Вы находитесь на странице: 1из 29

MAKALAH KONSERVASI ENERGI

GEOTHERMAL

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Erik Saputra

061140411499

Lintang Putri Mahardhika 061140411501


Kelas : 6 EGA
Kelompok 3
Dosen Pembimbing : Tahdid, S.T., M.T

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN TEKNIK ENERGI JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Panas Bumi
Energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.
Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat
bumi diperkirakan mencapai 5400 C. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas
Bumi Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat
dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses
penambangan.
Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak
planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan
bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:

Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.

Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat bumi.

Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi.


Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau air)

sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi listrik.
Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada
tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia. Energi panas bumi cukup
ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan
tektonik.

1.2 Sejarah Geothermal


Sejak Paleolithikum manusia telah menggunakan energi ini dan bangsa Romawi
menggunakan panas ini sebagai penghangat ruangan.Bahkan tak mau kalah dengan manusia,
monyet-monyet di jepang sudah menggunakannya untuk menghangatkan diri.
Kemudian pada awal abad ke-19, penggunaan geothermal secara modern mulai
berkembang. Sejak 70 tahun yang lalu di Islandia, geothermal telah digunakan untuk penggunaan
langsung seperti pemanasan rumah, pemanasan rumah kaca, dll. Dan pada tahun 1904 Italia
menemukan kegunaan geothermal untuk pembangkit listrik.
Di Indonesia, eksplorasi ini telah dimulai pada tahun 1918 di Kamojang, JawaBarat.
Tahun 1926-1929 dimulai pemboran sumur dan didapatkan sumber uap kering. Salah satu sumur
yang masih beroperasi yaitu KMJ-3.
Di dunia, sekitar 10,750 MW listrik mengalir di 24 negara. Dan sekitar 28 Gigawatt
digunakan untuk penggunaan langsung seperti pemanas ruangan, proses industri, desalinasi, dan
agrikultur.
1.3. Proses terbentuknya Geothermal
Di Indonesia sendiri, geothermal terbentuk akibat proses tektonik lempeng. Di Indonesia,
3 lempeng tektonik aktif bergerak diIndonesia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan
lempeng Indo-Australia. Tumbukan antar tiga lempeng tektonik ini telah memberikan
pembentukan energi panas bumi yang sangat penting diIndonesia. Pada akhirnya Indonesia
termasuk zona subduksi, dimana pada zona ini terjadi penunjaman di sekitar pulau Sumatra,
Jawa-Nusa Tenggara, Maluku, dan Sulawesi. Lempeng tektonik merupakan pengalir panas dari
inti bumi sehingga banyak sekali geothermal yang dapat didirikan pada zona lempeng tektonik.
Pada di zona ini juga terbentuk gunung api yang berkontribusi pada reservoir panas di pulau
jawa yang menempati batuan vulkanik. Panas inti mencapai 5000 0C lebih.
Dua penyebab inti bumi itu panas tekanan yang begitu besar karena gravitasi bumi
mencoba mengkompres atau menekan materi, sehingga bagian yang tengah menjadi paling
terdesak. Bumi mengandung banyak bahan radioaktif seperti Uranium-238, Uranium-235
danThorium-232. Bahan bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi. Panas

tersebut dengan sendirinya berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan oleh mantel yang
mengelilinginya.
Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas.
Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma yang menerima panas dari inti
bumi. Memperlihatkan secara skematis terjadinya sumber uap, yang biasanya disebut fumarole
atau geyser serta sumber air panas.
Magma yang terletak didalam lapisan mantel, memanasi lapisan batu padat. Diatas batu
padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu mempunyai banyak lubang kecil. Bila lapisan
batu berpori ini berisi air, air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu. Maka
akan menghasilkan air panas bahkan terbentuk uap. Bila diatas lapisan batu berpori terdapat satu
lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas
bertekanan akan berusaha keluar.

Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa mata air panas,
fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan tekanan
tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan kegenerator turbo yang selanjutnya
menghasilkan tenaga listrik.
1.4 Prinsip kerja pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP)

Pada pusat listrik tenaga panas bumi turbin berfungsi sebagai mesin penggerak, dimana
energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda/poros turbin. Pada turbin tidak
terdapat bagian mesin yang bergerak translasi, melainkan gerakan rotasi. Bagian turbin yang
berputar biasa disebut dengan istilah rotor/roda/poros turbin, sedangkan bagian turbin yang tidak
berputar dinamai dengan istilah stator. Roda turbin terletak didalam rumah turbin dan roda turbin
memutar poros daya yang digerakkannya atau memutar bebannya (generator listrik, pompa,
kompresor, baling-baling, dll).
Didalam turbin fluida kerja mengalami ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan
mengalir secara kontinyu. Penamaan turbin didasarkan pada jenis fluida yang mengalir
didalamnya, apabila fluida kerjanya berupa uap maka turbin biasa disebut dengan turbin uap.

PRINSIP KERJA PUSAT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)


Pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP) mempunyai beberapa peralatan utama sebagai
berikut :

Turbin uap (steam turbine).


