Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dgn genitalia interna. Introitus
vagina tertutup pada hymen (selaput dara), suatu lipatan selaput setempat. Pada
seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan lubang selaput dara umumnya
hanya dpt dilalui oleh jari kelingking. Pada koitus pertama hymen robek di
beberapa tempat dan sisanya dinamakan katunkulae mittiformes. Besarnya
lubang himen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih virgo atau tidak.
Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan di belakang 9,5 cm, sumbunya berjalan
kira-kira sejajar dengan arah pinggir bawah simfisis ke promotorium. Arah ini
penting diketahui jika memasukkan jari kedalam vagina pada pemeriksaan
ginekologik.
Pada pertumbuhan janin dalam uterus 2/3 bagian atas vagina berasal dari
duktus inulleri (asal dari entoderm), sedangkan 1/3 bagian bawahnya dari lipatanlipatan ektorderm. Hal ini penting diketahui dalam menghadapi kelainankelainan bawaan. Penderita yang mengalami agenesis vagina frekuensinya tidak
begitu banyak, yaitu 1 dalam 4000 kelahiran, 1 dalam 4000 sampai 10.000
kelahiran (ACOG). Sedangkan di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
sejak tahun 1995 sampai 1999, rata-rata 10-12 kasus pertahun telah mengalami
rekonstruksi pembuatan vagina baru untuk kasus dengan kelainan kengenital
(Rokintansky Hauser syndrome) dan beberapa penderita kelainan kengenital
tidak memerlukan tindakan pembedahan untuk pembuatan vagina baru.Kelainan
kengenital merupakan penyebab kedua terbanyak pada kasus-kasus amenorhoe
primer setelah disgenesis gonad.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari septum vagina ?
2. Apa penyebab dari septum vagina ?
3. Bagaimana cara menangani septum vagina ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umun
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Ginekologi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui pengertian dari septum vagina
b. Mahasiswa mengetahui penyebab dari septum vagina
c. Mahasiswa mampu dan mengetahui bagaimana cara menangani septum
vagina
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
ASKEP TEORITIS
lubang
sentral
pada
septum
itu
dapat
disangka
pembukaan.
Labia, bila terlalu lebar dilakukan labiaplasti, bila sobek dilakukan reparasi,dan
2)
ginekologik. Darah haid juga keluar secara normal, dispareuni dapat timbul,
meskipun
biasanya
septum
itu
tidak
dapat
mengganggu
koitus.
8. Faktor-Faktor Lain
Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya. Faktor janinnya
sendiri dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi faktor
penyebabnya. Sering sekali penyebab kelainan kongenital tidak diketahui.
digaris tengah setelah berfusi untuk membentuk rongga uterus tunggal. Bentuk
kelainan penyatuan yang paling parah terjadi ketika duktus mulleri gagal bersatu
disepanjang garis, menyebabkan pembentukan dua vagina. Kadang-kadang
vagina memiliki saluran yang tidak biasa dan membentuk septum vagina. Septum
vagina dapat berbentuk longitudinal maupun horizontal.
3.10
robekan spontan atau di sayat dan diikat. Tindakan ini dilakukan pula bila ada
dispareuni. Sikap bidan dalam menghadapi kelainan ini, adalah menegakkan
kemungkinan septum vagina, vertikal atau longitudinal pada waktu melakukan
pemeriksaan dalam dan selanjutnya merujuk penderita untuk mendapat
pertolongan persalinan sebagaimana mestinya. Mengatasi septum vagina dapat
pula dilakukan tindakan invasive (operatif).
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Septum Vagina adalah sekat sagital di vagina dapat ditemukan di bagian atas
vagina. Septum vagina dapat dalam bentuk septum yang longitudinal atau
vertical. Septum longitudinal dapat terjadi pada vagina sehingga dapat
menghalangi jalannya persalinan.Apabila septum vagina tidak mendapat
penanganan dengan cepat maka akan terjadi komplikasi penyulit dalam
persalinan (distosia bahu). Hendaknya segela dilakukan tindakan invasive
(operatif) atau bisa dilakukan insisi dan heacting.
B.
Saran
1. bagi mahasiswa
Diharapkan makalah ini mampu menambah pengetahuan beragam kasus yang
terjadi dalam teori ataupun ketika praktik dilahan.
2. Bagi institusi
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa. Dkk., 2002. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga Cetakan. Keempat.
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Adhe. 2009. Kelainan Kongenital Berupa Gangguan Pada Septum Vagina, Aplasia
Dan Atresia Vagina, Kista Vagina. Diakses tanggal 12 September 2012
Juniati. E. 2010. Kelainan Pada Sistem Reproduksi & Penanggulangannya.
Banjarmasin: Akbid Sari Mulia. Diakses tanggal 12 September 2012
Contents
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..i
DAFTAR
PUSTAKA
.ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A.
Latar Belakang....................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
BAB III ASKEP TEORITIS.................................................................................................4
3.1
Pengertian Vagina................................................................................ 4
3.2
Kelainan Berupa Gangguan dalam Organogenesi dari Sistem Reproduksi pada
Janin yang Genetik Normal ( Kelainan-bawaan )...................................................4
3.3
Kelainan............................................................................................ 4
3.5
Diagnostik......................................................................................... 6
3.6
Pengobatan........................................................................................ 7
3.7
Septum............................................................................................. 7
3.8
Faktor............................................................................................... 8
3.9
Penyebab......................................................................................... 11
3.10
Cara............................................................................................... 11
BAB V PENUTUP...............................................................................................................12
A.
Simpulan............................................................................................ 12
B.
Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13