Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Wesley Lee, MD, Andrea N. Hodges, BS, Sterling Williams, MD, Ivana M.
Vetraino, MD, dan Beverley McNie.
Tujuan : Untuk menilai keadaan terkini dari pelatihan USG janin di Amerika
Serikat dilihat dari perspektif kepala program USG dan residen obstetri dan
ginekologi.
Metode : Seratus tiga puluh enam kepala program USG dari 254 program
pendidikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi menyelesaikan survei berbasis
web mengenai pelatihan USG untuk residen. Pertanyaan dipresentasikan dalam
bentuk ya-atau-tidak, peringkat, jawaban pendek, dan format jawaban terbuka
yang menganalisa situasi belajar-mengajar secara umum dan konten kurikulum.
Hasil ini dibandingkan dengan survey wajib tentang pelatihan USG janin yang
telah dilaksanakan sebelumnya secara independen pada sebanyak 4666 residen
obstetri dan ginekologi selama ujian CREOG (Council on Resident Education in
Obstetric and Gynecology) tahun 2003. Metode analisis univariat Friedman
digunakan untuk membandingkan data bertingkat non-parametrik dengan post-test
Dunn. Batas signifikansi secara statistik diambil pada level P < 0.05.
Hasil : Lima puluh empat persen dari program residensi obstetri dan ginekologi
yang terakreditasi telah berpartisipasi pada survey kepala program USG sejak
November 2000 sampai April 2003. Hampir seluruh kepala program USG yang
berpartisipasi adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dan sebagian besar
di antaranya memiliki subspesialisasi di bidang fetomaternal. Staf pengajar dan
sonografer merupakan pihak yang sangat berkontribusi dalam pelatihan USG
untuk residen obstetri dan ginekologi. Pengamatan dan observasi merupakan
aktivitas pendidikan yang paling penting untuk pelatihan USG. Kepala program
USG secara umum menilai persiapan para residen bervariasi dari cukup hingga
sangat baik. Hambatan belajar yang paling penting adalah kurikulum yang
terbatas dan waktu tenaga pengajar. Sebagian besar program mengevaluasi
kompetensi dengan observasi langsung dari keterampilan USG. Berdasarkan
survey CREOG, hanya 16,3% residen yang menilai bahwa performa dan
interpretasi pemeriksaan USG janin hanyalah syarat dan kewajiban program.
Hampir 2/3 dari residen yakin bahwa pelatihan mereka akan cukup adekuat
hingga waktu kelulusan. Hanya 18,4% dari residen berencana melakukan atau
menginterpretasi USG janin pada praktik klinisnya.
Kesimpulan : Pelatihan USG janin untuk residen obstetri dan ginekologi dirasa
cukup oleh sebagian besar kepala program USG dan residen. Pengembangan
selanjutnya dari guideline baku yang terstandarisasi dan alat penilaian kompetensi
harus mempertimbangkan fakta bahwa sekitar seperlima dari residen obstetri dan
ginekologi berencana menggunakan modalitas diagnostik ini dalam praktik
klinisnya. (Obstet Gynecol 2004;103:333-8. 2004 oleh The American College of
Obstetricians and Gynecologists.)
Level of Evidence : II-2
Hasil
Di antara tanggal 13 November 2000 dan 11 April 2003, 136 dari 254 (54%)
program pendidikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi berpartisipasi pada
kuesioner berbasis web kami. Umpan balik diperoleh dari 39 dari 46 negara
bagian dengan program yang terakreditasi, termasuk Puerto Rico dan distrik
Columbia (Gambar 1). Sebagian besar program pelatihan USG janin (117 dari 136
program, 86,0%) dilaksanakan sendiri oleh departemen obstetri dan ginekologi
tersebut, hanya 1 program yang diadakan oleh departemen radiologi. Tiga belas
program (dari 136 program, 9,6%) dilaksanakan dengan kerjasama antara
departemen obstetri ginekologi dan radiologi.
Hanya sedikit dari 131 kepala pelatihan USG yang bertanggung jawab
terhadap lebih dari 1 program. Hampir seluruh kepala pelatihan USG yang
berpartisipasi (128 dari 131 responden, 97,7%) adalah dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, yang 99 di antaranya memiliki subspesialisasi di bidang fetomaternal.
Kepala pelatihan telah melayani di bidangnya selama rata-rata 5,4 4,5 tahun.
