercise behavior to menstruation cycle in the students of SMA Negeri
Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan. Analytic study with cross sectional design was used. This study was done in
SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan from November to December 2015. Population and sample were all
female students in SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan that fulfill the inclusion criteria. The data were
collected through questioner and deep interview with the female students and teachers. Data that had been collected
were analyzed by Chi-square and Fishers exact test using IBM SPSS Statistics version 22. There were 31 respondents
based on inclusion criteria and 64,5% from the respondents had problem with their menstruation cycle with metrorargia
as the majority. Highest age with the menstruation cycle problem is 15 years old (32,3%), with normal IMT (51,9%).
Fisher's exact test result showed significant variable (p<0,05) that caused menstruation problem was the exercise
intensity (p=0,047) and the duration of the exercise (p=0,047). There was significant effect between routine exercise
behaviour (intensity and duration) to menstruation cycle.
Keywords: routine exercise behaviour, menstruation cycle, students of SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan

84

semakin meningkat. Olimpiade, sebagai sebuah sarana


perlombaan internasional dari beberapa cabang olahraga
mulai mengikutsertakan wanita sebagai atlet atau
peserta lomba semenjak Olimpiade Paris 1900.
Olahraga yang berlebihan memiliki dampak
negatif terhadap tubuh. Seperti cidera, trauma, keadan
tubuh yang terlalu lelah yang dapat mengakibatkan
turunnya sistem imunitas tubuh yang berujung pada
rentannya tubuh terhadap penyakit penyakit infeksi,
kecemasan yang berlebihan dan depresi, serta gangguan
siklus menstruasi. Wanita yang berpartisipasi dalam
olahraga mengalamai perubahan siklus menstruasi, yang
disebut athletic menstrual cycle irregularity (AMI)21.
Female athlete triad adalah kombinasi dari tiga gejala
yang berkaitan satu sama lain yang diasosiasikan
dengan latihan fisik intensitas tinggi yang dilakukan
oleh atlet. Tiga gejala tersebut meliputi gangguan pola
makan, amenorea, dan osteoporosis12. Penilitian
Torstvesit tentang female athlete triad mengatakan,
Walaupun angka kejadian dari female athlete triad
tidak diketahui dengan pasti, penelitian menunjukkan
bahwa gangguan perilaku makan terjadi pada 15 sampai
62% atlet wanita di perguruan tinggi. Amenorea terjadi
pada 3,4 sampai 66% atlet wanita dibandingkan dengan
hanya 2 sampai 5% wanita pada populasi umum 24.
Diperkirakan angka kejadian gangguan perilaku makan
dan amenorea lebih besar dari nilai ini, mengingat
gangguan perilaku makan sering sukar dideteksi
sedangkan gangguan amenorea sering tidak dilaporkan
mengingat banyak atlet yang menganggap bahwa
amenorea merupakan konsekuensi normal dari latihan25.
SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan, adalah salah satu sekolah di Kota Palembang,
yang memberikan perhatian dan pengajaran khusus
terhadap olahraga kepada para siswa dan siswi yang
bersekolah di SMA tersebut. Dengan visi Mewujudkan
Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia yang
Mampu Bersaing Secara Global, SMA Negeri
Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan mendidik para
siswa dan siswi untuk menjadi seorang atlet syang
mampu bersaing dalam lingkup daerah, nasional, hingga
internasional. Untuk dapat merealisasikan visi tersebut,
SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera melakukan
seleksi ketat terhadap calon siswa dan siswi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin
mengetahui bagaimana pengaruh pola olahraga rutin
terhadap siklus menstruasi pada siswi SMA Negeri
Olahraga Sriwijaya Sumatra Selatan.

