Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit
melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus
dan menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan
perlindungan kesehatan dan memutuskan mata rantai penularan. Agar
penyelenggaraan imunisasi dapat mencapai sasaran yang diharapkan, perlu adanya
suatu pedoman penyelenggaraan imunisasi (Atikah, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO), program imunisasi di Indonesia
memiliki tujuan untuk menurunkan angka kejadian penyakit dan angkia kematian
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Upaya imunisasi
diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi
diperluas menjadi program pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan
penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti
penyakit tuberculosis, difteri, pertusis, campak, tetanus, polio, serta hepatitis B.
Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio,
4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak (Atikah, 2010).
Menurut WHO, saat ini sekitar 2 milyar penduduk dunia telah terinfeksi
virus hepatitis B dan lebih dari 360 juta diantaranya mengidap virus secara kronis.
Jumlah penderita hepatitis B dan C di Indonesia deperkirakan 30 juta orang dan 15
juta, diantaranya berpotensi menderita penyakit hati kronis. Dari rekapitulasi data
suvaliance terpadu penyakit (STP) dinas kesehatan Kabupaten Kota berbasis
dirumah sakit tercatat tahun 2009 sampai 2010 hepatitis menyerang 529 orang
(Starberita, 2010).
Menurut WHO secara global cakupan vaksin DPT (82%), polio (83%), campak
(82%), dan hepatitis B (70%). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2008, di Indonesia cakupan imunisasi BCG (86.9%), campak (81,6%), polio
(71%), DPT (67,7%), dan hepatitis B (62,8%) (DepkesRI, 2008). Menurut kepala seksi
bimbingan dan pengendalian (Bimdal) wabah dan bencana dinas kesehatan Sumut,
hingga Agustus 2010 untuk cakupan campak (59,7%), polio (57,9%), DPT/HB3
(57,5%), BCG (69,1%) dan hepatitis B 0-7 hari (8,2%). Sedangkan Medan untuk
cakupan Hepatitis B 0-7 hari (90,9%), BCG (99,2%), polio (97,5%), DPT/HB (97,6%)
dan Campak (95,9%) (Dinas Kesehatan, 2010).
Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu terhadap
pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi 0-12 bulan di puskesmas Pantai cermin
Kecamatan Tanjung Pura periode Mei-Juni tahun 2011 didapati bahwa dari sasaran
35 orang ibu, ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (23,8%) cukup
sebanyak 5 (11,5%) dan kurang sebanyak 20 orang (64,7%) sedangkan berdasarkan
pendidikan, mayoritas pada ibu yang berpendidikan SD dengan pengetahuan kurang
sebanyak 23 (77,9%) dan minoritas pada ibu yang berpendidikan SMU dengan
pengetahuan cukup, sebanyak 12 (22.1%). Kesimpulanny masih banyak ibu yang
kurang pengetahuannya tentang imunisasi dan memiliki tingkat pendidikan yang
rendah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0-12 Bulan di Puskesmas Tahun 2011