Condensor (Condenser).
Separator.
Demister.
Pompa-pompa.
Uap dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header (1), yang

berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun terjadi perubahan
pasokan dari sumur produksi. Selanjutnya melalui flow meter (2) dialirkan ke separator (3) dan
demister (4) untuk memisahkan zat-zat padat, silika dan bintik-bintik air yang terbawa

didalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan
kerak pada sudu dan nozzle turbine.
Uap yang telah bersih itu dialirkan melalui main steam valve/electric control
valve/governor valve (5) menuju ke turbine (6). Di dalam turbine, uap tersebut berfungsi untuk
memutar double flow condensing yang dikopel dengan generator (7), pada kecepatan 3000 rpm.
Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz, dan tegangan 11,8
kV. Melalui step-up transformer (8), arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV,
selanjutnya dihubungkan secara paralel dengan sistem penyaluran (9).
Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin harus
dalam kondisi vakum (0,10 bar), dengan mengkondensasikan uap dalam condenser (10) kontak
langsung yang dipasang di bawah turbine. Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas
condenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang
diinjeksikan lewat spray-nozzle. Level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua
buah cooling water pump(11), lalu didinginkan dalam cooling water(12) sebelum disirkulasikan
kembali.
Untuk menjaga kevakuman condenser, gas yang tak terkondensasi harus dikeluarkan
secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung: CO285-90% wt; H2S 3,5%
wt; sisanya adalah N2 dangas-gas lainnya. Sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage dan
second-stage (13) sedangkan di pada PLTP yang lain dapat terdiri dari ejector dan liquid ring
vacuum pump.
Sistem pendingin di PLTP merupakan sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari air
hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksi ke dalam sumur
reinjeksi (14). Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5
forced draft fan. Proses ini terjadi di dalam cooling water.
Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling water,
sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir (15). Reinjeksi dilakukan untuk
mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground subsidence, menjaga
tekanan, sertarecharge water bagi reservoir. Aliran air dari reservoir disirkulasikan lagi oleh
primary pump (16). Kemudian melalui after condenser dan intercondenser(17) dimasukkan
kembali ke dalam reservoir.

Panas Bumi Sebagai Sumber Energi Masa Depan


Disadari atau tidak, perlahan tapi pasti Indonesia akan mengalami krisis energi.
Ketergantungan terhadap energi fosil menjadi bom waktu yang dapat meledak seketika. Energi
fosil, seperti yang sudah kita ketahui sejak duduk di bangku sekolah dasar, adalah energi yang
tidak dapat diperbarui. Artinya suatu saat ia akan habis sehingga diperlukan upaya pencarian
sumur minyak baru sebagai cadangan dan mencari alternatif-alternatif energi masa depan.
Berdasarkan statistical world review yang dirilis oleh British Petroleum pada bulan Juni
2012, cadangan terbukti minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya tersisa sekitar 4 miliar
barel per akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi minyak mentah dalam negeri adalah 942
ribu barel per hari maka secara matematis minyak-minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak
lebih dari 12 tahun. Masih dari data yang sama, Indonesia juga mengalami defisit minyak mentah
sebanyak 488 ribu barel karena kebutuhan yang mencapai 1,43 juta barel per harinya.
Kondisi sumur produksi minyak di Indonesia tergolong sumur tua sehingga produksi
yang dihasilkan tidak lagi optimal. Cadangan minyak tersebut akan habis jika upaya eksplorasi
sumur minyak yang baru tidak menunjukkan hasil yang positif. Data menunjukkan bahwa
memang potensi cadangan minyak masih tersisa sebanyak 50 miliar barel di sepanjang laut
Indonesia. Akan tetapi, data tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya. Solusi terbaik adalah
dengan mulai melakukan diversifikasi energi dan pencarian sumber energi baru untuk masa
depan.
Berdasarkan blue print pengelolaan energi nasional tahun 2006-2005 sesuai dengan
Peraturan Presiden no 5 tahun 2006, pada tahun 2025 ketergantungan energi pada minyak bumi
akan dialihkan pada sumber energi lain seperti gas, Energi Baru Terbarukan (EBT), dan batu
bara.

Terlihat pada grafik di atas bahwa pada tahun 2025, ketergantungan Indonesia terhadap
bahan bakar minyak secara perlahan akan dikurangi. Pemanfaatan sumber energi lain seperti gas
dan batubara masih secara dominan menjadi pilihan pemerintah sedangkan 17% di antaranya
adalah pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang kemudian difragmentasi lagi menjadi
beberapa sumber energi seperti panas bumi, bahan bakar nabati, biomassa dan lainnya.
Gas dan batubara, sama halnya dengan minyak bumi, adalah sumber energi yang tidak
terbarukan. Bergantung secara mutlak kepada kedua jenis sumber energi tersebut sebagai
alternatif bukanlah pilihan yang bijak mengingat mereka juga sewaktu-waktu dapat habis serta
penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan. Oleh sebab itu, porsi pemanfaatan energi baru
terbarukan harus mulai ditingkatkan.
Pemerintah mulai melakukan langkah-langkah pemanfaatan EBT secara optimal dengan
menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun
2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT
Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW

pada tahun 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025
diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.
Seperti apa peran Sumber Energi lainnya?
Setidaknya ada beberapa syarat suatu sumber energi dapat dijadikan sebagai energi masa
depan :
1. Mudah diperoleh
2. Efisiensi energi yang tinggi
3. Ongkos produksi yang murah
4. Ramah lingkungan
Ada banyak sumber energi di Indonesia yang dapat dijadikan alternatif energi fosil.
Selama ini nuklir menjadi salah satu primadona bagi negara-negara maju. Namun pemanfaatan
nuklir sebagai sumber energi selalu mengundang kontroversi dan tidak jarang beririsan dengan
agenda politik. Stigma nuklir yang mudah meledak dan menghancurkan seisi kota seperti bom
nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki masih membayangi rakyat Indonesia sehingga LSM
berbondong-bondong menyerukan pemboikotan nuklir. Belum lagi kejadian gempa di Jepang
yang mengakibatkan bocornya PLTN Fukushima Daichi memberikan fobia yang semakin
memperburuk stigma tersebut.
Mikrohidro, angin, dan sel surya adalah contoh-contoh energi baru terbarukan yang
dapat digunakan untuk menggantikan posisi minyak bumi dan gas. Masing-masing memiliki
keunggulan dan kelemahan tersendiri. Rerata kesulitan adalah pada pembangunan infrastruktur.
Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kardaya Warnika, tidak adanya keberpihakan membuat
target untuk pengembangan energi baru terbarukan sulit dicapai. Menurut beliau, keberpihakan
mengandung arti semua energi baru dan terbarukan harus serentak didorong untuk menggantikan
energi fosil. Namun, saat ini justru energi fosil yang memperoleh subsidi.

