Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HIDROLIKA II IL2201
VENTURIFLUME
MODUL 07
Nama Praktikan
: Christopher Handino
NIM
: 15714027
Kelompok
: B2
Tanggal Praktikum
Jam`
: 09.30 11.00
PJ Modul
DAFTAR ISI
I.
TUJUAN.................................................................................................................................3
II.
PRINSIP PERCOBAAN.......................................................................................................3
III.
TEORI DASAR......................................................................................................................3
IV.
DATA AWAL..........................................................................................................................7
V.
PENGOLAHAN DATA........................................................................................................8
VI.
DATA AKHIR.......................................................................................................................14
VII.
ANALISIS A........................................................................................................................16
KESIMPULAN....................................................................................................................24
X.
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................24
I.
TUJUAN
1. Menentukan debit aliran dengan menggunakan venturi flume
2. Menentukan kestabilan aliran dengan melihat kekritisannya berdasarkan bilangan
Froude
3. Menentukan nilai koefisien discharge
4. Menentukan jenis aliran berdasarkan nilai bilangan Reynolds
II.
PRINSIP PERCOBAAN
Venturiflume dipasang pada posisi tertentu dalam model saluran terbuka. Debit
yang terjadi pada aliran dapat dihitung dengan cara mengoperasikan hydraulic bench.
Akan terjadi perubahan kekritisan aliran pada saat aliran melalui venturiflume akibat
terjadinya penyempitan saluran secara tiba-tiba oleh venturiflume. Venturiflume juga
memberikan efek kontraksi dan kecepatan terminal. Venturiflume menyebabkan yang
menyebabkan penambahan head sehingga terjadi penurunan ketinggian yang dapat
dijadikan pengukuran debit yang melalui venturiflume dengan mengukur kedalaman
pada titik-titik yang telah ditentukan sesuai dengan penyebaran profil aliran untuk 5
variasi debit. Kemudian mengukur data kedalaman di 6 titik sesuai dengan
penyebaran profil aliran sehingga dapat diperoleh perhitungan koefisien discharge dan
dihitung tiga kali pengukuran waktu untuk satu variasi debit. Lebar penyempitan
dapat mempengaruhi nilai perhitungan debit yang terjadi.
III.
TEORI DASAR
Alat ukur debit saluran terbuka memiliki konsep yang sederhana, yaitu
hubungan antara kedalaman air dan lajunya dipengaruhi oleh bentuk dan dimensi
alatnya. Perhitungan debitnya menggunakan persamaan dengan fungsi air atau head.
Pertimbangan yang biasa digunakan dalam pemilihan alat ukur antara lain biaya
pembuatan dan pemasangan, biaya perawatan, dimensi kanal, debit, dan karakteristik
airnya meliputi kejernihan, berlumpur, dan lain-lain. Biasanya, pemilihan alat ukut
debit didasarkan pada besar kecilnya debit air yang akan diukur.
Venturi flume adalah flume pada saluran terbuka yang membuat aliran bersifat
kritis akibat adanya penyempitan secara tiba-tiba yang menyebabkan penurunan HGL
dan menciptakan kedalaman kritis. Venturi flume digunakan dalam pengukuran aliran
terutama laju aliran yang sangat besar, biasanya dalam jutaan unit kubik. Pengukuran
debit dengan saluran venturi membutuhkan dua pengukuran, satu hulu dan satu di
bagian yang menyempit. Hal ini berlaku apabila aliran melewati yang melewati flume
dalam keadaan subkritis. Jika flume dirancang agar aliran dari subkritis berubah
menjadi superkritis saat melewati saluran tersebut, maka pengukuran tunggal di
bagian penyempitan (yang dalam hal ini menjadi bagian kritis) sudah cukup untuk
perhitungan debit.Untuk memastikan terjadinya kedalaman kritis di tenggorokan
(bagian yang menyempit), flumes biasanya dirancang sedemikian rupa untuk
membentuk lompatan hidrolik di sisi hilir struktur. Flume ini disebut standing wave
flumes.
Venturi flume memberikan efek gabungan kontraksi dan kecepatan terminal
sekaligus, dengan kehilangan tekanan yang lebih kecil tersebut dapat diukur dan dapat
mewakili debit yang melaluinya. Venturi flume terbentuk dengan kontraksi pada
penampang saluran, bersamaan dengan aliran yang menjadi cepat saat berada di
tenggorokan, dan diikuti dengan ekspansi kembali ke luas penampang sebelumnya.
