Вы находитесь на странице: 1из 8

:

P'"I

rssN 0216-2393

Vol. 7 No. 2 Juli

JURNAL MIPA

2011

I
t

Il J[[ :i[

4[n fin it[ 5il ffit

[[[ l[[ lifl

tl[ wl !i[

1ilfi

tLh

"fll

FAKULTASMATEMATIKADANILMUPENGETAHUANALAM

UNIVERSITAS BENGKULU
Gradien

Vol.7

No.2

Hal.669'715

Bengkulu,
Juli 2CI11

1SSN 0216-2393

ISSN 0216.2393

trRAXIXEr$
Vol. 7 No.2 Juli2011

JURNAL MIPA

Cakupan Jurnal Ilmiah Gradien meliputi artikel ilmiah hasil penelitian


dalam bidang Matematik4
Fisika, Kimia dan Biologi. Jumal ini terbit pertamakali pada tahun
2005 dengaifrekuensi

penerbitan dua kali setahun yaitu pada bulanjanuari daniuli.

Pembina
Dekan FMIPA Unib

Ketua Redaksi
Suhendra, S.Si, M.T

Sekretaris Redaksi
Eka Angasa, S.Si, M.Si

Bendahara Redaksi
Supiyati, S.Si, M.Si

Anggota
Sipriadi, S.Si

Yulian Fauzi, S.Si, M.Si

Dewan Penyunting
Prof. Siti Salmah (Unand)
Prof. Dahyar fubain (Unand)
Prof. Sigit Nugroho (Unib)

Dr. Hilda Zulkifli,DEA (Unsri)


Dr. Gede Bayu Suparta (UGM)
Imam Rusmana ph.D (IpB)
Dr. Mudin Simanuhuruk (IINIB)
Dr. rer.nat. Totok Eka Suharto, MS (Ijnib)
Dr. Agus Martono MI{p, DEA (Unib)
Choirul Muslim, Ph. D (Unib)
Dra. Rida Samdara, M.S (Unib)

Alamat Redaksi :
Pakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam universitas
Bengkulu
Gedung
Jl. W.R. Suprarman 38371 Bengkulu TelptFax.

www. gradienfmipaunib. wordpress.com

en6);09W

rssN 0216.2393

Vol.7 No.2 Juli2011

JURNAL IIIPA
DAFTAR ISI

tr'isika
1 Simulasi Kontrol

2. Pembuatan

Je.mneratur

Tabung Sampel Minyak Bumi (Irkhos)

669-674

Peta Elektronik (E-Map) Berbasis atgoritma Dijkstra

Di Kawasan
Kota Bengkulu Menggunakan Bahasa pemrograman Delphi
7.0 (Rida Samdara)
3. Penentuan struktur Bawah permukaan Di zoiapatahan
ir*tt1
Berdasarkan Metode Geolistrik Tahanan Jerus (suhendri)

675-677

678-682

Kimia

4. Pemanfaatan
5.

6.

7.

cangkang Kepiting Bakau (scyila serrata)vntuk


Pemurnian Kitinase dari streptomyces aure ofaciens (Lus
iana)
Inhibisi Korosi Baja dengan campuran Ekstrak Daun Gamhir
dan

683-686

Kalsium Glukonat dalamMedium Asam Krorida (HCI) (Ghufira)


Preliminary Test ofDetermination ofAlkaloid ura st.roia
clmpounds

687-69t

and Bioassay on Some Vegetable plant Extract (Devi


R)
Pemanfatan Ekstrak Bunga Mawar Merah ( .Rosa

Indikator Pada Titrasi Asam Basa (Evi M)

692-696

hibriia bfera)Sebagai
697-7At

Matematika

8. Morfologi Matematik_Dalam pengorahan citra Grayscare (yutian F)


9. Perbandingan Model Logistik ordinal Dengan Moder Regresi

702-7A5

Klasik Q,{urulAYB)

Biologi
10' Toksisitas Ekstrak Clathria bosilana terhadap Sel
Lestari A-S4g (4mor

7A6-712

K)

713-715

srar-z$

Fenil
Jurnal Gradien Vol.?