Rata-rata jumlah staff tetap yaitu 19,7 14,0 tenaga pengajar per departemen.
Tujuh puluh empat persen program (97 dari 131 responden) memiliki program
USG yang diakreditasi oleh American Institute of Ultrasound in Medicine
(AIUM).
Banyak program residensi yang mengikuti standar scanning dari The
American College of Obstetrician and Gynecologist (n=71) atau AIUM (n=56).
Beberapa jenis peralatan USG digunakan untuk melatih residen : Philips (n=72),
ACUSON (n=69), General Electric (n=59), Siemens (n=19), Aloka (n=12),
Toshiba (n=9), dan Medison (n=8). Sekitar 3,8 2,1 minggu waktu kurikulum
sepenuhnya dialokasikan untuk pelatihan USG janin. Sejumlah kecil program
(14,4%) tidak memberikan waktu kurikulum yang sepenuhnya untuk subjek ini.
Buku-buku teks yang paling banyak digunakan adalah karangan Callen (n=83)
dan Romero (n=63). Buku teks yang lebih jarang digunakan yaitu buku karangan
Sabbagha (n=12), Chervenak (n=4), dan McGahan (n=2). Kuliah diberikan secara
rutin sebagai bagian dari kurikulum formal pada 116 (88,5%) dari 131 responden.
Semua program menyediakan pelatihan sonografi endovaginal, profil
biofisik, dan deteksi kehamilan dini. Sejumlah topik pembelajaran ditentukan
sebagai bagian dari kurikulum formal mereka. Sembilan puluh dari 136 program
tidak membutuhkan batas minimal dari jumlah pemeriksaan profil biofisik.
Program-program yang berpartisipasi melaporkan bahwa batas minimal dari
jumlah pemeriksaan profil biofisik yaitu dalam rentang 4 hingga 50 (median 30
scan). Sebagian besar program (126 dari 131 responden, 96,2%) mengajarkan
residen untuk melakukan USG di awal kehamilan.
dasar, profil biofisik, dan scan endovaginal. Dalam skala 1 sampai 5 (1 = buruk, 2
= batas bawah, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = sangat baik), para kepala program menilai
persiapan keseluruhan dari residen sangat baik dalam melakukan pemeriksaan
profil biofisik (median 5,0). Persiapan mereka dinilai baik hingga cukup untuk
pemeriksaan USG obstetrik dasar (median 3,5), dan scan trimester pertama
(median 3,5).
Hambatan pembelajaran yang paling bermakna adalah terkait kurikulum yang
terbatas dan waktu dari tenaga pengajar. Dari skala 1 sampai 6 (1 = paling
signifikan, 6 = paling tidak signifikan), kepala program menilai hambatan yang
paling signifikan bagi para residen dalam mempelajari sonografi obstetrik
berkaitan dengan kurangnya kurikulum (median 2,0) dan waktu dari tenaga
pengajar (median 3,0) (P < 0,001). Berkurangnya minat (median 5,0) dan
kurangnya jam tidur (median 5,0) adalah hambatan yang kurang signifikan (P >
0,05, tidak signifikan). Volume obstetrik yang rendah (median 6,0) dan kurangnya
kemampuan tenaga pengajar (median 6,0) tidak dianggap sebagai hambatan dalam
pelatihan residen. Dalam periode penelitian, lebih dua pertiga dari program (86
dari 128 responden, 67,2%) tidak membatasi aktivitas residen selama rotasi USG.
Survey CREOG menerima respon dari 4467 dari 4666 peserta ujian (95,7%
tingkat respon). Program residensi berasal dari universitas (63,0%) atau yang
berbasis komunitas (35,0%). Sekitar 73,6% residen partisipan berjenis kelamin
wanita. Lebih dari sepertiga (35,7%) residen partisipan melaporkan bahwa
program fellowship bidang fetomaternal disediakan oleh program mereka. Praktik
post-residensi yang diantisipasi meliputi praktik komunitas (47,2%), praktik
campuran akademis (29,8%), fellowship (13,9%), dan akademis (7,4%).
pelatihan USG obstetrik dinilai cukup (62,6%), terlalu sedikit (34,1%) atau terlalu
banyak (1,9%). Kualitas dari pelatihan USG prenatal yang mereka ikuti dinilai
komprehensif (23,1%), cukup (52,0%), kurang dari cukup (16,8%), sangat kurang
(5,8%), atau tidak ada (0,8%); 1,5% dari data survey ada yang hilang.