Ketika terjadi ekspansi, air akan terus dipercepat dalam aliran superkritik atau bahkan
dapat diperlambat dalam aliran subkritis. Venturi flume memiliki dua keunggulan bila
dibandingkan dengan bendung, dimana kedalaman kritis dibuat oleh penyempitan
secara vertikal. Pertama, headloss hidrolik yang dihasilkan oleh flume lebih kecil dari
headloss yang dihasilkan oleh bendung. Kedua, tidak ada dead zone pada flume. Dead
zone dapat menyebabkan sedimen dan puing-puing dapat menumpuk terdapat di hulu
bendung.
Venturiflume sangat dapat diandalkan dalam pengukuran aliran dan memiliki
beberapa kelebihan. Seperti tidak mahal dan mudah dikontruksi, operasinal yang
sederhana, membutuhkan hanya sedikit perawatan, akurat untuk mencapai ekspektasi
praktikal, tidak terpengaruh benda yang mengapung, hilang head pada saat operasi
tergolong sedikit, dan memiliki banyak variasi koefisien discharge. Venturiflume
dirancang dalam berbagai bentuk. Biasanya dipakai pada keadaan aliran bebas atau
tidak terbenam, dengan kedalaman kritis pada penampang yang menyempit dan
loncatan hidrolik pada penampang pengeluaran. Namun pada keadaan aliran tertentu,
loncatan hidrolik bersifat terbenam. Berikut ilustrasi aliran melalui venturiflume.
strip
v = 2 g h
dan
debit
aliran
yang
melalui
strip
Qteoritis = 2 g b h0.5 dh
0
Persamaan ini akan berbeda pada tiap jenis notch, untuk pemakaian notch lain,
persamaan harus direlasikan pada fungsi lebar permukaan. Untuk saluran berbentuk
persegi, nilai lebar permukaan tidak berubah terhadap kedalaman. Berikut penurunan
persamaannya:
H
Qteoritis =B 2 g h 0.5 dh
0
2
Qteoritis = B 2 g H 2
3
2 3
Qteoritis =B 2 g ( F) 2
3
Mencari kedalaman kritis dan debit aliran dapat dicari dengan data dimensi
venturiflume dan kedalaman aliran pada waktu tertentu. Adapun dimensi, kedalaman,
dan debit dapat dinyatakan pada titik-titik pengukuran berikut ini:
DATA AWAL
Tabel 1. Data Awal yang Diukur
Data Awal
Massa beban (kg)
Tair awal (celcius)
Takhir awal (celcius)
b (lebar saluran) (m)
bt (lebar penyempitan) (m)
2,5
26
26
0,075
0,052
Variasi
t1
4,7
3,55
3,08
2,64
2,91
1
2
3
4
5
Variasi
1
2
3
4
5
y1
6,65
8,06
9,08
9,25
8,91
t1
4,93
3,06
2,88
2,96
2,6
y2
6,54
8,12
8,94
9,17
8,82
y3
5,77
7,21
7,99
8,14
7,83
t3
4,81
3,45
3,2
2,78
2,98
Kedalaman (m)
y4
4,53
5,73
6,51
6,68
6,44
trata-rata
4,813333333
3,353333333
3,053333333
2,793333333
2,83
y5
4,1
4,94
5,36
5,22
5,41
y6
2,25
2,91
3,13
3,32
3,04
Densitas (kg/m3)
999.8
1000
999.7
999.1
998.2
995.7
992.2
988.1
983.2
977.8
971.8
965.3
958.4
Viskositas (m2/s)
0.000001790
0.000001519
0.000001308
0.000001141
0.000001007
0.000000804
0.000000658
0.000000553
0.000000474
0.000000413
0.000000364
0.000000326
0.000000294
y7
2,59
2,68
3,16
3,23
3,19
1010
1000
990
980
Densitas (kg/m3)
970
960
Polynomial (Grafik
Suhu terhadap
Densitas)
950
940
930
0
50 100 150
Suhu (oC)
0
0
f(x) = 0x^2 - 0x + 0
R = 0.98
Polynomial (Grafik
Suhu terhadap
Viskositas)
0
100
0 200
Suhu (oC)
V.
PENGOLAHAN DATA
1. Densitas
Dari Gambar 5, didapat persamaan hubungan antara suhu dan densitas air
melalui resgresi polinomial, yaitu sebagai berikut
2
kg
m3
kg
m3
2. Viskositas Kinematis
Dari hasil regresi polinomial pada Gambar 6 diperoleh persamaan viskositas air,
yaitu
10
y=2 x 10
x 3 x 10 x +2 x 10
2
m
s
m
s
m2
s
3. Debit Aktual
Dalam perhitungan debit aktual, terlebih dahulu dilakukan perhitungan volume
air dan waktu rata-rata.