2005.

t StrimP

donaria
Fakultas

No,2 Juli 2011 :697-701

pemanfatan Ekstrak Bunga Mawar Merah ( Rosa hibrida bifera ) Sebagai


Indikator Pada Titrasi Asam Basa

fversitas

Evi Maryanti, Bambang Trihadi dan Ikhwanuddin

h Masak,

tu

Dewa

Kimia

btu
m

aii

(Jniversitas Benghtlu, Indonesia


lurusan Kimia, Falathas Matematika dan llmu Pengetahuan Alan,

Alam

loid

D*edmt

Pqda

Etional Di
ei Program
?etrdidikan

furgkatkan

;;ili*i

basa.

28 ]uni 20tl
ikator eksfiak bunga mawar merah, menentukan efektivitas

#;;;;h

;,k titrist ;'T,bi:' :jllof:"1*:::*:.:Y5:l:fi-Hlf"


HCI 1% sebagai-pelarut.
"l cara maserasi menglgunakan alkohol 96yo dan I;fl,Xffi"t$:ffi;
:;;;;;;;;ililr.k
Uunga mawar merah diperoleh dengan
fkrat
ekstrak bunga
pH

uur6s
lrruql bunga
penssunaan
pErrBBu,en ekshak

*r,,

16 lrmi 2011; Disetuiui

indikator
digunakan unluk menentukan range
Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dangan rotary ,roporioiti*udian
dengan menggunaan
dibandingkan
dan
kuat
basa
lemah
asam
maupun
kuat
basa
mawar merah dan sebagi indikator puoi tir*i asam kuat
adalah pada pH
merah
pH p"rub'uhm ymry indikator ekstrak bmga mawm
indikator femlftalein. Hasil pnditian menunjukan bahwa range
sebesar 54'9 7o
perlakuan
keefehifan
puauiir*i u*m kuat basa kuat dengan nilai
6,5 - pH 9,5 sehingga dapt aig*utun sebagai indikato,
terhadap indikator fenolftalein

f,ml t24

mawar merah, Indikator; Titrasi rsam basa

Kata Kunci:

ta

1.

Steroid

Zatwanayang terdapat di alam khususnya yang berasal


dari tumbuh;tumbuhan bila berada dalam suatu larutan

Pendahuluan

'wwnobat
Kepahiang.

Indonesia mempunyai ragam tumbuhan yang sangat

gwuan dan

kaya, kononjumlahnya termasuk yang terbesar di dunia'

Diantaranya terdapat sejumlah tumbuhan yang dapat


dimanfaatkan sebagai indikator alternatif pada titrasi
indikator asam basa banyak
asam basa. Selama

ni

meagguaakan

zatkinia

ataa laknus.

Iahratoiun yang

fidak memiliki indikator esam bwa akan sulif untuk

irrilirt/fui i;// efuiia/et ht' re*tr' Mm lm felilit


itu, zat khnia atau \akmus, harganya eukup rnaha\.
Selosmla

-s{\katsr

cm

dari lingkungan

dapat dimanfaatkan dalam suatu reaksi tertenhr apabila


indikator tersebut ikut bereaksi dengan zat-zat yang

direatsikan. Bunga mawat mengandung


antosianin

htirfiDl
mem\cetl'km
dm
Gm

sekitar.

senyawa

yang didaga lapat digwakafi selagai

iltil

tntn ilbllel

lily flfilil lllfll

mengandung senyawa antosianin, senyawa

basa dalrat {1ro\ai

menggunakan bahan alam

warnatrya tergantung dari suasana pH sehingga dapat


dimanfaatkan sebagai indikator. Disamping itu fudikator

sama
beiwma

metata
da\am
\Ntan
l&rminE dalam 1eD6

ini

akan

lrada suasma
Pada suasma

basa. Permasalahan yang timbul adalah pada range pH

Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan wama

berapa senyawa ekstrak bunga mawar

yang berbeda pada lingkungan asam dan basa [6].

mengalami perubahan serta bagaimana efektivitasnya

tersebut

dalam suatu reaksi asam basa bila dibandingkan dengan

Indikator adalah senyawa kimia pada interval pH tertentu


yang akm memberikan wama ymg berbeda pada reaksi

i$am basq misalnya bromtimol biru yang

- 7,6

atau indikator fenolftalein fidak berwarna pada asam dan

warna merah pada basa dengan interval pH antara 8,2


10,0 [1].