Salah satu sumber energi terbarukan yang tidak kalah baik dan penting adalah energi
panas bumi. Ia sudah semakin dikembangkan oleh pemerintah dan diproyeksikan dapat berperan
aktif untuk mengganti peran energi fosil.
Mengapa Panas Bumi?
Energi panas bumi atau energi geothermal adalah energi yang dihasilkan oleh fluida, gas
dan batuan yang terkandung di dalam perut bumi sehingga memerlukan proses pertambangan
untuk memperolehnya. Geotermal termasuk energi terbarukan karena siklus produksinya
memanfaatkan fluida untuk mengambil panas dari dalam bumi ke permukaan dan fluida tersebut
akan diinjeksikan kembali ke dalam tanah untuk proses produksi berkelanjutan.

Dengan banyaknya gunung vulkanik, Indonesia seharusnya menjadi raksasa dalam


eksplorasi panas bumi sebagai sumber energi.
Pencarian sumber energi panas bumi sudah dilakukan sejak masa hindia belanda. Awal
pekerjaan tersebut dilakukan pada tahun 1918 di lapangan kamojang, Jawa Barat. Namun hingga
saat ini pemanfaatannya masih belum optimal. Potensi panas bumi Indonesia terletak di 256
lokasi dan hampir setengahnya berada di kawasan konservasi dengan potensi 28,1 GWe atau
setara dengan 12 barel minyak bumi untuk pengoperasian selama 30 tahun.

Data dari Kementrian ESDM menunjukkan bahwa dari potensi 40% panas bumi dunia,
hanya 4% atau sekitar 1189 MWe saja yang dimanfaatkan di bumi Indonesia. Daerah panas bumi
yang sudah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik baru 7 dari 256 lokasi atau sekitar 3% dengan
kapasitas total terpasang 1189 MW.
Dalam aspek ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang unik. Ia tidak dapat
disimpan dan tidak dapat ditransportasikan dalam jarak jauh. Kondisi ini membuat panas bumi
terlepas dari dinamika harga pasar. Selain itu panas bumi dapat menjadi alternatif yang sangat
baik bagi bahan bakar fosil terutama untuk pemanfaatan pembangkit listrik sehinga dapat
mengurangi subsidi energi.
Dalam aspek lingkungan, limbah yang dihasilkan hanya berupa air yang tidak merusak
atmosfer dan lingkungan. Limbah buangan air pembangkit panas bumi akan diinjeksikan jauh ke
dalam lapisan tanah (reservoir) dan tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah. Emisi CO2
nya pun hanya berkisar di angka 200 kg/MWh, jauh lebih rendah bahkan kurang dari setengah
emisi yang dihasilkan oleh gas alam, minyak bumi, diesel ataupun batubara.
Menurut Sukhyar, Kepala Badan Geologi Departemen ESDM, energi panas bumi
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, di antaranya
hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal. Selain itu, energi panas bumi mampu
berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat
penyimpanan energi. Tingkat ketersediaan (availability) juga sangat tinggi, yaitu di atas 95%,
Indonesia benar-benar dianugerahi dengan potensi alam yang luar biasa. Panas bumi yang
terkandung di dalam perut buminya merupakan bentuk energi hasil rekayasa alam sehingga tidak
diperlukan variasi rekayasa buatan untuk menggali potensi energi tersebut. Investasi yang
diperlukan pun jauh lebih murah jika dibandingkan dengan negara lain. Dengan kisaran investasi
yang sama, energi yang dihasilkan oleh Panas bumi Indonesia 10 kali lebih besar jika
dibandingan dengan panas bumi dari negara lain.
Potensi geotermal Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Lapangan geotermal
kamojang menjadi salah satu sumur produksi panas bumi paling produktif. Sumur ini masih
dimanfaatkan hingga sekarang walau sudah beroperasi selama 27 tahun dan masih memiliki

kapasitas panas bumi sebanyak 93%. Efisiensi energi yang sangat baik diperlihatkan oleh panas
bumi sebagai sumber energi.

Dalam grafik yang diperoleh dari salah satu sumber di atas, potensi produksi sumur
geothermal terus meningkat sejak pertama kali proses produksi dilakukan. Pada tahun 2025
diproyeksikan geothermal Indonesia dapat menghasilkan panas bumi sebesar 9500 MW atau
setara dengan 400 ribu barel oil equivalen (boe) per harinya. Sebuah potensi energi yang sangat
besar.
Berdasarkan informasi dari Kementrian ESDM, sampai dengan November 2009 total
potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang tersebar di 256 titik.
Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400 MWe yang berasal dari penemuan
lapangan pada tahun 2009.
Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu menjadikan panas
bumi sebagai sumber energi utama dan menjadi acuan bagi negara lainnnya. Selama ini kita
masih berkiblat pada selandia baru dan islandia dalam upaya pemanfaatan teknologi panas bumi.