V=
dan adalah densitas air yang sudah didapat pada perhitungan sebelumnya, yaitu
= 996,44 kg/m3
Sehingga
V=
m
7,5
3
=
=0,007526795 m
996,44
t 1 +t 2 +t 3
3
Untuk perhitungan debit aktual, akan dilakukan contoh perhitungan pada variasi
1.
Qaktual =
V
t ratarata
0,007526795
m3
=0,001563739
4,813333
s
Perhitungan untuk variasi lainnya, dilakukan dengan cara yang sama. Hasil
perhitungan tertera pada Tabel 4.
4. Luas Permukaan Basah
Luas permukaan basah dapat dihitung dengan rumus
A=b y
dengan b adalah lebar saluran yang nilainya sama sepanjang aliran yaitu 0,075 m,
dan y adalah ketinggian aktual yang dihitung pada saat praktikum. Akan
dilakukan contoh perhitungan untuk debit variasi 1, pada ketinggian aktual di titik
1, sebagai berikut
A=b y=0,075 0,0665=0,0049875 m2
Perhitungan untuk titik dan variasi debit lainnya, dilakukan dengan cara yang
sama. Hasil perhitungan tertera pada Tabel 5.
5. Keliling Basah
Keliling basah dapat dihitung dengan menggunakan rumus
P=b+ 2 y
dengan b adalah lebar saluran yang nilainya sama sepanjang aliran yaitu 0,075 m,
dan y adalah ketinggian aktual yang dihitung pada saat praktikum. Akan
dilakukan contoh perhitungan untuk debit variasi 1, pada ketinggian aktual di titik
1, sebagai berikut
P=b+ 2 y =0,075+2 ( 0,0665 )=0,208 m
Perhitungan untuk titik dan variasi debit lainnya, dilakukan dengan cara yang
sama. Hasil perhitungan tertera pada Tabel 6.
6. Jari-jari Hidrolis
Jari-jari hidrolis dapat dihitung dengan menggunakan rumus
A
R=
P
dengan A adalah luas permukaan dan P adalah keliling basah yang keduanya
sudah didapat dari perhitungan sebelumnya. Akan dilakukan contoh perhitungan
untuk variasi 1 pada ketinggian aktual di titik 1 sebagai berikut
A 0,0049875
R= =
=0,023978 m
P
0,208
Perhitungan untuk titik dan variasi debit lainnya, dilakukan dengan cara yang
sama. Hasil perhitungan tertera pada Tabel 7.
7. Kecepatan Aliran
Kecepatan aliran dapat dihitung dengan menggunakan rumus
v=
Q
A
dimana Q adalah debit aktual dan A adalah luas permukaan basah. Akan
dilakukan contoh perhitungan kecepatan aliran untuk debit variasi 1, pada
ketinggian aktual di titik 1, sebagai berikut
Q 0,001563739
v= =
=0,31353156 m/s
A
0,0049875
Perhitungan untuk titik dan variasi debit lainnya, dilakukan dengan cara yang
sama. Hasil perhitungan tertera pada Tabel 8.
8. Bilangan Froude
Bilangan Froude dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Fr=
v
gy
v
0,31353156
=
=0,388182486
gy 9,81 0,0665
Perhitungan untuk titik dan variasi debit lainnya, dilakukan dengan cara yang
sama. Hasil perhitungan tertera pada Tabel 9.
9. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynold dapat dihitung dengan menggunakan rumus
nRE=
4 Rv
adalah
nRE=
4 Rv 4 0,023978 0,31353156
=
=32039,09781
9,386E-07
Perhitungan untuk variasi lainnya, dilakukan dengan cara yang sama. Hasil
perhitungan tertera pada Tabel 10.
10. Energi Spesifik
Energi spesifik dapat dihitung dengan menggunakan rumus
2
ES= y+
v
2g
ES= y+
v
0,31353156
=0,0665+
=0,071510298 m
2g
2 9,81
Perhitungan untuk titik dan variasi debit lainnya, dilakukan dengan cara yang
sama. Hasil perhitungan tertera pada Tabel 11.