fenolftalein [2].

akan

memberikan warna kuning pada suasana asam dan biru


pada suasana basa dengan interval pH ant3ra 6,0

indikator yang sudah standar misalnya indikator

Tingkat keasaman suatu larutan sangat dipengaruhi oleh


harga pH dari larutan asam dan basa. Untuk membedakan

suatu larutan termasuk asam dan basa diperlukan suau


senyawa kimia yang mampu sebagai petutrjuk

dengr

terjadi perubahan wama bila larutan tersebut asam


basa. Senyawa kimia yang dapat menunjukkan

tift dfrir

titrasi dari suatu reaksi tertentu disebut indikam-

Evi M dkk / Jurnal Gradien Vol. 7 No. 2

ltili}}ll :

69i-701

Feredian hidayat (2006), telah melakukan penelitian

Penggunaan

tentang pemanfaatan ekstrak bunga kembang sepatu

indikator pada titrasi asam basr

elstrak bunga mawar merah sebagai

sebagai indikator alternatifasam basa pada pembelajaran

Ie

kimia di SMA. Bahan alam lain yang dapat digunakan


sebagai indikator adalah kunyit, bunga terompet dan

Ekstrak bunga mawar merah yang didapat digunakan

tr

sebagai indikator pada titrasi asam kuat dan basa kuat

tir

wortel namun dari pengalaman bahan seperti diatas


memberikan perbedaan warna yang hampir sama,

dengan cara mentitrasi 25

mL larutan HCI 0,10 dengan

te

sehingga cukup

sulit untuk membedakan dalam uji

NaOH 0,10

sampai terjadi perubahan warna. Titrasi

dilakukan sebanyak 3 kali lalu dihitung rata-rata volume

NaOH yang terpakai untuk menentukan konsenterasi zat

larutan [31.

yang dititrasi. Hal yang samajuga dilakukan pada titrasi


asam lemah dan basa kuat antara larutan CH3COOH 0,10

2 Metode Penelitian

Nyang dititasi menggunakan larutan NaOH 0,10 N.

Pembuatan ekstrak bunga mawar mcmh dengan


menggunakan alkohol 96% sebagai pelarut

bunga mawar sebagai indikator pada titrasi asam kuat-

Ekshak bunga mawar merah dibuat dengan metode


maserasi menggunakan pelarut akohol 960/o yang
ditambahkan HCI lo/o sebanyak

Untuk membandingkan efehihtas penggunaan ekstrak

mL. Maserat yang

diperoleh dipekatkan menggulakan rotary evaporator


pada suhu 55"C sehingga didapatkan eksfiak bunga

basa kuat dan asam lemah-basa kua! maka digunakan

indikator PP sebagai indikator standar dengan perlakuan

yang sama seperti pada titrasi menggunakan ekstrak


bmga mawar merah.

Analisis data

mawar merah [4].

Keefektifan pengguman indikator ekstrak bunga mawar

Standarisasi larutan NaOH 0r1N dengan H2C2A4

diuji

0r1N
Pembakuan larutan NaOH

0,lN dilalrukan dengan

cara

mentitrasi 10 mL I{2C2O4 yang telah ditambahi 3 tetes


indikator PP dengan NaOH 0,1N hiugga larutan menjadi
berwarna merah muda (pink). Titrasi dilakukan sebanyak
3

dengan menggunakan metode statistik rancangan

acak lengkap dengan anoya yaitu

titrasi dengan menggunakan indikator bunga mawar


merah dengan volume

HCI 0,lN dilakukan


mentitrasi l0 mL HCI 0,lN yaag telah

Penentuan konsentrasi larutan


dengan cara

ditambahi 3 tetes indikator PP dengan NaOH standar


hingga terjadi perubahan warna larutan. Titrasi dilakukan
sebanyak 3

kali lalu dihitong rata-rata volume HCI yang

terpakai unfuk menentukan normalitasnya.

yang digunakan pada titrasi

2. Easil dan Pembahasan

untuk menentukan normal ilasnya

NaOH standar

titan

dengan menggunakan indikator fenolftalein.