Produksi panas bumi sedunia


Asosiasi Panas Bumi Internasional (IGA) melaporkan pada tahun 2010 bahwa 10.715
megawatt (MW) daya pembangkit listrik tenaga panas bumi terpasang di 24 negara dan
diharapkan dapat membangkitkan 67.246 GWh energi listrik. Angka ini menunjukkan
peningkatan sebesar 20% dari tahun 2005. IGA memproyeksikan pertumbuhan hingga 18.500
MW pada tahun 2015, dikarenakan banyaknya proyek yang saat ini sedang dalam pertimbangan
dan sering kali di daerah yang sebelumnya dikira hanya dapat sedikit dieksploitasi sumber
dayanya.
Pada tahun 2010, Amerika Serikat memimpin produksi listrik panas bumi dunia dengan
kapasitas 3.086 MW dari 77 pembangkit; gugusan pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar
di dunia terletak di The Geysers, ladang panas bumi di Kalifornia. Filipina mengikuti AS sebagai
produsen kedua tertinggi listrik tenaga panas bumi di dunia. Dengan kapasitas 1.904 MW, tenaga
panas bumi menghasilkan hingga sekitar 27% listrik yang dibangkitkan Filipina.
Januari 2011: Al Gore mengatakan dalam KTT Asia Pasifik untuk Proyek Iklim bahwa
Indonesia bisa menjadi negara adidaya energi panas bumi dunia.
Kanada adalah satu-satunya negara besar di Cincin Api Pasifik yang belum
mengembangkan tenaga panas bumi. Wilayah dengan potensi terbesar adalah Cordillera Kanada,
yang membentang dari British Columbia hingga ke Yukon, dengan taksiran output berkisar
antara 1.550 MW hingga 5.000 MW.
Pembangkit kelas utilitas
Gugusan pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia terletak di The Geysers,
ladang panas bumi di Kalifornia, Amerika Serikat. Pada tahun 2004, lima negara (El Salvador,
Kenya, Filipina, Islandia, dan Kosta Rika) menghasilkan lebih dari 15% listrik mereka dari
tenaga panas bumi.
Listrik panas bumi dihasilkan di 24 negara, yang tercantum dalam tabel di bawah.
Sepanjang tahun 2005 Amerika Serikat membuat beberapa kontrak untuk 500 MW kapasitas
tambahan, sementara di 11 negara lainnya, ada beberapa pembangkit yang sedang dibangun .

Sistem panas bumi yang ditingkatan dengan kedalaman beberapa kilometer sudah beroperasi di
Perancis dan Jerman, dan sedang dikembangkan atau setidaknya dievaluasi di empat negara
lainnya.
Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi

1.5 Indonesia merupakan negeri terkaya energy panas bumi

Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik
Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253
lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata yang lebih ekstrim, kita
merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di Dunia.
Peta potensi panas bumi dinegara kita dapat dilihat di gambar berikut. Namun, ironisnya
hanya sekitar kurang dari 4 % yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisis
energi nasional kita, pemerintah melalui PLN akan melaksanakan program percepatan
pembangunan pembangkit listrik nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas
sumber energi-nya adalah panas bumi (Geothermal). Untuk lebih mudah melihat progress
pengembangan energi panas bumi di Indonesia sampai april 2008, kita dapat melihat wilayah
pengembangan panas bumi berikut.

Kemudian, untuk mengenal lebih dalam tentang pembangkit listrik tenaga panas bumi,
kita sebaiknya tahu tentang apa itu panas bumi dan bagaimana cara pengembangannya sehingga
menghasilkan energi listrik.

1.6 Langkah awal dalam mempersiapkan konservasi energi panas bumi


Faktor yang masih menghambat perkembangan industri listrik tenaga panas bumi
di Indonesiaantara lain adalah mahalnya biaya eksplorasi terutama untuk pemboran eksplorasi.
Besarnya biaya pemboran eksplorasi berbanding secara eksponensial dengan kedalaman, padahal
untuk mendapatkan temperatur yang tinggi harus membor lebih dalam. Konsekuensinya sumur
eksplorasi panas bumi di Indonesia masih terlalu sedikit sehingga tingkat ketidak-pastian
keberhasilan masih tinggi. Kendala yang lain adalah investor ragu dengan proyek
diIndonesia karena beaya eksplorasi dan pengembangan harus ditanggung dan tidak kembali
sampai energi terjual kepada pelanggan.
1. Pertama yang harus kita lakukan adalah studi tentang sistem panas bumi terutama
karaktersitik sumber panas bumi. Kita mulai dari dapur magma. magma sebagai
sumber panas akan menyalurkan panas yang cukup signifikan ke dalam batuanbatuan pembentuk kerak bumi. Semakin besar ukuran dapur magma, tentu akan
makin besar sumber daya panasnya dan semakin ekonomis untuk dikembangkan.
2. Selanjutnya adalah kondisi Hidrologi, kita tahu bahwa yang dimanfaatkan pada
pembangkit listrik adalah uap air dari panas bumi dengan suhu dan tekanan
tertentu. sehingga kondisi hidrologi merupakan salah satu faktor penentu dalam