11. Y kritis
Y kritis adalah kedalaman aliran saat bersifat kritis. Perhitungan Y kritis dapat
dihitung dengan rumus
Q 2 13
b
q2 1
Yc ( ) 3 =(
)
g
g
( )
0,001563739
0,075
9,81
Q 2 13
b
Yc=(
) =
g
( )
Perhitungan untuk variasi debit lainnya, dilakukan dengan cara yang sama. Hasil
Perhitungan tertera pada Tabel 12.
12. Energi Spesifik Penyempitan
Perhitungan energi spesifik penyempitan dilakukan dengan menggunakan data
saluran pada kondisi penyempitan, di mana lebar penyempirtan yaitu 0,052m,
ketinggian y adalah rata-rata ketinggian aktual pada titik 2 dan titik 3, dan
kecepatan aliran adalah debit aktual dibagi dengan luas permukaan basah dengan
data ketinggian dan lebar slauran seperti data di atas. Akan dilakukan contoh
perhitungan energi spesifik penyempitan pada debit variasi 1 seperti di bawah ini.
ES= y+
v2
0,4885767212
=0,06155+
=0,073716525m
2g
2 9,81
Perhitungan untuk variasi debit lainnya dilakukan dengan cara yang sama. Hasil
tertera pada Tabel 12.
13. Debit Teoritis
Perhitungan debit teoritis dilakukan dengan menggunakan rumus
3
2
Qteoritis=bt g( Es23) 2
3
Akan dilakukan contoh perhitungan untuk debit variasi 1 sebagai berikut
3
3
2
2
m3
Qteoritis=bt g( Es23) 2 =0,052 9,81( 0,73716525) 2 =0,001774387
3
3
s
Perhitungan untuk debit variasi lainnya dilakukan dengan cara yang sama. Hasil
tertera pada Tabel 12.
14. Koefisien Discharge (Cd)
VI.
DATA AKHIR
Tabel 4. Hasil Perhitungan Densitas, Viskositas Kinematis, dan Debit Aktual
Variasi
Densitas
(kg/m3)
Viskositas Kinematis
(m2/s)
1
2
3
4
5
996,44
9,386E-07
Debit Aktual
(m3/s)
0,001563739
0,002244571
0,002465108
0,002694557
0,002659645
A1
0,0049875
0,006045
0,00681
0,0069375
0,0066825
A2
0,004905
0,00609
0,006705
0,0068775
0,006615
A6
0,0016875
0,0021825
0,0023475
0,00249
0,00228
A7
0,0019425
0,00201
0,00237
0,0024225
0,0023925
P1
0,208
0,2362
0,2566
0,26
0,2532
P2
0,2058
0,2374
0,2538
0,2584
0,2514
P6
0,12
0,1332
0,1376
0,1414
0,1358
P7
0,1268
0,1286
0,1382
0,1396
0,1388
R6
0,014063
0,016385
R7
0,015319
0,01563
R1
0,023978
0,025593
R2
0,023834
0,025653
3
4
5
0,026539
0,026683
0,026392
0,026418
0,026616
0,026313
0,019617
0,019706
0,019519
0,01858
0,018716
0,018522
0,017508
0,017355
0,017561
0,01706
0,01761
0,016789
0,017149
0,017353
0,017237
V6
0,9266599
1,0284404
1,050099
1,0821513
1,1665109
V7
0,8050134
1,1167020
1,0401298
1,1123041
1,1116593
Fr6
1,9723983
1,9248555
1,895062
1,896201
2,1360800
Fr7
1,5970509
2,1778874
1,8681403
1,9760038
1,9872013
V1
0,313531
0,3713103
0,3619835
0,3884045
0,3980014
V2
0,3188050
0,3685666
0,3676521
0,3917930
0,4020627
Fr1
0,3881824
0,4175755
0,3835406
0,4077359
0,4257075
Fr2
0,3980171
0,4129558
0,392585
0,4130832
0,4322400
Bilangan Froude
Fr3
Fr4
Fr5
0,6927277 0,995815 1,1565130
0,7118568 1,0047629 1,2551774
0,6701590 0,9112269 1,2196939
0,7123819 0,9582631 1,3872148
0,7453207 0,9992105 1,297746
Re1
32039,097
40497,939
40941,022
44166,546
44765,085
Re2
32381,595
40293,232
41392,696
44440,023
45085,598
Bilangan Reynolds
Re3
Re4
Re5
39809,631 46733,04 49732,330
48754,400 57416,647 63432,449
49600,879 57658,980 65989,109
53460,437 61871,239 73422,647
54336,143 62690,926 70752,306
Re6
55534,436
71813,914
76347,865
81211,471
83464,797
Re7
52556,248
74382,686
76016,39
82258,610
81660,803
ES6
0,0662664
0,083008
0,0875032
0,0928866
0,099755
ES7
0,0589299
0,0903587
0,0867411
0,0953591
0,0948860
ES1
0,0715102
0,0876270
0,0974784
0,1001889
0,0971736
ES2
0,0705802
0,0881236
0,0962893
0,0995237
0,0964392
Qaktual
Y2-3
V2-3
Es
Qteoritis
Cd Yc (m)
VII.