1. Pendahuluan
Menstruasi adalah proses deskuamasi endometrium8
serta pengeluaran darah dan debris endometrium dari
rongga uterus melalui vagina akibat dari stimulasi oleh
prostaglandin terhadap ritme kontraksi miometrium
uterus21.
Siklus menstruasi sebagai proses kompleks
yang mencakup reproduktif dan endokrin 23. Siklus
menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara
kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara
simultan5.
Gangguan saat menstruasi dinilai masih
normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah
haid pertama kali (menarche). Bila seorang wanita telah
mendapatkan haid pertama saat berusia 11 tahun, maka
diperkirakan hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak
teratur. Umumnya ketidakteraturan siklus menstruasi
terjadi pada waktu remaja dan menjelang menopause.
Gangguan atau kelainan dalam siklus menstruasi
meliputi Polimenorea, Oligomenorea, Amenorea,
Hipermenorea, Hipomenorea, Metrorargia. Gangguan
atau gejala yang menyertai siklus menstruasi, antara lain
sindroma pra-menstruasi dan dismenorea.
Penelitian sebelumnya, terdapat 43,7% siswi
SMU di Sinjai yang mengalami gangguan menstruasi
berupa amenorea. 75% wanita pada tahap remaja akhir
mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi7.
Cakir dkk. dalam penelitiannya menemukan
bahwa dismenorea merupakan gangguan menstruasi
dengan
prevalensi
terbesar
(89,5%),
diikuti
ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan
durasi menstruasi (5,3%)6. Pada penelitian Bieniasz dkk.
didapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%,
amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea 50%,
polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak
15,8%4. Penelitian Sianipar dkk. menyatakan bahwa
terdapat 63,2% responden mengalami gangguan
menstruasi dengan jenis gangguan terbanyak (91,7%)
adalah gangguan lain yang berhubungan dengan
menstruasi, diikuti gangguan lama menstruasi (25,0%),
dan gangguan siklus menstruasi (5,0%) 22. Penelitian
Qomaruddin pada remaja di daerah kumuh kota
Surabaya menyatakan remaja yang mengalami pola
siklus menstruasi teratur adalah 65% dan remaja yang
mengalami pola siklus menstruasi tidak teratur adalah
35%. Berkaitan dengan darah yang keluar saat
menstruasi, 65% remaja menyatakan banyak dan 35%
menyatakan normal15.
Menurut WHO, sesorang dapat dikatan sebagai
olahraga rutin apabila melalukan olahraga ringan
sampai sedang selama 10 menit atau lebih beberapa kali
sehari, atau setiap hari melakukan olahraga sedang
selama 30 menit atau lebih, atau seminggu 3 kali
melakukan olahraga sedang sampai berat selama 20
menit atau lebih atau olahraga yang terprogram.Dewasa
ini, jumlah wanita yang berpartisipasi dalam olahraga
85

Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan yang
mengalami gangguan menstruasi dengan jenis gangguan
siklus dan gangguan pendarahan (metrorargia) yaitu
sebanyak 15 orang (48,4%). Informasi tentang jumlah
dan persentase ditampilkan pada Tabel 2.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
menggunakan desain penelitian cross sectional. Data
didapatkan dari kuesioner dan wawancara mendalam.
Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh
siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November
2015. Kriteria inklusi penelitian ini adalah siswi SMA
Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatra Selatan yang telah
mengalami menarche, dan data kuesioner lengkap.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah usia,
IMT, frekuensi olahraga, intensitas olahraga, durasi
olahraga, jenis olahraga, dan gangguan menstruasi.
Setelah data dikumpulkan, data dianalisis secara analitik
dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.

Tabel 2. Distribusi Jenis Gangguan Menstruasi pada Siswi


SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Tidak

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan


metode cross-sectional
yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pola olahraga rutin terhadap
menstruasi pada siswi SMA Negeri Pola Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan. Data diambil di SMA
Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan. Cara
pengambilan sampel (metode sampling) yang digunakan
adalah total
sampling. Setelah dilakukan survey
prapenelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 21 Agustus 2015, didapatkan jumlah populasi
yang menjadi subjek penelitian adalah 48 orang. Akan
tetapi, jumlah responden dalam penelitian ini adalah 31
Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan. Hal ini dikarenakan, 17 orang siswi berada di
luar kota dalam rangka mengikuti perlombaan.