kali lalu dihitung ruta-rutavolume NaOH yang terpakai

Penentuan konsentrasi HCI dengan menggunakan

dengan

membandingkan volume titran-yang digunakan untuk

Penentuan trayek perubahan warna larutrn bunga


mawar merah
Tujuan penentuan hayek pH adalah untuk mengamati
perubrrhan warna larutan ekstrak bunga mawar merah

pada larutan yang mempmyai derajat keasaman yang


berbeda" Kepada larutan

HCI pH 3,0, !,5,49,4,5, 5,0,

5,5, 6,0, 6,5, dan larutan NaOH pH 7,5, 8,0, 8,5, g,O,9,5,

10,0, 10,5,

ll,0

ditambahkan

tetes ekstrak bunga

mawar merah. Setelah dihmbahkan ekstrak bunga mawar

Penentuan range pH indikator ekstrak bunga mawar

tersebut akan terbentuk warna yang sesuai dengan Tabel

merah

l.
Dari hasil penelitian didapatkan trayek perubahan warna

Dibuat larutan HCI yang encer dengan pH 3,0, 3,5,4,0,


4,5, 5,0,5,5, 6,0, 6,5, 7,$ dal larutan NaOH dengan pH
7,5 8,0, 8,5, g,0, 9,5, 10,0 10,5, 11,0. Masing-masing
ditambahkan

3 tetes ekstrak bunga mawar.

dicatat perubahan warna larutan-

Kemudian

larutan bunga mawar merah adalah pH 6,5 sampai 9,5.

Diri

trayek yang didapatkan, maka larutan bunga mawar

Pa

wa

pa(

ko

ser

ber

hik

qux

pH

pm

ber

t5l.

merah dapaf digunakan sebagai indikator pada titrasi

asam kuat basa kuat dan asam lemah basa kuat.


Sedangkail untuk titrasi asam kuatbasa lemah tidak dapat

digunakan karena pH

titik ekivalen pada titrasi

Seo

lan

pad

tersebut

Evi M dkk I Jurnal Gradien Vol.

di bawah trayek perubahan warna larutan ekstrak


bunga mawar merah yakni < 6,5. Untuk titrasi asam

No. 2 Juli

20ll

697-701

berada

hasil titrasi yang menggunakan indikator fenolftalain.

lemah basa lemah sangat sulit untuk menunjukkan


perubahan warna yang jelas sebab menurut teori pH nya

Untuk menentukan ketepatan konsenterasi larutan


natrium hidroksida dan asam klorida dilakukan
standarisasi oleh a$am oksalat dengan indikator

tidak tergantung pada konsenhasi garamnya tetapi

fenolftalein.

tergantung pada harga Ka dan Kb.

Tabel I. Hasil Uji Larutan Ekstrak Buaga Mawar Merah


pada berbagai pH.

No

pH larutan

(Volume l0
mL)

Warna larutan
setelah ditambah
3 tetes ekstrak

bunga mawar
merah
3,0

I
2

3.5

4.0

4,5

5,0

6,5

7,0

Transparan Agak

l0

7,5

Transparan Agak

1l

8,0

Transparan Agak

t2

8,5

Transparan Agak

5S

,1

sebagai indikator pada titrasi asam kuat basa kuat

Setelah diketahui konsentrasi larutan HCI dan larutan

NaOH yang sebenarnya maka dilakukan tfu*si HCI


dengan NaOH menggunakan indikator pp dan indikator
bunga mawar merah, hasilnya adalah sebagai barikut

Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah Muda
Merah Muda
Merah Muda

Pemanfaatan ekstrak bunga mawar merah dan pp

6,0

Merah
Merah
Merah

t3

Kunins
Transparan Agak
Kunins
Kuning Muda
Kunins
Kuning
Kunins

9,0

9.5

I U.U

10,5
I 1,0

Pada harga

Gambar

l.