(m3/s)
(m)
(m/s)
sempit (m)
(m3/s)
0,0015637
0,06155
0,48857
0,0737165
0,0017743
0,0022445
0,07665
0,56314
0,092813
0,002506
0,0024651
0,08465
0,56002
0,1006349
0,0028302
0,0026945
0,08655
0,59871
0,1048198
0,0030086
0,0026596
0,08325
0,61437
0,1024885
0,0029088
0,881
2
0,895
3
0,870
9
0,895
6
0,914
3
0.04517
0.0574
0.061
0.0649
0.0643
ANALISIS A
0
0
f(x) = 0.89x
R = 1
0
Q Aktual (m3/s)
Grafik Qteoritis
terhadap Qaktual
0
0
000000000
Q Teoritis (m3/s)
Qaktual
Qteoritis
|0,950,893
|100 =6
0,95
|0,970,893
|100 =7,938
0,97
Adanya nilai galat ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu yang paling
menentukan adanya galat ini adalah titik pengukuran berdasarkan teori yaitu pada titik
2 dan 3. Titik ini dianggap sebagai titik di mana terjadi penyempitan saluran. Pada
kenyataannya, penyempitan saluran terjadi pada titik 3, 4, dan 5. Hal ini menyebabkan
ketidaktepatan data yang dipakai dalam perhitungan sehingga nilai koefisien
discharge yang didapat tidak masuk ke dalam nilai range koefisien discharge untuk
venturiflume.
2.5
2
1.5
Bilangan Froude
Power (Grafik Y
terhadap NFr Variasi
1)
0.5
0
0.02 0.04 0.06 0.08
Kedalaman (m)
Fr=
v
gy
v
gy
Q
(
b. y )
=
=
gy
Q
by gy
Q
3
bg ( y )2
Fr
1
y
3
2
maka, nilai Y seharusnya memiliki pangkat (-1,5) terhadap Fr. Setelah dilakukan
regresi power terhadap nilai keduanya, didapat persamaan y=0,010x -1,40 di mana y
adalah bilangan froude, x adalah kedalaman. Maka akan didapat nilai galat terhadap
pangkat dr Y sebesar
1=
1,40 (1,5 )
100 =6,67
1,5
Untuk variasi debit lainnya, dilakukan regresi dan perhitungan galat dengan cara yang
sama. Berikut adalah hasil regresi untuk variasi debit lainnya.
2.5
f(x) = 0.02 x^-1.4
R = 0.92
2
1.5
Bilangan Froude
Power (Grafik Y
terhadap NFr Variasi
2)
0.5
0
0
0.05
0.1
Kedalaman (m)
2
1.8
1.6
1.4
1.2
Bilangan Froude
1
0.8
0.6
Power (Grafik Y
terhadap NFr Variasi
3)
0.4
0.2
0
0
0.05
0.1
Kedalaman (m)
2.5
f(x) = 0.02 x^-1.41
R = 0.92
2
1.5
Bilangan Froude
Power (Grafik Y
terhadap NFr Variasi
4)
0.5
0
0
0.05
0.1
Kedalaman (m)
2.5
f(x) = 0.02 x^-1.39
R = 0.92
2
1.5
Bilangan Froude
Power (Grafik Y
terhadap NFr Variasi
5)
0.5
0
0
0.05
0.1
Kedalaman (m)
yang menunjukan energi pada aliran. Ketika nilai bilangan froude kurang dari 1, maka
aliran adalah subkritis di mana energi potensial mendominasi aliran. Ketika bilangan
froude lebih dari satu, aliran adalah superkritis di mana energi kinetik mendominasi
aliran. Dan ketika nilai bilangan froude sama dengan satu, aliran adalah kritis di mana
energi kinetik dan energi potensial aliran dalam keadaan seimbang. Berdasarkan nilai
bilangan froudenya, pada titik 1, 2, dan 3 aliran bersifat subkritis, pada titik 4 aliran
bersifat kritis (nilai bilangan froude tidak tepat satu, namun terjadi perubahan nilai
bilangan froude menjadi lebih besar, sehingga terdapat titik diantara 3 sampai 4 atau
bahkan sampai 5 di mana aliran bersifat tepat kritis). pada titik 5, 6, dan 7 aliran
bersifat subkritis.