Ya

20

64,5

Tidak

11

35,5

Total

31

100

Oligome
norea

9,7

Ame
norea

3,2

Gangguan
Pendarahan

Hyperme
norea

3,2

Gangguan
Siklus dan
Pendarahan

Metrorar
gia

15

48,4

31

100,0

Hasil penelitian menunjukkan umur 15 tahun paling


banyak mengalami gangguan menstruasi dan umur 17
tahun paling sedikit mengalami gangguan menstruasi.
Informasi tentang jumlah dan persentase ditampilkan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Kejadian Gangguan Menstruasi pada
Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan
berdasarkan Usia
Gangguan Menstruasi
Usia

Tabel 1. Distribusi Kejadian Gangguan Menstruasi pada


Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Ya

35,5

Distribusi Kejadian Gangguan Menstruasi pada


Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan berdasarkan Usia

Hasil penelitian menunjukan lebih banyak Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan yang
mengalami gangguan menstruasi yaitu sebanyak 20
orang (64,5%). Informasi tentang jumlah dan persentase
ditampilkan pada Tabel 1.

Persentase (%)

11

Normal

Total

Distribusi Kejadian Gangguan Menstruasi pada


Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan

Frekuensi (N)

Persentase
(%)

Gangguan
Siklus

3. Hasil

Gangguan Menstruasi

Frekuen
si (N)

Gangguan Menstruasi

Ya

Tidak
N
%
5 16,1

15

N
10

%
32,3

16

25,8

17

6,5

Total

20

64,5

Total
N
15

%
48,4

6,5

10

32,3

12,9

19,4

11

35,5

31

100

Distribusi Kejadian Gangguan Menstruasi pada


Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumater
Selatan Berdasarkan IMT

Distribusi Jenis Gangguan Menstruasi pada Siswi


SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

86

Hasil penelitian menunjukkan kejadian gangguan


menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan lebih banyak pada siswi yang
memiliki IMT normal dibandingkan yang memiliki
IMT dibawah normal (underweigh) yaitu sebanyak 16
orang (51,4%).

Distribusi Durasi Olahraga pada Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan
Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri
Olahraga Sriwijaya Sumater Selatan lebih banyak yang
melakukan olahraga dengan durasi 3 jam per sesi yaitu
20 orang (64,5%).

Tabel 4. Distribusi Kejadian Gangguan Menstruasi pada


Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumater Selatan
Berdasarkan IMT

IMT
Underweight
Normal
Total

Gangguan Menstruasi
Ya
Tidak
N
%
N
%
4
12,9
2
6,5
16
51,6
9
29,0

N
6
25

%
19,4
80,6

20

31

100

64,5 1 11

35,5

Tabel 7. Distribusi Durasi Olahraga pada Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan
Durasi
Olahraga
4 Jam/Sesi

Total

31

100

31

100

Total

Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan lebih banyak yang
melakukan olahraga intensitas sedang yaitu 20 orang
(64,5%).
Tabel 6. Distribusi Intensitas Olahraga pada Siswi SMA
Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Berat

Frekuensi
(N)
11

Persentase
(%)
35,5

Sedang

20

64,5

Total

31

100

Total

31

100

Jenis Olahraga

Distribusi Intensitas Olahraga pada Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Intensitas Olahraga

64,5

Tabel 8. Distribusi Jenis Olahraga pada Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Olaharaga pada Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Persentase (%)

20

Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumater Selatan lebih banyak yang
melakukan olahraga dengan jenis sepak takraw yaitu 5
orang (16,1%).

Hasil penelitian menunjukkan semua Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya melakukan olahraga dengan
frekuensi 12 kali per minggu.

Frekuensi (N)

3 Jam/Sesi

Distribusi Jenis Olahraga pada Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Distribusi Frekuensi Olaharaga pada Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan

Frekuensi
Olahraga
(Kali/Minggu)
12

11

Persentase
(%)
35,5

Frekuensi (N)

Persentase (%)

Sepak Takraw

Frekuensi
(N)
5

Taekwondo

12,9

Senam

9,7

Pencak Silat

9,7

Dayung

9,7

Voli

12,9

Renang

3,2

Tenis Meja

6,5

Atletik

9,7

Angkat Besi

9,7

Total

31

100

16,1

Hasil penelitian menunjukan lebih banyak Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumater Selatan lebih
banyak yang melakukan olahraga dengan jenis bukan
permainan yaitu 20 orang (64,5%).