Kurva hubungan antara penambahan volume


basa terhadap pH dengan menggunakan
indikator ekstrak bunga mawar merah.

pH tertentu warna larutan akan berubah dari

rvarna merah menjadi kuning. Secara teori, kenaikan pH

pada flavilium menurunkan intensitas warna dan


konsentrasi kation flavilium yang terhidrasi oleh
serangan nukleofil

air

menjadi carbinol yang tak

berwarna. Perubahan warna

ini

hilangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada karbinol dan


quinoid sehingga tidak menyerap sinar tampak. Kenaikan

pH tebih tinggi menyebabkan flavilium

kehilangan

proton dengan cepat dan terjadinya resonansi sehingga


berubah menjadi bentuk quinoid yang bewarna kuning
t5l.
Setelah diketahui trayek perubahan warna larutarq maka

larutan bunga mawar merah digunakan sebagai indikator


pada

051015202530$

disebabkan oleh

titrasi asam basa. Kemudian dibandingkan dengan

kurlxlmrrchuuhll(url)
Gambar 2. Kurva hubungan antara penambahan volume

basa terhadap

pH dengan

menggunakan

indikator PP.

Dari Gambar I dan 2 kurva antara titrasi asam kuat basa


kuat baik menggunakan indikator pp maupun indikator
ekstrak bunga mawar merah bahwa mula

- mula pH naik
hanya secara perlahan sewaktu titran ditambahkan tetapi
pada saat mendekati

titik ekivalen pH naik dengan saagat


tajam, kemudian naik kira - kira 4,26 satuan dengan
699

Evi M dkk / Jurnal Gradien Vol. 7 No. 2 Juli 2011

697'701

menggunakan indikator PP dan 4,32 satuan untuk

Penentuan keefektifan ekstrak hunga mawar merah

indikator bunga mawar merah pada penambahan basa

terhadap PP sebagai indikator pada titrasi asam kuat

pada

basa kuat dan asam lemah basa kuat

titik ekivalen.

Pemanfaatan ekstrak bunga mawar merah dan PP

Keefektifan ekshak bunga mawar merah terhadap PP

sebagai indikator pada titrasi asam lemah basa kuat

sebagai indikator standar pada penelitian

Indikator ekstrak bunga mawar merah maupun indikator

yaitu dengan anova (Analisis

phenolptalein dapat digunakan sebagai indikator pada

perbandingan volume titran pada titrasi asam basa

titrasi asam lemah basa kuat. Hasil dari titrasinya adalah

dengan mengunakan indikator ekstrak bunga mawar

sebagai berikut

merah dan indikator PP menggunakan 2 perlakukan (t)

ini

diolah

dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Tabel 2. Titrasi asam lemah dengan basa kuat dengan


menggunakan indikator ekstrak bunga mawar

kuat maupun asam lemah basa kuat. Pada perhitungan

ini akan dicari nilai F hitung dari

yang diperoleh sedangkan untuk hasil


Volume
CH3COOH

Volume
NaOH

(mL)

(mL)

25

77.4

3 tetes

25

26.9

3 tetes

25

26.8

3 tetes

Iumla
h

75

80"7

9 tetes

25

26.9

3 tetes

No

Volume
Indikator

Perubahan

wama
Indikator
Warna
merah

menjadi
kuning

data

data persentase

perbandingan volume titran antara mengunakan indikator


ekstrak bunga mawar merah dan indikator PP pada saat

terjadi titik akhir titrasi diolah dengan anova dan dapat


dilihat pada Tabel 4 dan 5.

Dari hasil pengolahan data menggunakan Anova dapat


disimpulkan bahwa perlakuan antara titrasi asam kuat

Ratarata

Varians). Data

dan 3 kali pengulangan (r) untuk titrasi asam kuat basa

analisis anova

merah.

of

ini dapat dilihat


:0,01)
yang attrnya
ri

basa kuat adalah tidak signihkan, hal

Tabel 3. Titrasi asam lemah dengan basa kuat dengan


menggunakan indikator PP.

CH3COOH

Volume
NaOH

(mL)

(mL)

25

26"4

Volume
No

)
I

Volume

Indikator
3 tetes

tidak terdapat perbedaan-yang nyata antara perlakuan


Perubahan

warna
Indikator
Tidak
berwama

fi

sebagai indikator pada tihasi asam kuat basa kuat

26"3

3 tetes

25

3 tetes

75

79

9 tetes

lemah basa kuat adalah signifikan atau ditolak yang

25

26"3

3 tetes

artinya terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan

Dari Tabel 2 daa 3 didapatkan bahwa pada titrasi

terhadap indikator PP

26.3

adalah sebesar 54.9 %. Sedangkan untuk titrasi asam

Rata-

ratl

dengan menggunakan ekshak bunga mawar merah


terhadap PP dan keefektifan ekstrak bunga mawar

25

Jumla
h

dari nilai F hitung < F tabel (untuk

asam

asetat dengan natrium hidroksida dengan menggunakan

dengan menggunakan ekstrak bunga rnawar merah


terhadap indikator PP, hal ini dapat dilihat dari nilai dari
nitai F hitung > F tabel (untuk F

o/o

dan5

o/o).

