Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. PENGKAJIAN
Biodata
Nama klien
Nama Suami
Umur
Umur
Agama
Agama
Pendidikan
Pendidikan
Pekerjaan
Pekerjaan
Penghasilan
Penghasilan
Perkawinan
Perkawinan
- Berapa kali :
- Berapa lama :
Alamat
- Berapa kali
- Berapa lama
Alamat
Diagnosa persalinan
:
:
:
1. Keluhan Utama:
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan. Pada ibu
nifas keluhan-keluhan yang sering terjadi antara lain: ketidaknyamanan daerah pubis,
distensi kandung kemih, kesulitan untuk berkemih, sering berkemih sedikit-sedikit
dengan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna (adanya residu urine >
100cc), pancaran urine melemah, inkontinensia/menetes.
2. Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita, penyakit yang sedang diderita (ibu nifas dengan
retensio urine mengalami kesulitan sewaktu memulai berkemih atau BAK yang
sedikit-sedikit), dan pengobatan yang pernah dilakukan.
3. Riwayat Persalinan Sekarang
Kejadian partus lama dapat menyebabkan ibu nifas mengalami retensio urine
karena terjadi penekanan vesika urinaria dan ureter oleh kepala janin sehingga
menyebabkan vesika urinaria dan ureter menjadi edema dan menyebabkan aliran
urine tidak lancar sehingga pasien mengalami kesulitan dalam berkemih. Selain itu
VU dan ureter yang edema menyebabkan VU penuh dan dapat terjadi penurunan
sensitivitas otot destrusor yang mengakibatkan retensio urine.
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar (Di rumah dan di rumah sakit)
a. Pola nutrisi : Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius,
karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi
tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu yang
menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :
1) Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari.
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan
vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40
hari pascapersalinan.
5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI. (Sitti Saleha, 2009 : 71)
b. Pola eliminasi : Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika
dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum
melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata
kandung kemih penuh, tidak menunggu 8 jam untuk kateterisasi. Berikut ini
sebab sebab terjadinya kesulitam berkemih (retensio urin) pada ibu post partum
antara lain :
1) Berkurangnya tekanan intraabdominal.
2) Otot otot perut masih lemah.
3) Edema dan uretra.
4) Dinding kandung kemih kurang sensitive.
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua
postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar
peroral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB,
maka dilakukan klisma (huknah). (Sitti Saleha, 2009 : 73)
c. Istirahat tidur dan aktivitas seksual
Hal hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan
tidur adalah sebagai berikut :
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan kegiatan rumah tangga secara
perlahan lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
5.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda vital :
sebagai efek
Uterus
Hari I
Hari II
Hari III
2 24 jam
25 48 jam
49 72 jam
Setinggi umbilicus
1 cm atau lebih
2 cm atau lebih
atau sedikit
dibawah umbilicus,
dibawah umbilicus,
dibawahnya, padat
padat
padat
2) Kontraksi Uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diudga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine
yang sangat besar (Bobak, dkk, 2005). Selam 1 2 jam pascapartum intensitas
kontraksi uterus bisa berkurang dan dan menjadi tidak teratur. Penting sekali
untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, suntikan oksitosin
(pitosin) secara intravena atau intramuscular diberikan segera setelah plasenta
lahir. Pada ibu nifas dengan retensio urine terjadi penurunan kontraksi uterus
akibat distensi kandung kemih.
3) Kandung Kemih
Pada saat dipalpasi teraba penuh dan nyeri
3) Vulva
Lokea
Hari I
Hari II
Hari III
2 24 jam
25 48 jam
49 72 jam
menstruasi normal,
sedikit bau.
bau
Edema, bersih,
Perineum
Edemanya berkurang,
episiotomy menutup
bersih, menyembuh.
dengan baik
Perubahan pola eliminasi miksi berhubungan dengan dinding kanding kemih kurang
sensitive sekunder akibat penekanan bagian terendah janin saat persalinan.
2)
2.3.1 Perubahan pola eliminasi miksi berhubungan dengan dinding kandung kemih kurang sensitiv
sekunder akibat penekanan bagian terendah janin saat persalinan.
Tujuan : pola miksi kembali lancaar setelah dilakukan tindakan perawatanx24 jam
dengan kriteria hasil:
1.
2.
3.
4.
1)
2)
Bantu dan motivasi pasien dalam mengatasi berkemih secara spontan dengan:
a.
b.
c.
Rasional: pengaliran cairan dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah berdasarkan
gravitasi bumi.
3)
4)
5)
6)
7)
2.3.2 Resiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya mikroorganisme sekunder akibat
pemasangan dower kateter dan ibu takut membersihkan vulva.
Tujuan : tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.x24jam
dengan kriteria hasil:
1.
2.
Tidak ada tanda tanda infeksi seperti lokasi pemasangan kateter baik dan jahitan tidak
bengkak
3.
Suhu 36 37 0C
4.
5.
6.
1)
2)
a. Ajarkan cebok dengan arah yang benar, dengan sabun dan air saat mandi, BAK dan BAB.
Rasional : Sabun dapat mengendorkan tegangan permukaan dan emulsi basa yang dihasilkan
memungkinkan pemisahan kotoran dan mikroorganisme dari perineum.
b. Ganti pembalut 3-4 kali perhari atau ganti pembalut setiap kali BAB dan BAK.
Rasional : Pengeluaran lochea yang tertampung di pembalut merupakan media yang baik
untuk tumbuhnya kuman patogen.
c. Makan makanan yang mengandung protein tinggi.
Rasional : protein berfungsi memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak akibat perlukaan
jalan lahir sehingga mempercepat penyembuhan luka jalan lahir.
3)
4)
5)
6)
DAFTAR PUSTAKA
Bobak,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E dan Mary Frances Moorhouse.2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi.
Edisi 2. Jakarta : EGC
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
8. Jakarta : EGC
Taber, Ben Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC
Muhariman
SKH.2010.
Pendahuluan
Retensi
Urine
Postpartum
tersedia