87

Tabel 9. Distribusi Kategori Jenis Olahraga pada Siswi


SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Jenis
Olahraga
Permainan
Bukan
Permainan
Total

Frekuensi (N)

Persentase (%)

11

35,5

20

64,5

31

100

Underwe
ight
Normal
Total

Tabel 10. Pengaruh Usia terhadap Gangguan Menstruasi


pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan dengan Uji Statistik Chi Square

15
16
17
Total

N
10
8
2
20

Gangguan Menstruasi
Tidak
Total
N
%
N
%
5
16,1
15
48,4
2
6,5
10
32,3
4
12,9
6
19,4
11
35,5
31
100

Intensitas
Berat
Sedang
Total

Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan yang paling
banyak mengalami gangguan menstruasi memiliki IMT
normal (51,9%). Uji statistik dengan metode ChiSquare tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi
syarat, yaitu terdapat sel dengan expected count kurang
dari lima. Oleh karena itu, digunakan uji Fishers Exact
sebagai alternatif. Hasil uji Fishers Exact menunjukkan
adanya pengaruh yang tidak signifikan (p>0,05) antara
IMT terhadap gangguan menstruasi yang dibuktikan
dengan nilai p yang diperoleh sebesar 0,646.

9 29,0
11 35,5

6 19,4
25
31

0,646

80,6
100

Gangguan Menstruasi
CI 95%
Ya Tidak Total
OR
p
N % N % N %
Min
Max
10 32,3 1 3,2 11 35,5
10,000 1,070 93,437 0,047
10 32,3 10 32,3 20 64,5
20 64,5 11 35,5 31 100

Pengaruh Durasi Olahraga Terhadap Gangguan


Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan
Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri
Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan yang tidak
mengalami gangguan menstruasi lebih banyak pada
mereka yang melakukan olahraga dengan durasi 3
Jam/Sesi dibandingkan dengan yang melakukan
olahraga dengan durasi 4 Jam/Sesi. Uji statistik dengan
metode Chi-Square tidak dapat digunakan karena tidak
memenuhi syarat, yaitu terdapat sel dengan expected
count kurang dari lima. Oleh karena itu, digunakan uji
Fishers Exact sebagai alternatif. Hasil uji Fishers
Exact menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
(p<0,05) antara durasi olahraga terhadap gangguan
menstruasi yang dibuktikan dengan nilai p yang

Tabel 11. Pengaruh IMT Terhadap Ganggua Menstruasi


pada Siswi SMA Negeri Olaharag Sriwijaya Sumatera
Selatan dengan Uji Statistik Fishers Exact

IMT

51,9
64,5

6,5

Tabel 12. Pengaruh Intensitas Olahraga Terhadap


Gangguan Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan dengan Uji Statistik Fishers
Exact

0,16
3

Pengaruh IMT Terhadap Gangguan Menstruasi


pada Siswi SMA Negeri Olaharag Sriwijaya
Sumatera Selatan

Gangguan Menstruasi
Ya
Tidak
Total
N
%
N % N
%

16
20

Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan yang tidak
mengalami gangguan menstruasi lebih sedikit pada
mereka yang melakukan olahraga intensitas berat
dibandingkan dengan yang melakukan olahraga
intensias sedang. Uji statistik dengan metode ChiSquare tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi
syarat, yaitu terdapat sel dengan expected count kurang
dari lima. Oleh karena itu, digunakan uji Fishers Exact
sebagai alternatif. Hasil uji Fishers Exact menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan (p<0,05) antara
intensitas olahraga terhadap gangguan menstruasi yang
dibuktikan dengan nilai p yang diperoleh sebesar 0,047.
Nilai Odds Ratio didapat sebesar 10,000 (OR>1) dengan
interval kepercayaan (CI) sebesar 1,070 sampai 93,437
yang berarti intensitas olahraga yang berat berisiko 10
kali menimbulkan gangguan menstruasi pada Siswi
SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan yang paling
banyak mengalami gangguan menstruasi berusia 15
tahun (32,3%). Hasil uji Chi Square menunjukkan
adanya pengaruh yang tidak signifikan (p>0,05) antara
usia terhadap gangguan menstruasi yang dibuktikan
dengan nilai p yang diperoleh sebesar 0,163.