hal ketersedian air. sehingga sumber pemasok air harus diperhatikan dalam
pengembangan energi panas bumi, biasanya sumber pemasok berasal dari air
tanah, air connate, air laut, air danau, es atau air hujan.
3. Kemudian yang perlu diperhatikan juga adalah volume batuan dibawah
permukaan bumi yang mempunyai cukup porositas dan permeabilitas untuk
meloloskan fluida sumber energi panas bumi yang terperangkap didalamnya, yang
sering disebut sebagai Reservoir, dan reservoir dapat digolongkan menjadi 3
golongan berikut ini:
1. Entalpi rendah, suhu kurang dari 125 derajat celcius dengan rapat spekulatif 10 MW/km2
dan konversi energi 10%
2. Entalpi sedang, suhu antara 125 dan 225 derajat celcius dengan rapat spekulatif 12.5
MW/km2 dan konversi energi 10%
3. Entalpi tinggi, suhu > 225 derajat celcius dengan rapat spekulatif 15 MW/km2 dan
konversi energi 15%
Porositas ()
Reservoar panasbumi umumnya ditemukan pada batuan rekah alami, di mana
batuannya terdiri dari rekahan-rekahan dan rongga-rongga atau pori-pori. Fluida
panasbumi, terkandung tidak hanya dalam pori-pori tetapi juga dalam rekahanrekahan. Volume rongga-rongga atau pori-pori batuan tersebut umumnya
dinyatakan sebagai fraksi dari volume total batuan dan didefinisikan sebagai
porositas (). Secara matematis porositas dapat dinyatakan sebagai berikut:
=Vp/Vb
dimana Vp adalah Volume pori dan Vb adalah volume total batuan (Saptadji,
2002).
Porositas dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Porositas Primer, yaitu porositas yang terbentuk selama proses pengendapan
berlangsung. Dimana porositas jenis ini lebih seragam.
2. Porositas Sekunder, yaitu porositas yang terbentuk oleh proses-proses geologi
setelah pengendapan selesai. Porositas jenis ini relatif kurang seragam

Bentuk Porositas batuan reservoir panasbumi biasanya dibedakan menjadi dua,


yaitu pororsitas rekahan dan porositas antar butir atau porositas matriks batuan.
Hingga saat ini baru porosiitas matriks yang dapat diukur di laboratorium.
Reservoir panasbumi umumnya mempunyai matriks 3 sampai 25%, sedangkan
rekahannya sama dengan 100% (Saptadji, 2002).
Permeabilitas (k)
Permeabilitas suatu batuan merupakan ukuran kemampuan batuan untuk
mengalirkan fluida. Permeabilitas merupakan parameter yang penting untuk
menentukan kecepatan aliran fluida di dalam batuan berpori dan batuan rekah
alami.

Permeabilitas biasanya dinyatakan dalam satuan mD (mili Darcy), dibidang


geothermal seringkali dinyatakan dalam m2 , dimana 1 Darcy besarnya sama
dengan 10-12 m2. Besarnya permeabilitas batuan tidak sama kesegala arah
(anisotropy), umumnya permeabilitas pada arah horizontal jauh lebih besar dari
permeabilitas pada arah vertikal (Saptadji, 2002).

Batuan reservoir panasbumi umumnya mempunyai permeabilitas matriks batuan


sangat kecil, dimana reservoir mempunyai permeabilitas antara 1 sampai 100 mD
dan transmisivitas (hasil kali permeabilitas dan ketebalan) antara 1 sampai 100
Dm (Darcy meter) (Saptadji, 2002).

Konduktifitas Panas (K)


Konduktifitas panas suatu batuan merupakan parameter yang menyatakan
besarnya kemampuan batuan tersebut untuk menghantarkan panas dengan cara
konduksi apabila pada batuan tersebut ada perbedaan temperatur (gradien
temperatur). Secara matematis konduktivitas dinyatakan sebagi berikut:
K = Q/(dT/dz)
Dimana Q adalah laju aliran panas per satuan luas dan dT/dz adalah gradien
temperatur. Satuan dari konduktivitas pada batuan adalah W/m.K,
penyederhanaan dari satuan (Energi/waktu/luas) (temperatur/jarak) (Saptadji,
2002).
Tabel 2 Konduktivitas Panas Bebrapa jenis Batuan (Sumber : Saptadji, 2002)

Jenis
Kondukt
Batua
ivitas
n
(W/m.K)
Limest
2.2-2.8
one
Slate
2.4
Sandst
3.2
one
Bitami
0.26
nous
Coal
Rock
5.5
salt
Gneiss
2.7
Granit
2.6
e
Gabro
2.1
Perido
3.8
tite
Konduktivitas panas tidak sama untuk setiap batuan. Konduktivitas panas
suatu batuan tidak hanya ditentukan oleh jenis batuan atau mineral-mineral
penyusunnya, tetapi juga ditentukan oleh struktur kristal yang membentuk
batuan tersebut. Mungkin inipulalah yang menyebabkan harga
konduktivitas berlainnan ke semua arah. Hal ini menyebabkan panas
merambat dengan laju yang berbeda ke arah yang berlainan (Saptadji,
2002).
Keanekaragaman sifat konduktivitas panas batuan diperkirakan tidak
hanya karena susunan ion dari suatu struktur kristal tetapi juga orientasi
dari masing-masing butiran mineral. Kwarsa misalnya, adalah konduktor panas
yang baik, sehingga konduktivitas panas batuan yang mengandung kuarsa
umumnya sangat ditentukan oleh fraksi dari kuarsa didalam batuan tersebut.
Sebagai contoh adalah batuan granit; konduktivitasnya berkisar antara 2,5
sampai 4 W/m.K, bila batuan tersebut mengandung kuarsasebanyak 20
35%. Adanya mineral plagioklas akan menurunkan konduktivitas batuan
karena mempunyai konduktivitas panas yang rendah (Saptadji, 2002).