60000
f(x) = 9652.96 x^-0.48
R = 0.84
50000
40000
Bilangan Reynold
30000
20000
Power (Grafik Y
terhadap Nre Variasi
1)
10000
0
0
0.05 0.1
Kedalaman (m)
80000
f(x) = 11815.6 x^-0.52
R = 0.9
70000
60000
50000
Bilangan Reynold
40000
30000
Power (Grafik Y
terhadap Nre Variasi
2)
20000
10000
0
0
0.05 0.1
Kedalaman (m)
90000
80000
70000
60000
50000
Power (Grafik Y
terhadap Nre Variasi
3)
30000
20000
10000
0
0
0.05 0.1
Kedalaman (m)
90000
f(x) = 12345.86 x^-0.57
R = 0.92
80000
70000
60000
50000
Power (Grafik Y
terhadap Nre Variasi
4)
30000
20000
10000
0
0
0.05 0.1
Kedalaman (m)
90000
f(x) = 12891.23 x^-0.55
R = 0.91
80000
70000
60000
50000
Power (Grafik Y
terhadap Nre Variasi
5)
30000
20000
10000
0
0
0.05 0.1
Kedalaman (m)
vD
V=
Q
=
A D
Q
=
by D
Berdasarkan grafik, hubungan keduanya sudah benar, yaitu berbanding terbalik.
Berdasarkan hasil perhitungan dari data percobaan, pada semua variasi debit dan pada
semua titik pengambilan data, aliran bersifat turbulen karena memiliki nilai bilagan
Reynold>4000.
0.1
0.09
0.08
0.07
0.06
Grafik Es terhadap Y
Variasi 1
Grafik Es terhadap Y
Variasi 2
0.05
Kedalaman (m)
0.04
0.03
Grafik Es terhadap Y
Variasi 3
Grafik es terhadap Y
Variasi 4
0.02
0.01
0
0.05
0.1
0.15
Grafik Es terhadap Y
Variasi 5
ANALISIS B
Aplikasi penggunaan venturiflume pada bidang Teknik Lingkungan yaitu pada
penyaluran air, baik IPAL, IPAM, maupun penyaluran air irigasi. Pada penyaluran air
untuk irigasi, venturiflume berguna sebagai oengatur debit aliran yang akan keluar.
Dengan venturiflume, debit aliran yang akan keluar dapat dikontrol.
Penggunaan venturiflume sebagai alat ukur debit saluran terbuka memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain, nilai headloss yang relatif kecil,
tidak berpengaruh pada fluida yang mengandug endapan atau suspended solid (dapat
dilakukan perhitungan debitnya), pembuatannya yang mudah dan tidak terlalu mahal.
Sedangkan kekurangan dari venturiflume antara lain tidak tersedianya ukuran yang
lebih kecil dari 6 inchi sehingga diperlukan akurasi hidrolik dan kontruksi yang lebih,
tidak adanya deadzone membuat sampah/padatan yang terdapat pada fluida terbawa
terus melalui aliran (hal ini dapat merugikan pad penggunaan venturiflume pada
penyaluran air untuk irigasi).
IX.
KESIMPULAN
1. Debit aliran yang didapat dengan menggunakan venturiflume sebagai alat ukur
yaitu 0,001774387 m3/s; 0,00250679 m3/s; 0,002830248 m3/s; 0,003008612 m3/s;
0,002908802 m3/s.
2. Berdasarkan nilai bilangan froudenya, pada titik 1 sampai 3 aliran bersifat
subkritis, pada titik 4 aliran bersifat kritis, dan pada titik 5 sampai 7 aliran bersifat
superkritis.
3. Nilai koefisien discharge yang didapat pada penggunaan venturiflume sebagai
alat ukur debit saluran terbuka adalah 0,893.
4. Berdasarkan nilai bilangan reynoldnya, pada semua variasi debit aliran bersifat
turbulen.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Chow,Ven Te.1992.Open Channel Hydraulic.Jakarta :Erlangga.
Finnemore, E. John., Joseph B. Franzini. 2002. Fluid Mechanics With Engineering
Applications Tenth Edition. New York : McGraw-Hill Book Company.
http://www.brighthubengineering.com/hydraulics-civil-engineering
http://en.wikipedia.org/wiki/Venturi_flume