Ya
%
32,3
25,8
6,5
64,5

12,9

Pengaruh Intensitas Olahraga Terhadap Gangguan


Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan

Pengaruh Usia terhadap Gangguan Menstruasi pada


Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan

Usia

88

diperoleh sebesar 0,047. Nilai Odds Ratio didapat


sebesar 10,000 (OR>1) dengan interval kepercayaan
(CI) sebesar 1,070 sampai 93,437 yang berarti durasi 4
Jam/Sesi berisiko 10 kali menimbulkan gangguan
menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan.

yaitu 20 orang (64,5%). Uji statistik dengan metode


Chi-Square tidak dapat digunakan karena tidak
memenuhi syarat, yaitu terdapat sel dengan expected
count kurang dari lima. Oleh karena itu, digunakan uji
Fishers Exact sebagai alternatif. Hasil uji Fishers
Exact menunjukkan adanya pengaruh yang tidak
signifikan (p>0,05) antara jenis olahraga terhadap
gangguan menstruasi yang dibuktikan dengan nilai p
yang diperoleh sebesar 0,132.

Tabel 13. Pengaruh Durasi Olahraga Terhadap Gangguan


Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan dengan Uji Statistik Fishers Exact

Durasi

Gangguan Menstruasi
Ya
Tidak Total OR
N %
N % N %
10 32,3 1 3,2 11 35,5

CI 95%
Min

Tabel 15. Pengaruh Kategori Jenis Olahraga Terhadap


Gangguan Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan dengan Uji Statistik Fishers
Exact

Max

4
Jam/Sesi
10,000 1,070 93,437 0,047
3
10 32,3 10 32,3 20 64,5
Jam/Sesi
Total
20 64,5 11 35,5 31 100

Pengaruh Jenis Olahraga Terhadap Gangguan


Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan

Persentase (%)

Sepak Takraw

16,1

Taekwondo

12,9

Senam

9,7

Pencak Silat

9,7

Dayung

9,7

Voli

12,9

Renang

3,2

Tenis Meja

6,5

Atletik

9,7

Angkat Besi

9,7

Total

31

100

Frekuensi
(N)
11

Persentase
(%)
35,5

20

64,5

31

100

P
0,132

4. Pembahasan
Pengaruh Usia Terhadap Gangguan Menstruasi
pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
tidak signifikan antara usia terhadap gangguan
menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai p
yang didapat pada uji statistik Chi-Square sebesar 0,163
(p>0,05). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya oleh Sianipar, yang menemukan hubungan
yang bermakna antara usia responden dengan gangguan
menstruasi (p=0,008)22.

Tabel 14. Pengaruh Jenis Olahraga Terhadap Gangguan


Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan
Frekuensi (N)

Permainan
Bukan
Permainan
Total

Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumater Selatan lebih banyak yang
melakukan olahraga dengan jenis sepak takraw yaitu 5
orang (16,1%) dan yang paling sedikit berolahraga
renang yaitu 1 orang (3,2%). Uji Chi Square untuk
mengetahui pengaruh jenis olahraga terhadap gangguan
menstruasi tidak dapat dilakukan, karena terlalu
bervariasi dan tidak dapat dikategorikannya data jenis
olahraga.

Jenis Olahraga

Jenis Olahraga

Penelitian pada subjek mahasiswi tari dengan rentang


usia 19-22 tahun, dan didapatkan hasil sebanyak 32
subjek
(51,6%)
mengalami
gangguan
siklus
menstruasi16.
Ketidaksesuaian hasil pada penelitian ini dengan teori,
diakibatkan oleh sedikitnya sampel yang tersedia. Hal
ini berujung pada kurangnya pengaruh usia terhadap
siklus menstruasi pada penelitian ini.
Pengaruh IMT Terhadap Gangguan Menstruasi
pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
tidak signifikan antara IMT terhadap gangguan
menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai p
yang di dapat pada uji statistik Fishers Exact sebesar

Hasil penelitian menunjukkan Siswi SMA Negeri


Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan lebih banyak yang
melakukan olahraga dengan jenis bukan permainan
89

0,646 (p>0,05). Hal ini sesusai dengan penelitian


Sianipar yaitu, tidak didapatkan hubungan bermakna
(p=0,191) antara IMT dengan gangguan menstruasi22.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang


signifikan antara intensitas olahraga terhadap gangguan
menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai p
yang di dapat pada uji statistik Fishers Exact sebesar
0,047 (p<0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rachmawati, yaitu adanya hubungan
yang signifikan antara aktivitas fisik dengan gangguan
siklus menstruasi (p=0,022)16.

