Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BIOFERTILISASI
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Biofertilisasi
Oleh :
KELOMPOK 2
Noni Mareta S.
150510130006
Ana Nurhasanah
150510130007
Rokhaesih
150510130019
Moch Fakhri I P
150510130026
Dewikusuma Ikhsani
150510130191
I.
Biofertilisasi
Pupuk hayati (biofertilizer) adalah suatu bahan yang berasal dari jasad
hidup, khususnya mikrobia, yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi suatu tanaman. Dalam hal ini yang dimaksud dengan berasal
dari jasad hidup adalah mengacu pada hasil proses mikrobilogis. Oleh karena itu
istilah pupuk hayati lebih tepat disebut sebagai inokulan mikrobia. Bahan
pembawa inokulum yang lazim disebut sebagai carrier pada dasarnya merupakan
suatu bahan yang dapat digunakan sebagai tempat hidup inokulum pupuk hayati
sebelum diaplikasikan, sehingga harus dapat mengaktifkan kegiatan mikrobia agar
mampu tumbuh dan berkembang pada saat digunakan. Bahan carrier yang baik
adalah bersifat tidak meracun mikrobia, kemampuan absorpsi tinggi, mudah
disterilkan, dan dihaluskan, mudah menempel pada bahan tanaman (biji misalnya)
dan tersedia secara melimpah. Gambut merupakan bahan carrier yang selama ini
dianggap memenuhi persyaratan tersebut, namun demikian perlu dicari alternatif
bahan carrier yang lain baik sebagai bahan utama atau sebagai bahan substitusi
(Burton, 1979).
Kesuksesan dari inokulan mikrobia tergantung dari beberapa faktor,
dimana bahan pembawa menjadi faktor terpenting. Carrier biasanya berbentuk
padat, semi padat atau substansi cair, yang dapat mendukung kehidupan bacteria
dalam jangka waktu tertentu. Salah satu sifat terpenting yang diperlukan dari
bahan pembawa adalah kemampuannya dalam mempertahankan populasi dari
inokulan mikrobia agar tetap tinggi selama jangka waktu penyimpanan
(Karnataka, 2007).
II.
Inokulan Gambut
Gambut adalah carrier bagi Rhizobia dan PGPR, termasuk Azospirillum
spp. di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, dan Australia, inokulan bahan utama
ini yang dijual dalam volume yang besar. Saat ini, rincian tentang teknis produksi
inokulan-gambut berdasarkan seperti ukuran bulir, pH, kelembaban optimal,
beberapa perubahan, kualitas inokulan, standar kontrol kualitas, dan kesehatan
serta keamanan kerja adalah pengetahuan umum (Decker et al. 2011) keadaan
fisik formulasi gambut (bubuk padat, pelet, atau cair) dapat membuat perbedaan
DAFTAR PUSTAKA
Nilaning, Ina Tyas.2008. Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Bahan Pembawa
Inokulum Bakteri Pelarut Fosfat. Skripsi Untuk memenuhi sebagai
persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian Di Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Ilmu Tanah.
Simanungkalit, R.D.M., Edi Husen, dan Rasti Saraswati.
http://journal-phytology.com/
Ir. Nana Danapriatna, MP, Dr. Ir. Reginawanti Hindersah, MP, dan Dr. Yudi
Sastro, MP. 2010.
2010;
Kerjasama
Kemitraan