Menariknya, hanya 18,4% residen yang berencana untuk melakukan atau
menginterpretasi pemeriksaan USG obstetrik. Para residen berencana untuk
melakukan scan kehamilan trimester pertama (85,5%), survey anatomis trimester
kedua (46,2%), evalusia pertumbuhan janin trimester ketiga (60,1%), dan scan
terkait anomali kongenital (9,9%).
Daftar berikut ini merangkum komentar dari para kepala program USG.
1. Hambatan dalam belajar mengenai USG obstetrik. Komentar para kepala
program secara umum mengutip tentang kurangnya waktu tenaga pengajar
atau sibuknya praktik klinis sebagai hambatan signifikan dalam pelatihan
residen. Beberapa kepala khawatir dengan program latihan USG yang
terbatas akibat kurikulum yang lain, seperti pelayanan primer dan
berkurangnya jam kerja residen.
2. Waktu kurikulum untuk pelatihan USG janin. Dua model utama disajikan.
Model pertama melibatkan rotasi inti selama satu atau dua tahun pertama
yang sering ditambah dengan pilihan berikutnya. Model yang kedua
Diskusi
Kondisi saat ini dari pelatihan USG untuk residen obstetri dan ginekologi di
Amerika Serikat secara umum dinilai cukup. Sebagian besar dari program yang
berpartisipasi dikelola oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi, yang
kebanyakan di antara mereka memiliki subspesialis di bidang fetomaternal.
Tenaga pengajar tetap dan sonografer berperan penting dalam proses pendidikan
ini. Sekitar separuh dari program yang berpartisipasi menggunakan standar
sonografi obstetrik dari American College of Obstetricians and Gynecologist dan
AIUM. Pelatihan USG janin secara umum tersebar sepanjang 4 tahun pendidikan.
Pengalaman USG dalam praktik, observasi, dan kuliah adalah metode belajar
yang sering digunakan. Sebagai perbandingan, membaca dan membahas material
multimedia dinilai kurang penting oleh kepala program pelatihan USG.
Keterbatasan penelitian yang paling penting berkaitan dengan banyaknya
program dan jumlah waktu (2,4 tahun) yang dibutuhkan untuk menghubungi
tenaga pengajar dan mengumpulkan data. Beberapa program tidak berpartisipasi
pada kasus dimana kurikulum pelatihan USG nya tidak ditekankan. Selama
periode penelitian ini, tujuan pembelajaran CREOG tetap tidak berubah, baik
untuk pengetahuan dan performa terkait pelatihan USG janin. 7,8 Sebagian besar
negara bagian dengan program pendidikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi
yang terakreditasi, telah diwakilkan oleh lebih dari separuhnya melalui kepala
program pelatihan USG yang berpartisipasi melalui internet. Sebaliknya,
penetapan data residen diperkirakan mencakup 95,7% responden potensial yang
mengikuti survey dalam ujian CREOG 2003.
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, Ahram et al 9 mengadakan survey nasional
pada 292 program obstetri dan ginekologi di Amerika Serikat untuk mengetahui
seberapa banyak pelatihan USG yang telah memenuhi guideline yang telah
ditetapkan oleh AIUM. Tingkat partisipasi dalam survey mereka sebesar 78,8%,
lebih tinggi dari yang dicapai oleh penelitian kami. Meskipun sebagian besar
responden menyatakan memiliki pelatihan USG dalam program mereka, lebih dari
55% menunjukkan tidak adanya pengalaman residen baik dalam membaca
maupun menulis laporan USG. Hanya 39% kepala program yang melaporkan
pengalaman lebih dari 200 scan USG per residen selama 4 tahun. Lebih terkini,
Kasales et al10 mengadakan survey yang berbeda meliputi 206 program residensi
radiologi
prenatal. Hertzber et al12 mencoba untuk menentukan angka minimal kasus yang
dibutuhkan untuk memeperoleh sertifikat dalam permeriksaan USG. Tes
kompetensi diadakan pada 10 orang residen radiologi tahun pertama dengan
tambahan 50 kasus menjadi total 200 pemeriksaan. Masing-masing tes
kompetensi meliputi residen yang melakukan scanning dan menginterpretasi 10
hasil USG dengan perbandingannya yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh
sonografer
dan
diinterpretasikan
oleh
konsulennya.
Meskipun
adanya
program
yang
membutuhkan
mereka
untuk
melakukan
atau