Akan tetapi, pada penelitian Hirata, didapati


peningkatan risiko (OR=1,3 dengan 95% CI=1,1-1,6)
pada wanita dengan IMT rendah untuk mengalami nyeri
menstruasi9.
Wanita dengan berat badan kurang dan berat badan lebih
berisiko tinggi terhadap ovulasi infertil dan
ketidakteraturan siklus menstruasi berkaitan dengan
adanya kelainan pada pengeluaran hormon17. Rendahnya
berat badan berkaitan dengan gangguan fungsi
hipotalamus yang mengarah pada penekanan sekresi
GnRH. Kondisi ini mempengaruhi penurunan sekresi
dan kadar hormon gonadotropin dalam serum dan urin.
Selain itu juga terjadi perubahan kadar hormon steroid
yang ditandai dengan meningkatnya kadar testosteron
serum. Hal tersebut mengakibatkan siklus menstruasi
lebih panjang14.

Pada penelitian sebelumnya oleh Nattiv, disebutkan


bahwa kelainan sistem reproduksi termasuk gangguan
menstruasi dialami oleh 6-79% perempuan yang terlibat
dalam kegiatan dengan aktivitas berat13. Dalam
penelitian Sianipar, didapatkan hubungan yang
bermakna antara aktivitas fisik dengan gangguan
menstruasi. Duapertiga responden yang mengalami
gangguan menstruasi justru aktif secara fisik, sedangkan
duapertiga responden yang tidak mengalami gangguan
menstruasi justru tidak aktif22.
Intensitas aktivitas fisik yang terlalu tinggi
mengakibatkan tidak adanya kompensasi oleh tubuh
yang dapat menyebabkan gangguan endokrin dalam
tubuh salah satunya ketidakteraturan siklus menstruasi2.

Sedangkan kondisi overweight dan obesitas berkaitan


dengan penumpukan lemak dalam jaringan adiposa
berkorelasi positif dengan peningkatan kadar leptin.
Leptin akan memicu pengeluaran GnRH yang
mempengaruhi FSH dan LH dalam merangsang
pematangan folikel dan pembentukan hormon
estrogen20. Hal tersebut memicu tingginya kadar hormon
estrogen sehingga memberikan umpan balik negatif
terhadap sekresi GnRH. Selain kelebihan estrogen, pada
wanita dengan berat badan berlebih juga kelebihan
androgen yang mengakibatkan terjadi gangguan fungsi
ovarium dan kelainan siklus mentruasi 1. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jenis gangguan menstruasi yang
terjadi bergantung pada nilai IMT (underweight atau
overweight).

Pengaruh Durasi Olahraga Terhadap Gangguan


Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara durasi olahraga terhadap gangguan
menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai p
yang di dapat pada uji statistik Fishers Exact sebesar
0,047 (p<0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya oleh Nattiv, yang menyatakan gangguan
siklus menstruasi dan tertundanya menarche dialami
oleh remaja dan wanita dewasa yang melakukan
pelatihan secara intensif selama 15 jam atau lebih setiap
minggunya13.

Akan tetapi dengan sedikitnya sampel yang tersedia


pada penelitian ini, range data imt yang tidak terlalu
jauh berbeda, mengakibatkan ketidakcocokan hasil
penelitian ini tentang pengaruh IMT terhadap siklus
menstruasi dengan teori.

Aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan


terjadinya disfungsi hipotalamus yang menyebabkan
gangguan pada sekresi GnRH. Hal tersebut
menyebabkan menarche yang tertunda dan gangguan
siklus mentruasi dengan perubahan metabolisme steroid
yang mempengaruhi release atau penglepasan
gonadotrophin3. Meningkatnya aktivitas fisik juga
berhubungan positif dengan panjang fase folikuler.
Penelitian yang dilakukan oleh Liu, menyebutkan
wanita berusia kurang dari 35 tahun dengan aktivitas
fisik >4 jam per minggu secara signifikan
memperpanjang fase folikuler11.