Panas Spesifik Batuan (Cp)

Panas spesifik batuan adalah suatu parameter yang menyatakanbanyaknya panas


yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu satuan massa batuan tersebut 1C
(Saptadji, 2002).
Satuan dari panas spesifik batuan adalah J/Kg.K. Panas spesifik batuan umumnya
mempunyai harga sebagai berikut:
Pada temperatur rendah 0,75 0,85 kJ/kgC
Pada temperatur sedang 0,85 0,95 kJ/kgC
Pada temperatur tinggi
0,95 1,10 kJ/kgC

4. Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhitungkan umur panas bumi, walaupun
termasuk energi terbarukan, namun bukan berarti panas bumi memiliki umur tidak
terbatas , sehingga perhitungan umur panas bumi juga merupakan hal yang sangat
penting terutama dalam hitungan keekonomiannya. Ada beberapa metode untuk
menghitung umur panas bumi, yakni Penggunaan metoda K/Ar dan Rb/Sr adalah salah
satu teknik paling popular dikenal untuk penentuan umur (age dating), yang diterapkan
terhadap mineral-mineral hidrotermal tertentu dari inti (core) bor batuan-batuan terubah
hidrotermal, dapat dilakukan dengan cara :
a. Tidak langsung dari suatu sistem panas bumi aktif. Penentuan umur dengan cara ini
dilakukan melalui studi banding umur relatif mineral-mineral ubahan tertentu hasil proses
hidrotermal terhadap umur batuan reservoir.
b. Analogi pengukuran atau perkiraan lamanya kegiatan dalam suatu sistem fosil panas
bumi, terutama yang berkaitan dengan cebakan bijih hidrotermal. Dilakukan melalui studi
tentang peran bukaan struktur dalam proses hidrotermal dan pembentukan cebakan
mineral, serta perbedaan episoda pengendapan mineral-mineral ubahan/bijih, penutupan
bukaan-bukaan struktur dan pembentukan kembali bukaan/rekahan.
Estimasi terhadap potensi panas bumi dilakukan dalam rangka penentuan kualitasnya,
sehingga dapat diketahui pemanfaatannya baik sebagai sumber energi listrik maupun
pemakaian langsung dalam kaitannya dengan upaya optimalisasi produksi energi panas
bumi.
5. Uap panas bumi yang memasok PLTP Kamojang meski memiliki kualitas baik

(sangat kering) namun tetap dilakukan pemantauan dan analisa secara periodik
untuk memonitor kandungan uap seperti, kandungan kimia, Lumpur, dan
material lain yang dapat mengurangi kinerja mesin pembangkitan ataupun

merusak peralatan pembangkitan. Setiap turbin memiliki spesifikasi dan


karakterisktik tersendiri.

6. Dari Segi Alat :


1. Separator
Sumur-sumur panas bumi umumnya memproduksikan fluida campuran, uap dan air, sedangkan turbin di PLTP
digerakkan oleh fluida kerja berupa uap kering atau hampir superheated (uap air). Pemisahan uap dan air ini
dilakukan di separator. Karakteristik operasional separator yang harus dicapai pada pemisahan fluida panas bumi
yang paling penting adalah efisiensi pemisahan fluida yang harus tinggi dan penurunan tekanan yang kecil selama
di separator untuk mencegah terjadi endapan (scaling) dan korosi di sudu turbin (blade) serta
menghasilkan output listrik yang tinggi.

2.

Selanjutnya adalah mengenai saluran pipa.

Saluran pipa adalah salah satu fasilitas penting untuk transport uap menuju turbin, yang
dapat mengalami kendala atau kerusakan selama menjalankan fungsinya. Penyebab
terjadinya kendala/kerusakan tersebut diantaranya adalah : kesalahan rancangan/desain,
masalah konstruksi, pengoperasian yang tidak tepat, suhu uap dan pengendapan (scaling)
bahan-bahan kimiawi tertentu (silika, kalsit atau belerang); dimana semuanya akan
berdampak kepada menurunnya daya tahan pipa tersebut. Dua faktor terakhir masingmasing dapat menimbulkan penipisan/korosi dan penyempitan pada pipa penyalur fluida.

Apabila terjadi kendala pada jalur pipa utama transportasi dan tidak ditangani secara
proporsional, maka akan menyebabkan penurunan produktifitas eksploitasi; bahkan
kemung-kinan kehilangan secara signifikan nilai ekonomis dengan akibat penutupan
operasional suatu perusahaan pembangkit listrik.
3. Gas Removal System
Uap panas bumi mengandung kotoran seperti zat padat yang terlarut dan non-condensable gases (NCG).
Kandungan NCG di dalam uap panas bumi bervariasi dari hampir nol hingga 15 % berat tergantung lokasi dari
sumur. Pada suatu PLTP, setelah diekspansi di dalam turbin, uap panas bumi dikondensasi oleh air pendingin di
dalam kondensor, sementara NCG tetap dalam kondisi gas. Akumulasi dari NCG di dalam kondensor menyebabkan
tekanan kondensor naik, yang pada gilirannya mengurangi output power dari turbin. Untuk menjaga tekanan
kondensor tetap rendah, NCG harus dikeluarkan secara terus menerus dari kondensor dengan menggunakan gas
removal system. Dengan demikian, gas removal system merupakan peralatan penting pada sistem PLTP, karena
berfungsi untuk mempertahankan kondisi vakum di dalam kondensor dengan cara mengeluarkan NCG dan
kondenser dan membuangnya langsung ke atmosfir.