indikator bunga mawar merah digunakan 26,9 mL NaOH

untuk mengakhiri titrasi sedangkan titrasi

yang

Tabel

4. Hasil

analisis anova penggunaan ekstrak bunga

mawar merah sebagaiindikator pada titrasi

menggunakan indikator PP memerlukan 26,3 mL NaOH

asam kuat basa

kuat

seperti pada gambar 4.9. Kelebihan titrasi tersebut hanya

t4

0,6 mL atau dengan kata lain persen kesalahan indikator


bunga mawar merah adalah 2,28yo dibandingkan dengan

indikator PP. Secara teori, kesalahan dalam penentuan

SK

DB

.IK

KT

0.427

4.427
0,00325

Calat

0.013

asam lemah (basa) dengan kelandaian kurva tihasi tidak

Total

0,04

besar dengan demikian perubahan warna pada titik


ekivalen tidak tajam.

700

hil

5o/"

Perlakuan

dengan menggunakan indikator pada

titik akhir titrasi

F tabel

8,31*

Keterangan : (Fhit < F 1%; = g6u1 signifikan

-71

lo/o

21.20

[5

Evi M dkk / Jurnal Gradien Vol.

Tabel 5 Hasil analisis anova penggunaan ekstrak bunga


mawar merah sebagai indikator pada titrasi
asam lemah basa kuat.

No. 2 Juli

20ll:

697-7Al

[6] Vogel,A.l. 1979. Text Boook of Micro and Semimicro


Qualitatif Inorganic Analyasis. Longman Gruup

Limited: London.
F tabel

SK

DB

JK

KT

Perlakuan

0,479

0A79

Galat

0.03

0.0075

Total

0.509

hit

5o/o

lo/o

63.8

7 -71

21,20

Keterangan : (F hit. > F 5%o dan F lolo) Signifikan


DB derajat bebas, JK :.iumlah kuadrat, KT kuadrat
tengah, F hitung KTp /KTg, KP keefektifan
perlakuan.

l
I

4. Kesimpulan

t
r

Dari hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut

r
I
t

Bunga mawar merah (Rosa hibrida bifera)

dapat

digunakan sebagai indikator pada titrasi asam kuat basa

kuat, dimana pada suasana asam berwarna

merah

sedangkan pada suasana basa berwarna kuning.

rt

Jarak trayek perubahan pH ekshak bunga mawar metah

adalah dari pH 6,5 sampai 9,5 dimana pada harga pH

It

rendah berwarna merah muda dan pada harga pH tinggi

il

berwarna kuning muda.

tr

Keefektifan bunga mawar merah sebagai indikator pada

lr
a

titrasi asam kuat basa kuat terhadap indikator standar


adalah sebesar 54,9 %.

Daftar Pustaka

E
rs

[1] Achmad. H.1996.Kimia Larutan: PT.Citra Adit-va


Bakti : Bandung.

ft
Ii

[2] Fessenden, R.J and J.S Fessenden. 1992. Kimia


Organik Jilid 2. Terjemahan A.Handyana. Edisi
Kedua. Erlangg4 Jakarta.

[3j
gF

rsi

Hidayat, F. 2006. Pemanfaatan Bunga Kembang


Sepatu

se

bagai Indikator. UniversilasBengkulu

Bengkulu.

[4] Suyitno,l989. Ekfralcsi Antosiaai. http :// pustaka


.unpad. ac.i.d/ wpcontent

/ uploads /2009 /

ekstraksiltewarna*alami.pdf. diakses

/
tgl 22
05

November 2010.
[5]Anonim,fr tp : //www. go o gle. c o. id/s e ar c ha nto s i qni n *
dalame

lrs trak+

kul it+ buah+ an ggur

+ P rabu + B e s

ari.diakses tanggal 2 Juni 201 I

701

Вам также может понравиться