Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
uteri
melibatkan
reorganisasi
dan
penanggalan
deci
Autolysis merupakan proses peghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot
uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat
mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula
selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusak secara langsung
jaringan hipertropi yang berlebihan, hal ini disebabkan karena penurunan hormone
estrogen dan progesteron.
c. Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga
akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan. (Varneys, 2003).
Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi
uterus ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ pelviks. Segera
setelah proses persalinan puncak fundus kira-kira dua pertiga hingga tiga perempat
dari jalan atas diatara simfisis pubis dan umbilicus. Kemudian naik ke tingkat
umbilicus dalam beberapa jam dan bertahan hingga satu dua hari dan kemudian
secara berangsur-angsur turun ke pelviks yang secara abdominal tidak dapat
terpalpasi di atas simfisis setelah sepuluh hari.
Perubahan uterus ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan pada
miometrium.
Pada
miometrium
terjadi
perubahan-perubahan
yang
bersifat
proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembukuh getah bening.
Decidua tertinggal dalam uterus setelah separasi dan ekpulsi plasenta dan
membrane yang terdiri dari lapisan zona spongiosa pada decidua basalis (tempat
implantasi) dan decid ua parietalis (lapisan sisa uterus). Decidua yang tersisa
menyusun kembali menjadi dua lapisan sebagai hasil invasi leukosit yaitu :
1) Suatu degenerasi nekrosis lapisan superficial yang terpakai lagi sebagai bagian dari
pembuangan lochea dan lapisan dalam dekat miometrium.
2) Lapisan yang terdiri dari sisa-sisa endometrium di lapisan basalis.
Endometrium akan diperbaharui oleh proliferasi epithelium endometrium.
Regenerasi endometrium diselesaikan selama pertengahan atau akhir dari
postpartum minggu ketiga kecuali di tempat implantasi plasenta.
Dengan involusi uterus ini, maka lapisan luar dari decidua yang mengelilingi
situs placenta akan menjadi nekrotik. Decidua yang mati akan keluar bersama
dengan sisa cairan, suatu campuran antara darah yang dinamakan lochia, yang
biasanya berwarna merah muda atau putih pucat. Pengeluaran Lochea ini biasanya
berakhir dalam waktu 3 sampai 6 minggu. (Varney, 2003).
Involusi
Bayi lahir
TFU
Setinggi pusat
Uri lahir
1 minggu
pusat
2 minggu
Pertengahan
6 minggu
sym
8 minggu
Tidak
jari
di
Berat Uterus
1000 gr
bawah 750 gr
500 gr
pst 350 gr
50 p
teraba
di 30 p
atas sym
Bertambah kecil
Sebesar normal
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Involusi Uterus
a. Laktasi
Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke otak, mengakibatkan
oksitosin dihasilkan, sehingga ASI dapat dikeluarkan dan sebagai efek samping
rahim menjadi semakin keras berkontraksi. Oksitosin menyebabkan terjadinya
kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Ini membantu untuk
mengurangi situs atau tempat implantasi palsenta serta mengurangi perdarahan.
b. Mobilisasi Dini
Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri
keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.
c. Gizi
Pada masa nifas dibutuhkan tambahan energi sebesar 500 Kkal perhari,
kebutuhan tambahan energy ini adalah untuk menunjang proses kontraksi uterus
pada proses involusi menuju normal. Kekurangan energi pada ibu nifas dapat
menyebabkan proses kontraksi tidak maksimal, sehingga involusi uterus terus
berjalan lambat. Status gizi masyarakat di pengaruhi oleh :
1) Pengetahuan
Pengetahuan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi membawa
dampak pada kecukupan asupan nutrisi harian. Selama ini masyarakat jarang
memperhatikan tata cara pemenuhan gizi dilakukan secara tidak seimbang.
2) Lingkungan
Kondisi lingkungan memberikan daya dukung kepada masyarakat untuk
memenuhi gizi, sebagai contoh pemenuhan gizi pada daerah yang subur cenderung
lebih baik dibandingkan pemenuhan gizi pada masyarakat yang memiliki lingkungan
gersang. Selain kondisi lingkungan abiotik, kondisi lingkungan biotic atau
masyarakat menyebabkan pola konsumsi antar masing-masing individu dalam
masyarakat saling mempengaruhi.
3) Kepercayaan
rangasangan
kuat
myometrium
umtuk
berkontraksi
sehigga