Peralatan ekstraksi gas yang biasa digunakan di PLTP-PLTP di Indonesia adalah steam jet ejector dan Liquid ring
Vacuum pump (LRVP). Pemilihan tipe gas removal system sangat penting mengingat cukup tingginya
kandungan non-condensable gas (NCG) dalam uap. Kriteria utama dalam pemilihan peralatan gas removal
system sebagai berikut:

Tekanan kondenser (derajat kevakuman kondenser)

Jumlah laju alir massa gas yang akan diambil dari kondenser

Konsumsi energi yang dibutuhkan oleh peralatan gas ekstraksi

Jumlah massa dan temperatur air pendingin yang dibutuhkan dalam kondenser

Setelah kita mengerti tentang studi awal pemanfaatan panas bumi, kita lanjutkan bahasan
tentang teknologi dan prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Tiga Macam Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi(Geothermal Power Plants)
a. Uap Kering(dry steam)

Skema pembangkit dry steam


Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas(>235 derajat celcius),
dan air yang tersedia direservoir amat sedikit jumlahnya. Cara kerja nya adalah uap dari sumber

panas bumi langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian turbin akan memutargenerator
untuk menghasil listrik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua yang telah digunakan
pada Lardarello, Italia pada tahun1904. Jenis ini cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk
kandungan gas yang tinggi.
b. Flash steam

Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 182 0C padareservoir, cara kerjanya adalah
Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai suatuseparator yang
memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih
rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan cepat menjadi uap yang memutar turbin
dangenerator akan menghasilkan listrik. Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan
kereservoir melaluiinjection wells.
c. Binary cycle

Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara107-182 0C. Cara
kerjanya adalah uap panas di alirkan ke salah satu pipa di heat exchanger untuk menguapkan
cairan di pipa lainnya yang disebut pipa kerja. pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung
ke turbin, uap ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan kegenerator. dan hasilnya
adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah
seperti Iso-butana atau Iso-pentana.
Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi
bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. karena alasan tersebut
teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2
diatas menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida dansulfur, namun 50x lebih rendah
dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

Setelah tahu teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi, selanjutnya kita dapat
membuat kesimpulan tentang keuntungan dan kelemahan PLTP.
Keuntungan:
1. Bebas emisi (binary-cycle).
2. Dapat bekerja setiap hari baik siang dan malam
3. Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan lainnya(angin, Solar cell dll)
4. Tidak memerlukan bahan bakar
5. Harga yang competitive
Kelemahan
1. Cairan bersifat Korosif
2. Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar, sehingga effiensi tidak
merupakan faktor yg sangat penting.
3. Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi walau sangat kecil

1.7 Sumatera Selatan memiliki potensi 10% panas bumi di Indonesia


Salah potensi invetasi yang luas dibidang energi terdapat di sumatera Selatan Salah yaitu
energi panas bumi.Panas bumi merupakan energi terbarukan yang bisa dijadikan solusi untuk
kebutuhan energi bagi masyarakat. Terlebih lagi dengan terus naiknya harga minyak dunia, panas
bumi dapat menjadi alternatif pengganti yang tepat.
Di daerah Sumatera Selatan sendiri, panas bumi yang ada dapat menyediakan listrik
sebesar 1911 MW. Saat ini ada enam lokasi yang punya potensi energi panas bumi (geothermal)
di Sumsel, seperti di Tanjung Sakti (Lahat) dengan potensi spekulatif 50 MWe. Lalu di Rantau
Dedap (Muara Enim) dengan potensi spekulatif 225 MWe, di Lumut Balai (Muara Enim) dengan
potensi hipotetik 235 MWe dan cadangan terduga sekitar 600 MWe.
Lalu di Ulu Danau (OKUS), dimana potensi spekulatif 225 MWe dan potensi hipotetik 6
MWe. Kemudian di Marga Bayur (OKUS) dengan potensi hipotetik 145 MWe dan cadangan
terduga sebesar 194 MWe. Juga ada di Wai Selabung (OKUS) dengan potensi spekulatif 225
MWe dan potensi hipotetik 6 MWe. Jika potensi panas bumi ke lima daerah tersebut dapat
dikelola, maka energi dari listrik tersebut dapat digunakan untuk pembangkit listrik dengan
kapasitas yang besar.
Keunggulan- keunggulan panas bumi, antara lain :
a) panas bumi termasuk Energi Baru Terbarukan (EBK). Tidak seperti energi fosil yang
akan habis jika telah digunakan, panas bumi merupakan energy yang dapat
diperbaharui.
b) panas bumi pun tergolong bersih bahkan tergolong paling bersih jika dibandingkan
minyak bumi, batu bara dan nuklir.
Kendala dan Solusi untuk Energi Panas bumi
Pemanfaatan geothermal sebagai sumber energi juga tidak terlepas dari ragam
permasalahan. Menurut mantan Dirut PT Pertamina Geotermal Energi, Abadi Poernomo,