Pengaruh Frekuensi Olahraga Terhadap Gangguan


Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan
Hasil penelitian menunjukkan tidak bisa dilakukan uji
statistik Chi-Square untuk mengetahui pengaruh
frekuensi olahraga terhadap gangguan menstruasi.
Karena tidak bervariasinya data frekuensi atau data
frekuensi bersifat homogen.
Pengaruh Intensitas Olahraga Terhadap Gangguan
Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan
90

Pengaruh Jenis Olahraga Terhadap Gangguan


Menstruasi pada Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan

olahraga intenstas sedang. Lebih banyak Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan (64,5%)
yang melakukan olahraga dengan durasi 3 jam/sesi.
Lebih banyak Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya
Sumatera Selatan (16,1%) melakukan olahraga jenis
sepak takraw. Hasil uji statistik Fishers Exact
menunjukkan variabel yang memiliki pengaruh yang
signifikan (p<0,05) terhadap gangguan menstruasi
adalah intensitas olahraga dan durasi olahraga.

Hasil penelitian sebelum dikategorikan menunjukkan


tidak bisa dilakukan uji statistik Chi-Square untuk
mengetahui pengaruh jenis olahraga terhadap gangguan
menstruasi. Karena terlalu bervariasi data jenis
olahraga. Hasil penelitian setelah dikategorikan
menunjukkan adanya pengaruh yang tidak signifikan
antara jenis olahraga terhadap gangguan menstruasi
pada Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai p yang di dapat
pada uji statistik Fishers Exact sebesar 0,132 (p>0,05).
Hal ini sesuai dengan penelitian Saputri, yaitu tidak
ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis
olahraga dan ganngguan menstruasi19. Gangguan
menstruasi pada atlet putri dapat disebabkan oleh
meningkatnya latihan fisik yang dapat menyebabkan
perubahan fisiologi dalam kontrol endokrin pada sistem
menstruasi yang akhirnya menyebabkan atlet
amenorrhea10.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya dan semua pihak yang
membantu dalam upaya terlaksananya penelitian ini.

Daftar Acuan
1.

Jenis olahraga yang baik haruslah berirama, yaitu


olahraga yang membuat otot tubuh berkontraksi dan
berelaksasi secara teratur18. Misalnya jogging,
bersepeda, senam,dan
berenang. Dengan adanya
kontraksi dan relaksasi otot yang teratur, maka
metabolisme akan berjalan lebih baik dan lemak ditubuh
akan mudah terbakar. Selain itu, jantung akan
memompa darah dengan stabil. Bermain sepak bola,
taekwondo, basket, volly, futsal, tenis tidak termasuk
karena banyak berhenti dan terlalu memacu jantung
untuk memompa darah lebih berat dari biasanya. Hal ini
dapat berakibat pada terganggunya proses metobolisme
tubuh yang dapat berujung pada gangguan menstruasi.

2.

3.
4.

Pada penelitian ini didapatkan pengaruh yang tidak


bermakna antara jenis olahraga terhadap gangguan
menstruasi, karena data jenis olahraga yang sangat
bervariasi, sehingga susah untuk dikategorikan, dan
sedikitnya data yang tersedia.

5.
6.

5. Simpulan

7.

Angka kejadian gangguan menstruasi pada Siswi SMA


Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan sebesar
64,5%. Kejadian gangguan menstruasi pada Siswi SMA
Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera Selatan paling
banyak pada usia 15 tahun (32,3%), dan IMT normal
(51,9%). Lebih banyak Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan (48,4%) yang mengalami
gangguan siklus dan pendarahan (metrorargia). Seluruh
Siswi SMA Negeri Olahraga Sriwijaya Sumatera
Selatan melakukan olahraga dengan frekuensi 12 kali
per minggu. Lebih banyak Siswi SMA Negeri Olahraga
Sriwijaya Sumatera Selatan (64,5%) yang melakukan

8.
9.

91

Adnyani, G.N. and Triyani, N.G.A., 2013.


Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi
pada Remaja Putri Kelas X di SMA PGRI 4
Denpasar.asjmir, Yoga I. 2009. Nyeri Spinal.
Dalam Sudoyo, Aru W dkk.. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Interna Publishing, Jakarta,
Indonesia, hal. 27152724.
Arovah NI. Female Ethlete Triad pada Atlet
Wanita
(Diagnosis,
Pencegaha,
dan
Penatalaksanaan). Yogyakarta: Universita Negeri
Yogyakarta; 2010.p. 1-12.
Asmarani, Rina. 2010. Pengaruh Olahraga
Terhadap Siklus Atlet. Semarang: FK Undip.
S Bieniasz, J., Zak, T., A-Laskowska, Z. &
Noczyska, A. 2007. Menstrual Pattern and
Common Menstrual disorder in Adolescent
Girls_ a zetrospective Stu. Endokrynol Diabetol
Chor Przemiany Materi Wieku Rozw, 12(3), 20510.
Bobak , L. (2004). Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC.
Cakir, M., Mungan, I., Karakas, T., Giriskes, I. &
Noczyska, A. 2007. Menstrual Pattern and
Common Menstrual Disorder among University
Students in Turkey. Pediatrics International,
49(6).
Fatmawati. 2000. Skripsi Studi Gagguan
Menstrasi Pada Siswi SMUN 2 Sinjai Kabupaten
Sinjai. Makassar. Universitas Hasanuddin.
Guyton, Arthur C. dan Hall, John E.. 2007. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC.
Hirata, M., Kumabe, K. and Inoue, Y., 2002.
[Relationship between the frequency of
menstrual pain and bodyweight in female
adolescents]. [Nihon koshu eisei zasshi]
Japanese journal of public health, 49(6), pp.516524.

10.
11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Karen B. Female Athlete Triad. BMJ.


2005;330:244-246.
Liu, Y., Gold, E.B., Lasley, B.L. and Johnson,
W.O., 2004. Factors affecting menstrual cycle
characteristics.
American
Journal
of
Epidemiology, 160(2), pp.131-140.
Nattiv, A, Agostini R, Yeager K, 1994, The
Female Athlete Triad: The Inter-relatedness of
Disorder eating, Amenorrhea and Osteoporosis,
Clinical Sports Medicine, 13:2.
Nattiv, A., Loucks, A.B. and Manore, M.M.,
2007. The Female Athlete Triad American
college of sport medicine POSITION STAND.
Official Journal of the American College of
Sports Medicine http://www. acsm-msse. org.
Pratiwi, A., 2011. Hubungan Status Gizi Dengan
Keteraturan Siklus Menstruasi Siswi Sma Negeri
1 Mojolaban (Doctoral dissertation, Universitas
Sebelas Maret).
Qomaruddin, M. B. 2005. Kondisi Menstruasi
pada Remaja yang Tinggal di Daerah
Pemukiman Kumuh Kota Surabaya. Jurnal
UNAIR.
Rachmawati, P.A. and Murbawani, E.A., 2015.
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI, AKTIVITAS
FISIK, DAN PERSENTASE LEMAK TUBUH
DENGAN
GANGGUAN
SIKLUS
MENSTRUASI PADA PENARI. Journal of
Nutrition College, 4(1), pp.39-49.
Rowland, A.S., Baird, D.D., Long, S., Wegienka,
G., Harlow, S.D., Alavanja, M. and Sandler, D.P.,
2002. Influence of medical conditions and

18.
19.

20.
21.
22.

23.
24.

25.

92

lifestyle factors on the menstrual cycle.


Epidemiology, 13(6), pp.668-674.
Sadoso, S., 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan
Dalam Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia.
Saputri, G.A.R.R. and Dieny, F.F., 2012. Female
Athlete Triad pada Atlet Putri di Pusat
Pendidikan Latihan (PUSDIKLAT) Ragunan
Jakarta. Journal of Nutrition College, 1(1),
pp.405-413.
Setijowati, N., Eriza, F. and Rosy, H., 2013.
Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian
Menarche pada Remaja Putri.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia
dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta. EGC.
Sianipar, O., Bunawan, N. C., Almazini, P.,
Calista, N., Wulandari, P., Rovenska, N.,
Djuanda, R. E., Irene, Seno, A. & Suarthana, E.
2009. Prevalensi Gangguan Menstruasi dan
Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswi
SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.
Majalah Kedokteran Indonesia, 59(7), 309-310.
Suzanne, C. Smeltzer. (2001). Keperawatan
medikal bedah, edisi 8. Jakarta : EGC
Torstveit, M.T, Sundgot-Borgen, J, 2005, The
Female Thlete Triad : are Elite Athletes at
Increased Risk?, Medicine and Science in Sports
and Exercise, 37:2.
Torstveit, M. K., & Sundgot-Borgen, J. (2005).
Participation in leanness sports but not training
volume is associated with menstrual dysfunction:
a national survey of 1276 elite athletes and
controls. British journal of sports medicine,
39(3), 141-147.

Вам также может понравиться