pengembangan energi panas bumi cukup rumit. Hal ini disebabkan oleh investasi yang tidak
sedikit untuk proses produksi dan juga beresiko tinggi. Resiko yang mungkin timbul berkaitan
dengan sumber daya seperti tidak ditemukannya energi panas bumi di daerah yang sedang
dieksplorasi, cadangan atau energi listrik yang kurang komersial. Resiko lainnya adalah
kemungkinan penurunan laju produksi atau penurunan temperature lebih cepat dari estimasi
semula (Sanyal&Koenig, 1995).
Selain itu konversi energi panas bumi menjadi energi listrik dianggap kurang
menguntungkan karena harga jual per KWH yang ditetapkan PLN terlalu murah dan tidak
sebanding dengan ongkos produksi. Harga jual yang rendah juga beririsan dengan daya tarik
investasi oleh para investor.
Para investor juga kurang tertarik untuk berinvestasi pada eksplorasi panas bumi di
Indoneseia. Hal ini disebabkan oleh belum adanya kepastian hukum atau masih adanya tarik ulur
kebijakan di kementrian terkait. Peraturan perundangan yang dibuat oleh kementrian ESDM
belum tentu sejalan dengan peraturan di kementrian lain.
Selain itu, lokasi sumur geothermal yang sebagian berada di kawasan konservasi juga
menjadi salah satu hambatan dalam proses produksi. Selain akan berhadapan dengan LSM yang
concern terhadap isu konservasi, pembebasan lahan pun dinilai cukup mahal. Kendala ini
diperparah dengan perizinan yang sulit didapat. Hal ini seolah menjadi gambaran bahwa seolah
tidak adanya koordinasi di pihak pemerintah dalam menopang pembangunan dan pengembangan
teknologi panas bumi.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan komunikasi intensif pemerintah
yang terwakili oleh Kementrian ESDM dengan pihak-pihak terkait. Rumuskan bersama
peraturan perundangan yang memberikan kemudahan dan akses agar para investor berminat
untuk menanamkan investasinya pada energi panas bumi di Indonesia. Lakukan kajian intensif
terhadap perubahan pasar makro yang mungkin berpengaruh pada harga jual.
Energi panas bumi tidak bisa dijadikan satu-satunya sumber energi. Pemerintah tetap
harus fokus pada upaya diversifikasi energi lainnya. Jika kita mampu memanfaatkan setiap
potensi sumber energi yang ada maka Indonesia bisa mandiri secara energi dan tidak lagi

bergantung pada negara lain. Memang dibutuhkan waktu yang lama, energi yang ekstra, dan
keuangan yang besar namun demi energi masa depan yang lebih baik, maka harus direncanakan
dari saat ini. Karena apa yang kita investasikan sekarang akan bermanfaat di masa depan.
Potensi panas bumi didunia sekitar 40 % (28 GW) tapi penggunaan nya baru sebatas 4%
(1200 MW) dari 40% itu. Jika melihat berbagai aspek, panas bumi ini memiliki berbagai
keunggulan jika dibandingkan dengan energy lain terutama energy fosil (Minyak Bumi,
Batubara, Gas Bumi dll).
a) Kendala pertama ialah investasi awal yang sangat besar. Memang tidak dapat dipungkiri,
tidak jauh berbeda dengan Industri Minyak Bumi, Industri panas bumi juga merupakan
Industri yang padat modal. Sebagai gambaran, untuk pengembangan energi panas bumi
yang dapat menghasilkan listrik 45 MW diperlukan investasi sekira USD105 juta.
b) Kendala kedua ialah letak lokasi panas bumi itu sendiri, sebagian besar lokasi panas bumi
terletak di wilayah hutan lindung, yang keberadaannya dilindungi dan akan tergolong
bentuk penebangan liar jika kegiatan eksplorasi panas bumi ini tetap dilakukan.
c) Kendala ketiga, datang dari PLN yang kurang agresif terjun langsung membeli listrik dari
pengembang panas bumi.
Dampak Terhadap Lingkungan
Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa campuran beberapa gas, diantaranya
karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4), dan amonia (NH3). Pencemarpencemar ini jika lepas ikut memiliki andil pada pemanasan global, hujan asam, dan bau yang
tidak sedap serta beracun. Pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada saat ini mengeluarkan
rata-rata 40 kg CO2 per megawatt-jam (MWh), hanya sebagian kecil dari emisi pembangkit
berbahan bakar fosil konvensional. Pembangkit yang berada pada lokasi dengan tingkat asam
tinggi dan memiliki bahan kimia yang mudah menguap, biasanya dilengkapi dengan sistem
kontrol emisi untuk mengurangi gas buangannya. Pembangkit listrik tenaga panas bumi secara
teoritis dapat menyuntikkan kembali gas-gas ini ke dalam bumi sebagai bentuk penangkapan dan
penyimpanan karbon.

Selain gas-gas terlarut, air panas dari sumber panas bumi mungkin juga mengandung
sejumlah kecil bahan kimia beracun, seperti merkuri, arsenik, boron, antimon, dan garam-garam
kimia. Bahan-bahan kimia ini keluar dari larutan saat air mendingin dan dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan jika dilepaskan. Praktek modern menyuntikkan kembali fluida panas bumi
ke dalam bumi untuk merangsang produksi, memiliki manfaat sampingan mengurangi bahaya
lingkungan ini.
Pembangunan pembangkit dapat juga merusak stabilitas tanah. Tanah amblas pernah
terjadi di ladang Wairakei di Selandia Baru. Sistem panas bumi yang ditingkatkan juga dapat
memicu gempa akibat rekah hidrolik. Proyek di Basel, Swiss dihentikan karena lebih dari 10.000
gempa berkekuatan hingga 3,4 Skala Richter terjadi selama 6 hari pertama penyuntikan air.
Bahaya pengeboran panas bumi yang dapat mengakibatkan pengangkatan tektonik pernah
dialami di Staufen im Breisgau, Jerman.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan luas lahan dan jumlah air tawar
minimal. Pembangkit ini hanya memerlukan lahan seluas 404 meter persegi per GWh
dibandingkan dengan 3.632 dan 1.335 meter persegi untuk fasilitas batubara dan ladang angin.
Pembangkit ini juga hanya menggunakan 20 liter air tawar per MWh dibandingkan dengan lebih
dari 1000 liter per MWh untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, batubara, atau minyak.

Вам также может понравиться